Tgas Pai
Tgas Pai
Tgas Pai
NIM : 044894776
JURUSAN : S1 HUKUM
UPBJJ : SURABAYA
Artinya: Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan
dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka
itulah orang-orang yang lalai.
Referensi : https://tafsirweb.com/2633-surat-al-araf-ayat-179.html
e. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179
tersebut?
f. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat
tersebut?
Jawab :
Dari ayat tersebut tergambar bahwa iman adalah sikap (atitude) dan ucapan
, yaitu kondisi mental yang menunjukkan kecenderungan atau keinginan luar biasa
terhadap Allah. Orang- orang yang beriman kepada Allah berarti orang yang rela
mengorbankan jiwa dan raganya untuk mewujudkan harapan atau kemauan yang
dituntut oleh Allah kepadanya . Pengertian iman yang sesungguhnya adalah
meliputi aspek kalbu, ucapan dan perilaku.
2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan
penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non
fisik dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini
diantaranya diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan
Q.S. Qaaf (50):16.
a. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut kedua ayat tersebut.
Jawab :
Terjemahan Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 Artinya: Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-
tanda bagi orang-orang yang berakal (190),(yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka . (191)
Hakikat manusia menurut kedua ayat tersebut : manusia merupakan makhluk
yang berakal. Manusia senantiasa memikirkan, mengingat dan merenungkan
keindahan atas yang diciptakanNYA.
b. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50): 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia
menurut ayat tersebut.
Jawab :
Terjemahan Q.S. Qaaf (50): 16 Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami
lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
Hakikat manusia menurut ayat tersebut : manusia dan Tuhan nya lebih dekat
daripada dengan urat lehernya. Allah SWT mengetahui apa yang diinginkan dan
perkataan mereka yang berada di dalam hati mereka, daripada orang lain yang tidak
mengetahui apa yang dipikirkan orang tersebut. Hal ini yang membuktikan bahwa
Allah SWT. maha mendengar semua yang berada dilangit dan dibumi.
c. Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut
Jawab :
Terdapatnya bukti kekuasaan Allah SWT. Allah menciptakan manusia dari
ketidakadaan, mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, menjadikan manusia
sebagai makhluk yang berakal dan makhluk yang paling sempurna.
3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan
berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.
a. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?
Jawab :
Terminologis dalam masyarakat artinya suatu konsep,gabungan yang
digunakan masyarakat untuk mencakup pembentukan suatu budaya. Pengertian
terminologis sendiri adalah suatu penjelasan atas istilah, kata, konsep, maupun
hal-hal tertentu yang dapat memberikan pemahaman bagi manusia.
b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat:
13 dan QS. Az-Zukhruf: 32
Jawab :
Fitrah manusia dalam QS. Al- Hujuraat :13 adalah Dalam ayat ini, dijelaskan
bahwa Allah menciptakan manusia dari seorang laki-laki (Adam) dan seorang
perempuan (Hawa) dan menjadikannya berbangsa bangsa, bersuku-suku, dan
berbeda-beda warna kulit bukan untuk saling mencemoohkan, tetapi supaya
saling mengenal dan menolong. Allah tidak menyukai orang orang yang
memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kepangkatan, atau
kekayaannya karena yang paling mulia di antara manusia pada sisi Allah
hanyalah orang yang paling bertakwa kepada-Nya. Kebiasaan manusia
memandang kemuliaan itu selalu ada sangkut-pautnya dengan kebangsaan dan
kekayaan. Padahal menurut pandangan Allah, orang yang paling mulia itu adalah
orang yang paling takwa kepada-Nya.
Fitrah manusia dalam QS. Az-Zukhruf: 32 adalah Ayat ini menunjukkan
penolakan terhadap keinginan orang-orang musyrik yang tak mau menerima
pengangkatan Muhammad saw sebagai rasul; seakan akan merekalah yang
paling berhak dan berwenang membagi-bagi dan menentukan siapa yang pantas
menerima rahmat Tuhan. Allah menyatakan, "Sekali-kali tidaklah demikian
halnya, Kamilah yang berhak dan berwenang mengatur dan menentukan
penghidupan hamba dalam kehidupan dunia. Kami-lah yang melebihkan
sebagian hamba atas sebagian yang lain; ada yang kaya dan ada yang lemah,
ada yang pandai dan ada yang bodoh, ada yang maju dan ada yang terbelakang,
karena apabila Kami menyamakan di antara hamba di dalam hal-hal tersebut di
atas, maka akan terjadi persaingan di antara mereka, atau tidak terjadi situasi
saling bantu-membantu antara satu dengan yang lain, dan tidak akan terjadi
saling memanfaatkan antara satu dengan yang lain, sebaliknya mereka saling
mengejek. Semuanya itu akan membawa kepada kehancuran dan kerusakan
dunia. Kalau mereka tidak mampu berbuat seperti tersebut di atas mengenai
urusan keduniaan, mengapa mereka berani menentang berbagai kebijaksanaan
Allah di dalam menentukan siapa yang pantas diserahi tugas kerasulan itu.
Ayat ini ditutup dengan penegasan bahwa rahmat Allah dan keutamaan yang
diberikan kepada orang yang telah ditakdirkan memangku jabatan kenabian dan
mengikuti petunjuk wahyu dalam Al-Qur'an yang telah diturunkan, jauh lebih baik
dan mulia daripada kemewahan dan kekayaan dunia yang ditimbun mereka.
Demikian dikarenakan dunia dengan segala kekayaannya itu berada di tepi
jurang yang akan runtuh dan akan lenyap tidak berbekas sedikit pun.
c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang
masyarakat madani.
Jawab :
Masyarakat beradab dan sejahtera dapat dikonseptualisasikan sebagai civil
society atau masyarakat madani. Meskipun memeliki makna dan sejarah sendiri,
tetapi keduanya, civil society dan masyarakat madani merujuk pada semangat
yang sama sebagai sebuah masyarakat yang adil, terbuka, demokratis,
sejahtera, dengan kesadaran ketuhanan yang tinggi yang diimplementasikan
dalam kehidupan sosial.
kriteria masyarakat beradab dan sejahtera (masyarakat madani) adalah
keadilan sosial, egalitarianisme, pluralisme, supremasi hukum, dan pengawasan
sosial. Keadilan sosial adalah tindakan adil terhadap setiap orang dan
membebaskan segala penindasan. Egalitarianisme adalah kesamaan tanpa
diskriminasi baik etnis, agama, suku, dll. Pluralisme adalah sikap menghormati
kemajemukan dengan menerimanya secara tulus sebagai sebuah anugerah dan
kebajikan. Supremasi hukum adalah menempatkan hukum di atas segalanya dan
menetapkannya tanpa memandang “atas” dan “bawah”.
d. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera.
Jawab :
1. Kebebasan pada ruang publik: adanya suatu ruang yang bisa digunakan oleh
masyarakat untuk menyuarakan pendapatnya secara bebas.
2. Demokratis: adanya kesantunan yang terjadi pada pola hubungan interaksi
yang terjadi dan dilakukan tanpa melihat latar belakang suku, ras, atau
agama.
3. Toleransi: adanya sikap saling menghormati dan saling menghargai adanya
perbedaan yang ada di tengah kehidupan masyarakat.
4. Pluralisme: adanya keragaman yang ada pada masyarakat sehingga anggota
masyarakat tidak bersifat homogen.
5. Keadilan sosial: adanya kesamaan pada hak dan kewajiban yang dimiliki oleh
masing-masing individu.