2 Resume Psikopend
2 Resume Psikopend
2 Resume Psikopend
Oleh :
SELVIA (21033041)
Dosen Pengampu :
Drs.Taufik, M.Pd,Kons
1. Trimester pertama
Trimester pertama
Tiga bulan pertama embrio berkembang menjadi janin yang panjangnya kurang lebih
5,5 cm. Janin sudah berbentuk seperti manusia walaupun ukuran kepalanya sangat besar. Di
akhir tiga bulan pertama ini janin juga sudah mulai dapat menggerakkan tangan dan kakinya.
2. Trimester Kedua
Trimester kedua
Pada tiga bulan kedua, janin sudah semakin berkembang dan panjangnya sudah
mencapai kurang lebih 19 cm. Tangan dan kakinya telah berkembang, muka tumbuh
memanjang. Pada tiga bulan kedua ini detak jantung janin juga sudah mulai bisa dideteksi.
Gerakan janin juga mulai aktif.
3. Trimester Ketiga
Trimester Ketiga
Di tiga bulan ketiga terjadi pertumbuhan ukuran janin sangat cepat. Ukuran tubuh sudah
proporsional seperti bayi. Karena ukuran tubuhnya semakin besar, janin tidak terlalu leluasa
bergerak di dalam rahim. Menjelang kelahiran bayi pada umumnya sudah mencapai panjang
sekitar 50 cm. Berikutnya janin akan lahir ke dunia dan disebutlah dengan sebutan bayi.
Bayi mempunyai kaki namun belum bisa berjalan dan mempunyai tangan namun belum
dapat memegang dengan baik. Bayi memperoleh makanan dan minuman dari ASI (air susu
ibu). Seiring dengan bertambahnya usia, organ-organ pada bayi juga akan berkembang.
Pada usia 1 atau 2 tahun, bayi akan mulai belajar berjalan dan mengendalikan fungsi
anggota tubuh lainnya seperti tangan, kepala, mulut. Organ-organ tersebut akan semakin
matang pada saat usia anakanak.
2) Anak-anak.
Masa anak-anak, yaitu usia 5 hingga 12 tahun. Dalam periode ini, pertumbuhan fisik
mulai meningkat baik tinggi badan maupun berat badan disertai perkembangan koordinasi otot-
otot dan kemampuan mental. Beberapa anak dapat membaca angka-angka dan huruf-huruf
tertentu.
Di atas usia ini, anak telah berkembang dalam kemampuan berbicara, menulis,
membaca, dan beralasan. Pada usia yang sama, anak telah matang emosinya dan belajar
bagaimana bergaul dengan orang lain.
3) Remaja.
Masa remaja ditandai dengan kematangan organ reproduksi. Perubahan fisik yang
terjadi merupakan tanda kematangan organ-organ reproduksi. Pada umumnya, organ
reproduksi anak perempuan lebih cepat matang dibandingkan organ reproduksi anak laki-laki.
Beberapa tanda matangnya organ reproduksi pada anak perempuan adalah tumbuhnya
rambut di daerah kemaluan, membesarnya buah dada, dan terjadi menstruasi. Adapun pada
anak laki-laki, tampak dari membesarnya jakun (sehingga suara menjadi besar), tumbuhnya
rambut di wajah, otot-otot membesar, dan mimpi yang diiringi dengan keluarnya sperma
(mimpi basah).
Penyebab munculnya pubertas adalah karena kerja hormon estrogen yang dihasilkan
ovarium (pada perempuan) dan testosteron yang dihasilkan testis (pada anak laki-laki).
Akibatnya, organ-organ reproduksi berfungsi dan tubuhmu mengalami perubahan. Salah satu
ciri pubertas pada anak perempuan adalah menstruasi.
4) Dewasa.
Setelah melewati masa remaja, akan memasuki masa dewasa sebagai tahapan
selanjutnya dari perkembangan manusia. Pada masa ini pertumbuhan tubuhmu mencapai
ukuran maksimal. Tinggi badan akan terhenti pada usia sekitar dua puluh tahunan.
Selama masa dewasa, pemahaman emosional akan terus berkembang, berpotensi untuk
terus belajar, mengembangkan diri dalam hal keterampilan, dan aktualisasi diri, bekerja,
membina hubungan sosial, dan terus berprestasi.
5) Masa tua.
Segala potensi pada masa dewasa akan mengalami kemunduran ketika memasuki masa
tua. Ini terjadi pada usia sekitar 60 – 65 tahun. Tubuh semakin rentan, wajah dan tangan mulai
keriput, kesehatan menurun, kecerdasan menurun.
Bahkan pada usia lanjut orang mudah lupa dan membutuhkan banyak istirahat,
sehingga lebih banyak menghabiskan waktunya untuk beristirahat. Pada masa ini aktivitasnya
menurun dan mulai sulit melakukan kegiatan sehari-hari, seperti berjalan dan aktivitas seperti
biasanya.
b) MASA REMAJA
Seorang remaja dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya dapat dipisahkan ke dalam
tiga tahap secara berurutan (Kimmel, 1995: 16):
▪ remaja awal,
di mana tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikannya sebagai remaja
adalah pada penerimaan terhadap keadaan fisik dirinya dan menggunakan tubuhnya
secara lebih efektif. Hal ini karena remaja pada usia tersebut mengalami perubahan-
perubahan fisik yang sangat drastis, seperti pertumbuhan tubuh yang meliputi tinggi
badan, berat badan, panjang organ-organ tubuh, dan perubahan bentuk fisik seperti
tumbuhnya rambut, payudara, panggul, dan sebagainya.
▪ remaja madya,
di mana tugas perkembangan yang utama adalah mencapai kemandirian dan
otonomi dari orang tua, terlibat dalam perluasan hubungan dengan kelompok baya
dan mencapai kapasitas keintiman hubungan pertemanan; dan belajar menangani
hubungan heteroseksual, pacaran dan masalah seksualitas.
▪ remaja akhir
di mana tugas perkembangan utama bagi individu adalah mencapai kemandirian
seperti yang dicapai pada remaja madya, namun berfokus pada persiapan diri untuk
benar-benar terlepas dari orang tua, membentuk pribadi yang bertanggung jawab,
mempersiapkan karir ekonomi, dan membentuk ideologi pribadi yang di dalamnya
juga meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem etik.
Tugas Perkembangan Masa Remaja :
1) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2) Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita.
3) Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
4) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5) Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
6) Memilih dan mempersiapkan karier.
7) Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
8) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi
warga negara.
9) Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
10) Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam
berperilaku.
c) MASA DEWASA
4. Perkembangan Kreativitas
Menurut pendapat Galdner (Depdikbud, 1999:88), kreativitas merupakan suatu
aktivitas otak yang terorganisasikan, komprehensif, dan imajinatif tinggi untuk menghasilkan
sesuatu yang orisinil. Oleh karena itu, kreativitas lebih dikatakan sebagai suatu yang lebih
inovatif daripada reproduktif.
Oleh sebab itu, Treffinger (Depdikbud, 1999:105) mengemukakan sejumlah
pengalaman belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik agar mampu mendorong
kreativitas peserta didik, khususnya dalam proses pembelajaran. Hal tersebut antara lain guru
diharapkan dapat menyajikan materi pembelajaran, menyiapkan berbagai media, menggunakan
pendekatan pembelajaran yang memungkinkan posisi peserta didik sebagai subjek daripada
objek pembelajaran, serta mengadakan evaluasi yang tepat sehingga mampu mendukung
pengembangan kreativitas peserta didik.
5. Perkembangan Sosial
Manusia menurut pembawaannya adalah makhluk sosial. Sejak dilahirkan, bayi sudah
termasuk ke dalam masyarakat kecil yang disebut keluarga. Ketika kecil, mulanya anak-anak
hanya mempunyai hak saja. Di dalam rumah tangga ia mempunyai hak untuk dipelihara dan
dilindungi oleh orang tuanya. Namun, lama-kelamaan keadaan itu berubah. Anak-anak yang
pada mulanya hanya mempunyai hak saja, berangsur-angsur mempunyai kewajiban.
Dilihat dari pemahaman terhadap aspek perkembangan sosial pada peserta didik,
terdapat beberapa implikasi menurut Budiamin, dkk. (2009:128), yaitu: (1) untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyadari dan menghayati pengalaman
sosialnya, dapat dilakukan aktivitas-aktivitas bermain peran yang ditindaklanjuti dengan
pembahasan di antara mereka; (2) keberadaan teman sebaya bagi anak usia sekolah dasar
merupakan hal yang sangat berarti, bukan saja sebagai sumber kesenangan bagi anak
melainkan dapat membantu mengembangkan banyak aspek perkembangan anak. Ini
mengimplikasikan perlunya aktivitas-aktivitas pendidikan yang memberikan banyak
kesempatan kepada peserta didik untuk berdialog dengan sesamanya.
6. Perkembangan Emosional
Emosi menurut Sarwono (Yusuf, 2005:115) merupakan keadaan pada diri seseorang
yang disertai warna afektif, baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas. Baradja
(2005:221) kemudian mengemukakan beberapa contoh tentang pengaruh emosi terhadap
perilaku individu dalam pembelajaran, di antaranya: (1) memperkuat dan melemahkan
semangat apabila timbul rasa senang atau kecewa atas hasil belajar yang dicapai; (2)
menghambat konsentrasi belajar apabila sedang mengalami ketegangan emosi; (3) menggangu
penyesuaian sosial apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati; dan (4) suasana emosional yang
dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya di kemudian hari.