Modul Etika Dan Integritas Dalam Pelatihan Berdaar Masukan Narasumber-Wahyu-Dikonversi
Modul Etika Dan Integritas Dalam Pelatihan Berdaar Masukan Narasumber-Wahyu-Dikonversi
Modul Etika Dan Integritas Dalam Pelatihan Berdaar Masukan Narasumber-Wahyu-Dikonversi
Adi Suryanto
Jakarta, 2022
Muhammad Taufiq
A. Latar Belakang
Selamat Anda telah memutuskan untuk mengasah gergaji Anda
dengan membaca dan mempelajari modul etika dan integritas dalam
pelatihan. Ini berarti Anda telah memutuskan untuk meningkatkan personal
branding Anda. Peningkatan personal branding akan meningkatkan branding
organisasi Anda. Anda sebagai penyelenggara pelatihan merupakan salah
satu pemegang peran dominan dalam peningkatan kompetensi Aparatur Sipil
Negara (ASN). Peran yang Anda mainkan sangat mempengaruhi kinerja
organisasi dalam mencapai kinerja organisasi . Oleh karena itu penguasaan
kompetensi sangat diperlukan. Mengapa sebagai penyelenggara pelatihan
Anda harus memiliki kompetensi dalam hal etika dan integritas? Penguasaan
kompetensi ini tidak hanya dalam tataran pengetahuan , namun harus
diinternalisasi dan dihabituasikan dalam melaksanakan tugas dan peran
Anda sebagai penyelenggara pelatihan. Tujuan akhir adalah menigkatkan
kinerja organisasi dengan memberikan layanan prima bagi stakeholder, baik
internal maupun eksternal.
Sebagai penyelenggara pelatihan tentunya Anda telah banyak
melaksanakan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi Anda.
Bagaimanakah penilaian Anda terhadap layanan penyelenggara pelatihan?
Memuaskan? Mengecewakan atau adakah penilaian yang lain? Pernahkan
Anda merasa senang dan bahagia karena penyelenggara melayani Anda
dengan antusias dan dilayani dengan optimal? Atau pernahkan Anda
mendapatkan penjelasan yang komprehensif terkait dengan
penyelenggaraan pelatihan? Bagaimana perasaan Anda? Senang, bahagia,
tersanjung? Mengapa penyelenggara pelatihan mampu memberikan layanan
optimal dengan mengedepankan etika dan integritas? Di sisi lain, pernahkah
Anda merasa kecewa karena Anda dilayani penyelenggara pelatihan dengan
tidak menyenangkan? Bagaimanakah penerapan etika dan integritas inilah
yang akan dibahas dalam modul ini, yang dimulai dengan konsp dasarnya
sebagai landasan teorinya.
MODUL ETIKA DAN INTEGRITAS 7
PELATIHAN
Mengapa penyelenggara pelatihan mampu memberikan pelayanan
yang memuaskan pelanggan? Karena mereka memiliki kompetensi dalam hal
melayani. Kompetensi tersebut selain kompetensi teknis dalam
penyelenggaraan pelatihan, kompetensi sosiokultural dan kompetesi
manajemen. Salah satu kompetensi sosio kultural tersebut diantaranya
adalah etika dan integritas dalam penyelenggaraan pelatihan. Etika dan
integritas merupakan salah
Indikator hasil belajar : Setelah selesai membaca bab 2 dalam modul ini Anda
diharapkan dapat menjelaskan konsep etika dan integritas dalam
penyelenggaraan pelatihan
A. Pengertian,Fungsi dan Indikator Etika dalam Penyelenggaraan Pelatihan
1. Pengertian Etika Penyelenggaraan Pelatihan
Anda setuju dengan kata bijak di atas? Pasti Anda setuju, karena Anda
menjunjung tinggi nilai-nilai etika dalam bekerja. Etika merupakan salah satu kunci
dalam melaksanakan komunikasi dengan pihak lain. Anda juga memahami bila
salah satu kunci sukses keberhasilan dalam pelatihan adalah dengan menjalin
hubungan baik antar pengelola pelatihan, penyelenggara pelatihan dan tenaga
pelatihan serta peserta pelatihan. Hal itu dapat dicerminkan dengan bagaimana
setiap individu yang mendukung dalam mensukseskan penyelenggaraan
pelatihan berperilaku dalam organisasi tersebut. Etika merupakan salah satu
bentuk perilaku yang dapat diamati oleh orang lain. Lalu apakah etika itu ?
Apakah sama antara etika dan etiket? Etika dan etiket menyangkut perilaku
manusia yang mengatur perilaku normatif, artinya memberi norma bagi perilaku
manusia, dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh
dilakukan. Lalu apakah berbedaanya dan kapan penggunaanya? Guna menjawab
pertanyaan tersebut mari kita baca kisah berikut.
Kembali kepada kasus Andi di atas, apakah Andi melanggar etika atau
melanggar etiket? Berdasarkan perbedaan antara etika dan etiket di atas dapat
simpulkan bahwa Andi melanggar etika dalam bekerja, karena tidak mengangkat
telpon dari peserta pelatihan yang sebelumnya ikut kegiatan evaluasi. Etika
berlaku universal, tidak bergantung ada atau tidaknya orang lain yang hadir. Dalam
kasus di atas, ada atau tidak adanya peserta pelatihan telpon harus diangkat,
karena masih dalam kedinasan dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
sebagai penyelenggara pelatihan. Di samping itu etika adalah niat, perbuatan itu
boleh dilakukan atau tidak, sesuai dengan pertimbangan niat baik atau buruknya.
MODUL ETIKA DAN INTEGRITAS 14
PELATIHAN
Etika sebenarnya dapat juga difahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya
perlindungan
ETIKA = MORAL ?
Lalu apakah Pelatihan itu ? Dalam modul terdahulu telah dibahas tentang
pelatihan yag pada intinya adalah pelatihan merupakan serangkaian aktivitas
individu dalam meningkatkan keahlian dan pengetahuan secara sistematis
sehingga mampu memiliki kinerja yang profesional di bidangnya. Pelatihan
adalah proses pembelajaran yang
memungkinkan pegawai melaksanakan
Etika yang dimaksud dalam pekerjaan yang sekarang sesuai dengan
modul ini adalah etika yang standar. Dalam kaitannya dengan pelayanan
merupakan panduan kerja bagi
pentelenggara pelatihan dalam penyelenggaraan pelatihan, etika
menjalankan tugas dan fungsinya, penyelenggara pelatihan
berpedoman pada kode etik PNS
merupakan refleksi standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah
perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan pada perilakunya dalam
melaksanakan pekerjaan dalam rangka penyelenggaraan pelatihan. Pelaksana
Pelatihan adalah orang yang diberikan kewenangan untuk melaksanakan tugas-
tugas penyelenggaraan Pelatihan. Dalam kaitannya dengan pelayanan
penyelenggaraan pelatihan, etika merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan pada perilaku penyelenggara dalam melaksanakan pekerjaan
dalam rangka penyelenggaraan pelatihan. Etika Penyelenggara Pelatihan adalah
suatu sikap dan tindakan yang baik dan wajib dilakukan oleh penyelenggara
Pelatihan sewaktu melayani para peserta Pelatihan, tenaga pengajar, pengelola
pelatihan dan para tamu Pelatihan saat menjalankan tugas dan kwajiban dalam
penyelenggaraan Pelatihan.
MODUL ETIKA DAN INTEGRITAS 16
PELATIHAN
2. Landasan dan Prinsip Etika
Landasan berasal dari bahasa Inggris foundation, yang dalam bahasa Indonesia
menjadi fondasi. Fondasi merupakan bagian terpenting untuk mengawali sesuatu.
Menurut S. Wojowasito, (1972: 161), bahwa landasan dapat diartikan sebagai
alat, ataupun fondasi,
Apakah Anda setuju dengan pendapat Rany? Perilaku Teny merupakan bentuk
dari integritas? Lalu apakah integritas itu? Jika ditanya, apa sih integritas itu? atau
“bagaimana membedakan antara orang yang berintegritas atau tidak?”.
Terhadap pertanyaan tersebut, kita sering menjawab secara mudah, jika
seseorang melakukan sesuatu yang berbeda dengan kata hatinya, maka ia
tidak berintegritas. Hal itulah yang seringkali kita yakini bukan? Lalu apakah
sebenarnya integritas? Kata integritas berasal dari kata sifat Latin integer (utuh,
lengkap). Dalam konteks ini, integritas adalah rasa batin “keutuhan” yang berasal
dari kualitas seperti kejujuran dan konsistensi karakter. Sedangkan menurut
Wikipedia Integrity is a concept of consistency of actions, values, methods,
measures, principles, expectations, and outcomes. Integritas adalah sebuah
konsep dari tindakan konsekuensi, nilai, metode, prinsip, ekspektasi dan
pengeluaran. Dalam kebudayaan, integritas digambarkan sebagai kejujuran dan
kepercayaan atau tindakan yang akurat. Integritas dapat dikatakan sebagai
lawan dari hipokrits. Kata integritas berasal dari bahasa latin yaitu integer
(keseluruhan, selesai). Dalam konteks ini, integritas merupakan perasaan yang
paling luar dari keseluruhan seperti karakter jujur dan konsisten. Seseorang
mungkin dapat menilai orang lain yang memiliki integritas. Untuk
membuktikannya mereka berperilaku sesuai dengan nilai, keyakinan dan
prinsip yang
mereka pegang. Sedangkan menurut
orang yang “memiliki Lilik Agung, integritas sering diartikan
integritas” bertindak sesuai
sebagai satunya pikiran, perkataan dan
dengan nilai dan priNSIP
keyakinan yang tidak perbuatan. Jika merujuk pada kata
bertentangan dengan nilai-nilai asalnya, yaitu integer dan integration,
maka integritas mempunyai
makna berbicara dengan utuh dan sepenuh-penuhnya (Lilik Agung, 2007).
Andreas Harefa dalam bukunya Manusia Pembelajar, dijelaskan salah satu
definisi integritas adalah adalah “maining social, athical, and organizational
MODUL ETIKA DAN INTEGRITAS 24
PELATIHAN
norm, firmly adhring to code of conduct Anda atichal principle”. Dengan
pengertian tersebut integritas diterjemahkan menjadi tiga tindakan kunci (key
action) yang dapat diamati (observable). Pertama,
Ingat
IlMU diGUnakan SEBELUm berbicara dan berBUAt.
ilMU akan berarti bila telah diamalkan
melALUi habiTUASi .
Indikator hasil belajar : Setelah selesai membaca bab 3 dalam modul ini Anda
diharapkan mampu membangun Personal Branding Penyelenggara
Pelatihan
Citra diri penyelenggara pelatihan yang seperti apakah yang dapat memperikan
layanan prima kepada stake holder dalam pelatihan?
Bagaimana Anda mewujudkan citra diri Anda yang positif tersebut? Personal branding
adalah salah satu jawabannya. Anda mengenal sosok Bob sadino? Tentu saja sangat
mengenal bukan? Mengapa Anda mengenal beliau? Karena beliau memiliki citra diri
positif dan personal branding yang kuat. Bagaimana dengan sosok Arie Ginanjar?
Anda mengenalnya? Yach tentu Anda
Membangu mengenal dengan baik. Mengapa Anda mengenalnya?
n citra diri
penyelenggara Jawabannya sama beliau memiliki citra diri positif dan
Pelatihan barnd kuat yang diwujudkan dalam personal brandingnya.
melalu
Jadi apakah manfaat personal branding itu? Apakah
i personal
branding penyelenggara pelatihan perlu memiliki personal branding?
Manfaat personal branding antara lain ( dirangkum dari beberapa sumber) sebagai berikut
:
Indikator hasil belajar : Setelah membaca bab 4 modul ini Anda diharapkan
mampu mencontohkan penerapan etika dan Integritas dalam
penyelenggaraan pelatihan
Seseorang yang sifatnya baik dalam artian memiliki etika dan moral yang baik tanpa
memiliki integritas, hanya bermanfaat bagi dirinya. Artinya belum dapat mendatangkan
manfaat bagi orang lain. Oleh karena itu pentingnya penerapan etika dan integritas dalam
segala kegiatan, termasuk dalam penyelenggaraan pelatihan. Penerapan etika dan
integritas dalam penyelenggaraan pelatihan oleh penyelenggara pelatihan mengacu pada
kode etik PNS, baik kode etik PNS dalam bernegara, etika PNS dalam bermasyarakat,
etika PNS dalam berorganisasi, etika PNS terhadap sesama PNS dan etika PNS
terhadap diri sendiri. Dalam hal ini Anda diharapkan mampu mengaktualisasikannya
dalam bentuk contoh-contoh penerapan etika dan integritas dalam penyelenggaraan
pelatihan. Agar memudahkan dalam pembahasan dalam modul ini, maka implementasi
etika dan integritas menjadi bagian yang takterpisahkan dalam pembahasan. Karena
Integritas merupakan penjaga moral dan hati Nurani sedangkan etika merupakan
panduan bertindak dan berperilaku. Agar memudahkan Anda dalam memahaminya akan
disajikan beberapa kasus yang terjadi dalam penyelenggaraan pelatihan yang terkait
dengan penerapan etika dan integritas dalam penyelenggaraan pelatihan. Penerapan
etika dan integritas tersebut baik dalam tahapan persiapan penyelenggaraan pelatihan,
pelaksanaan pelatihan dan pelaporan seperti yang dijelaskan dalam modul Administrasi
Pelatihan. Dalam pembahasannya akan ditampilkan kasus- kasus yang terkait dengan
etika dan integritas dalam penyelenggaraan pelatihan. Tugas Anda adalah menganalisis
terkait dengan implementasi dalam penerapan etika dalam penyelenggaraan pelatihan
yang terkait dengan kasus, apakah terkait dengan tahap persiapan, pelaksanaan maupun
dalam pelaporan. Selanjudnya Anda dapat memperoleh lesson learn dari kasus yang
disajikan. Ahirnya dapat diterapkan dalam penyelenggaraan pelatihan.
A. Penerapan Etika dalam Penyelenggaraan Pelatihan
Anda masih ingat dengan materi yang dibahas dalam Administrasi Pelatihan bukan?
Mengapa penguasaan di modul Administrasi Pelatihan sangat diperlukan dalam
menginternaliasi etika dan integritas dalam penyelenggaraan Pelatihan. Banyak contoh-
contoh penerapan etika dan integritas terkait dengan melaksanakan Administrasi Pelatihan.
Pembahasan akan dititik beratkan pada kasus
Anda sepakat bahwa Evadewi telah menerapkan etika dalam bekerja? Beberapa Etika
yang diterapkan Evadewi persiapan penyelenggaraan pelatihan dan dilanggar oleh ke
dua temannya terlihat dalam tabel berikut :
Analisis penerapan Etika dalam kasus Persiapan Pelaksanaan Pelatihan.
No Etika yg diterapkan evadewi Etika yang Etika
dilanggar yang
hariswadi dilangga
r
denywijaya
1 Melaksanakan tugas dan wewenang Belum Belum
sesuai ketentuan yang berlaku. Sebagai melaksanakan melaksanakan
pelaksana urusan administrasi Evadewi tugas tugas
telah mempelajari berbagai aturan yang da da
terkait dengan penyelenggaraan n n
pelatihan Latsar Blanded learning dan wewenang wewenang
menyiapkan hal-hal yang yang
yang diperlukan dalam rapat berlaku, berlaku,
persiapannya. masin masin
g g
nunggu perintah nunggu
atasan. perinta
h atasan
Beberapa penerapan etika dalam tahap persiapan penyelenggaraan pelatihan antara lain
MODUL ETIKA DAN INTEGRITAS 61
PELATIHAN
dalam hal :
a. Seleksi administratif calon peserta
b. Pemberitahuan penyelenggaraan ke LAN dan dalam melakukan
koordinasi dalam persetujuan Lembaga Administrasi Negara.
c. Pemanggilan peserta, baik secara daring maupun luring
d. Rapat Koordinasi Penyelenggaraan
e. Penyampaian surat dan konfirmasi pengajar/penceramah
Apakah Ratri menjunjung nilai etika dalam melayani calon peserta pelatihan? Anda setuju
bahwa Ratri kurang menerapkan nilai etika dalam melayani Handini sebagai calon
peserta pelatihan. Nilai etika apakah yang telah dilanggar oleh Ratri? Apakah dampaknya
bila calon peserta tidak dilayani dengan menjunjung nilai etika? Apakah dampaknya bagi
Anda sendiri sebagai penyelenggara pelatihan? Dan apakah dampaknya bagi organisasi
Anda? Di awal pembicaraan Ratri sangat sopan dan menjunjung nilai-nilai etika dalam
penyelenggaraan pelatihan. Namun di sisi lain Ratri juga melanggar nilai etika yakni
dalam hal memberikan pelayanan tidak secara cepat, tepat, terbuka, dan adil, namun
berlaku kurang sopan dan melukai harga diri peserta Pelatihan, disamping itu juga tidak
MODUL ETIKA DAN INTEGRITAS 63
PELATIHAN
profesional dalam bekerja.
Ingat bahwa peserta pelatihan merupakan pelanggan dalam penyelenggaraan
pelatihan, oleh karena itu perlu mendapatkan layanan yang berbasis komitmen mutu,
yakni pelayanan sesuai
Anda setuju bahwa Andini orang yang berintegritas? Mengacu pada konsep dasar
integritas yang telah dijelaskan di bab 2 modul ini, maka integritas diartikan sebagai
kemampuan untuk melakukan kejujuran, komitmen dan konsisten. Komitmen adalah
janji pada diri sendiri untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Dalam
kasus di atas Andini menerapkan komitmen yang tinggi. Dia menerima penugasan
tersebut walaupun tidak sesuai dengan keinginan dirinya. Dia berusaha jujur pada diri
sendiri bahwa dia tidak suka pada penugasan tersebut, namun tetap konsiten akan
melakukan dengan baik. Andini tidak hanya berfikir, namun apa yang dia pikirkan, dia
ucapkan dan dia terapkan dalam pekerjaannya. Dengan kata lain Andini mampu
berperan seiya, sekata dan seperbuata. ntegritas bisa berarti kejujuran. Dalam arti
luas kata integritas memiliki makna patuh pada aturan, memegang teguh nilai-nilai,
prinsip-prinsip, yang baik. Orang yang ber-integritas akan memiliki karakter yang akan
mencerminkan nama baik seseorang, integritas akan menjadi pertaruhan seorang
pada posisi tertentu. Andini patuh pada aturan yang ada seperti yang tertuang dalam
Surat Perintah sebagai penyelenggara pelatihan, sehingga berusaha untuk selalu
belajar dan mempersiapkan secara optimal sebagai penyelenggara pelatihan yang
professional.
Dari contoh penerapan integritas di atas, termasuk contoh penerapan integritas dalam tahap
Jakarta, 17 Maret
2021 Berdasarkan jadwal rapat yang telah diuraikan di atas, dapat didimpulkan bahwa
penanggungjawab program pelatihan telah menerapkan integritas dalam penyelenggara
pelatihan. tersebut diantaranya melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan
yang berlaku. Penangungjawab program bekerja dengan menerapkan integritas yang
tinggi. Dia mampu memikirkan sesuai dengan cakupan tugas dan tangungjawabnya serta
melaksanakan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Penyelenggara pelatihan
mampu menerapkan integritas sebagai penjaga moral sehingga terhindar dari isu-isu
negative. Prinsip transparansi sebagai acuan dalam bekerja. Konsisten berperilaku
selaras dengan nilai, norma dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan
manajemen, rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, menciptakan
budaya etika tinggi, bertanggungjawab atas tindakan atau keputusan beserta risiko yang
menyertainya.
Beberapa contoh penerapan integritas dalam penyelenggaraan pelatihan antara lain
:
a. Dalam mempersiapan Pelaksanaan Pelatihan , misalnya mulai dari Menyiapkan
kebijakan- kebijakan yang akan digunakan sebagai dasar penyelenggaraan pelatihan;
Menyiapkan sistem informasi manajemen pelatihan (bila belum ada perlu dilakukan
pengadaan sistem Informasi manajemen pelatihan terlebih dahulu) , . Mengecek dan
mengumpulkan persyaratan peserta pelatihan untuk masingmasing jenis program
pelatihan (online dana atau offline) sampai dengan mendokumentasikan hasil
pelaksanaan pelatihan, baik secara on line maupun off line.
b. Tahap pelaksanaan Pelatihan, mulai dari Menerima peserta yang hadir dan
mempersilahkan menunggu diruang tunggu yang telah dipersiapkan; menyampaikan
dan mempersilahkan calon peserta mengisi formulir biodata pribadi (gunakan google
form bila sistem informasi manajemen pelatihan belum ada) sampai dengan
mendokumentasikan segala aktifitas yang menjadi tanggungjawabnya selama
Ingat berpikir dengan baik dan benar artinya segala tindakan yang
dilaksanakan adalah buah dari hasil berfikir, atau perencanaan yang
mempertimbangkan dampak baik dan buruknya. Tujukan dengan
berkata dan berperilaku yang baik dan benar juga. Tunjukan
dengan berperilaku yang baik dan benar pula. Merupakan cermin
tindakan terpuji yang memberikan ketenangan dan kejernihan jiwa
dan merupakan ciri bahwa kita adalah orang bertaqwa.
C. Latihan
D. Rangkuman
Selamat Anda telah menerapkan etika dan integritas dalam tugas pokok dan
fungsi Anda sebagai penyelenggara pelatihan. Integritas merujuk pada sifat layak
dipercaya dalam diri seorang manusia, didalamnya terdapat kualitas-kualitas individu
seperti karakter jujur, amanah, tanggung jawab, kedewasaan, sopan, kemauan
bersikap baik dan sebagainya . Pembahasan penerapan etika integritas dalam
penyelenggaraan pelatihan lebih ditekankan pada pembahasan kasus-kasus yang
disajikan agar Anda menganalisasi berkaitan dengan penerapan integritas dalam
penyelenggaraan Pelatihan. Penerapan etika dan integritas dititk beratkan pada
penerapan penyelenggara pelatihan dalam pelayanan tamu, melayani tenaga
pengajar, pelayanan sesama penyelenggara pelatihan dan dengan pengelola
pelatihan.
“Orang-Orang Dengan IntegritaS Pribadi Yang Tinggi Dan KemampUan Moral UntUk
Menjalankan Etika Dengan SempUrna, Akan Memiliki KESElARASAN LUar Dalam UnTUk
Menjalani KehidUpan BerkUalitaS Yang EtiS.” ~ Djajendra
A. Simpulan
Peningkatan kompetensi ASN menjadikan hal wajib guna mewujudkan ASN
yang berkelas dunia. Peningkatan kompetensi dapat dilakukan melalui pelatihan dan
non pelatihan. Keberhasilan pelaksanaan dalam pelatihan dipengaruhi oleh
beberapa variable. Salah satu diantaranya adalah penyelenggara pelatihan. Oleh
karena itu penyelenggara pelatihan perlu bekerja dengan professional serta
menjunjung nilai-nilai etika dan integritas. Integritas merupakan penjaga moral dan
hati Nurani dan etika merupakan panduan bertindak. Oleh karena itu penerapannya
merupakan hal utama dan wajib dilakukan, bukan hanya dalam tataran konsep yang
dimiliki oleh penyelenggara pelatihan.
Penerapan etika dan integritas dapat diterapkan dalam hal penerapan etika
dan integritas dalam penyelenggaraan pelatihan. Penerapan etika tersebut terkait
dengan etika kerja dalam pelaksanaan pelatihan dalam melayani terhadap peserta
pelatihan, widyaiswara, etika kerja pelaksana pelatihan dalam melayani tamu. etika
kerja pelaksana pelatihan dalam berhubungan dengan sesama penyelenggara
pelatihan. Penerapan harus dilakukan secara terus enerus dan berkedinambungan
sehingga akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan akan membentuk perilaku, periilaku
membentuk karakter, sehingga penyelenggara pelatihan akan memiliki karakter
melayani dengan selalu menerapkan nlai-nilai . Ingat Etika adalah sebuah sistem
eksternal melalui aturan, hukum, dan kode etik. Jadi, diri yang unggul dengan
integritas pribadi adalah diri yang secara internal pribadi telah memiliki sebuah
sistem kejujuran diri sendiri terhadap nilai-nilai yang diyakini. Oleh karena itu, saat
panduan etika bisnis dan kode etik perilaku kerja diterapkan, maka orang-orang
dengan integritas tinggi akan memiliki kepatuhan sempurna terhadap etika bisnis dan
kode etik.
B. Tindak Lanjut
Mencermati pentingnya peranan penyelenggara pelatihan dalam mensukseskan
program pelatihan, maka sangat diperlukan peningkatan kompetensi bagi
penyelenggara pelatihan. Peningkatan kompetensi dapat Anda lakukan baik secara
formal maupun non formal. Bebagai kegiatan benchmarking dapat Anda lakukan,
baik melalui daring maupun luring guna meningkatkan personal branding Anda. Yuk
cermati kata bijak berikut :
Ada tujuh hal yang akan menghancurkan kita: kekayaan tanpa kerja, kenikmatan
tanpa Nurani, pengetahuan tanpa karakter, agama tanpa pengorbanan, politik
MODUL ETIKA DAN INTEGRITAS 88
PELATIHAN
tanpa prinsip, Ilmu tanpa kemanusiaan; bisnis tanpa etika.
– Mahatma Gandhi
DAFTAR PUSTAKA
1. Chaplin. J,P, Penerjemah: Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta:
RajaGrasindo Persada, 2004.
2. Bertens, K. 1977. Etika. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
3. Cervone, Daniel, Lawrence A.Pervin, Personality : Theory and Research,
Terjemahan Aliya Tusyani dkk., Jakarta : Salemba Humanika, 2011.
4. Andriwongso, http://www.andriewongso.com, diakses tanggal 7 september 2012
5. Cooper, Robert K, Ph.D dan Ayman Sawaf, Executive EQ, Kecerdasan Emosional
dalam Kepemimpinan dan Organisasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998.
6. Daft, Richard L, Era Baru Manajemen, Buku 2, Edisi 9, Penerjemah: Tita Maria
Kanita, Jakarta : Salemba Empat, 2010.
7. Dahlen, Dahlen, Creativity Unlimited, Thikning Inseide The Box for Business
Innovation , England :Jhon Whley &Son,Ltd, 2008
8. Poedjawijanta. 1986. Etika Filsafat Tingkah Laku. Bina aksara, Jakarta.
9. ——–.001. Makna Pemerintahan, Tinjauan dari segi Etika dan Kepemimpinan. PT.
Yasrif Watampone, Jakarta.
10. Siagian, Sondang.P. 2005. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta. Bumi Aksara.
11. Sinamo, Jansen. 2013. 8 Etos Kerja Profesional. Cetakan Keduabelas.
Jakarta. Darma Mahardika.
Peraturan
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara.
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara.
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 11 Tahun 2015 tentang. Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2015 –
2019.
4. Peraturan Kepala LAN Nomor 4 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis.
5. Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2012 tentang
Pengembangan Budaya Kerja.
6. PP Nomor 42 tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS.
Peraturan
7. Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri.
MODUL ETIKA DAN INTEGRITAS 90
PELATIHAN
Media elektronik
1. https://allenherlambang.medium.com/apa-itu-brand-cc841836d2f3
2. https://projasaweb.com/branding/
3. https://www.dewaweb.com/blog/personal-branding/
4. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/03/integritas-adalah.html
5. http://www.adamsains.us/2013/12/mengenal-personal-branding.html
6. http://pengertian-dan-contoh.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-
personal- branding.html
7. https://id.wikipedia.org/wiki/Bob_Sadino
8. https://id.wikipedia.org/wiki/Agnez_Mo
9. http://www.forbes.com/sites/shamahyder/2014/08/18/7-things-you-can-do-to-
build- an-awesome-personal-brand/#538c499a1274
10. http://www.ririekhayan.com/2017/01/5-cara-membangun-personal-branding-
adalah- di-era-digital.html
11. https://dosenpsikologi.com/citra-diri-dalam-psikologi