Makalah Populasi Dan Instru Sampling
Makalah Populasi Dan Instru Sampling
Makalah Populasi Dan Instru Sampling
Disusun Oleh:
HABIB SYAPUTRA RAHMANSYAH (201320100003)
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah “Populasi Sample dan Teknik Sampling” untuk memenuhi tugas di
Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Bakti Indonesia Banyuwamgi.
Penyusunan makalah ini tidak dapat lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
ii
COVER ...........................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................2
C. Tujuan Pembuatan Makalah ..........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................3
A. Populasi .........................................................................................................3
B. Sampel ...........................................................................................................6
C. Teknik Sampling .........................................................................................11
A. Probability/Random Sampling ................................................................11
B. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak ............11
BAB III PENUTUP ..........................................................................14
A. Kesimpulan..................................................................................................14
B. Saran ............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah populasi, sampel dan teknis sampling sering kali kita dengar, namun
terkadang istilah-istilah ini ada yang tidak dipahami betul. Oleh karena itu,
tulisan ini akan membahas mengenai populasi, sampel dan teknik sampling.
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya
orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek tersebut. Bahkan satu
orangpun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu mempunyai
berbagai karakteristik, misalnya gaya bicara, disiplin, pribadi, hobi, dan lain-lain.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada populasi, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan
untuk populasi. Oleh karena itu sampel yang akan diambil dari populasi harus
betul-betul representatif (dapat mewakili).
Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Terdapat
berbagai teknik sampling untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu probability sampling dan non probability sampling. Probability
sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang/kesempatan yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Teknik ini meliputi simple random sampling, proportionate stratified
random sampling, disproportinate statified random sampling dan cluster
sampling (area sampling). Sedangkan non probability sampling adalah teknik
yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini terdiri sampling sistematis,
sampling kuota, sampling aksidental, sampling purposive, sampling jenuh
dan snowball sampling. Menentukan ukuran sampel merupakan bagian dari
teknik sampling, dimana jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran
sampel. Jumlah sampel yang 100% mewakili populasi adalah sama dengan
populasi. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang
kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel
menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan
umum). Terdapat dua rumus yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya
sampel yang diperlukan dalam penelitian. Selain itu juga diberikan cara
menentukan ukuran sampel yang sangat praktis yaitu dengan menggunakan tabel
dan nomogram. Tabel yang digunakan adalah tabel Krejcie dan Nomogram Harry
King. Dengan kedua cara tersebut tidak perlu dilakukan perhitungan yang rumit.
Untuk pengertian dan penjelasan lebih lanjut mengenai probability sampling, non
probability sampling serta cara menentukan ukuran sampel akan dibahas pada
tulisan khusus mengenai Teknik Pengambilan Sampling.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian populasi?
2. Apakah jenis-jenis populasi?
3. Apakah pengertian sampel?
4. Apakah alasan penelitian menggunakan sampel?
5. Apakah yang dimaksud dengan teknik sampling?
6. Apa saja teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
1. Menguraikan pengertian populasi dan sampel
2. Memaparkan jenis-jenis populasi
3. Menjelaskan alas an penelitian menggunakan sampel
4. Menguraikan pengertian teknik sampling
5. Menjelaskan teknik-teknik pengambilan sampel
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Populasi
Penelitian pendidikan dan kurikulum seperti halnya penelitian-penelitian
bidang lainnya di tujukan untuk memperoleh kesimpulan tentang kelompok yang
besar dalam lingkup wilayah yang luas, tetapi hanya dengan meneliti kelompok
kecil dalam daerah yang lebih sempit . kelompok besar tersebut bisa terdiri atas
orang seperti guru, siswa, kepala sekolah, dsb, atau lembaga seperti sekolah,
jurusan, fakultas, kantor, dinas,direktorat, dsb., atau organisasi seperti komite
sekolah, dewan sekolah, organisasi guru, asosiasi profesi, dsb., atau bisa juga
benda-benda seperti bangunan sekolah, fasilitas belajar, media belajar, buku-buku,
dll. Lingkup wilayah bisa mencakup seluruh wilayah Negara, satu propinsi
ataupun suatu kota atau kabupaten. Kelompok besar dan wilayah yang menjadi
lingkup penelitian kita di sebut populasi.1
Dalam penelitian, populasi ini di bedakan antara populasi secara umum
dengan populasi target “target population”. Populasi target adalah populasi yang
menjadi sasaran keberlakuan kesimpulan penelitian kita. Populasi umum
penelitian mungkin seluruh guru SMA negeri di Jawa Barat, tetapi populasi
targetnya adalah seluruh guru IPA SMA negeri di Jawa Barat. Hasil penelitian
kita tidak berlaku bagi guru-guru di luar IPA SMA negeri, seperti guru
Matematika, Bahasa Inggris, PPKN, dll.
Menurut Drs. S. Margono (2004), Populasi adalah seluruh data yang
menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Jika manusia
memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama
banyaknya dengan ukuran manusia.
Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri
populasi tersebut. Besaran-besaran yang kita kenal antara lain: rata-rata,
bentengan, rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter
populasi. Parameter suatu populasi adalah tetap nilainya, jika nilainya berubah,
maka populasinyapun berubah.2
Pengertian lain, menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek
penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan,
gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang
memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Hadari Nawawi,
1993:141).
Data yang di gunakan dalam penelitian (bahan penelitian), dapat berupa
populasi (universe) atau sampel.
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung, PT . Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 250
2
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta, PT . Rineka Cipta, 2004), hal. 118
3
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung, CV Pustaka Setia, 2011), hal. 154
3
3
4
Seorang peneliti meskipun mengetahui bahwa metode sensus ini akan
banyak memerlukan pemikiran, memakan waktu yang lama serta relatif mahal,
namun tetap melakukan sensus, hal ini di sebabkan karena:
a. Untuk ketelitian
Suatu penelitian sering meminta ketelitian dan kecermatan yang tinggi,
sehingga memerlukan data-data yang besar jumlahnya. Apabila unsur
ketelitian dan kecermatan ini harus di prioritaskan maka harus di gunakan
metode sensus.
b. Sumber bersifat heterogen
Apabila mengahadapi sumber informasi yang bersifat heterogen di mana
sifat dan karakteristik masing-masing sumber sulit untuk di bedakan maka
lebih baik di gunakan metode sensus.
Pada dasarnya, penelitian dengan cara sensus lebih baik daripada sampling
sebab cara sensus lebih mempresentasikan populasinya. Meskipun demikian,
seperti yang di kemukakan di atas, pada hal-hal tertentu cara sampling bisa lebih
efektif dan efisien daripada cara sensus.
4
Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Penelitian (Ciputat, Islamic Research Publishing, 2009), hal. 88
5
B. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang
diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Masalah sampel dalam suatu
penelitian timbul disebabkan hal berikut ini :
a. Penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari
besarnya jumlah populasi sehingga harus meneliti sebagian saja dari
populasi.
b. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil–hasil
kepenelitiannya, dalam arti menegakkan kesimpulan-kesimpulan kepada
objek, gejala atau kejadian yang lebih luas.
5
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta, PT. RINEKA CIPTA, 2004), hal. 121-124
6
f. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah
kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu, dan tenaga
yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian?
Dengan kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis
daripada penelitian populasi (sudjana, 1975:159-161); ( Hadari
Nawawi,1923: 146-148).
2
n ≥ 𝑝𝑞 𝑧1 /2𝑎
b
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
≥ = Sama dengan atau lebih besar
P = proporsi populasi presentase kelompok pertama
q = proporsi sisa di dalam populasi
1
z /2 = derajat koefisien konfidensi pada 99% 95%
b = presentase perkiraan kemungkinan membuat kekeliruan dalam
menentukan sampel
Contoh :
Jika diketahui jumlah populasi guru SMA lulusan D3 di jateng adalah
400.000 orang. Diantara mereka yang tinggal didaerah pedesaan (luar kota)
sebanyak 50.000 orang. Berapa sampel yang perlu diselidki dalam rangka
mengunggkapkan hambatan penanaman disiplin disekolah di wilayah masing-
masing.
Perhitungan :
F = 50.000 X 100% = 12,5 % atau P = 0,125
400.000
q = 1,00 – 0,125 = 0,875
Z1 /2 = 1,96 (pada derajat confidensi 99% atau 0,05)
7
B = 5% atau 0,05
Jika penenelitian kurang puas dengan jumlah sampel minimal itu, maka
dapat dilakukan peningkatan jumlah sampel dengan meningkatkan jumlah sampel
dengan sebesar 2,58. Demikian juga ukuran sampel dapat diperbesar lagi dengan
memperkecil perkiraan persentase kemungkinaan membuat kesalahan dalam
penarikan sampel, misalnya sebesar 2% atau b = 0,02. Dari contoh itu, maka
sample minimum menjadi 6 :
2
2,58
n ≥ 0,125 𝑋 0,875 0,02
n ≥ 384.
Sample yang baik adalah sampel yang memiliki populasi atau yang
representatif, artinya yang menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan
populasi secara maksimal walaupun mewakili sample bukan merupakan duplikat
dari populasi.
Pada umumnya masalah sampling timbul apabila penelitian bermaksud untuk :
1. Mereduksi objek penyelidikannya. Karena suatu alasan kerapkali seorang
penyelidik tidak menyelidiki semua objek, semua gejala, semua kejadian
6
Haryono, Metode penelitian pendidikan II (Bandung, 1998), hal. 195-197
8
atau peristiwa, melainkan hanya sebagian saja dari objek gejala atau
kejadian yang dimaksudkan.
2. Ingin mengadakan generalisasi, dari hasil-hasil, penyelidikannya.
Mengadakan generalisasi berarti mengesahkan kesimpulan-kesimpulan
kepada objek-objek, gejala-gejala, dan kejadian-kejadian yang diselidiki.
9
generalisasinya dikenakan kepada seluruh populasi. Contoh : misalnya
mengadakan penelitian tentang penghasilan rata-rata orang indonesia
hanya diambil sample yang kaya raya saja, ataupun hanya yang melarat?
miskin saja. Dengan sendirinya akan mengakibatkan adanya kesimpulan
yang menyeleweng atau disebut biased conclusion.
10
C. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya
sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,
dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel
yang representatif. Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu,
sampel acak atau random sampling / probability sampling dan sampel tidak acak
atau nonrandom samping/nonprobability sampling. 7
Random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan
kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika
elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka
setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih
menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau
nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan
yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel
karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena
jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).
A. Probability/Random Sampling
Teknik random sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana semua
individu dalam populasi, baik secara individu maupun kelompok memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Teknik ini tidak pilih-pilih dan
didasarkan atas prinsip-prinsip matematis yang telah diuji dalam praktek.
1. Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
Teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit
sampling. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai
kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
2. Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan
Teknik ini biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan
bertingkat atau berlapis-lapis. Misalnya sekolah, terdapat beberapa
tingkatan kelas. Jika tingkatan dalam populasi diperhatikan, mula-mula
harus dipastikan strata yang ada, kemudian tiap strata diwakili sampel
penelitian.
3. Cluster Sampling atau Sampel Gugus
Teknik ini digunakan jika populasi tidak terdiri dari individu-individu,
melainkan terdiri dari kelompok atau cluster. Misalnya, penelitian
dilakukan terhadap populasi pelajar SMU di suatu kota. Untuk itu random
tidak dilakukan secara langsung pada semua pelajar, tetapi pada
sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster.
B. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak
Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara
acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama
untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel
bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah
direncanakan oleh peneliti.
1. Convenience Sampling atau sampel yang dipilih dengan
pertimbangan kemudahan
7
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta, Rineka Cipta, 2004) Hal.126
11
Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain
kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel
karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang
tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah
accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample (man-on-
the-street). Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian
penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang
sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang
menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif.
2. Purposive Sampling
Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan
tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti
menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi
yang diperlukan bagi penelitiannya. Sampel dipilih berdasarkan penilaian
peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel
penelitiannya.. Misalnya, untuk memperoleh data tentang bagaimana
keadaan atau karakteristik suatu sekolah, maka kepala sekolah merupakan
orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment
sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel
karena mereka mempunyai “information rich”. 8
3. Quota Sampling
Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara
proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan
saja. Dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi
diklassifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan
memberikan jatah atau quorum tertentu pada setiap kelompok.
Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah jatah
terpenuhi, pengumpulan data dihentikan.
4. Snowball Sampling – Sampel Bola Salju
Teknik ini adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang
lama-lama menjadi besar. Teknik ini banyak dipakai ketika peneliti tidak
banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua
orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena
peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel
pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan
sampel.
5. Systematic Sampling atau Sampel Sistematis
Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak
memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel
sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk
memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa
dijadikan sampel adalah yang “keberapa”. Misalnya, setiap unsur populasi
yang keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur
populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada ukuran populasi dan
8
Drs.Amirul Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan II (Bandung, Pustaka Setia, 1998) Hal.198
12
ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah.
Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian interval di
antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25. 9
6. Area Sampling atau Sampel Wilayah
Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi
penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Misalnya, dalam penelitian
pendidikan kita mengadakan penelitian acak terhadap wilayah-wilayah
pendidikan dari suatu populasi atau kabupaten, kemudian terhadap
sekolah-sekolah, lalu kelas-kelas dan akhirnya para siswa.
9
Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Pendidikan (Tangerang, Islamic Research Publishing, 2009) Hal.90
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
2. Jenis-jenis populasi: populasi umum dan populasi target
3. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh
(monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.
4. Adapun alasan penelitian menggunakan sampel adalah:
a. Ukuran populasi
b. Masalah biaya
c. Masalah waktu
d. Percobaan yang sifatnya merusak
e. Masalah ketelitian
f. Masalah ekonomis
5. Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya
sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data
sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi
agar diperoleh sampel yang representatif.
6. Teknik-teknik yang di gunakan dalam pengambilan sampel
a. Probability/Random Sampling
b. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat manambah wawasan kita tentang
teknik pengambilan data dengan menggunakan metode sampling dan dapat kita
deskripsikan kedalam kehidupan sehari-hari.
14
DAFTAR PUSTAKA
Alkaf, Halid Nuraida. (2009). Metodologi Penelitian Penelitian. Ciputat: Islamic
Research publishing.
Hadi, Amirul. (1998). Metodologi Penelitian Pendidikan II. Bandung: Pustaka
Setia.
Haryono. (1998). Metode penelitian pendidikan II. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Margono, S. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. RINEKA
CIPTA.
Sukmadinata, Nana. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
15