2 Resume Psikopend

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

RESUME PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“TAHAP=TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN”

Oleh :

SELVIA (21033041)

Dosen Pengampu :

Drs.Taufik, M.Pd,Kons

PRODI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
A. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MANUSIA

a. Fase embrionik(dalam kandungan/sebelum di lahirkan).

1. Trimester pertama

Trimester pertama
Tiga bulan pertama embrio berkembang menjadi janin yang panjangnya kurang lebih
5,5 cm. Janin sudah berbentuk seperti manusia walaupun ukuran kepalanya sangat besar. Di
akhir tiga bulan pertama ini janin juga sudah mulai dapat menggerakkan tangan dan kakinya.
2. Trimester Kedua

Trimester kedua

Pada tiga bulan kedua, janin sudah semakin berkembang dan panjangnya sudah
mencapai kurang lebih 19 cm. Tangan dan kakinya telah berkembang, muka tumbuh
memanjang. Pada tiga bulan kedua ini detak jantung janin juga sudah mulai bisa dideteksi.
Gerakan janin juga mulai aktif.

3. Trimester Ketiga
Trimester Ketiga

Di tiga bulan ketiga terjadi pertumbuhan ukuran janin sangat cepat. Ukuran tubuh sudah
proporsional seperti bayi. Karena ukuran tubuhnya semakin besar, janin tidak terlalu leluasa
bergerak di dalam rahim. Menjelang kelahiran bayi pada umumnya sudah mencapai panjang
sekitar 50 cm. Berikutnya janin akan lahir ke dunia dan disebutlah dengan sebutan bayi.

b. Fase pasca embrionik(setelah dilahirkan)


1) Balita

Bayi mempunyai kaki namun belum bisa berjalan dan mempunyai tangan namun belum
dapat memegang dengan baik. Bayi memperoleh makanan dan minuman dari ASI (air susu
ibu). Seiring dengan bertambahnya usia, organ-organ pada bayi juga akan berkembang.

Pada usia 1 atau 2 tahun, bayi akan mulai belajar berjalan dan mengendalikan fungsi
anggota tubuh lainnya seperti tangan, kepala, mulut. Organ-organ tersebut akan semakin
matang pada saat usia anakanak.

2) Anak-anak.

Masa anak-anak, yaitu usia 5 hingga 12 tahun. Dalam periode ini, pertumbuhan fisik
mulai meningkat baik tinggi badan maupun berat badan disertai perkembangan koordinasi otot-
otot dan kemampuan mental. Beberapa anak dapat membaca angka-angka dan huruf-huruf
tertentu.

Di atas usia ini, anak telah berkembang dalam kemampuan berbicara, menulis,
membaca, dan beralasan. Pada usia yang sama, anak telah matang emosinya dan belajar
bagaimana bergaul dengan orang lain.

3) Remaja.
Masa remaja ditandai dengan kematangan organ reproduksi. Perubahan fisik yang
terjadi merupakan tanda kematangan organ-organ reproduksi. Pada umumnya, organ
reproduksi anak perempuan lebih cepat matang dibandingkan organ reproduksi anak laki-laki.

Beberapa tanda matangnya organ reproduksi pada anak perempuan adalah tumbuhnya
rambut di daerah kemaluan, membesarnya buah dada, dan terjadi menstruasi. Adapun pada
anak laki-laki, tampak dari membesarnya jakun (sehingga suara menjadi besar), tumbuhnya
rambut di wajah, otot-otot membesar, dan mimpi yang diiringi dengan keluarnya sperma
(mimpi basah).

Penyebab munculnya pubertas adalah karena kerja hormon estrogen yang dihasilkan
ovarium (pada perempuan) dan testosteron yang dihasilkan testis (pada anak laki-laki).
Akibatnya, organ-organ reproduksi berfungsi dan tubuhmu mengalami perubahan. Salah satu
ciri pubertas pada anak perempuan adalah menstruasi.

4) Dewasa.

Setelah melewati masa remaja, akan memasuki masa dewasa sebagai tahapan
selanjutnya dari perkembangan manusia. Pada masa ini pertumbuhan tubuhmu mencapai
ukuran maksimal. Tinggi badan akan terhenti pada usia sekitar dua puluh tahunan.

Selama masa dewasa, pemahaman emosional akan terus berkembang, berpotensi untuk
terus belajar, mengembangkan diri dalam hal keterampilan, dan aktualisasi diri, bekerja,
membina hubungan sosial, dan terus berprestasi.

5) Masa tua.

Segala potensi pada masa dewasa akan mengalami kemunduran ketika memasuki masa
tua. Ini terjadi pada usia sekitar 60 – 65 tahun. Tubuh semakin rentan, wajah dan tangan mulai
keriput, kesehatan menurun, kecerdasan menurun.

Bahkan pada usia lanjut orang mudah lupa dan membutuhkan banyak istirahat,
sehingga lebih banyak menghabiskan waktunya untuk beristirahat. Pada masa ini aktivitasnya
menurun dan mulai sulit melakukan kegiatan sehari-hari, seperti berjalan dan aktivitas seperti
biasanya.

B. KONSEP TUGAS PERKEMBANGAN DAN PEMENUHAN TUGAS


PERKEMBANGAN
Tugas perkembangan merupakan tugas yang harus diselesaikan oleh individu pada fase
atau periode kehidupan tertentu. Apabila berhasil kemudian mereka akan merasa bahagia, dan
sebaliknya apabila mereka gagal akan merasakan kekecewaan karena mengalami kesulitan.
Adapun secara harfiah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “tugas” (tu.gas) dan
“perkembangan” (per.kem.bang.an) mempunyai makna masing-masing “sesuatu yang wajib
dikerjakan” serta “tentang atau perihal berkembang”.
Elizabeth B. Hurlock mengemukakan pendapatnya tentang tugas perkembangan yaitu
belajar menyesuaikan diri terhadap pola - pola hidup baru, belajar untuk memiliki cita - cita
yang tinggi, mencari identitas diri dan pada usia kematangannya mulai belajar memantapkan
identitas diri.
Robert Havighurs menyatakan tugas perkembangan seperti yang telah disinggung di
atas merupakan tugas yang muncul pada periode atau pada rentang kehidupan individu, yang
jika tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam
menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal maka akan menyebabkan
ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat,
dan kesulitan- kesulitan dalam menentukan tugas-tugas berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan sendiri merupakan suatu proses yang menggambarkan
perilaku kehidupan sosio psikologis manusia pada posisi yang harmonis dilingkungan
masyarakat yang lebih luas. Proses tersebut merupakan tugas perkembangan fisik dan psikis
yang harus dipelajari, dijalani, dan dikuasai oleh setiap individu.

C. TUGAS PERKEMBANGAN MASA ANAK, MASA REMAJA DAN


MASA DEWASA
a) MASA ANAK
Perkembangan masa anak menurut Munandar (1985) adalah belajar berjalan, belajar
mengambil makanan yang padat, belajar berbicara, toilet training, belajar membedakan jenis
kelamin dan dapat kerja kooperatif, belajar mencapai stabilitas fisiologis, pembentukan
konsep-konsep yang sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik, belajar untuk
mengembangkan diri sendiri secara emosional dengan orang tua, sanak saudara dan orang lain
serta belajar membedakan baik dan buruk.
Sedangkan menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980) tugas perkembangan pada masa
anak-anak adalah sebagai berikut:
➢ ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum.
➢ Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang
tumbuh.
➢ Mempelajari Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.
➢ Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat.
➢ Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan
berhitung.
➢ Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-
hari.
➢ Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan nilai.
➢ Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga.
➢ Mencapai kebebasan pribadi.

b) MASA REMAJA
Seorang remaja dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya dapat dipisahkan ke dalam
tiga tahap secara berurutan (Kimmel, 1995: 16):

▪ remaja awal,
di mana tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikannya sebagai remaja
adalah pada penerimaan terhadap keadaan fisik dirinya dan menggunakan tubuhnya
secara lebih efektif. Hal ini karena remaja pada usia tersebut mengalami perubahan-
perubahan fisik yang sangat drastis, seperti pertumbuhan tubuh yang meliputi tinggi
badan, berat badan, panjang organ-organ tubuh, dan perubahan bentuk fisik seperti
tumbuhnya rambut, payudara, panggul, dan sebagainya.
▪ remaja madya,
di mana tugas perkembangan yang utama adalah mencapai kemandirian dan
otonomi dari orang tua, terlibat dalam perluasan hubungan dengan kelompok baya
dan mencapai kapasitas keintiman hubungan pertemanan; dan belajar menangani
hubungan heteroseksual, pacaran dan masalah seksualitas.
▪ remaja akhir
di mana tugas perkembangan utama bagi individu adalah mencapai kemandirian
seperti yang dicapai pada remaja madya, namun berfokus pada persiapan diri untuk
benar-benar terlepas dari orang tua, membentuk pribadi yang bertanggung jawab,
mempersiapkan karir ekonomi, dan membentuk ideologi pribadi yang di dalamnya
juga meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem etik.
Tugas Perkembangan Masa Remaja :
1) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2) Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita.
3) Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
4) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5) Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
6) Memilih dan mempersiapkan karier.
7) Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
8) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi
warga negara.
9) Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
10) Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam
berperilaku.

c) MASA DEWASA

1. Tugas perkembangan masa dewasa awal.


➢ Belajar hidup dengan suami atau istri
➢ Memilih pasangan hidup
➢ Memulai kehidupan berkeluarga
➢ Membimbing dan merawat anak
➢ Mengolah rumah tangga
➢ Memulai suatu jabatan
➢ Menerima tanggung jawab sebagai warga negara
➢ Menemukan kelompok sosial yang cocok dan menarik

2. Tugas perkembangan masa dewasa setengah baya.


➢ Memperoleh tanggung jawab sosial dan warga negara
➢ Membangun dan memperthankan standar ekonomi
➢ Membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan
bahagia
➢ Membina kegiatan pengisi waktu senggang orang dewasa
➢ Membina hubungan dengan pasanga hidup sebagai pribadi
➢ Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sendiri
➢ Menyesuaikan diri dengan pertambahan umur

3. Tugas perkembangan masa dewasa akhir.


➢ Menyesuaikan diri dengan menurunya kesehatan dan kekuatan fisik
➢ Menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan menurunya pendapatan
➢ Menyesuaikan diri yterhadap meninggalnya suami/istri
➢ Menjalin hubuingan dengan perkumpulan manusia usia lanjut
➢ Memenuhi kewajiban sosial dan sebagai warga negara
➢ Membangun kehidupan fisik yang memuaskan

Menurut Havighurst setiap tahap perkembangan individu harus sejalan dengan


perkembangan aspek-aspek lainya, yaitu fisik, psikis serta emosional, moral dan sosial.
Adapun tugas perkembangan dewasa lainnya adalah
➢ Memilih pasangan.
➢ Belajar hidup dengan pasangan.
➢ Memulai hidup dengan pasangan.
➢ Memelihara anak.
➢ Mengelola rumah tangga.
➢ Memulai bekerja.
➢ Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
➢ Menemukan suatu kelompok yang serasi

D. PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN DAN


IMPLEMENTASINYA DALAM PROSES PENDIDIKAN DAN
PEMBELAJARAN

1. Perkembangan Biologis dan Perseptual


Di sinilah kita melihat bahwa perkembangan fisik peserta didik memegang peranan
yang penting terhadap pendidikan. Dengan demikian, jelaslah bahwa perbedaan perkembangan
fisik harus dihadapi dengan cara yang tepat oleh para pendidik.
Meskipun tidak sepesat pada masa usia dini, perkembangan biologis maupun perseptual
anak terus berlangsung. Pemahaman tentang karakteristik per-kembangan akhirnya membawa
beberapa implikasi bagi penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar. Implikasi-imlikasi
dimaksud khususnya berkenaan dengan penyelenggaraan pembelajaran secara umum,
pemeliharaan kesehatan dan nutrisi anak, pendidikan jasmani dan kesehatan, serta penciptaan
lingkungan dan pembiasaan berperilaku sehat.
.
2. Perkembangan Intelektual
Perkembangan intelektual erat kaitannya dengan potensi otak manusia. Menurut
Widiasmadi (2010:55), potensi otak manusia hanya tampak delapan persen sebagai pikiran
sadar, sedangkan sisanya 92 persen disebut alam bawah sadar. Untuk itu, perkembangan
intelektual pada peserta didik perlu dikembangkan.Proses perkembangan intelektual menurut
pendapat Budiamin, dkk. (2009:5) melibatkan perubahan dalam kemampuan dan pola berpikir,
kemahiran berbahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya.
Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda, menyatukan
beberapa kata menjadi satu kalimat, menghapal doa, memecahkan soal-soal matematika, dan
menceritakan pengalaman kepada orang lain merupakan peran proses intelektual dalam
perkembangan anak.
3. Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Pada dasarnya bahasa
sebagai alat komunikasi tidak hanya berupa bicara, melainkan juga dapat diwujudkan dengan
tanda isyarat tangan atau anggota tubuh lainnya yang memiliki aturan sendiri.
Budiamin, dkk. (2009:117) kemudian memaparkan implikasi perkembangan bahasa pada
peserta didik. Lihat pula Depdikbud (1999: 147).
➢ Apabila kegiatan pembelajaran yang diciptakan bersifat efektif, maka
perkembangan bahasa peserta didik dapat berjalan secara optimal.
➢ Bahasa adalah alat komunikasi yang paling efektif dalam pergaulan sosial.

4. Perkembangan Kreativitas
Menurut pendapat Galdner (Depdikbud, 1999:88), kreativitas merupakan suatu
aktivitas otak yang terorganisasikan, komprehensif, dan imajinatif tinggi untuk menghasilkan
sesuatu yang orisinil. Oleh karena itu, kreativitas lebih dikatakan sebagai suatu yang lebih
inovatif daripada reproduktif.
Oleh sebab itu, Treffinger (Depdikbud, 1999:105) mengemukakan sejumlah
pengalaman belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik agar mampu mendorong
kreativitas peserta didik, khususnya dalam proses pembelajaran. Hal tersebut antara lain guru
diharapkan dapat menyajikan materi pembelajaran, menyiapkan berbagai media, menggunakan
pendekatan pembelajaran yang memungkinkan posisi peserta didik sebagai subjek daripada
objek pembelajaran, serta mengadakan evaluasi yang tepat sehingga mampu mendukung
pengembangan kreativitas peserta didik.
5. Perkembangan Sosial
Manusia menurut pembawaannya adalah makhluk sosial. Sejak dilahirkan, bayi sudah
termasuk ke dalam masyarakat kecil yang disebut keluarga. Ketika kecil, mulanya anak-anak
hanya mempunyai hak saja. Di dalam rumah tangga ia mempunyai hak untuk dipelihara dan
dilindungi oleh orang tuanya. Namun, lama-kelamaan keadaan itu berubah. Anak-anak yang
pada mulanya hanya mempunyai hak saja, berangsur-angsur mempunyai kewajiban.
Dilihat dari pemahaman terhadap aspek perkembangan sosial pada peserta didik,
terdapat beberapa implikasi menurut Budiamin, dkk. (2009:128), yaitu: (1) untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyadari dan menghayati pengalaman
sosialnya, dapat dilakukan aktivitas-aktivitas bermain peran yang ditindaklanjuti dengan
pembahasan di antara mereka; (2) keberadaan teman sebaya bagi anak usia sekolah dasar
merupakan hal yang sangat berarti, bukan saja sebagai sumber kesenangan bagi anak
melainkan dapat membantu mengembangkan banyak aspek perkembangan anak. Ini
mengimplikasikan perlunya aktivitas-aktivitas pendidikan yang memberikan banyak
kesempatan kepada peserta didik untuk berdialog dengan sesamanya.
6. Perkembangan Emosional
Emosi menurut Sarwono (Yusuf, 2005:115) merupakan keadaan pada diri seseorang
yang disertai warna afektif, baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas. Baradja
(2005:221) kemudian mengemukakan beberapa contoh tentang pengaruh emosi terhadap
perilaku individu dalam pembelajaran, di antaranya: (1) memperkuat dan melemahkan
semangat apabila timbul rasa senang atau kecewa atas hasil belajar yang dicapai; (2)
menghambat konsentrasi belajar apabila sedang mengalami ketegangan emosi; (3) menggangu
penyesuaian sosial apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati; dan (4) suasana emosional yang
dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya di kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai