Laporan Kep Maternitas Profesi Ners Dinda Indraswari 2030043
Laporan Kep Maternitas Profesi Ners Dinda Indraswari 2030043
Laporan Kep Maternitas Profesi Ners Dinda Indraswari 2030043
KEPERAWATAN MATERNITAS
DISUSUN OLEH :
DINDA INDRASWARI
NIM : 2030043
A. DEFINISI
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi
dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan
lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan
perubahan serviks (APN, 2008).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang cukup bulan atau
dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau
tanpa bantuan (sinopsis obstetri). (Sastrawati, 2013).
B. KLASIFIKASI PERSALINAN
Menurut Tiya (2011), terdapat beberapa klasifikasi persalinan, antara lain yaitu :
1. Klasifikasi Persalinan Menurut Berat Janin dan Umur Kehamilan
a) Abortus. Ialah pengeluaran hasil konsepsi pada umur kehamilan kurang dari 22
minggu dengan berat janin kurang dari 500 gram
b) Persalinan Immatur. Ialah apabila hasil konsepsi dikeluarkan pada umur kehamilan
22 – 27 minggu dengan berat janin 500 – 999 gram
c) Persalinan Prematur. Ialah persalinan dengan umur kehamilan 28 – 36 minggu
dengan berat janin antara 1000 – 2500 gram
d) Persalinan Aterm. Ialah persalinan antara umur kehamilan 37 – 42 minggu dengan
berat janin diatas 2500 gram
e) Persalinan Serotinus. Ialah persalian lebih dari 42 minggu atau persalinan yang
terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang ditaksir.
2. Klasifikasi Persalinan Menurut Bentuk Persalinan
a) Persalinan Spontan. Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri
b) Persalinan Buatan. Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
c) Persalinan Anjuran. Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari
luar dengan jalan rangsangan.
d) Persalinan Percobaan. Yaitu suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh
bukti tentang ada atau tidaknya dusproporsi sefalopelvik.
E. TANDA-TANDA INPARTU
Menurut Sastrawati (2013), tanda-tanda inpartu bermacam-macam, antara lain yaitu
sebagai berikut :
1. Penipisan dan pembukaan serviks
2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali
dalam 10 menit)
3. Cairan lendir bercampur darah (show) melalui vagina
Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan adalah sebagai berikut :
1. Kekuatan mendorong janin keluar (power) :
a. His (kontraksi uterus)
b. Kontraksi otot-otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma
d. Dan ligamentous action terutam ligamen rotundum
2. Faktor janin
3. Faktor jalan lahir
F. KALA PERSALINAN
1. Fase kala I persalinan (Fase Pembukaan)
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat
(frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I persalinan
terdiri atas dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif :
a. Fase laten pada kala I persalinan :
1) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap.
2) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
3) Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
b. Fase aktif pada kala I persalinan :
1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi
dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10
menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih)
2) Dari pembukaan 4 cm hingga pencapaian pembukaan lengkap atau 10 cm, akan
terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau primigravida)
atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara)
3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin
2. Fase Kala II persalinan (Kala Pengeluaran Janin)
Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Gejala
dan tanda kala II persalinan yaitu :
a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan atau vaginanya
c. Perineum menonjol
d. Vulva vagina dan sfingter ani membuka
e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam yang hasilnya pembukaan serviks
telah lengkap dan terlihatnya kepala bayi melalui introitus vagina
3. Fase Kala III Persalinan (Kala Pengeluaran Uri)
Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta
dan selaput ketuban. Pada kala III persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi
mengikuti penyusutan vulume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan
menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan
terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan
turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina.
Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal dibawah ini :
a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium
mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya
dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus
berbentuk segitiga atau seperti buah pear atau alpukat dan fundus berada diatas pusat
(seringkali mengarah ke sisi kanan)
b. Tali pusat memanjang. Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (Tanda
Ahfeld)
c. Semburan darah mendadak dan singkat. Darah yang terkumpul di belakang plasenta
akan membantu mendorong plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila
kumpulan darah dalam ruang diantara dinding uterus dan permukaan dalam plasenta
melebihi kapasitas tampungnya maka darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang
terlepas.
4. Fase Kala IV Persalinan
Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah itu. Hal
yang harus dilakukan setelah plasenta lahir yaitu :
a. Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus untuk merangsang uterus berkontraksi
baik dan kuat
b. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara melintang dengan pusat
sebagai patokan. Umumnya, fundus uteri setinggi atau beberapa jari dibawah pusat
c. Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan
d. Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laseras atau episiotomi) perineum
e. Evaluasi keadaan umum ibu
f. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan kala empat di bagian
belakang partograf, segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian dilakukan.
G. PATHWAY
Kehamilan (37-42
minggu)
Tanda-tanda inpartu
Proses persalinan
Nyeri akut
H. PENATALAKSANAAN ASUHAN PADA PERSALINAN NORMAL
1. Penatalaksanaan yang dilakukan pada kala I adalah :
a. Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan, dan kesakitan:
1) Berilah dukungan dan yakinkan dirinya
2) Berikan informasi mengenai proses dan kemajuan persalinannya
3) Dengarkan keluhannya dan cobalah untuk lebih sensitif terhadap perasaanya
b. Jika ibu tersebut tampak kesakitan, dukungan / asuhan yang dapat diberikan:
1) Lakukan perubahan posisi
2) Posisi dengan keinginan ibu, tetapi jika ibu ingin di tempat tidur sebaiknya
dianjurkan tidur miring kiri
3) Sarankan ia untuk berjalan
4) Ajaklah orang yang menemaninya ( suami atau ibunya) untuk memijat atau
menggosok punggungnya
5) Ajarkan ibu teknik bernapas: ibu diminta untuk menarik napas panjang, menahan
napasnya sebentar kemudian dilepaskan dengan cara meniup udara ke luar sewaktu
terasa kontraksi
6) Menjelaskan kemajuan perasalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang
akan dilaksanakan dan hasil – hasil pemeriksaan
c. Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
d. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan
dilaksanakan dan hasil – hasil pemeriksaannya
e. Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak bekeringat, atasi dengan cara:
1) Gunakan kipas angin atau AC dalam kamar
2) Menggunakan kipas biasa
3) Menganjurkan ibu untuk mandi sebelumnya
f. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi, berikan cukup minum
g. Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
2. Penatalaksanaan yang dilakukan pada kala II adalah :
a. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu dengan:
1) Mendampingi ibu agar merasa nyaman
2) Menawarkan minum, memijat punggung ibu
b. Menjaga kebersihan diri :
1) Ibu tetap dijaga kebersihanya agar terhindar dari infeksi
2) Jika ada lendir darah atau cairan ketuban segera dibersihkan
c. Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu,
dengan cara :
1) Menjaga privasi ibu
2) Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan
3) Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu
d. Mengatur posisi ibu, membimbing mengedan dapat dipilih posisi berikut:
1) Jongkok
2) Menungging
3) Tidur miring
4) Setengah duduk
e. Menjaga kandung kemih tetap kosong, ibu dianjurkan berkemih sesering mungkin
f. Memberikan cukup minum: mencegah dehidrasi dan memberi tenaga
3. Penatalaksanan yang dilakukan pada kala III adalah :
a. Melakukan manajemen aktif kala III yaitu:
1) Memberikan suntikan oksitosin dalam 1 menit setelah bayi lahir
2) Melakukan penegangan tali pusat terkendali
3) Masase fundus uteri segera setelah palsenta lahir
b. Periksa robekan, jahit semua robekan pada serviks atau vagina atau perbaiki episiotomi
4. Penatalaksanaan yang dilakukan pada kala IV adalah :
a. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20 – 30 menit selama jam
kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai keras
b. Periksa tekanan darah, nadi kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada jam
pertama dan 30 menit selama jam kedua
c. Anjurkan ibu untuk minum untuk mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan
minuman yang disukainya
d. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
e. Biarkan ibu beristirahat( ia telah bekerja keras melahirkan bayinya). Bantu ibu pada
posisi yang nyaman
f. Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi, sebagai
permulaan dengan menyusui bayinya, hal ini sangat tepat untuk memulai memberikan
ASI. Menyusui membantu uterus berkontraki
g. Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu karena masih
dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil
dalam 3 jam pasca persalinan
h. Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :
1) Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
2) Tanda – tanda bahaya bagi ibu dan bayi
b. DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis/edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas
2. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik, peningkatan
kebutuhan energi, adanya nyeri
3. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kelelahan/kegagalan miometrik
dari mekanisme homeostatik
c. INTERVINSI
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis/edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas
Tujuan :Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x2 jam, diharapkan nyeri
berkurang dengan kriteria :
1) Menunjukkan postur tubuh rileks dan
2) Ekspresi wajah rileks
Rencana Keperawatan :
1) Kaji sifat dan derajat ketidanyamanan, jenis melahirkan, sifat kejadian
intrapartal, lama persalinan dan pemberian analgesia
2) Beri ucapan selamat klien atau pasangan pada kelahiran bayi baru lahir
3) Berikan informasi rutin yang tepat tentang perawatan rutin selama periode
pascapartum
4) Kaji adanya tremor pada kaki atau tubuh atau gemetar tidak terkontrol
5) Anjurkan penggunaan teknik pernapasan relaksasi
6) Berikan lingkungan yang tenang
7) Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi
2. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik, peningkatan
kebutuhan energi, adanya nyeri
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x2 jam, diharapkan kelelahan
berkurang dengan kriteria evaluasi :
1) Berpartisipasi secara aktif dalam aktivitas mengejan
2) Klien tampak rileks/tenang diantara upaya mengejan
Rencana Keperawatan :
1) Kaji tingkat keletihan dan perhatikan aktivitas/istirahat segera sebelum awitan
persalinan
2) Anjurkan istirahat atau relaksasi diantara kontraksi
3) Pertahankan supaya klien/pasangan tetap diinformasikan tentang kemajuan
persalinan
4) Anjurkan penggunaan teknik relaksasi
5) Pantau turunnya janin, presentasi dan posisi
6) Berikan cairan dengan glukosa secara oral sesuai indikasi
3. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kelelahan/kegagalan miometrik
dari mekanisme homeostatik
Tujuan :Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x2 jam, diharapkan volume
cairan tubuh adekuat dengan kriteria :
1) Tanda-tanda vital stabil dalam batas normal
2) Kontraksi uterus kuat pada umbilikus, aliran lochea sedang dan tidak ada bekuan
3) Menunjukkan perbaikan episiotomi
Rencana Keperawatan :
1) Tempatkan klien pada posisi rekumben
2) Kaji hal yang memperberat kejadian intrapartum, khusunya persalinan yang
diinduksi atau persalinan lama
3) Perhatikan jenis persalinan, kehilangan darah pada persalinan dan lama
persalinan tahap II
4) Tempatkan bayi pada payudara klien bila klien telah memilih untuk menyusui
5) Kaji jumlah, warna dan sifat aliran lochea setiap 15 menit
6) Kaji TD dan nadi setiap 15 menit
7) Pertahankan infus IV larutan isotonik
8) Kolaborasi pemberian oksitosin, tingkatkan kecepatan infus oksitosin IV per
protokol bila perdarahan uterus menetap
d. IMPLEMENTASI
1. Diagnosa 1
a. Mengkaji sifat dan derajat ketidanyamanan, jenis melahirkan, sifat kejadian
intrapartal, lama persalinan dan pemberian analgesia
b. Memberikan ucapan selamat klien atau pasangan pada kelahiran bayi baru lahir
c. Memberikan informasi rutin yang tepat tentang perawatan rutin selama periode
pascapartum
d. Mengkaji adanya tremor pada kaki atau tubuh atau gemetar tidak terkontrol
e. Menganjurkan penggunaan teknik pernapasan relaksasi
f. Memberikan lingkungan yang tenang
g. Mengkolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi
2. Diagnosa 2
a. Mengkaji tingkat keletihan dan perhatikan aktivitas/istirahat segera sebelum awitan
persalinan
b. Menganjurkan istirahat atau relaksasi diantara kontraksi
c. Mempertahankan supaya klien/pasangan tetap diinformasikan tentang kemajuan
persalinan
d. Menganjurkan penggunaan teknik relaksasi
e. Memantau turunnya janin, presentasi dan posisi
f. Memberikan cairan dengan glukosa secara oral sesuai indikasi
3. Diagnosa 3
a. Mempatkan klien pada posisi rekumben
b. Mengkaji hal yang memperberat kejadian intrapartum, khusunya persalinan yang
diinduksi atau persalinan lama
c. Memperhatikan jenis persalinan, kehilangan darah pada persalinan dan lama
persalinan tahap II
d. Mempatkan bayi pada payudara klien bila klien telah memilih untuk menyusui
e. Mengkaji jumlah, warna dan sifat aliran lochea setiap 15 menit
f. Mengukur dan menghitung TD dan nadi setiap 15 menit
g. Mempertahankan infus IV larutan isotonik
h. Mengkolaborasi pemberian oksitosin, tingkatkan kecepatan infus oksitosin IV per
protokol bila perdarahan uterus menetap
e. EVALUASI
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, selanjutnya yaitu tahap evaluasi yang
merupakan aktifitas yang direncanakan, berkelanjutan dan terarah ketika klien dan
profesional kesehatan menentukan kemajuan klien menuju pencapaian tujuan atau hasil dan
keefektifan asuhan keperawatan (Kozier, et all, 2010). Hasil biasanya menggunakan format
SOAP.
REVERENSI
PENGKAJIAN
I. DATA DEMOGRAFI
Nama klien : Ny. DN
Umur klien : 25 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Nama suami : Tn. B
Umur suami : 27 tahun
Alamat : Kepanjen
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru
Diagnosa medik : Post partum
Tgl masuk RS : 15 Juli 2021
No RM : 02*****
Tgl pengkajian : 16 Juli 2021
Jumlah perdarahan :
Kala I : 0 cc
Kala II : 0 cc
Kala III : 100 cc
Kala IV : 100 cc
Jumlah : 200 cc
P : Lanjutkan intervensi
Kaji keefektifan tindakan perawatan
nyeri
16 Juli Dx 2 11.00 S:
2021 Menerapkan tindakan Klien mampu menjelaskan tanda-
pencegahan universal ketika tanda infeksi
melakukan kegiatan
Memantau suhu tubuh dan O:
denyut nadi Tidakterdapat tanda-tanda REEDA
Menjaga kebersihan tempat pada klien
tidur dan lingkungan perawatan Produksi lochea rubra
Merawat luka post operasi Tanda vital dalam batas normal
dengan cara steril. TD : 110/70 mmHg N : 80
Memantau kondisi luka, x/menit S : 36,5 o C
waspadai tanda-tanda infeksi
meliputi tanda REEDA A: Masalah teratasi sebagian
Memantau produksi lochea,
pantau kondisi vagina P : Lanjutkan intervensi
Memberikan penjelasan tentang Pantau tanda-tanda infeksi
mengapa klien menghadapi
risiko infeksi, tanda dan gejala
infeksi
16 Juli Dx 3 11.00 S:
2021 Mengkaji tingkat pengetahuan Klien mengatakan sudah mengerti
klien. cara perawatan ibu nifas
Menjelaskan tentang cara
perawatan ibu nifas O:
Melakukan diskusikan tentang Klien dapat menjelaskan cara
perubahan gaya hidup pada merawat ibu nifas
pasien yang mungkin
dibutuhkan. A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
Jelaskan cara perawatan bayi
baru lahir
17 Juli Dx 1 06.00
2021 Melakukan pengkajian lokasi, S:
karakteristik, durasi, frekuensi,- Klien mengatakan nyerinya sudah
kualitas, intensitas atau berat berkurang
dan faktor presipitasi nyeri - Klien mengatakan nyeri sudah
Mengurangi rasa takut klien berkurang jika berjalan
dengan meluruskan setiap
misinformasi O:
Memberikan penjelasan tentang- Ekspresi klien tampak lebih rileks
proses/waktu penyembuhan /- TD : 110/70 mmHg N : 80
rencana / intervensi x/menit
Memberikan analgetik sesuai
program A: Masalah teratasi sebagian
Melakukan evaluasi keefektifan
tindakan perawatan yang P: Lanjutkan intervensi
diberikan Pantau tanda-tanda nyeri
17 Juli Dx 2 06.15 S:
2021 Menerapkan tindakan Klien mampu menjelaskan tanda-
pencegahan universal ketika tanda infeksi
melakukan kegiatan
Memantau suhu tubuh dan O:
denyut nadi Tidakterdapat tanda-tanda REEDA
Menjaga kebersihan tempat pada klien
tidur dan lingkungan perawatan Kondisi luka dan jahitan epis baik
Merawat luka post operasi Produksi lochea rubra
dengan cara steril. Tanda vital dalam batas normal
Memantau kondisi luka, TD : 110/70 mmHg N : 80
waspadai tanda-tanda infeksi x/menit S : 36,7 o C
meliputi tanda REEDA
Memantau produksi lochea, A: Masalah teratasi sebagian
pantau kondisi vagina
Memerikan penjelasan tentang P : Lanjutkan intervensi
mengapa klien menghadapi Pantau terus tanda-tanda infeksi
risiko infeksi, tanda dan gejala
infeksi
LAPORAN PENDAHULUAN
POST PARTUM (NIFAS)
A. Definisi
Post partum (nifas) secara harfiah adalah sebagai masa persalinan dan segera
setelah kelahiran, masa pada waktu saluran reproduktif kembali ke keadaan semula (tidak
hamil). Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil, masa nifas berlangsung selama 6 minggu (Mitayani, 2009).
Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah
persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat
reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya
perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan (Saleha, 2009).
B. Periode Nifas
Menurut Mitayani (2009), nifas dibagi menjadi 3 periode
1. Puerperium dini (Early postpartum) yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan – jalan
2. Puerperium intermedial (Immediate postpartum) yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
3. Remote puerperium (Late Postpartum) yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih
kembali dan sehat sempurna baik selama hamil atau sempurna berminggu-minggu,
berbulan-bulan atau tahunan.
Post Partum
Taking in
Sistem Reproduksi Sistem Sistem Endokrin Sistem Sistem GI
Kardiovaskuler Integumen
Ibu pasif dan
Involusi dan Esterogen Peregangan kulit Tonus otot tergantung
kontraksi uterus Penurunan volume akibat kehamilan menurun
darah
(Mitayani, 2009)
G. Pemeriksaan
1. Evaluasi Uterus
Setelah kelahiran plasenta, tindakan pertama yang harus dilakukan adalah
mengevaluasi konsistensi dan melakukan masase uterus sesuai dengan kebutuhan untuk
memperkuat kontraksi. Setelah itu periksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban. Jika
masih ada sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal dalam uterus sehingga
menyebabkan perdarahan. Jika dalam waktu 15 menit uterus tidak berkontraksi dengan
baik, maka akan terjadi atonia uteri. Oleh karena itu, diperlukan tindakan rangsangan
traktil (masase) fundud uteri dan bila perlu lakukan kompresi bimanual.
2. Pemeriksaan Servik, Vagina dan Perineum
Setelah memastikan uterus berkontraksi efektif dan perdarahan berasal dari
sumber lain, inspeksi perineum, vagina bawah, dan area periuretra untuk mengetahui
adanya memar, pembentukan hematoma, laserasi atau pembuluh darah yang robek atau
mengalami perdarahan. Jika episiotomitelah dilakukan, evaluasi kedalaman dan
perluasannya. Pertimbangan untuk menginspeksi forniks dan serviks vagina untuk
mengetahui laserasi atau cedera. Indikasi untuk pemeriksaan seperti itu mencakup
kondisi berikut:
a) Aliran menetap atau sedikit aliran perdarahan pervaginam berwarna merah terang,
dari bagian atas tiap laserasi yang diamati, setelah kontraksi uterus dipastikan.
b) Persalinan cepat atau presipitatus
c) Manipulasi serviks selama persalinan, untuk mengurangi tepi anterior
d) Dorongan maternal (mengejan) sebelum dilatasi serviks lengkap
e) Pelahiran pervaginam operatif dengan forsep atau vakum
f) Pelahiran traumatic, distosia bahu.
3. Pemantauan dan Evaluasi Lanjut
Saat yang paling kritis pada ibu pasca melahirkan adalah masa postpartum.
Pemantauan ini dilakukan untuk mencegah adanya kematian ibu akibat perdarahan
dan eklamsia post partum. Selama kala IV, pemantauaan dilakukan 15 menit pertama
setelah plasenta lahir dan 30 menit kedua setelah persalinan. Selam 1 jam petama
setalah persalinan, tanda-tanda vital ibu, uterus, lochea, perineum, dan kandung
kemih dipantau dan dievaluasi secara teratur sampai semua stabil dalam kisaran
normal.
H. Penatalaksanaan
Perawatan post partum dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan adanya
kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi. Bila ada laserasi jalan lahir atau luka
episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan baik. Penolong harus tetap
waspada sekurang-kurangnya 1 jam post partum, untuk mengatasi kemungkinan terjadinya
perdarahan post partum. Delapan jam post partum harus tidur telentang untuk mencegah
perdarahan post partum. Sesudah 8 jam, pasien boleh miring ke kanan atau ke kiri untuk
mencegah trombhosis.
Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar. Pada hari seterusnya dapat duduk
dan berjalan. Diet yang diberikan harus cukup kalori, protein, cairan serta banyak buah-
buahan. Miksi atau berkemih harus secepatnya dapat dilakukan sendiri, bila pasien belum
dapat berkemih sendiri sebaiknya dilakukan kate terisasi. Defekasi harus ada dalam 3 hari
post partum. Bila ada obstipasi dan timbul komprestase hingga vekal tertimbun di rektum,
mungkin akan terjadi febris. Bila hal ini terjadi dapat dilakukan klisma atau diberi laksan per
os. Bila pasien mengeluh adanya mules, dapat diberi analgetika atau sedatif agar dapat
istirahat. Perawatan mamae harus sudah dirawat selama kehamilan, areola dicuci secara
teratur agar tetap bersih dan lemas, setelah bersih barulah bayi disusui.
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu, yaitu:
1. Kebersihan Diri
a) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sanun dan air.
Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih
dahulu dari depan ke belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus.
Nasehatkan ubu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau
besar..
c) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali
sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan di
bawah matahari atau disetrika
d) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
e) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh daerah luka.
2. Istirahat
a) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
b) Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara
perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
c) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :
1) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri.
3. Latihan
a) Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal.
Ibu akan merasakan lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya
b) Menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
c) Jelaskan bahwa latuhan-latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat membantu
mempercepat mengembalikan otot-otot perut dsan panggul kembali normal, seperti:
d) Tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik nafas,
tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai lima.
Rileks dan ulangi 10 kali
e) Untuk memperkuat otot vagina, berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-
otot pantat dan dan panggul tahan sampai 5 kali hitungan. Kendurkan dan ulangi
latihan sebsnyak 5 kali.
f) Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan.
g) Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah
persalinan ibu harus mengerjakan latihan sebanyak 30 kali.
4. Gizi
Ibu menyusui harus
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup
c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
menyusui)
d) Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari
pasca bersalin
e) Minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bias memberikan vitamin A kepada bayinya
melalui ASInya.
(Saleha,2009)
I. Komplikasi
1. Perdarahan post pastum (keadaan kehilangan darah lebih dari 500 mL selama 24 jam
pertama sesudah kelahiran bayi)
2. Infeksi
a) Endometritis (radang edometrium)
b) Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
c) Perimetritis (radang peritoneum disekitar uterus)
d) Caked breast / bendungan asi (payudara mengalami distensi, menjdi keras dan
berbenjol-benjol)
e) Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah,
membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan ; Jika tidak ada pengobatan bisa
terjadi abses)
f) Trombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena varicose superficial
yang menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi pada kehamilan dan nifas, yang
ditandai dengan kemerahan atau nyeri.)
g) Luka perineum (Ditandai dengan : nyeri local, disuria, temperatur naik 38,3 °C,
nadi < 100x/ menit, edema, peradangan dan kemerahan pada tepi, pus atau nanah
warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab, lukanya meluas)
3. Gangguan psikologis
a) Depresi post partum
b) Post partum Blues
c) Post partum Psikosa
4. Gangguan involusi uterus
(Saleha,2009)
J. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Prtum (Nifas)
1. Pengkajian
Menurut NANDA (2015), fase pengkajian merupakan sebuah komponen utama
untuk mengumpulkan informasi, data, menvalidasi data, mengorganisasikan data, dan
mendokumentasikan data. Pengumpulan data antara lain meliputi:
1. Biodata
1) Identitas Pasien (nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku, alamat, status, tanggal masuk, tanggal pengkajian, diagnose medis)
2) Identitas penanggung jawab (nama, umur, pekerjaan, alamat, hubungan dengan
pasien)
2. Riwayat Kesehatan
Hal yang perlu dikaji dalam riwayat kesehatan adalah:
1) Keluhan yang dirasakan ibu saat ini
2) Adakah kesulitan dan gangguan dalam pemenuhan kebutuhan seharihari,
misalnya pola makan, buang air kecil atau buang air besar, kebutuhan istirahat dan
mobilisasi
3) Riwayat tentang persalinan
4) Obat atau sublemen yang dikonsumsi
5) Perasaan ibu saat ini berkaitan dengan kelahiran bayi, penerimaan terhadap peran
baru sebagai orang tua termasuk suasana hati yang dirasakan ibu sekarang,
kecemasan dan kekhawatiran
6) Adakah kesulitan dalam pemberian ASI dan perawatan bayi sehari-hari
7) Bagaimana rencana menyusui nanti (ASI eksklusif atau tidak), rencana merawat
bayi dirumah (dilakukan ibu sendiri atau dibantu orang tua atau mertua)
8) Bagaimana dukungan suami atau keluarga terhadap ibu
9) Pengetahuan ibu tentang nifas
3. Dimulai dengan pemeriksaan dan observasi sebagai berikut:
1) Temperatur
Periksa 1 kali pada 1 jam pertama sesuai dengan peraturan rumah sakit, suhu
tubuh akan meningkat bila terjadi dehidrasi atau keletihan
2) Nadi
Periksa setiap 15 menit selama 1 jam pertama atau sampai stabil, kemudian
setiap 30 menit pada jam-jam berikitnya. Nadi kembali normal pada 1 jam
berikutnya, mungkin sedikit terjadi bradikardi.
3) Pernapasan
Periksa setiap 15 menit dan biasanya akan kembali normal setelah 1 jam
postpartum.
4) Tekanan Darah
Periksa setiap 15 menit selama 1 jam atau sampai stabil, kemudian setiap 30
menit untuk setiap jam berikutnya. Tekanan darah ibu mungkin sedikit meningkat
karena upaya persalinan dan keletihan, hal ini akan normal kembali setelah 1 jam.
5) Kandung Kemih
Kandung kemih ibu cepat terisi karena dieresis postpartum dan cairan
intravena.
6) Fundus Uteri
Periksa setiap 15 menit selama 1 jam pertama kemudian setiap 30 menit,
fundus uteri harus berada dalam midline, keras, 2 cm dibawah atau pada
umbilicus. Bila uterus lunak, lakukan masase hingga keras dan pijatan hingga
berkontraksi ke pertengahan.
7) Sistem Gastrointestinal
Pada minggu pertama postpartum fungsi usus besar kembali normal.
8) Kehilangan Berat Badan
Pada masa postpartum ibu biasanya akan kehilangan berat badan lebih kurang
5- 6 kg yang disebabkan oleh keluarnya plasenta dengan berat labih kurang 750
gram, darah dan cairan amnion lebih kurang 1000 gram, sisanya barat badan bayi.
9) Perineum
Perhatikan luka episiotomy jika ada dan perineum harus bersih, tidak
berwarna, tidak edema, dan jahitan harus utuh.
10) Lockea
Periksa setiap 15 menit, alirannya harus sedang. Bila darah mengalir dengan
cepat, curigai terjadinya robekan serviks.
3. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
1. Nyeri akut Tujuan : Setelah 1. Lakukan pengkajian secara
berhubungan dilakukan tindakan komprehensif tentang nyeri
dengan agen keperawatan selama meliputi lokasi, karakteristik,
cidera biologis 3x24 jam diharapkan durasi, frekuensi, kualitas,
(ketegangan nyeri berkurang atau intensitas nyeri dan faktor
postural akibat terkontrol dengan presipitasi.
posisi persalinan) Kriteria Hasil : 2. Observasi respon nonverbal
1. Klien melaporkan dari ketidaknyamanan
nyeri berkurang (misalnya wajah meringis)
/terkontrol terutama ketidakmampuan
2. Wajah tidak untuk berkomunikasi secara
tampak meringis efektif.
3. Klien tampak 3. Kaji efek pengalaman nyeri
rileks, dapat terhadap kualitas hidup (ex:
berisitirahat, dan beraktivitas, tidur, istirahat,
beraktivitas rileks, kognisi, perasaan, dan
sesuai hubungan sosial)
kemampuan 4. Ajarkan menggunakan teknik
nonanalgetik (relaksasi
progresif, latihan napas
dalam, imajinasi, sentuhan
terapeutik.)
5. Kontrol faktor - faktor
lingkungan yang yang dapat
mempengaruhi respon pasien
terhadap ketidaknyamanan
(ruangan, suhu, cahaya, dan
suara)
6. Kolaborasi untuk penggunaan
kontrol analgetik, jika perlu.
2. Resiko infeksi Tujuan : Setelah 1. Tinjau ulang kondisi dasar /
berhubungan dilakukan tindakan faktor risiko yang ada
dengan luka keperawatan selama sebelumnya. Catat waktu
laserasi 3x24 jam diharapkan pecah ketuban.
klien tidak mengalami 2. Kaji adanya tanda infeksi
infeksi dengan (kalor, rubor, dolor, tumor,
Kriteria Hasil: fungsio laesa)
1. Tidak terjadi 3. Lakukan perawatan luka
tanda - tanda dengan teknik aseptic
infeksi (kalor, 4. Inspeksi balutan abdominal
rubor, dolor, terhadap eksudat / rembesan.
tumor, fungsio Lepaskan balutan sesuai
laesea) indikasi
2. Suhu dan nadi 5. Anjurkan klien dan keluarga
dalam batas untuk mencuci tangan
normal ( suhu = sebelum / sesudah menyentuh
36,5 -37,50 C, luka
frekuensi nadi = 6. Pantau peningkatan suhu,
60 - 100x/ menit) nadi, dan pemeriksaan
3. WBC dalam laboratorium jumlah WBC /
batas normal sel darah putih
(4,10-10,9 10^3 / 7. Kolaborasi untuk
uL) pemeriksaan Hb dan Ht. Catat
perkiraan kehilangan darah
selama prosedur pembedahan
8. Anjurkan intake nutrisi yang
cukup
9. Kolaborasi penggunaan
antibiotik sesuai indikasi
3. Ketidakefektifan Tujuan : Setelah 1. Monitor tanda-tanda vital
perfusi jaringan dilakukan tindakan 2. Pengisian kapiler, warna kulit,
perifer keperawatan selama membrane mukosa dan dasar
berhubungan 3x24 jam diharapkan kuku
dengan penurunan perfusi jaringan yang 3. Awasi upaya pernafasan :
volume darah adekuat auskultasi bunyi nafas.
4. Kaji untuk respons verbal
Kriteria Hasil : melambat, mudah terangsang,
1. Suplai oksigen agitasi, gangguan memori,
terpenuhi bingung.
2. Palpitasi dan 5. Berikan cukup waktu untuk
angina teratasi pasien berfikir, komunikasi
3. Kulit, membran dan beraktivitas.
mukosa, kuku 6. Pertahankan suhu lingkungan
dan rambut dan suhu tubuh pasien.
normal 7. Kolaborasi : monitor
4. Tanda-tanda vital pemeriksaan laboratorium
dalam batas misal hb/ht.
normal.
4. Implementasi
Implementasi adalah serangkai kegiatan yang di lakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari status masalah kesehatan yang di hadapi ke status kesehatan
yang lebih baik yang menggambarkan kreteria hasil yang di harapkan (Gordon, 1994,
dalam potter dan perry, 2010)
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan sebagai
pengukuran dari keberhasilan rencana tindakan keperawatan. Hasil evaluasi dapat
berupa :
a. Tujuan tercapai
Jika pasien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan
b. Tujuan tercapai sebagian
Jika pasien menunjukkan perubahan sebagian dari standart yang telah
ditetapkan
c. Tujuan tidak tercapai
Pasien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama sekali bahkan
timbul masalah baru
DAFTAR PUSTAKA
PENGKAJIAN
A. Biodata
a. Istri
Nama : Ny O.J
Umur : 25 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Suku/bangsa : Jawa
Agama : Kristen
Status pernikahan : Kawin
Alamat : Ngajum
Tanggal MRS : 20 Juli 2021, Jam 07.00
Tanggal partus : 20 Juli 2021, Jam 07.30
Tanggal pengkajian : 20 Juli 2021, Jam 08.30
b. Suami
Nama : Tn S.P
Umur : 28 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Supir
Suku/Bangsa : Jawa
Agama : Kristen
Alamat : Ngajum
Merangsang
sarafsimpatik dan
sensorik
Uterus berkontraksi
Nyeri dipersepsikan
Kelelahan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d proses involusi ditandai dengan ibu mengatakan nyeri perut bagian bahwa, ekspresi
wajah meringis saat nyeri, ibu nampak berhati-hati melindungi daerah nyeri, TFU : 2 JBP, lochia
rubra warna merah. Ibu post partus anak ke 3
2. Kelelahan b/d proses persalinan ditandai dengan Ibu mengatakan rasa lelah, Ibu tidur terlentang
dan tampak kelelaan, ibu berkeringat banyak
3. Kurang pengetahuan tentag perawatan bayi dan ibu masa nifas b/d Kurangnya informasi yang
ditandai dengan ibu bertanya-tanya tentang/perawatan bayi dan dirinya, ibu tampak bingung, ibu
belum bisa memuat bayi secara mandiri tentang perawatan bayi dan masa nifas.
INTERVENSI, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI