Ringkasan Materi Untuk Tugas Go (Sebagian) - 1
Ringkasan Materi Untuk Tugas Go (Sebagian) - 1
Ringkasan Materi Untuk Tugas Go (Sebagian) - 1
OSILASI HARMONIS
Disusun Oleh
Kelompok I :
Rina Oktaviani
Selvia
Cindy Yulia Putri
Ihsan Ramadhana Putra
Indri Ramadhani (21033083)
Isra Dianti
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan idayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
“Osilasi Harmonis” untuk memenuhi tugas mata kuliah Gelombang dan Optik dengan dosen
pengampu Dra.Yenni Darvina,M,Si.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Gerak gelombang merupakan gejala yang di timbulkan oleh suatu gangguan lokal
pada besaran fisis tertentu serta perambatan gangguan itu dalam medium di sekitarnya.
Gangguan tersebut dapat berupa osilasi kedudukan partikel, osilasi tekanan atau kerapatan
massa dalam medium bersangkutan, dan osilasi medan listrik/magnet yang berasal dari osilasi
arus atau osilasi rapat uatan listrik.
Sistem osilasi harmonis sederhana (ohs) dengan satu derajat kebebasan
Contohnya sistem sederhana seperti osilasi pendulum, osilasi massa pegas, dan
rangkaian LC. Bentuk dari sistem osilasi satu derajat kebebasan dapat dilihat pada
Gambar 1.1 di bawah ini:
ψ (t )= A o cos( ωt+ϕ)
Keterangan :
ψ = simpangan,
A o = amplitudo,
ω = frekuensi sudut,
ϕ = konstanta fase.
α=dω/dt=d 2 θ/dt 2
Hubungan kecepatan sudut dengan kecepatan tangensial atau kecepatan linier adalah:
a=dv /dt=L(dω/dt )
2 2
=L(d θ /dt )=Lα
Karena bandul punya massa m, maka gaya berat diberikan oleh:
w=mg
Besar gaya pulih adalah:
F =−mg sinθ
p
Tanda negatif berarti gaya pulih berlawanan dengan perubahan θ. Menurut hukum II
Newton
Sehingga
a =−g sin θ
Besar frekuensi osilasi bergantung pada panjang tali yaitu:
ω=2 πf
ω 1
=
f = 2 π 2π √ g
L
g
ω 2=
L
Menurut hukum II Newton,
2d2
D = 2
dt
D2 θ+ω2 θ=0
( D2 +ω 2 )θ(t )=0
solusi persamaan OHS ini secara umum sering ditulis:
E p =mgh=mg(L−Lcos θ)
1
cos θ =1-2 θ2
sehingga:
1
E p =mg [ L - L (1- 2 θ 2)]
L
Ep = mg ( 2 θ 2 )
θ=θ (t ) =
θo cosωt
Energi potensial menjadi:
mgL
E p= 2
2 θo2 ( cos ωt )
Pada posisi terendah di A, seluruh energi potensial berubah menjadi energi kinetik. Karena di
A, kecepatan v maksimum, maka Ek juga maksimum.
1
Ek = mv 2
2
v =Ld θ/dt=−Lθ o ωsin ωt
2 2
Ek = 2 m( L2 θo 2 ω sin ωt )
1
Karena ω 2=g /L
Maka:
mg 2 2 2
Ek = 2 L L θo sin ωt
mgL 2
Ek = θ 2
2 o sin ωt
Setiap saat berlaku energi total
Em=E k +E p .
setiap saat sejauh x(t ) dengan amplitudo x o . Bila untuk bergerak pegas ditarik dengan gaya
F (arah kekanan) maka saat dilepaskan pegas mengalami gaya pulih sebesar −F (arah ke
kiri). Saat posisi terjauh kecepatan v = 0.
Menurut hukum Hook gaya pulih disebabkan oleh adanya gaya pegas yang selalu
melawan perubahan panjang pegas yang terjadi. Hukum Hook didefenisikan sebagai:
F=−k ( x 2 −x 1 )=−kΔx
F=ma
ma=−kΔx
d2 x(t )
m 2 =−kx (t )
dt
2
d x(t ) k
2
=− x (t )
dt m
2
Besaran k /m = ω , sehingga:
d 2 x (t )
2
=−ω2 x (t )
dt
Atau
2
d x (t ) 2
+ω x (t )=0
dt 2
Dengan menggunakan operator turunan diperoleh:
2 2
( D +ω )x (t )=0
Solusinya adalah:
1
E p = kx 2
2
Energi potensial setiap saat menjadi:
1
E p= k ¿ ¿ 2
2 cos (ωt +ϕ ) ¿
2
Jika k =ω m maka:
1
E p= ω2 m 2 2
2 x o cos (ωt +ϕ )
Besar energi kinetiknya adalah:
1 2
Ek = 2 mv
1 dx(t ) 2
Ek = m( )
2 dt
1
Ek = ω 2 mxo2 sin 2
2 (ωt +ϕ)
Dengan demikian energi mekaniknya adalah:
Em=E p +E k
Besar energi mekanik setiap saat adalah :
Em=E p +E k
1
Em= mω2 x 2o {sin2 (ωt +ϕ )+cos 2 ( ωt+ ϕ )}
2
1 2 2
Em= 2 mω x o
2
Bila ω =k /m maka:
1
Em= kx 2o
2
3. Osilasi Rangkaian LC
a. Persamaan osilasi rangkaian LC
Pada rangkaian LC,baik kapasitor maupun induktor memikili potensial. Beda potensial
kapasitor adalah:
V C =q /C
Beda potensial induktor adalah:
V L=L(di/dt )
Karena pada pengosongan kapasitor arah arus berlawanan dengan arah gerak electron maka:
2 2
i=−dq /dt sehingga di/dt=−d q/dt
Akibatnya
V L ditulis sebagai:
2 2
V L=−L(d q /dt )
Saat resonansi maka potensial kapasitor =potensial indktor yaitu:
V C =V L
q /C=−L( di/dt )
L(di/dt )+q /C=0
1
d 2 q /dt 2 + q=0
LC
2 2 2
d q /dt +ω q=0
Dengan menggunakan operator turunan diperoleh:
2 2
( D +ω )q (t )=0
Dengan solusi:
q (t )=q o e i( wt+ϕ )
Persamaan ini dapat dinyatakan dalam besaran arus yaitu dengan cara menurunkan satu
kali lagi terhadap t. Sehingga diperoleh:
ω=√ 1/LC disebut feekuensi natural resonansi LC. Dengan menggunakan operator turunan
diperoleh:
2 2
( D +ω )i=0
Setiap saat berlaku:
2 2
( D +ω )i(t )=0
Solusi dari persamaan ini adalah:
q
Muatan kapasitor pada keadaan awal adalah maksimum sebesar o . Karena kapasitor
memiliki muatan, maka dalam kapasitor tersimpan energi listrik. Muatan kapasitor setiap saat
dapat dinyatakan dalam:
q (t )=q o cosωt
Besar arus yang mengalir dalam rangkaian setiap saat adalah:
1 L
U M = Li 2 = ω2 q2o sin2 ωt
2 2
Energi total yang ada pada sistem setiap saat adalah:
U tot =U E +U M
q2o L
U tot = cos2 ωt + ω 2 q2o sin 2 ωt
2C 2
1
ω=
Gunakan LC , sehingga diperoleh:
1 2 L 1 2
U tot = 2 C q o2 cos ωt + 2 LC q o 2 sin ωt
q2o
U tot =
2C
1
ω=
Kapasitor dan induktor bertukar energi setiap saat secara periodik dengan frekuensi LC
. Karena energi yang bertukar secara periodik adalah energi listrik dan energi magnet maka
rangkaian LC merupakan salah satu sumber osilasi elektro magnetik.
Keadaan umum
dψ
2
m
1
=− k ψ +( ψ −ψ
1 2 1)
dt
2
dψ
2
m
2
=− k ( ψ −ψ 2 1 )−k ψ 2
dt
2
d (ψ −ψ
2
m
1 2)
=−k ( ψ +ψ 1 2)
dt
2
k
√
Dengan ω1 = m (mode satu: mode rendah) yang geraknya membentuk ayunan searah.
Selisih kedua pers. (27) adalah:
d ( ψ −ψ
2
m
1 2)
=−3 k ( ψ −ψ 1 2)
dt
2
dengan ω2 = √ 3k
m (mode dua) yang geraknya membentuk ayunan berlawanan arah.
Gerak osilasi seluruh system merupakan superposisi linier dari kedua osilasi harmonik:
ψ (t) = A1 cos (ω1t + φ1) + A2 cos (ω2t + φ2)
5.Osilasi Gandeng Rangkaian LC
d I + Q + Q =0
A 1 2
Loop A : L dt C C
dI Q Q
2
A 1 d 1 d 2
L + ( + )=0
dt
2 C dt dt
d I
2
L
A
+
1
( I A+ I A− I B )= 0
dt
2 C
L
d I − Q +Q B 2 3
=0
Loop B : dt C C
d I Q Q
2
B 1 d 2 d 3
L + (− + )= 0
dt
2 C dt dt
d I
2
L
B
+
1
(− I A+ I B+ I B )=0
dt
2 C
Jumlah pers.:
d (I I
2
A+ B)
+
1
( I A+ I B )=0
t LC
2
d
Solusi adalah:
I1 = IA + IB = I10 cos (ω1t + φ1)
1
Dengan ω1 = √ LC (mode satu / rendah)