Makalah Penilaian Kinerja Kamisna
Makalah Penilaian Kinerja Kamisna
Makalah Penilaian Kinerja Kamisna
KAMISNA
NPM:
2013020003
BANDA ACEH
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada kita semua khususnya bagi kami yang telah mampu menyelesaikan karya
tulis ilmiah yang bertemakan “Penilaian kinerja pegawai”.
Dalam menulis karya ilmiah ini, alhamdulillah saya tidak mendapatkan banyak
kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu kami juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan dorongan dan
motivasi sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Jika seandainya dalam penulisan karya ilmiah ini terdapat hal – hal yang tidak sesuai
dengan harapan, untuk itu kami dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................ 3
BAB I PEDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan .............................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Kinerja Pegawai ............................................. 5
B. Apa pentingnya Penilaian Kinerja Pegawai ..................................... 5
C. Isu Legal Penilaian Kinerja Pegawai ................................................ 5
D. Mendisain suatu sistem penilaian ..................................................... 5
E. Mengembangkan suatu sistem penilaian .......................................... 5
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Apa pentingnya penilaian kinerja pegawai?
Isu legal yang berhubungan dengan penilaian kinerja pegawai ( Resmi)?
Mendisain suatu sistem penilaian?
Mengembangkan suatu sistem penilaian?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini memberi pengetahuan dan wawasan
mengenai penilaian kinerja pegawai kepada masyarakat,mahasiswa dan teman-teman
pada khususnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1) Penilaian dilakukan pada manusia sehingga disamping memiliki kemampuan tertentu juga
tidak luput dari berbagai kelemahan dan kekurangan;
2) Penilaian yang dilakukan pada serangkaian tolak ukur tertentu yang realistik, berkaitan
langsung dengan tugas seseorang serta kriteria yang ditetapkan dan diterapkan secara
obyektif;
3) Hasil penilaian harus disampaikan kepada pegawai yang dinilai dengan lima maksud:
a) Apabila penilaian tersebut positif maka penilaian tersebut menjadi dorongan kuat bagi
pegawai yang bersangkutan untuk lebih berprestasi lagi pada masa yang akan datang
sehingga kesempatan meniti karier lebih terbuka baginya.
b) Apabila penilaian tersebut bersifat negatif maka pegawai yang bersangkutan
mengetahui kelemahannya dan dengan sedemikian rupa mengambil berbagai langkah
yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan tersebut.
c) Jika seseorang merasa mendapat penilaian yang tidak obyektif, kepadanya diberikan
kesempatan untuk mengajukan keberatan sehingga pada akhirnya ia dapat memahami
dan menerima hasil penilaian yang diperolehnya.
d) Hasil penilaian yang dilakukan secara berkala itu terdokumentasikan secara rapi dalam
arsip kepegawaian setiap pegawai sehingga tidak ada informasi yang hilang, baik yang
sifatnya menguntungkan maupun merugikan pegawai bersangkutan.
e) Hasil penilaian prestasi kerja setiap orang menjadi bahan yang selalu turut
dipertimbangkan dalam setiap keputusan yang dambil mengenai mutasi pegawai, baik
dalam arti promosi, alih tugas, alih wilayah, demosi maupun dalam pemberhentian
tidak atas permintaan sendiri.
Penilaian kinerja menurut Mondy dan Noe (1993:394) merupakan suatu sistem formal yang
secara berkala digunakan untuk mengevaluasi kinerja individu dalam menjalankan tugas-
tugasnya.
1
1) Identifikasi, yaitu menentukan faktor-faktor kinerja yang berpengaruh terhadap
kesuksesan suatu organisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengacu pada hasil analisa
jabatan.
2) Pengukuran, merupakan inti dari proses sistem penilaian kinerja. Pada proses ini, pihak
manajemen menentukan kinerja pegawai yang bagaimana yang termasuk baik dan buruk.
Manajemen dalam suatu organisasi harus melakukan perbandingan dengan nilai-nilai
standar atau memperbandingkan kinerja antar pegawai yang memiliki kesamaan tugas.
3) Manajemen, proses ini merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja. Pihak
manajemen harus berorientasi ke masa depan untuk meningkatkan potensi pegawai di
organisasi yang bersangkutan. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian umpan balik
dan pembinaan untuk meningkatkan kinerja pegawainya.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai pengertian penilaian kinerja, terdapat benang
merah yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan bahwa penilaian kinerja merupakan
suatu sistem penilaian secara berkala terhadap kinerja pegawai yang mendukung kesuksesan
organisasi atau yang terkait dengan pelaksanaan tugasnya. Proses penilaian dilakukan dengan
membandingkan kinerja pegawai terhadap standar yang telah ditetapkan atau
memperbandingkan kinerja antar pegawai yang memiliki kesamaan tugas.
Penilaian kinerja (performance appraisal), juga disebut tinjauan kinerja, evaluasi kinerja,
atau penilaian karyawan, adalah upaya menilai prestasi dengan tujuan meningkatkan
produktivitas karyawan maupun Perusahaan. Penilaian kinerja biasanya merupakan proses
tahunan di mana kinerja dan produktivitas karyawan dievaluasi dengan serangkaian standar
yang telah ditentukan. Penilaian kinerja sangat penting, tidak hanya karena merupakan faktor
penentu kenaikan dan promosi upah karyawan tetapi juga karena dapat mengevaluasi
keterampilan, kekuatan, dan kekurangan karyawan secara akurat.
Melalui penilaian kinerja, atasan akan mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya kinerja
yang buruk oleh karyawan, sehingga atasan dapat membantu mengatasinya. Dengan
melakukan feedback pada hasil kinerja yang telah diselesaikan karyawan, data yang diperoleh
dapat menjadi informasi sejauh mana fungsi sumber daya manusia berjalan baik atau buruk.
Dengan adanya penilaian kinerja pada sebuah perusahaan, maka semua pihak yang terlibat
akan merasakan manfaatnya. Bagi orang yang berkecimpung di dalam sebuah manajemen
sumber daya manusia (sebut saja HR dan Manajer) tentu saja keberadaan dari penilaian ini
sangat penting. Berikut ini beberapa manfaat penilaian bagi perusahaan :
1
1. Adanya komunikasi yang efektif tentang tujuan perusahaan.
2. Dapat meningkatkan rasa kebersamaan.
3. Mengembangkan kemampuan, keterampilan dan kemauan para karyawan
dalam bekerja.
4. Dapat meningkatkan pandangan secara luas mengenai tugas para karyawannya.
5. Dapat meningkatkan pencapaian tujuan perusahaan.
Tidak hanya bagi perusahaan, HR dan manajer, penilaian kinerja juga bermanfaat bagi
karyawan. Berikut beberapa manfaat penilaian bagi perusahaan:
Penilaian kinerja yang dilakukan dengan benar memiliki dampak positif pada keberhasilan
perusahaan. Agar penilaian kinerja dapat dilakukan dengan baik, sebaiknya perusahaan
menerapkan software performance yang dapat membantu proses evaluasi berjalan secara
lebih efisien sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan di masa depan.
Jumlah keputusan sidang pengadilan yang terfokus pada masalah penilaian kinerja saat ini
semakin bertambah, khususnya dalam hubungannya dengan masalah kesempatan kerja
(EEO). Sebuah buku panduan yang dinamakan Uniform Guidelines (panduan keseragaman)
telah diterbitkan oleh komisi kesempatan kerja di Amerika (Equal Employment Opportunity
Commission-EEOC) dan juga oleh beberapa agen federal lainnya yang menekankan dengan
jelas bahwa penilaian kinerja harus bersifat terkait dengan pekerjaan dan tidak diskriminatif.
1
Elemen dari sebuah sistem penilaian kinerja yang dapat “lolos” dari sidang pengadilan
ditetapkan dengan melihat kasus-kasus hukum yang ada saat ini. Berbagai kasus telah
memberikan semacam petunjuk. Elemen dari suatu penilaian kinerja yang dapat
dipertahankan dari sisi hukum adalah sebagai berikut :
Adalah jelas, bahwa sidang pengadilan menaruh perhatian pada penilaian kinerja yang tidak
diskriminatif dan adil. Para pengusaha harus memutuskan bagaimana cara mendesain suatu
sistem penilaian kinerja untuk memuaskan pengadilan, para agen penegak hukum, dan para
karyawan mereka.
Akan tetapi, di era sekarang dengan adanya peningkatan yang bersifat kontinu, sistem
manajemen kinerja yang tidak efektif dapat menjadi beban yang besar. Dimana para
responden dari suatu penelitian merasa bahwa manajemen “memiliki kesempatan untuk suatu
peningkatan”. Sistem manajemen kinerja yang efektif akan seperti :
Konsisten dengan misi dari strategi organisasi
Menguntungkan sebagai alat pengembangan
1
Kebanyakan sistem dapat ditingkatkan dengan melatih para atasan, karena mengadakan
penilaian kinerja merupakan bagian besar dari sistem manajemen kinerja. Pelatihan harus
terfokus dalam meminimalkan kesalahan penilaian dan memberikan acuan tentang
bagaimana seorang penilai mengobservasi dan mengingat segala informasi.
Secara organisasi, ada kecenderungan untuk menetapkan suatu kinerja dalah satu angka saja
sehingga dapat digunakan untuk mendukung kenaikan gaji karyawan. Sistem yang
berdasarkan konsep ini mengurangi kerumitan dari masing-masing kontribusi perorangan
agar dapat memuaskan tuntutan dari sistem penggajian. Sistem seperti ini terlalu
disederhanakan untuk dapat memberikan para karyawan umpan balik yang berguna, atau
menolong manajer menunjuk dengan tepat kebutuhan pelatihan dan pengembangan.
Sebenarnya, menggunakan penilaian dengan satu angka saja kadang membatasi diskusi
penilaian ini, karena apa yang ditekankan adalah memberikan label kepada kinerja seseorang
dan mempertahankan atau menyerang label tersebut. Sistem manajemen kinerja yang efektif
berkembang mulai dari adanya kesadaran bahwa tingkah laku dan kemampuan manusia yang
dituangkan hanya dalam satu angka, akan membatasi manfaatnya dalam membentuk suatu
ruang lingkup kinerja yang dibutuhkan.
Kesimpulan
Sistem manajemen kinerja berusaha mengidentifikasikan, mendorong, mengukur,
mengevaluasi, meningkatkan dan memberi penghargaan terhadap kinerja karyawan.
Kinerja merupakan rangkaian yang kritis antara strategi dan hasil organisasi.
1
Metode tujuan perilaku dari penilaian adalah antara lain pendekatan penilaian perilaku
dan manajemen dengan tujuan (management by objectives-MBO)
Konstruksi dari penilaian dengan skala yang berorientasi perilaku menuntut suatu
analisis pekerjaan yang detail sehingga kriteria penilaian dan jangkanya akan terkait
dengan pekerjaan.
MBO adalah pendekatan yang menuntut penetapan tujuan bersama oleh atasan dan
karyawan.
Sumber persoalan utama pada penilaian kinerja adalah kesalahan penilai. Kesalahan
penilai antara lain termasuk standar yang berbeda-beda, efek resensi, bias penilai
(seperti bisa “toleransi”), pola penilaian (seperti kecenderungan terpusat, efek halo,
dan kesalahan kontras)
Wawancara umpan balik dari penilai merupakan bagian yang vital dari sistem
penilaian manapun.
Baik manajer maupun karyawan mungkin akan menolak penilaian, dan tidak satu pun
sistem yang sempurna.
Panduan Kepegawaian Federal dan beberapa keputusan sidang pengadilan telah
mempersulit proses penilaian. Tidak adanya keterkaitan khusus dengan pekerjaan
dapat menimbulkan perseoalan hukum, demikian juga dengan subjectivitas.
Memberi pelatihan kepada para penilai dan menjaga adanya kecenderungan untuk
menjadikan kinerja hanya tertuang kecenderungan untuk menjadikan kinerja hanya
tertuang dalam satu angka numerik, merupakan hal penting dalam sistem manajemen
penilaian kinerja yang efektif.
Berbagai kontroversi dan kebingungan yang biasa terjadi diantara para pegawai yang dinilai
dan juga diantara para penilai, karena tidak adanya suatu sistem yang baku dalam penilaian
kinerja pegawai. Oleh karena itu, perlu didesain suatu sistem penilaian yang dapat diterima
oleh berbagai pihak dengan melibatkan manajer atau pimpinan, para pegawai, dan
profesional SDM dalam membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan isu-isu
dibawah ini :
1. Isi penilaian,
2. Proses penilaian,
1
Ada 3 hal yang perlu dipertahankan dalam isi penilaian yang berkaitan dengan mendesain
suatu sistem penilaian, yaitu : fokus penilaian, tipe kriteria, dan Pendeskripsian pada Level
Kinerja (PLK). a. Fokus penilaian
Penilaian kinerja pegawai biasanya berfokus kepada orientasi orang (perilaku pegawai)
ataukah berfokus pada orientasi pekerjaan (catatan hasil penyelesaian pekerjaan). Pada
umumnya fokus penilaian itu berorientasi pada hasil (outcomes) penyelesaian pekerjaan. Hal
ini dilakukan, karena fokus penilaian tersebut efektif dalam pencapaian tujuan organisasi dan
berkaitan langsung dengan misi, tujuan dan keperluan-keperluan pelanggan organisasi.
b. Tipe kriteria
ideal melakukan kegiatan itu atau mencapai tujuan kegiatan yang diharapkan,
disempurnakan atau suatu hasil yang diperoleh, pada waktu tercepat yang diinginkan baik
dari sudut pengkoordinasian dengan
kegiatan lain,
1
fungsi pekerjaan tanpa harus memerlukan bantuan supervisi ataukah memerlukan intervensi
supervisi untuk mencegah suatu yang merugikan,
perasaan-perasaan menghargai diri sendiri, keinginan baik, dan bekerja sama diantara para
teman dan bawahan.
2. Proses Penilaian
Ada 5 hal yang perlu diperhatikan dalam proses penilaian, yaitu : tipe skala penilaian, tipe
instrumen penilaian, mengontrol kesalahan penilaian, menghitung hambatan-hambatan
situasional pada kinerja, dan metode perhitungan skor menyeluruh. (Bernardin dan Russel,
1993).
Tipe skala penilaian yang biasa digunakan adalah ordinal, yaitu dirangking mulai paling
tinggi sampai paling rendah atau terbaik sampai yang terburuk. Pengukuran lainnya yang
biasa digunakan adalah suatu skala penilaian yang lebih tepat daripada ordinal, yaitu
skala interval. Skala ini selain menunjukkan yang satu lebih baik daripada yang lainnya tetapi
juga memberikan informasi bagaimana baiknya antara satu pegawai dengan lainnya.
Ada tiga cara pokok penilai dapat membuat penilaian kinerja, yaitu : para penilai dapat
membuat perbandingan antara kinerja pegawai, para penilai dapat membuat perbandingan
antara PTK dan memilih deskripsi orang yang terbaik untuk dinilai serta para penilai dapat
membandingkan individu dengan PTK.
Kesalahan-kesalahan penilaian biasanya tidak dapat terhindarkan karena berbagai faktor yang
berpengaruh, seperti observasi penilai itu sendiri, yang sering disebut sebagai penyebab
kesalahan penilaian sebagai berikut :
1
1) Kemurahan hati
Kemurahan hati merupakan masalah yang serius dalam penilaian kinerja pegawai, terutama
yang berkaitan dengan keputusan administratif seperti kompensasi dan promosi. Hal ini dapat
dilihat banyak pegawai yang tinggi hasil penilaian kinerjanya, tetapi tidak sesuai dengan
kinerja yang sebenarnya.
2) Sentral tendensi
Penilaian kinerja pegawai cenderung berada pada skala tengah yang tidak sesuai dengan
kinerja pegawai yang sebenarnya. Pada dasarnya penilai tidak menyukai penilain yang
"ekstrim".
3) Halo effect
Hal ini sangat berbeda dengan sentral tendensi dimana penilai cenderung memilih nilai yang
"ekstrim", tinggi atau rendah. Pengaruh penilai dapat disebabkan favorit, streotipe, dan
bermusuhan dengan pegawai yang dinilai. Hal ini dapat dijumpai pada berbagai diskriminasi,
seperti warna kulit, dan prasangka-prasangka sahabat (friendship biases).
Penilaian ini sangat dipengaruhi oleh penampilan perilaku pertama pegawai yang dinilai
(primacy) ataukah penampilan perilaku atau hasil akhir yang diperoleh (recency). Ada penilai
yang menilai pegawai tergantung pada penampilan pertamanya atau sebaliknya.
2) Perceptual set
Penilaian ini tergantung pada kecenderungan para penilai melekat apa yang diinginkan atau
apa yang diharapkan.
2) Kelambanan prosedur,
1
8) Ketidakcukupan kinerja personil dalam unit kerja,
11) Ketidakefisienan atau tidak jelasnya struktur atau hubungan pelaporan dalam organisasi,
17) Perubahan yang tidak dapat diramalkan atau tambahan-tambahan tipe pekerjaan yang
diberikan,
21) Kondisi-kondisi ekonomi (misalnya, tingkat bunga, ketersediaan buruh, dan biaya
barang-barang dan jasa-jasa yang pokok),
Penilaian kinerja didasarkan pada fungsi penting pekerjaan, produksi atau jasa yang
dihasilkan. Hasil penjumlahan skor dari semua fungsi pekerjaan akan menandakan kinerja
suatu pekerjaan secara keseluruhan. Ada dua cara penjumlahan skor secara keseluruhan,
yaitu:
1) Judgemental
2) Matematika
1
3. Menentukan "Penilai"
Pada umumnya penilaian kinerja pegawai mencakup pegawai yang dinilai, supervisor, peer,
klien atau pelanggan. Diantara para penilai di atas, yang paling sering digunakan intuk
menilai kinerja pegawai adalah supervisor.
Pada negara-negara maju penilaian kinerja pegawai itu bervariasi, ada organisasi yang
manajernya di evaluasi oleh direkturnya dan juga menerapkan penilaian diri sendiri. Pada
organisasi lain ada pula pegawai yang menilai kinerjanya sendiri dan mengevaluasi
supervisornya. Namun, kenyataan bahwa pegawai yang menilai kinerjanya sendiri cenderung
menambah inputnya dalam proses penilaian, walaupun proses penilaian seperti ini jarang
dilakukan. Tujuannya adalah untuk mendorong para pegawai berperan aktif dalam
pengembangan dirinya sendiri.
Penilaian yang sering juga dilakukan adalah tipe penilaian ganda (multiple reter type). Tipe
ini, penilaiannya dikumpulkan dari beberapa penilai kinerja pegawai dan hal ini dianggap
akurat, kurang prasangka, dirasakan lebih fair, dan kurang sering dituntut secara hukum dan
keluhan-keluhan.
Selain tipe penilaian di atas, ada juga organisasi penilai kinerja pegawai dari pelanggan dan
peer. Tipe ini biasanya digunakan pada organisasi sebagai sumber informasi penting
mengenai kinerja pegawainya yang berhubungan pelayanan pelanggan.
Penilaian bukan saja ditujukan pada level kelompok, seperti kelompok kerja mandiri, tim
kerja, dan manajemen partisipasitif. Jelasnya sasaran penilaian itu bervariasi, ada yang
berfokus pada individu, kelompok kerja, departemen, atau level organisasi.
Penentuan pegawai yang dinilai (ratee) tergantung dari organisasi yang bersangkutan.
Organisasi dapat menilai pada level individu dan juga dapat dinilai pada level
kelompok/organisasi atau menggabungkan kedua-keduanya. Organisasi yang menilai pada
level kelompok kerja tujuannya untuk menilai pelayanan kepada pelanggan, sedangkan
penilaian pada level individu biasanya untuk menetukan kebutuhan pengembangan pegawai.
Penilaian pada kinerja individu untuk mencapai kerjasama yang baik diantara para pegawai
dan juga untuk orientasi bersaing.
5. Karakteristik-karakteristik administrative
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam karakteristik administratif, yaitu frekuensi dan
waktu penilaian, media pengumpulan data/penilaian, dan metode umpan balik.
Frekuensi dan waktu penilaian tergantung dari kepentingan organisasi yang bersangkutan.
Misalnya, untuk menilai pegawai baru tentang frekuensi dan waktu penilaiannya berbeda
dengan pegawai lama. Pegawai mungkin dinilai setiap 30 atau 60 hari selama 6 bulan
pertama sampai 1 tahun, untuk menilai atau memonitor kinerjanya selama masa percobaan.
Frekuensi dan waktu penilaian pegawai dalam organisasi biasanya dilakukan setiap satu kali
1
atau dua kali dalam satu tahun,akan tetapi pada umumnya organisasi mengadakan penilaian
kinerja pegawainya satu kali dalam setahun.
Media pengumpulan data ini penting dalam penilaian kerja pegawai, terutama yang
mempekerjakan ribuan orang. Sekarang dengan menyebarnya pemakaian komputer, maka
penilaian kinerja pegawai sangat cepat dan akurat karena semua data hasil penilaian langsung
dimasukkan ke komputer.
Pada saat ini komputer dan peralatan high-tech dapat saja digunakan untuk berbagai
kepentingan dalam organisasi, bukan saja mempercepat proses penilaian, tetapi juga dapat
digunakan oleh manajer untuk memonitor secara langsung pegawai dalam melayani
pelanggan. Beberapa keuntungan yang diperoleh jika memakai komputer dalam penilaian
kinerja pegawai, seperti data diperoleh dengan cepat, dan akurat, rapi, dan menghemat biaya.
Keunggulan-keunggulan ini tidak ditemukan dengan menggunakan operator (clerk) dalam
memasukkan data.
Setelah pengumpulan data, maka langkah selanjutnya adalah membawa hasil penilaian itu ke
dalam pertemuan formal organisasi. Di dalam pertemuan itu dihadiri oleh manajer atau
pimpinan, supervisor dan para pegawai. Tujuan pertemuan ini adalah untuk memberikan
umpan balik hasil penilaian kinerja pegawai. Umpan balik penilaian ini memegang peranan
penting baik memotivasi para pegawai maupun pemberian informasi kepada para pegawai
dan berusaha memperbaiki komunikasi antara “rater” dengan “ratee”. Tujuan umpan balik
ini adalah untuk meningkatkan kinerja para pegawai.
Sebagai seorang pengusaha, pastinya kita memiliki sebuah bisnis yang sangat ingin untuk di
kembangkan. Namun untuk dapat mengembangkan bisnis tersebut, terdapat berbagai unsur
serta elemen yang perlu kita ketahui, pelajari dan kita terapkan agar bisnis tersebut dapat
berjalan sesuai dengan apa yang di harapkan.
Dalam mengembangkan sebuah bisnis, kita harus menyadari bahwa keberadaan dan
kelancaran proses dari sumber daya yang dimiliki merupakan hal yang patut diperhatikan.
Jika salah satu dari sumber daya yang dimiliki mengalami kemunduran maka hal tersebut
dapat menghambat berbagai proses kerja yang ada dan pastinya akan menghambat
keuntungan yang seharusnya di dapatkan.
Salah satu dari sumber daya tersebut adalah sumber daya manusia dimana sumber daya ini
adalah sebuah inti atau kunci bagi perusahaan Anda. Kenapa? Karena sumber daya inilah
yang memegang kunci besar dalam kesuksesan bisnis yang kita miliki.
Karena itulah banyak perusahaan yang mulai mencoba berbagai cara untuk dapat
meningkatkan produktivitas dari sumber daya manusia yang dimiliki seperti :
1
1. Memberikan fasilitas yang memadai
2. Memberikan pelatihan yang dibutuhkan
3. Menerapkan jenjang karier yang jelas
4. Memberikan sistem reward atas apa yang telah di peroleh
5. Membebaskan kreatifitas
6. Memberikan motivasi
7. Dan lain sebagainya
Banyak sekali cara yang dapat kita gunakan untuk dapat meningkatkan produktivitas kinerja.
Namun bagaimana kita tau hal tersebut berhasil atau tidak?
Itulah mengapa penilaian kinerja karyawan menjadi faktor penting dalam ilmu manajemen
sumber daya manusia agar kita dapat mengetahui sejauh mana hasil dari proses kerja yang
dilakukan oleh para karyawan dalam suatu perusahaan.
Dengan melakukan penilaian kinerja pada perusahaan, kita akan mendapatkan berbagai
macam keuntungan yang dapat digunakan untuk lebih mengembangkan usaha yang kita
miliki. Namun untuk bisa mendapatkan keuntungan tersebut kita harus terlebih dahulu
menerapkan sebuah sistem penilaian kinerja yang baik tidak hanya untuk perusahaan namun
juga untuk perkembangan karyawan.
Sebelum melakukan penilaian kinerja, ada baiknya bagi kita untuk mendesain atau
merancang terlebih dahulu sistem penilaian yang akan digunakan. Berikut beberapa hal yang
perlu di perhatikan seperti:
1. Parameter apa saja yang hendak dinilai. Seperti kesesuaian terhadap deadline, tingkat
kepuasan customer,
2. Klasifikasi jenis kinerja pada setiap karyawan.
3. Klasifikasi tingkat kinerja yang dipakai.
4. Prosedur pengukuran kinerja.
5. Teknis penilaian meliputi frekuensi penilaian, perangkat yang digunakan seperti
Haermes HRIS atau perangkat komputerisasi lainnya atau secara manual.
Dengan memperhatikan kelima hal diatas, nantinya kita akan dapat membuat sebuah sistem
penilaian kinerja karyawan yang efektif sehingga dapat mengoptimalkan serta
mengembangkan pengelolaan sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan.
1
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
2) Proses (pelaksanaan);
1
3) Output (hasil).
DAFTAR PUSTAKA
Mangkuprawira, Sjafri., 2009. Horison Bisnis, Manajemen dan Sumber Daya Manusia.
PT. Gramedia. Jakarta.
Rivai, Veithzal, dkk., 2008. PERFORMANCE APPRAISAL : Sistem yang Tepat untuk
Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan.
RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Wirawan, 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Salemba Empat. Jakarta