LK 3.1 Menyusun Best Practices

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

LK 3.

1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi SD Negeri 04 Teluk Kebau


Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang rendah
melalui model Probelm Based Learning pada pembelajaran
Bahasa Indonesia dan IPA dengan materi teks eksplanasi
dan hemat energi listrik pada kelas VI SD Negeri 04 Teluk
Kebau
Penulis Dessy Ratnasari, S. Pd
Tanggal 1 Desember 2022
Situasi: Motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti
Kondisi yang menjadi latar pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dalam
belakang masalah, mengapa kelancaran proses belajar mengajar. Peserta didik yang
praktik ini penting untuk mempunyai motivasi belajar tinggi dalam proses
dibagikan, apa yang pembelajaran dapat menunjang proses belajar mengajar
menjadi peran dan tanggung untuk semakin baik. Menurut Ridha Sabrina (2017)
jawab anda dalam praktik Menyimpulkan bahwa motivasi belajar peserta didik
ini. (siswa) itu sudah sangat rendah, hal ini dikarenakan sarana
dan prasarananya masih terbatas sehingga menghambat
pembelajaran peserta didik. Rendahnya motivasi belajar
bisa dilihat dari siswa sulit memahami materi pada saat
belajar, yang menyebabkan hasil belajar berada dibawah
ketunasan. Sedangkan Hasil penelitian Muhammad
Sururuddin (2018) menyatakan bahwa Pada kegiatan
observasi yang dilakukan oleh peneliti terdapat juga bahwa
dalam proses pembelajaran, guru tidak menggunakan media
yang dapat menunjang pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran yang disampaikan sehingga siswa terkesan bosan
dan pelajaran menjadi kurang menarik bagi siswa. Metode
yang digunakan guru dalam mengajar menjadi monoton
karena hanya mengunakan metode ceramah yang pada
dasarnya hal itu dapat menurunkan minat dan motivasi
belajar siswa sebab tidak terjadinya interaksi yang aktif
antar siswa dengan guru. Jadi dapat di simpulkan peyebab
rendahnya motivasi belajar siswa yaitu : Keluarga : 1.
Orangtua 2. Ekonomi, Lingkungan: 1. Pergaulan sekolah 2.
Masyarakat, Guru: 1. Gaya mengajar 2. Metode. Selain itu
didapat juga hasil wawancara dari pengawas, kepala
sekolah dan teman sejawat faktor internal dalam diri siswa
(cita-cita, kemauan, jasmani dan rohani) yang masih rendah.
faktor eksternal dari luar siswa (lingkungan keluarga, sekolah,
dan tempat tinggal) dan guru juga tidak menggunakan media
pembelajaran.
Motivasi belajar peserta didik pada pembelajaran
Bahasa Indonesia dan IPA dengan materi teks eksplanasi
dan hemat energi listrik masih rendah. Motivasi belajar
yang rendah ini terlihat dari peserta didik nampak lesu,
tidak bersemangat saat pembelajaran dan peserta didik
banyak terdiam dan mengantuk. Motivasi belajar peserta
didik yang rendah disebabkan pembelajaran yang belum
berpusat pada peserta didik, kurangnya motivasi, reward
dan ice breaking oleh guru. Selanjunya guru belum
merancang pembelajaran yang inovatif menggunakan
metode dan media yang tepat.
Sebagai seorang guru perlu mencari solusi atas
permasalahan yang dihadapi, pencarian solusi guru
berdasarkan kajian teori dan hasil wawancara dengan
berbagai pihak seperti pengawas, pakar, kepala sekolah,
dan rekan sejawat mengenai masalah rendahnya motivasi
belajar peserta didik pada pembelajaran Bahasa Indonesia
dan IPA dengan materi teks eksplanasi dan hemat energi
listrik pada kelas VI SD Negeri 04 Teluk Kebau. Hasil
kajian teori yang sesuai adalah dari pendapat Menurut Ifni
Oktiani (2017) motivasi belajar peserta didik berasal
dari dalam (intrinsik) dan dari luar (ekstrinsik). Agar
motivasi belajar dapat tumbuh dalam diri siswa, maka
diperlukan stimulan salah satunya adalah guru yang
kreatif. Kreativitas guru dalam pembelajaran dapat
diterapkan dalam dua hal yaitu dalam manajemen
pembelajaran di kelas dan dalam penggunaan media
pembelajaran. Guru dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya untuk membuat siswa termotivasi untuk belajar.
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk
menumbuhkan motivasi belajar peserta didik yaitu,
memberi angka, hadiah, saingan/kompetisi, ego-
involment, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian,
hukuman, hasrat untuk belajar, minat, dan
memaparkan tujuan yang hendak dicapai kepada peserta
didik. Kemudian Hadist Awalia Fauzia (2018) dalam
penelitiannya menyebutkan Ciri-ciri pembelajaran problem
based learning (PBL) yaitu menerapkan pembelajaran yang
kontekstual, masalah yang disajikan dapat memotivasi
siswa peserta didik untuk belajar. Sedangkan menurut
Anggraini,V.D & Mukhadis,A (2013) mengatakan
penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar
siswa. Selanjutnya dari pihak terkait seperti pengawas,
pakar, kepala sekolah dan rekan sejawat solusi yang
diberikan adalah guru harus kreatif membuat pembelajaran
yang menyenangkan dan guru juga bisa mengunakan
model-model pembelajaran.
Dari hasil kajian teori dan wawancara dengan
pihak terkait didapatlah solusi yang sesuai dalam
meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada
pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia dengan materi
sifat-sifat magnet dan teks formulir pendaftaran pada kelas
VI SD Negeri 04 Teluk Kebau, yaitu:
1. Menggunakan media pembelajaran
2. Menggunakan model problem based learning
Tantangan : Setelah melakukan identifikasi masalah dengan
Apa saja yang menjadi refleksi diri, mencari kajian teori, wawancara dengan
tantangan untuk mencapai pengawas, kepala sekolah dan rekan sejawat ada beberapa
tujuan tersebut? Siapa saja tantangan yang berasal dari dalam diri guru dan dari
yang terlibat, sekolah:
1. Tantangan yang dari dalam diri guru, yaitu:
a. Meningkatnya motivasi peserta didik dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dan IPA dengan
materi teks eksplanasi dan hemat energi listrik,
dikarenakan keterlambatan siswa selama 2 tahun
akibat masa pademi Covid 19.
b. Meningkatnya kemampuan mengelola pembelajaran
yang inovatif dan bervariasi
c. Meningkatnya penggunaan media dan alat peraga
sesuai dengan materi.
d. Meningkatnya kemampuan guru dalam penerapan
model-model pembelajaran.
2. tantangan yang berasal dari sekolah, yaitu:
a. Pemanfaatan TPACK yang masih kurang.
b. Lingkungan dan ruang kelas yang bersih dan
nyaman.
c. Lingkungan sekolah yang memberikan rasa aman
baik jasmani dan psikis peserta didik.
Dalam menghadapi tantangan tersebut guru memiliki
andil yang besar dalam tercapainya yang ingin dicapai
seperti suasana kelas yang nyaman, bersih, menciptakan
suasana pembelajaran yang bermakna dengan
menggunakan Problem Based Learning, dan pemanfaatna
media sesuai gaya belajar peserta didik.
Pihak yang terkait dalam mencapai tujuan ttersebut
adalah pengawas yang memberi solusi, kepala sekolah yang
mendukung dan memfasilitasi, rekan sejawat yang
memberikan masukan perbaikan pembelajaran, orang tua
peserta didik yang memberi dukungan dan memantau
proses belajar anak di rumah dan peserta didik itu sendiri
yang menjadi target dalam peningkatan motivasi belajar
pada pembelajaran Bahasa Indonesia dan IPA dengan
materi teks eksplanasi dan hemat energi listrik.
Aksi : Dalam menyelesaikan tantangan tersebut perlu
Langkah-langkah apa yang adanya rencana aksi guru yang dilakukan secara
dilakukan untuk profesional, meliputi rencana aksi yang berupa langkah-
menghadapi tantangan langkah sebagai berikut:
tersebut/ strategi apa yang 1.Penggunaan media pembelajaran
digunakan/ bagaimana Penggunaan media pembelajaran saat proses belajar
prosesnya, siapa saja yang mengajar akan lebih menarik. Media pembelajaran akan
terlibat / Apa saja sumber lebih menarik lagi jika dikaitkan dengan TPACK seperti
daya atau materi yang menggunakan video pembelajaran, game edukasi atau
diperlukan untuk berselancar menggunakan media google untuk menari
melaksanakan strategi ini informasi yang lebih dalam mengenai materi yang akan
disampaikan. Dengan menggunakan media pembelaajran
berbasis TPACK maka motivasi belajar peserta didik
menjadi lebih meningkat, peserta didik lebih tertarik
dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hal ini
terlihat dari keaktifan peserta didik meningkat, konsentai
peserta didik lebih baik, dan hasil belajar juga meningkat.
2. Menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning, dengan langkah-langkah sebaga berikut:
a. Fase 1: Orientasi peserta didik pada masalah
1. Peserta didik mengamati gambar-gambar kegiatan
penggunaan listrik.
2. Peserta didik diberikan beberapa pertanyaan.
 Apa yang kamu lihat pertama kali pada gambar ini?
 Sedang apa orang-orang yang ada pada gambar
tersebut?
 Peserta didik bergantian menjawab pertanyaan dari
guru.
b. Fase 2: Mengorganisasi peserta didik untuk
belajar
3. Peserta didik dibagi menjadi 2 kelompok oleh guru
dengan jumlah 4 orang setiap kelompoknya.
4. Peserta didik mendengarkan contoh teks eksplanasi
yang dibaca guru melalui tampilan power point.
5. Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya
c. Fase 3: Membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok
6. Peserta didik diberikan lembar LKPD ke satu
tentang “Ayo, Hemat Energi Listrik!”.
7. Peserta didik menganalisis informasi penting dari
teks eksplanasi yang dibacakan guru.
8. Peserta didik secara berkelompok menuliskan
informasi penting dari teks eksplanasi ke dalam
bentuk peta pikiran.
9. Peserta didik dengan bimbingan guru mengerjakan
tugas kelompok.
d. Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
10. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
kelompok tentang informasi yang didapat dalam teks
eksplanasi tentang “Ayo,Hemat Energi”.
11. Peserta didik diberi stimulus atau tanggapan hasil
pekerjaan kelompok oleh guru.
12. Peserta didik diberikan penguatan oleh guru.
13. Guru memotivasi peserta didik dengan ice breaking
14. Peserta didik menyimak video pembelajaran tentang
“Ayo Hemat Energi”
(https://www.youtube.com/watch?v=uewAJAT8Yrk)
15. Peserta didik memperhatikan contoh poster “Hemat
Energi”.
16. Peserta didik diberikan lembar LKPD ke dua
17. Peserta didik menganalisis cara-cara menghemat
energi listrik.
18. Peserta didik secara berkelompok mengnyelesaikan
LKPD ke dua.
19. Peserta didik dibimbing guru selama kegiatan
kelompok.
20. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara
berkelompok.
21. Guru memberikan stimulus dan masukan kepada
peserta didik.
e. Fase 5: Menganalisis dan Mengevaluasi
22. Peserta didik diberikan penguatan oleh guru
terhadap kegiatan pembelajaran.
23. Peserta didik bertanya jawab tentang pembelajaran
yang sudah dilakukan.
24. Peserta didik dengan bimbingan guru membuat
kesimpulan pembelajaran yang sudah dilakukan.

Refleksi Hasil dan Dengan menerapkan model pembelaajran Problem


dampak Based Learning dan penggunaan media memberikan
Bagaimana dampak dari dampak pada proses pembelajaran peserta didik menjadi
aksi dari Langkah-langkah lebih aktif dan semangat dalam prose pembelajran
yang dilakukan? Apakah sehinggan motivasi peserta didik kelas VI SD Negeri 04
hasilnya efektif? Atau tidak Teluk Kebau pada pembelajaran Bahasa Indonesia dan IPA
efektif? Mengapa? dengan materi teks eksplanasi dan hemat energi listrik
Bagaimana respon orang meningkat yang terbukti dengan hasil belajar peserta didik
lain terkait dengan strategi yang efektif mencapai tujuan dan KKM yang terpenuhi.
yang dilakukan, Apa yang Dengan memberikan pembelajaran yang berkualitas dan
menjadi faktor keberhasilan bermakna dapat memperngaruhi peningkatan motivasi
atau ketidakberhasilan dari peserta didik dalam pembelajaran. Berikut dampak aksi
strategi yang dilakukan? yang sudah dilakukan, yaitu:
Apa pembelajaran dari 1. Menggunakan media
keseluruhan proses tersebut Kekuatan :
Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran
menjadi lebih menarik.
Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa
lebih mudah memahaminya
Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa
tidak akan mudah bosan
Kelemahan :
Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak
menuntuk guru.
Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan
2. Menggunakan model Problem Based Learning
Kekuatan :
Menekankan siswa untuk dapat memecahkan
masalah yang disajikan.
Menghubungkan masalah dengan dunia nyata siswa.
Kelemahan :
Siswa tidak memiliki minat atau kepercayaan diri
dalam memecahkan masalah maka mereka enggan
untuk mencoba menyelesaikan masalah.
Dari penerapan aksi dalam penerapan solusi
mendapat respon yang baik dari ssiwa, guru dan kepala
sekolah. Keberhasilan tersebut tentu tidak lepas dari
dukungan kepala sekolah, guru dan sarana dan prasarana
yang memadai. Pembelajaran yang saya peroleh dari
rankaian kegiatan adlah penerapan model Problem Based
Learning dan penggunaan media pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Selain itu saya
juga mendapat ilmu dalam penyusunan perangkat
pembelajran mulai dari RPP, bahan ajar, media, LKPD dan
instrumen penilaia.

Anda mungkin juga menyukai