Fix Poc
Fix Poc
Fix Poc
Dasar-dasar Agronomi
4.1 Hasil
Tabel 3. Hasil Pengamatan POC
Pengamatan ke- Warna Aroma Adanya bercak
putih
1 Coklat Muda Kurang Berbau Ada
2 Coklat Muda Aroma Ada
Fermentasi
3 Coklat Muda Aroma Ada
Fermentasi
4 Kuning Kecoklatan Aroma Ada
Fermentasi
5 Kuning Kecoklatan Aroma Ada
Fermentasi Tape
6 Kuning Kecoklatan Aroma Ada
Fermentasi Tape
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022
4.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel hasil diatas dapat dijelaskan bahwa pengamatan pupuk
organik cair pada pengamatan pertama yaitu pupuk organik cair berwarna kuning
kecoklatan dengan aroma yang kurang berbau, pada pengamatan kedua terjadi
perubahan aroma dengan warna yang masih sama yaitu coklat muda dengan aroma
fermentasi, pada pengamatan keempat hingga panen pupuk organik cair berubah
warna menjadi kuning kecoklatan dan aromanya yaitu aroma fermentasi tape.
Keberhasilan pupuk organik cair dapat dilihat dari perubahan warna dan
perkembangan baunya. Apabila aroma fermentasi telah tercium pada pupuk organik
cair maka bisa dikatakan bahwa pupuk tersebut telah berhasil. Hal ini sesuai dengan
pendapat Aldhita (2013), bahwa aroma pada pupuk cair lebih kuat dibandingkan
dengan aroma pupuk kandang. Sesuai dengan aroma keberhasilan pada pupuk
organik cair yang khas yaitu berbau fermentasi atau berbau seperti tape. Jika dilihat
dari literatur tersebut makan dapat dikatakan pupuk organik cair yang dibuat
termasuk dalam kriteria berhasil.
Adanya perubahan warna maupun aroma pada pupuk organik cair dari minggu
ke minggu sampai pada pemanenan disebabkan karena adanya mikroorganisme
pengurai, yang dalam pembuatan pupuk organik cair ini digunakan bioaktivator
berupa EM4. Bioaktivator ini mempunyai fungsi mempercepat proses penguraian
bahan-bahan pembuatan pupuk. Hasil pengamatan warna pada pupuk organik cair
menunjukkan bahwa pupuk organik cair yang dihasilkan berkualitas baik dilihat
dari warna pupuk. Hal ini sesuai dengan pendapat Endah et al (2015) bahwa
pembuatan POC dengan proses fermentasi keberhasilannya ditandai dengan adanya
lapisan putih pada permukaan, bau yang khas, dan pupuk yang dihasilkan berwarna
kuning kecoklatan. Ketika disesuaikan antara teori tersebut dengan hasil daripada
praktikum pembuatan pupuk organik cair, maka bisa dikatakan pupuk organik cair
yang telah dibuat tersebut telah berhasil karena sudah memenuhi kriteria.
Berdasarkan hasil pengamatan suhu pada pembuatan POC, suhu berada pada
rata-rata 30˚C. Suhu ini merupakan kriteria dari adanya keberhasilan POC. Suhu
yang relatif tinggi menyebabkan mikroorganisme akan mati, sedangkan jika suhu
relatif rendah maka mikroorganisme tidak bekerja. Hal ini sesuai dengan pendapat
Nurlaila et al (2017), bahwa bila suhu atau temperatur terlalu tinggi maka
mikroorganisme akan mati. Bila suhu atau temperatur relatif lebih rendah maka
mikroorganisme belum dapat bekerja atau masih dalam keadaan dorman. Aktifitas
mikroorganisme dalam proses pembuatan pupuk organik umumnya menghasilkan
panas sehingga untuk menjaga suhu tetap optimal sering dilakukan pembalikan atau
pengoptimal pupuk organik cair sekitar 30˚C–50˚C.
Mulai dari pengamatan pertama hingga pada pamanenan, terdapat bercak-
bercak putih di atas permukaan pupuk organik cair. Hal ini merupakan salah satu
kriteria keberhasilan pupuk organik cair. Bercak putih ini adalah hasil dari proses
fermentasi yang dilakukan pada pupuk organik cair yang telah matang atau
berhasil. Bercak putih pada POC merupakan actinomycetes, yaitu jenis jamur
tumbuh setelah terbentuknya pupuk. Hal ini sesuai dengan pendapat Junaidi dan
Muljanto (2019), bahwa pengomposan yang matang bisa diketahui dengan
memperhatikan keadaan bentuk fisiknya, proses berhasil apabila ditandai dengan
adanya bercak-bercak putih pada permukaan cairan. Cairan yang dihasilkan dari
proses ini akan berwarna kuning kecoklatan dengan bau fermentasi atau bau tape.
DAFTAR PUSTAKA