Tugas 1 MKWU4108 (Bahasa Indonesia)
Tugas 1 MKWU4108 (Bahasa Indonesia)
Tugas 1 MKWU4108 (Bahasa Indonesia)
= Masih, sebab negara kita Indonesia merupakan negara yang kaya akan
keanekaragaman suku, agama dan ras, demi mempersatukan bangsa kita yang
banyak perbedaan ini adalah dengan diperlukannya bahasa Indonesia sebagai
pemersatu antara satu sama lain. Contoh: ketika kita bertemu dengan sahabat
yg tidak selaras suku, Bahasa daerah kita tidak selaras, maka dari itu, Bahasa
Indonesia yang kita pakai buat berkomunikasi.
Judul :
Sisi Positif Parenting Budaya Jepang
Sumber :
https://www.kompasiana.com/buyungokita/%205f22b2a4d541df59d84bebe2/
sisi-positif-parenting-budaya-jepang?page=all#section2
Bagian Pembuka :
Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini. Semakin tinggi kesadaran
masyarakat untuk lebih mempelajari bagaimana ilmu-ilmuparenting agar
dapat diimplementasikan bagi putra-putrinya, atau sebagai bekal untuk
membina rumah tangga di kemudian hari.Terdapat 4 jenis gaya parenting,
yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa,permisif, dan terlalu protektif.
Sub Judul :
Hubungan antara orang tua dan anak yang sangat dekat, Orang tuaadalah
cerminan anak, Orang tua dan anak adalah setara,memperhatikan tentang
perasaan dan emosi.
Bagian Penutup :
Setelah membaca gaya asuh orang tua di Jepang, dapat dipahami bahwa gaya
asuh mereka merupakan perpaduan antara sedikit gaya permisif dan gaya
authoritative (berwibawa). Demikian, perbedaangaya asuh orang tua di
amerika dan gaya asuh orang tua di Jepang.
Penulis:
Buyung Okita
Tahun Terbit :
2020
2) Tuliskan daftar pertanyaan (question) berkaitan dengan informasi yang
Anda perlukan pada bacaan tersebut !
A. Jenis gaya asuh orang tua pada umumnya ada empat, yaitu :
Otoriter; dimana orang tua Memaksakan kehendaknya tanpa begitu
memperhatikan perspektif anak.
Berwibawa; dimana orang tua menjadi panutan teladan bagi anak -
anaknya.
Permisif; dimana orang tua tidak memberikan batasan - batasan pada
anaknya.
Protektif; dimana orang tua banyak memberikan batasan - batasan pada
anaknya.
B. Fase - fase gaya asuh orang tua di Jepang :
Fase balita (0 - 5 tahun), pada fase ini hubungan orang tua dan anak sangat
dekat, orang tua sebisa mungkin menemani anak – anaknya, pada fase ini
anak dibiarkan bebas bereksplorasi.
Fase anak – anak (5 - 15 tahun), pada fase ini anak mulai diajak dan
diajarkan disiplin, mulai diberi batasan – batasan.
Fase remaja (15 - 20 tahun), pada fase ini anak dipersiapkan untuk
menjadi dewasa, orang tua memberikan ruang untuk anak menjadi lebih
mandiri, sehingga hubungan orang tua dan anak tidak hanya sebatas orang
tua tetapi juga menjadi teman.
C. Dilihat dari fase - fase yang ada nampak jelas jenis gaya asuh orang tua di
Jepang adalah perpaduan antara gaya permisif dan gaya berwibawa,
dimana anak diberi kebebasan namun peran orang tua tetap menjadi
panutan bagi anak - anak nya.
= Ada empat jenis parenting, yaitu otoriter, berwibawa, permisif dan protektif.
Di Jepang gaya asuh orang tua diterapkan pada beberapa fase seperti fase
balita (0 - 5 tahun), fase anak - anak (5 - 15 tahun) dan fase remaja (15 - 20
tahun). Pada masing - masing fase ini gaya asuh orang tua di Jepang
berkembang dari gaya permisif perlahan menjadi gaya berwibawa. Pada fase
balita dibiarkan untuk bebas bereksplorasi, lalu pada fase anak - anak mulai
diajarkan kedisiplinan hingga pada fase remaja orang tua mempersiapkan
anak - anak nya untuk mandiri untuk menjadi dewasa. Meskipun terjadi
pergeseran dan perubahan nilai budaya barat yang menginspirasi, namun
gaya asuh orang tua di Jepang dalam menyayangi anak - anaknya tidak
berubah.