Tugas Laporan Kasus MK - Ipe Helly Wianti Kelas B Stiku Hiperemesis
Tugas Laporan Kasus MK - Ipe Helly Wianti Kelas B Stiku Hiperemesis
Tugas Laporan Kasus MK - Ipe Helly Wianti Kelas B Stiku Hiperemesis
Disusun Oleh :
Helly Wianti
CBX0220070
menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. Biasanya terjadi pada kehamilan trimester
I. Gejala tersebut kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir
dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Marmi dkk 2011). Hiperemesis
seimbangan elektrolit, atau dehidrasi nutrisi dan kehilangan berat badan. Insiden
kondisi ini sekitar 3,5 per1000 kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus hilang dan
hilang seiring perjalanan waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil akan
terjadi diantara wanita primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan
berikutnya.
1
Faktor-fakrtor yang dapat mengakibatkan hiperemesis gravidarun adalah
sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, faktor organik karena
masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternatal dan perubahan metabolik,
faktor psikologi karena keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut
terhadap kehamilan dan persalinan serta takut memikul tanggung jawab.
Penanganan hiperemesis dapat dilakukan melalui beberapa cara di antaranya
dengan pemeriksaan ANC yang teratur, persiapan kehamilan, memerikan
penjelasan tentang kehamilan normal dan persalinan yang merupakan suatu
proses yang fisiologik. Menganjurkan perubahan pada makanan sehari-hari
dengan makan dalam jumlah kecil tapi sering, waktu bangun pagi jangan segera
turun dari tempat tidur tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit
dengan teh hangat ( Prawirohardjo, 2009)
Hiperemesis yang terjadi pada ibu hamil akan berdampak pada janin seperti
ibu kekuranagan nutrisi, dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah
dan dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirasi, robekan
mukosa pada hubungan gastroesofagi yang menyebabkan pendarahan ruptur
esophagus, kerusakan hepar dan ginjal. Ini akan terpengaruh atau tidak pada
pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau
tidak sesuai dengan kehamilan, yang dapa mengakibatkan peredaran darah ke
janin berkurang. Sedangkan pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal
kehamilan maka tidak berdampak terlalu serius, tapi jika sepanjang kehamilan ibu
menderita hiperemesis gravidarum maka kemungkinan bayinya akan mengalami
BBLR, Intra Uterine Growth Retardation (IUGR). Prematur hingga abortus
(Wiknjosastro, 2005).
2009)
5
10
(Bobak 2004).
metabolic.
a. Tinggkat I ( ringan )
b. Tingkat II (sedang)
perubahan mental.
4. Phatofisiologi
pertama.
bulan.
hebat.
(Prawirohardjo,2009)
15
Patway Hiteremesis Gravidarum
Hiperemesis Gravidarum
Dehidrasi
Gangguan Nutrisi
Pengeluaran Nutrisi
Kebutuhan Tubuh
Berlebihan
Kelemahan tubuh
Intoleransi Aktivitas
16
5. Diagnosa
6. Pananganan
d. Obat :
perhari.
18
hari/oral.
e. Diet
g. Anti emesis
(metaklopramid) , fenotiazin
(klopromazin,prokloperazin).
i. Terminasi kehamilan
7. Pencegahan
gula (Prawirohardjo,2009).
C. Manajemen Kebidanan
I. Pengkajian
sebenarnya.
Pengkajian meliputi :
1. Data Subyektif
mendesak.
tingkat pendidikan.
kehamilan (Manuaba,2007)
kebidanan.
yang timbul
23
(Winkjosastro,2010)
(Varney, 2007))
usia kehamilan.
dimuntahkan sehinggah
mempengaruhi
25
(Prawirohardjo,2009).
(Wiknjosastro, 2010).
talasemia, idiopatic
(Varney,2007)
o. Riwayat perkawinan
menikah.
27
q. Riwayat psikologi
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum
Tanda-tanda vital :
28
badan
29
b. Pemeriksaan fisik
badan sebelumnya
2) Turgo kulit
nyeri
6) Bising usus
9) Konjungtiva
c. Pemeriksaan penunjang
2) USG
Diagnosa kebidanan
VI. Intervensi
efektif.
Semua keputusan harus bersifat rasional dan
gravidarum adalah :
kehamilan 4 bulan.
tapi sering.
teh hangat
6. Defekasi teratur
gula
1. Isolasi
2. Terapi psikologi
3. Cairan parenteral
4. Diet :
rebus/bakar.
secara bersamaan.
VII. Implementasi
dan aman.
VIII. Evaluasi
kriteria hasil.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny M.U G2 PI A0 H 11-12 DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
I. DATA SUBYEKTIF
A. Biodata
Nama ibu : Ny. M.
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan : SMP
Penghasilan : ± Rp 500.000/bln
Pekerjaan : Tukang
Alamat kantor : -
Alamat rumah : Gandok
B. Keluhan Utama
Hari ini ibu mengeluh
mual , muntah dan
lemas. Riwayat keluhan
utama
Ibu mengatakan sering mual muntah setiap
makan dan minum sejak ± 1 minggu yang
lalu , mual, pusing, lemas dan tidak suka
makan .
Sejak pagi tadi pukul 03:00 subuh ibu masuk ruangan
Poned Puskesmas Cipatujah, dan dilakukan pemasangan
infus D5%.
C. Riwayat siklus Haid
1. Siklus Haid
a) Menarche : 14 tahun
b) Siklus : 28 hari
c) Lamanya darah : 3 hari
d) Sifat darah : encer
e) Nyeri haid : ada
f) HPHT : 12 – 08 – 2022
g) TP : 19 – 05 – 2023
2. Riwayat Perkawinan
a) Status perkawinan : Sah
b) Lamanya kawin : 11 tahun
c) Umur saat kawin : 23 tahun
d) Berapa kali kawin : 1 kali
3. Riwayat Keluarga Berencana (KB)
a) KB yang pernah digunakan : suntik
b) Lamanya : 6 bulan
c) Efek samping :berat badan
meningkat
d) Alasan berhenti : ingin mempunyai
keturunan
e) Keterangan/catatan : tidak ada
4. Riwayat Kehamilan yang lalu
a) Apakah ada gangguan yang sangat
Nyeri epigastrum : tidak ada
Sesak nafas : tidak ada
Nyeri perut : tidak ada
Demam : tidak ada
b) Apakah ada muntah yang sangat : tidak ada
c) Hipertensi : tidak ada
5. Selama hamil periksa dimana : belum pernah periksa
6. Riwayat kehamilan sekarang
a) TM 1 :
Berapa kali : belum dilakukan Keluhan : tidak
ada Terapi : tidak ada
b) TM 2 :
Berapa kali : belum dilakukan Keluhan : tidak
ada Terapi : tidak ada
c) TM 3 :
Berapa kali : belum dilakukan Keluhan : tidak
ada Terapi : tidak ada
d) Imunisasi TT berapa kali : belum dilakukan
e) Kapan :
TT 1 : belum dilakukan TT 2 : belum
dilakukan
f) Pergerakan janin pertama
kali dirasakan pada usia
kehamilan : - bulan.
g) Keluhan selama hamil : mual , muntah, pusing.
h) Terapi : -
D. Riwayat persalinan yang lalu
H. Riwayat seksual
1. Sebelum hamil : tidak ditanyakan
2. Saat hamil : tidak ditanyakan
3. Keluhan : tidak ditanyakan
I. Pola makan
1. Jenis makanan : nasi,bubur, sayur
bayam,telur (roti)
2. Frekwensi makanan : 3 kali sehari
3. Nafsu makan : kurang baik
4. Jenis minuman : air putih
5. Masalah : setiap
kali makan dan minum ibu akan
merasa mual dan bahkan kadang
sampe muntah
J. Pola eliminasi
a. BAB
K. Pola istirahat/tidur
1. Tidur siang : 1-2 jam
2. Tidur malam : 7-8 jam
3. Keluhan : tidak ada
L. Kebersihan diri
1. Mandi : 2x sehari
2. Gosok gigi : 1x sehari
3. Keramas rambut : 1 minggu sekali
4. Ganti pakayan dalam : 2 kali sehari
5. Dalam pakayan luar : 2 kali sehari
6. Perawatan payudara :tidak dilakukan
g. Dada
Payudara :
simetris , membesar
sesuai umur
kehamilan, dan tidak
ada massa,colostrum
belum keluar
Areola mammae : hyperpigmentasi
Puting susu : menonjol
Retraksi/dumpling : tidak ada
h. Abdomen
Luka bekas oprasi : tidak ada
Striae : tidak ada
Linea alba : tidak ada
Linea nigra : tidak ada
i. Ekstremitas : tangan kanan
terpasang infus
j. Genetalia : tidak dilakukan
pemeriksaan
k. Anus : tidak di lakukan
pemeriksaan
2. Palpasi
a. Leher : tidak ada
pembengkakan kelenjar
tyroid, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe
dan tidak ada
pembendungan
venajugularis
b. Dada : simetris , membesar
sesuai umur kehamilan,
tidak ada massa dan
colostrum belum keluar
c. Abdomen : tidak ada benjolan, tidak ada
nyeri tekan
Leopeld I : belum teraba
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan
3. Auskultasi
DJJ : pemeriksaan DJJ tidak dilakukan ,
4. Perkusi
Reflleks patella : tidak dilakukan
C. Pemeriksaan panggul luar : tidak dilakukan
D. Pemeriksaan panggul dalam : tidak dilakukan
E. Pemeriksaan penunjang :
Urine
Protein urine :
Protein reduksi : (++)
Keton : (-)
Darah
Golongan darah :O
HB : 10,2 gr/dl
Pemeriksaan khusus
USG : tidak dilakukan
Rontgen : tidak dilakukan
PST : (+)
2. ANALISA MASALAH DAN DIAGNOSA
Dehidrasi
4. TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat dan
cairan parenteral
Perbaiki keadaan umum ibu terutama kebutuhan cairan
dan elektrolit serta nutrisi
5. PERENCANAAN
Diagnosa : G2 P1 A0 AH1 UK 11-12 minggu dengan hiperemesis gravidarum
1. Menginformasikan Hasil Pemeriksaan Pada Ibu dan Keluarga dan Lakukan
pendekatan pada ibu agar terjalin hubungan yang baik antar ibu dengan petugas
kesehatan
R/ Ibu mengerti dan Hubungan yang baik antar ibu dan petugas kesehatan
dapat menimbulkan rasa saling percaya sehinggah dapat memberikan asuhan
yang benar
2. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
R/ Mengidentifikasi tanda-tanda patologi yang muncul sehinggah cepat dalam
melakukan tindakan segera
3. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering R/ Ibu menerima anjuran
yang diberikan
4. Anjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup dan teratur
R/ Istirahat yang cukup dan teratur dapat meningkatkan metabolik dalam tubuh
dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak cepat lelah
5. Anjurkan keluarga untuk selalu menjaga keamanan dan batasi pengunjung.
M/ Keluarga dan ibu menerima anjuran yang diberikan
6. Anjurkan kepada keluarga untuk selalu menemani ibu M/ Keluarga menerima
anjuran yang diberikan
7. Anjurkan pada ibu untuk selalu menjaga personal hygine
R/ Kuman dapat menyebar disetiap tempat. Maka dengan personal hygine
yang benar ibu dapat terhindar dari infeksi
8. Kolaborasi dengan dokter
R/ Pemberian obat pada pasien sesuai dengan kebutuhan pasien
9. Berikan konseling dan dukungan psikologi pada ibu
R/ Konseling dan dukungan psikologi yang baik dapat membantu ibu untuk
tidak terlalu cemas dan bisa menerima keadaan ibu
10. Dokumentasi hasil pemeriksaan pada buku register dan status pasien
BAB VI
PEMBAHASAN
Di era global seperti saat ini, seorang tenaga kesehatan dituntut untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu dapat
diperoleh dari kolaborasi yang baik antar profesi seperti dokter, bidan, perawat, &
apoteker dalam kerjasama tim (Keith, 2008).
Penyelenggaraan pelayanan dilaksanakan oleh berbagai kelompok profesi. Para
profesional utama yang memberikan asuhan kepada pasien di rumah sakit adalah
staf medis baik dokter maupun dokter spesialis, staf klinis keperawatan (perawat
dan bidan), nutrisionis dan farmasis yang rutin dan pasti selalu berkontak dengan
pasien, akan tetapi tidak kalah pentingnya profesional lain yang berfungsi
melakukan asuhan penunjang berupa analis laboratorium, penata rontgen,
fisioterapis. Hal ini pun berlaku di pelayanan kesehatan tingkat pertama,
walaupun kelompok profesinya terkadang tidak selengkap di Rumh Sakit tetapi
peningkatan mutu pelayanan harus tetap optimal sehingga diperlukan kerjasama
Tim dan kolaborasi antar profesi dalam melakukan pelayanan.Berdasarkan
tinjauan WHO dalam kenyataan praktik, tren kinerja menuju kerja tim, para
anggotanya berpendapat bahwa petugas kesehatan dapat melakukan tanggung
jawab mereka lebih efisien dalam tim yang terdiri dari orang-orang dengan
berbagai jenis dan derajat pengetahuan. Kolaborasi interprofessional bekerja di
profesi kesehatan untuk bekerja sama, berkolaborasi, berkomunikasi, dan
mengintegrasikan pelayanan dalam tim untuk memastikan perawatan yang terus
menerus dan dapat diandalkan (IOM, 2003)
Seperti hal nya pada Tinjauan kasus yang dipaparkan pada Kasus ini, dalam
kasus tersebut dipaparkan bahwa asuhan kebidanan pada Ny.M. G2 P1 A0
Hamil UK 11-12 minggu dengan hiperemesis gravidarum di Poned Puskesmas
Cipatujah. Berdasarkan keluhannya pada kasus ini pasien bisa diarahkan untuk
dirawat di poned puskesmas Cipatujah dilakukan pemeriksaan oleh Bidan dan
berkolaborasi dengan Dokter juga tenaga kesehatan lainnya. Dalam
pemeriksaannya bidan memberikan asuhan sesuai keluhan,melakukan
pemeriksaan, memberikan konseling dan mmberikan rasa nyaman pada pasien,
Dokter sebagai penegak diagnose dan pemberi advice membutuhkan
pemeriksaan penunjang lain yaitu pemeriksaan laboratorium yang hanya bisa
dilakukan oleh seorang laboran. Begitu juga petugas Farmasi memberikan obat
sesuai resep dokter. Penatalaksanaan kasus tersebut memberikan gambaran
praktik kolaborasi antar profesi dalam memberikan pelayanan yang cukup
terorganisir. Pada dasarnya Kasus Hiperemesis Gravidarum jarang
menyebabkan komplikasi apabila ditangani dengan penanganan yang
maksimal.
.
Dalam setiap pelayanan kesehatan tidak hanya berhenti sampai
penatalaksanaan saat itu tapi diperlukan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan
agar mampu mencapai mutu pelayanan yang lebih baik, dalam kasus ini
penanganan berkelanjutan baik pemantauan langsung maupun tidak langsung
yang berperan adalah Bidan dan berkolaborasi dengan petugas Kesehatan Lainnya
dimana melakukan kunjungan rumah untuk pemantauan kondisi pasien juga
memberikan konseling dan penyuluhan kesehatan pada keluarga. Hal itu meliputi
penyuluhan kesehatan/promosi kesehatan dan atau konseling tentang personal
hygiene yang baik, lingkungan yang sehat, pola hidup yang sehat dan pencegahan
penyakit.
Komunikasi yang efektif dan kolaborasi perlu diberi penekanan yang
kuat di semua program kesehatan profesional untuk menjamin kepuasan dan
keamanan pasien. Oleh karenanya diperlukan kolaborasi interprofesional sebagai
upaya mewujudkan asuhan pasien yang sinergis dan mutual sehingga pasien
mendapatkan pelayanan yang utuh dan berkesinambungan sehingga terwujud
tingkat keselamatan pasien yang optimal.
(Wiknjosastro,2007)
hipotensi atau takikardi. Pada Ny M.U tekanan darah normal maka dalam hal ini
adanya kesenjangan.
stop makan peroral 24-48 jam (Prawirohardjo, 2009). Pada kasus Ny. M.U pasien
tidak dipuasakan karena ibu masih bisa makan bubur dan roti sehinggah diberikan
diet hiperemesis II yaitu makan dalam bentuk kering, cairan tidak diberikan
bersamaan dengan makanan, mudah dicerna dan tidak dapat merangsang lambung
dan diberikan dalm porsi kecil tapi sering. Dalam hal ini terdapat kesesuaian antar
karena salah satu etiologi dari hiperemesis gravidarum adalah psikologis (Bobak,
2004). Dalam kasus ini pasien tidak isolasi karena tidak terdapat ruangan khusu
psikologis pada kehamilan muda, makan dalam porsi sedikit tapi sering, saat
bangun pagi makan roti dan minum teh hangat, hindari makanan yang merangsang
lambung dan beristirahat cukup (Prawirohrdjo, 2009). Pada kasus Ny M.U konseling
yang diberikan pada ibu dan keluarga sesuai dengan teori yang ada dalam hal ini tidak
gravidarum :
pagi terlebih dahulu makan roti, tidak boleh makan makanan yang berminyak,
teratur, tidur berbaring yang santai, tidak usah pikiran, istirahat siang 1-2 jam dan
kenyamanan ibu
seperti, setelah buang air kecil harus cebo yang arahnya dari depan ke belakang,
membersihkan diri dengan mandi, ganti pakyan luar , ganti pakyan dalam.
kerja histamine secara komperatif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam
lambung.
darah merah.
seperti, memberi semangat pada ibu dan memberi keyakinan bahwa mual dan
muntah merupakan gejala fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang pada
kehamilan 4 bulan.