Analisis Kualitas Instrumen
Analisis Kualitas Instrumen
Analisis Kualitas Instrumen
Soal-soal yang digunakan pada tes adalah berbentuk objektif. Skor peserta didik
diperoleh dengan cara menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar (Arifin, 2010).
B
Rumus : S =
N
x 100
Keterangan:
N = Jumlah soal
Analisis ini digunakan untuk mengetahui validitas, daya pembeda, indeks kesukaran dan
1. Validitas
Suatu tes hasil belajar dapat dikatakan valid apabila materi tes tersebut benar-benar
merupakan bahan pelajaran yang diberikan. Validitas adalah keadaan yang menggambarkan
tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto, 2010).
Validitas tes yang dilihat adalah validitas isi yang tinggi jika bahan tes sesuai dengan yang telah
Untuk menguji validitas item soal digunakan rumus korelasi product moment, yaitu:
m m m
N ∑ X i Y i− ∑ X i ∑ Y i
i =1 i =1 i=1
r xy =
√{ (∑ ) }{ (∑ ) }
m m 2 m m 2
N∑ X 2i − Xi N∑ Y 2i − Yi
i=1 i=1 i =1 i=1
Keterangan:
XI = Skor butir soal
m = Banyak data
Menurut Arikunto (2010) semua soal yang memiliki koefisien negatif menunjukkan
hubungan kebalikan sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran. Semua soal
yang koefisien berkorelasi negatif dibuang dan soal yang koefisien korelasi positif digunakan.
Jadi kriteria yang dipakai adalah sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.
2. Tingkat Kesukaran
Menurut Arikunto (2010) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
B
P=
JS
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
Soal-soal yang dianggap baik yaitu soal-soal dengan kriteria sedang, tetapi perlu
diketahui bahwa tidak berarti soal-soal yang terlalu mudah atau sukar sekali tidak boleh
3. Daya Pembeda
Arikunto (2010) mengemukakan, daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
dapat membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang
pandai (berkemampuan rendah). Untuk perhitungan kelompok tes dibagi dua sama besar, 50%
kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Daya beda soal dihitung dengan rumus:
BA BB
D= − =P A −PB
JA JB
(3.8)
Keterangan:
Nilai-nilai D yang memenuhi kriteria yang jelek dibuang dan nilai D yang negatif
dibuang (Arikunto, 2010). Soal yang digunakan , aitu soal dengan daya beda cukup dan baik.
4. Reliabilitas Soal
Sebuah tes disebut reliabel apabila hasil-hasil tersebut menunjukkan ketepatan (Arikunto,
2010). Untuk menentukan reliabilitas digunakan rumus Kuder Richarson 20 yang disingkat
][ ] (∑ )
m 2
m
Xi
S 2 − ∑ p i qi m
[
i =1
r 11=
n i=1 ∑ X 2i −
N
2 i=1
n−1 S 2 S =
N
dengan
Keterangan:
∑ pi q i
i=1 = Jumlah hasil kali pi dan qi
S2 = Variansi dari tes
n = Banyak item
Sebagai kriteria penghitung reliabilitas soal didasarkan pada ketentuan di bawah ini:
Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang mempunyai reliabilitas tinggi
No
∑X ∑(X2) ∑Y ∑Y2 ∑XY Rxy Keterangan
Item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tabel Taraf Kesukaran (P). Daya Beda (D) Hasil Uji Soal
NO TARAF
Daya Beda Keteranga
ITE KESUKARAN
n
M P Kriteria D Kriteria
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Reliabilitas Hasil Uji Coba Soal
No Skor
No P Q P.Q X2
Soal (X)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10