1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

ISSN : 2460 – 7797

e-ISSN : 2614-8234
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/fbc
Email : [email protected] Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika

PENERAPAN METODE SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK


MENINGKATKAN TINGKAT BERFIKIR KRITIS MATEMATI SISWA

Ismah1)*, Rahmita Nurul Muthmainnah2)


Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jl.
KH Ahmad Dahlan Cirendeu Ciputat Tangerang Selatan
*
[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses belajar dan kemampuan berpikir kritis
matematis menggunakan metode socrates dengan pendekatan kontekstual secara dalam
jaringan. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas 2 MI Al-Inayah Pasar Rebo. Metode
penelitian adalah kuantitatif deskriptif. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan
teknik observasi dan tes hasil belajar. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian
data, pengolahan data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa selama proses belajar berlangsung, sebagian besar
siswa memberikan respon positif dan lebih dari 75% siswa aktif. Hasil tes kemampuan berpikir
kritis siswa yang mendominasi adalah kriteria cukup dan baik dengan rata-rata nilai 66,28.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Socrates dengan pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran matematika berjalan cukup baik.

Kata Kunci: Metode Socrates Kontekstual, Pembelajaran Matematika, Berpikir kritis.

PENDAHULUAN tersebut akan menjadi pembiasaan bagi


Guru sebagai pendidik di tingkat satuan anak siswa untuk berpikir dalam mencari solusi di
usia dini hingga menengah, memiliki peran setiap permasalahan yang muncul.
penting dalam keberhasilan siswa, yang Perbedaan jenis kecerdasan yang dimiliki
menjadi ukuran kualitas pendidikan di oleh siswa merupakan salah satu hal yang
sekolah. Kualitas pendidikan terlihat dari perlu menjadi fokus dalam membenahi
implementasi pembelajaran yang berpusat proses pembelajaran. Kecerdasan yang
pada siswa, agar siswa dapat aktif dengan berbeda-beda mengakibatkan rangsangan
memberikan kontribusi pemikiran melalui yang diberikan kepada siswa harus
analisis dan pemahaman mereka terkait disesuaikan dengan jenis kecerdasan yang
dengan materi yang dibahas oleh guru. Guru dimiliki (Ismah, dkk, 2020). Kecerdasan
tidak lagi mendominasi dalam pembelajaran logis-matematis berkaitan tingkat berpikir
di kelas, peran siswa dalam pembelajaran kritis, siswa yang memiliki tingkat berpikir
harus selalu dirangsang, sehingga kegiatan kritis yang baik akan meningkatkan

DOI: https://dx.doi.org/10.24853/fbc.7.1.61-68
61
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika

Volume 7 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021

kecerdasan logis-matematis yang seseorang pemikir besar Yunani kuno (470-


dimilikinya (Yunita, dkk, 2018). 399 SM) yang merancang metode socrates
Matematika adalah salah satu pelajaran (Smith, 1986). Pelaksanaan metode Socrates
dengan soal-soal yang diberikan kepada melalui penyajian materi pelajaran, siswa
siswa biasanya mengharuskan mereka untuk akan diberikan beberapa pertanyaan, dengan
berpikir secara kritis dalam berbagai pertanyaan tersebut di harapkan
menyelesaikannya. Seperti halnya dalam siswa akan mampu menemukan jawabannya
Programme for International Student berdasarkan kecerdasan dan kemampuan
Assessment (PISA) dan Trends in yang dimilikinya sendiri (Aqib, 2016;
International Mathematics and Science Ernawati & Nasir, 2018; Pangestuti, Nur
Study (TIMSS) yang mengikutsertakan Latifah & Sa’odah, 2019). Pertanyaan-
siswa dari berbagai negara termasuk pertanyaan yang diberikan oleh guru sebagai
Indonesia dalam menyelesaikan soal rangsangan untuk mengembangkan berpikir
beberapa pelajaran sekolah diantaranya kritis siswa melalui pemahaman konsep
matematika. Indonesia mendapatkan yang hadir dari dalam dirinya sendiri dan
rangking yang cukup jauh diantara negara- bersifat tetap atau tidak sementara (Ernawati
negara lain yang ikut serta dalam PISA dan & Nasir, 2018). Pertanyaan yang diberikan
TIMSS, dikarenakan soal-soal yang sebaiknya yang dapat dihubungkan dengan
digunakan dengan standar yang kehidupan nyata, sehingga siswa dapat lebih
mengharuskan peserta memiliki mudah memahami pertanyaan. Pendekatan
kemampuan berpikir kritis, logis dan kreatif, kontekstual adalah salah satu metode yang
sehingga peserta perlu dibekali dengan dapat diterapkan untuk menghubungkan
metode pembelajaran higher order of materi pembelajaran di sekolah dengan
thingking skill (HOTS). Keterampilan kehidupan sehari-hari. Metode kontekstual
berpikir tingkat tinggi merupakan adalah sebuah proses pendidikan yang
keterampilan yang sangat penting bertujuan menolong para siswa melihat
dipersiapkan bagi guru dalam pendidikan di makna di dalam materi akademik yang
abad 21 (Collins, 2014; Susiani & Kadek, mereka pelajari dengan cara
2017). Pendidikan Indonesia masih belum menghubungkan subyek-subyek akademik
banyak menerapkan pembelajaran yang yang mereka pelajari dengan konteks dalam
mampu meningkatkan kemampuan berpikir kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan
kritis sebagai salah satu indikator dari konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya
HOTS. Oleh karena itu pembelajaran yamg mereka (Johnson, 2002).
mampu meningkatkan berpikir kritis siswa Langkah-langkah dalam metode socrates
perlu diterapkan sehingga siswa terbiasa yaitu: a). Pilih topik yang sedang dipelajari,
dalam menyelesaikan masalah dengan b). Kembangkan dua atau tiga pertanyaan
standar Internasional, seperti pada program umum tentang apa yang siswa ketahui
Kemendikbud tahun 2018 bahwa tentang topik tersebut untuk memulai
pembelajaran yang diterapkan di sekolah wawancara, c). setelah menanyakan
adalah HOTS. pertanyaan pembuka, selidiki apa yang
Metode socrates adalah salah satu metode siswa ketahui sambil mencari
pembelajaran yang dapat mengembangkan ketidaktepatan, kontradiksi atau konflik
berpikir kritis siswa (Susiani & Kadek dalam perkataan siswa, d) ajukan pertanyaan
Suranata, 2017). Socrates adalah nama dari tindak lanjut yang menyoroti konflik dalam
62
Ismah dan Rahmita Nurul Muthmainnah: Penerapan Metode Socrates Kontekstual Untuk Meningkatkan Tingkat
Berfikir Kritis Matemati Siswa.
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 7 (1), pp: 61-68.

penalaran siswa dan jadikan titik fokus pendekatan pembelajaran yang dapat
kontradiksi untuk perhatian siswa, e). membantu mendorong siswa secara efektif.
lanjutkan wawancara sampai siswa Selain itu penelitian Kusmaryani (2016)
menyelesaikan konflik dengan bergerak dalam disertasinya menyimpulkan bahwa
menuju analisis tingkat yang lebih dalam penerapan metode pertanyaan Sokratik
tentang apa yang dia ketahui dan dengan untuk merangsang keterampilan berbicara
mendapatkan wawasan yang lebih besar dan dan berpikir kritis bermanfaat, menarik,
lebih besar ke dalam materi yang sedang efektif, dan sesuai untuk digunakan dalam
dipelajari, f). akhiri wawancara dengan pengajaran mata kuliah keterampilan
mengarahkan siswa ke sumber lebih lanjut berbicara.
untuk membaca dan menelaah (Johnson, D. Pandemi yang melanda dunia saat ini
W. dan Johnson R. T., 2002). dikarenakan menyebarnya wabah corona
Metode Socrates dapat digabungkan dengan virus disease (covid 19), mengakibatkan
pendekatan kontekstual sehingga guru dapat kegiatan belajar mengajar dilakukan secara
memberikan pertanyaan yang berhubungan online, guna mengurangi penyebaran virus.
dengan kondisi dunia nyata siswa dalam Oleh karena itu dalam penelitian ini akan
kehidupan sehari-hari. Hal tersebut diterapkan metode socrates dengan
sependapat dengan pernyataan Yunarti pendekatan kontekstual dalam pembelajaran
(2011: 48 dan 14) bahwa seluruh percakapan matematika secara online untuk
yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam meningkatkan berpikir kritis siswa. Adapun
metode socrates merupakan percakapan tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
yang bersifat konstruktif dan menberikan tingkat berpikir kritis siswa setelah
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat diterapkan metode socrates dengan
menggali kemampuan berpikir kritis siswa pendekatan kontekstual dalam pembelajaran
disertai dengan adanya pertanyaan uji silang, matematika.
sehingga pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan harus berdasarkan pengalaman
siswa agar siswa dapat menjawab METODE PENELITIAN
pertanyaan dan mengkonstruksi Subjek penelitian adalah siswa kelas 3 MI
pengetahuan berdasarkan dialog yang AL-Inayah Pasar Rebo Jakarta Timur tahun
terjadi. Terdapat delapan komponen dalam 2019/2020. Sampel yang digunakan 39
pembelajaran kontekstual (Johnson, 2002) siswa dari total 47 siswa yang mengikuti
yaitu making meaningful connections, doing pembelajaran, 8 siswa lainnya tidak
significant work, self-regulated learning, dilibatkan dalam penelitian ini dikarenakan
collaborating, critical and creative thinking, 6 siswa tidak mengikuti tes akhir dan 2 siswa
nurturing the individual, reaching high lainnya adalah anak berkebutuhan khusus
standards, and using authentic assessment. (ABK). Penelitian ini menggunakan metode
Penelitian tentang metode socrates telah analisis deskriptif dengan pendekatan
banyak dilakukan diantaranya Wang, et all kuantitatif. Analisis ini meliputi nilai
(2008) yang menyimpulkan bahwa metode tertinggi, nilai terendah, rata-rata, dan
socrates adalah pembelajaran sebagai contoh standar deviasi. Analisis deskriptif dipilih
dan solusi yang baik untuk melatih berpikir untuk mendeskripsikan tingkat berpikir
kritis siswa. Delić and Senad (2016) kritis siswa. Adapun tingkat berpikir kritis
menyimpulkan metode socrates adalah
63
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika

Volume 7 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021

siswa dikategorikan pada tebel 1 sebagai HASIL DAN PEMBAHASAN


berikut: Hasil pengamatan selama proses
Tabel 1. Kategori Tingkat Berpikir Kritis belajar menggunakan metode Socrates
Tingkatan Kategori dengan pendekatan kontekstual
0-40 Sangat rendah menunjukkan bahwa:
41-60 Rendah 1. Siswa masih kurang aktif pada
61-74 Sedang
pertemuan pertama sampai pertemuan
75-84 Tinggi
85-100 Sangat tinggi ke-2. Dikarenakan siswa kelas rendah
masih membutuhkan pendampingan
Aspek kemampuan berpikir kritis yang pada saat pembelajaran berlangsung.
diteliti pada penelitian ini berdasarkan Disamping itu pembelajaran online
Facione (Yunarti, 2011:28) adalah yang belum terbiasa dilakukan oleh
interpretasi, analisis, evaluasi, dan penarikan siswa menjadi salah satu faktor siswa
kesimpulan. Pada masing-masing aspek kurang aktif karena tidak fokus. Tetapi
terdapat indikator yang berbeda, seperti hal tersebut dapat diatasi guru dengan
berikut: 1) Interpretasi : mengklasifikasikan memberikan permainan melalui
data, temuan atau pendapat. 2) Analisis : aplikasi quizizz selama 10 menit disela
menganalisis pertanyaan, memfokuskan pembelajaran berlangsung.
pertanyaan, dan mengidentifikasi variabel- 2. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
variabel yang ada dalam suatu informasi. 3) guru sangat membantu siswa dalam
Evaluasi : menentukan solusi dari menemukan jawaban dari setiap
permasalahan soal dan menuliskan jawaban permasalahan yang diberikan guru.
atas solusi dari permasalahan dalam soal. 4) Selain itu, berdasarkan pengamatan
Kesimpulan: menentukan kesimpulan dari lebih dari 75% siswa aktif selama
solusi permasalahan yang telah diperoleh. proses pembelajaran berlangsung.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan 3. Waktu yang kurang atau terlalu singkat
uji tes untuk mengukur berpikir kritis siswa, untuk menghasilkan pembelajaran
observasi untuk melihat keberhasilan dengan metode Socrates yang
metode, dan angket untuk mengetahui maksimal.
respon siswa terhadap penerapan metode 4. Pembelajaran dengan pendekatan
socrates dan kontekstual. Penelitian kontekstual berjalan baik pada materi-
dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan secara materi tertentu, tetapi tidak semua
live menggunakan aplikasi google meet pada materi dapat dijelaskan secara
materi pecahan. Pada pertemuan pertama kontekstual.
guru menjelaskan materi pecahan. 5. Hambatan jaringan atau sinyal menjadi
Pertemuan kedua dan ketiga guru salah satu hambatan sehingga
menerapkan metode socrates dengan pembelajaran menjadi kurang efektif.
pendekatan kontekstual dengan Analisis hasil observasi menunjukkan
menyampaikan soal-soal yang dihubungkan bahwa pembelajaran berlangsung dengan
dengan kondisi nyata pada kehidupan sehari- baik. Seluruh tahap pembelajaran dilakukan
hari. Pada pertemuan keempat dilakukan tes oleh guru, mulai dari persiapan (membangun
mengerjakan 5 soal untuk mengukur berpikir percaya diri siswa), pengembangan
kritis siswa. (pembelajaran menggunakan metode

64
Ismah dan Rahmita Nurul Muthmainnah: Penerapan Metode Socrates Kontekstual Untuk Meningkatkan Tingkat
Berfikir Kritis Matemati Siswa.
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 7 (1), pp: 61-68.

Socrates dengan pendekatan kontekstual), Kemampuan berpikir kritis yang


hingga akhir pembelajaran penutup. mendominasi adalah kriteria tinggi dan
Di akhir pertemuan setelah materi ajar sedang dengan nilai tertinggi 85 dan nilai
selesai, guru melakukan wawancara untuk terendah 55 serta rata-rata nilai seluruh
memperoleh data respon siswa yang siswa adalah 66,28. Dengan demikian dapat
mencakup aspek respon siswa terhadap dikatakan kemampuan berpikir kritis siswa
pelajaran matematika, respon siswa terhadap dikategorikan dalam kategori sedang.
penerapan metode Socrates dengan Untuk mengetahui lebih jelas tingkat
pendekatan kontekstual. Analisis data hasil kemampuan berpikir kritis siswa, maka
angket menunjukkan bahwa respon siswa dipaparkan persentase kemampuan berpikir
terhadap pelajaran matematika cukup baik, kritis siswa tiap indikator sebagai berikut.
yaitu 56,41% merespon positif dan siswa 1. Interpretasi
yang lain tidak menyukai matematika. Sama Berikut ini disajikan tabel 3 rekapitulasi
juga halnya dengan tanggapan siswa kemampuan berpikir kritis siswa pada
terhadap penerapan metode Socrates, yaitu indikator 1.
58,97% merespon positif. Dengan alasan
pertanyaan-pertanyaan guru yang Tabel 3. Persentase Kemampuan Berpikir
membimbing siswa memberikan kepuasan Kritis Siswa Indikator 1
bagi siswa dalam menemukan jawaban dari Jumlah Siswa yang
No. Persentase
setiap persoalan yang diberikan, sedangkan Mendapat Skor
Soal (%)
dan yang lain merespon negatif. Maksimal
Sebagian besar siswa (84,62%) 1a 37 94,87
memberikan sikap positif dalam 3a 30 76,92
pembelajaran matematika yang dilakukan Hampir seluruh siswa menjawab soal
secara kontekstual, dan siswa yang lain dengan benar. Kesalahan yang dilakukan
(15,38%) memberikan respon negatif. oleh beberapa siswa dikarenakan kurang
Secara umum dapat disimpulkan bahwa paham tentang pecahan campuran.
siswa memberikan respon yang baik
terhadap penerapan metode Socrates dengan 2. Analisis
pendekatan kontekstual dalam pembelajaran Berikut ini disajikan tabel 4 rekapitulasi
matematika. Gambaran tentang kriteria kemampuan berpikir kritis siswa pada
kemampuan berpikir kritis siswa dapat indikator 2.
dilihat pada tabel 2 berikut.
Tabel 4. Persentase Kemampuan Berpikir
Tabel 2. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kritis Siswa Indikator 2
Jumlah Persentase Jumlah Siswa
Kriteria No. Persentase
Siswa (%) yang Mendapat
Soal (%)
Sangat Tinggi 0 0 Skor Maksimal
Tinggi 12 30,77 1b 29 80,56
Sedang 27 69,23 3b 7 17,95
Rendah 0 0 4 22 56,41
Sangat Rendah 0 0 5a 37 94,87
5b 5 12,82

65
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika

Volume 7 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021

Kemampuan siswa pada indikator 2 merumuskan alternatif untuk memecahkan


dalam kategori sangat rendah untuk soal masalah yang diberikan.
nomor 3b dan 5b. Dilihat dari hasil Dari penjelasan di atas secara
pekerjaan siswa, kebanyakan siswa tidak keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
dapat menyelesaikan soal. Hal ini kemampuan berpikir kritis siswa dalam
dikarenakan tingkat kesukaran soal dan kategori tinggi, namun masih rendah pada
kurangnya siswa berlatih soal. indikator evaluasi dan penarikan
kesimpulan.
3. Evaluasi
Berikut ini disajikan tabel 5 rekapitulasi SIMPULAN
kemampuan berpikir kritis siswa pada Berdasarkan hasil analisis data dan
indikator 3. pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa
selama proses belajar berlangsung, sebagian
Tabel 5. Persentase Kemampuan Berpikir besar siswa memberikan respon positif dan
Kritis Siswa Indikator 3 lebih dari 75% siswa aktif. Hasil tes
Jumlah Siswa yang kemampuan berpikir kritis siswa yang
Persentas
No. Soal Mendapat Skor mendominasi adalah kriteria sedang dan
e (%)
Maksimal tinggi dengan rata-rata nilai 66,28. Secara
2b 16 41,03 umum dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode Socrates dengan pendekatan
Kemampuan berpikir kritis siswa pada kontekstual dalam pembelajaran
indikator 3 termasuk dalam kriteria rendah. matematika berjalan cukup baik.
Hasil analisis kesalahan menunjukkan Penerapan Metode Pembelajaran
bahwa siswa tidak dapat menyimpulkan Socrates dapat meningkatkan rasa ingin tahu
hasil jawaban dengan benar. dan semangat untuk belajar. Metode tersebut
dapat membantu siswa menjadi pembelajar
4. Pengambilan Keputusan mandiri yang berusaha menguji keyakinan
Berikut ini disajikan tabel 6 rekapitulasi mereka dalam menghadapi informasi baru.
kemampuan berpikir kritis siswa pada Metode ini dapat dikembangkan dalam diri
indikator 4. siswa sebagai kebiasaan intelektual yang
kuat yang akan terus mereka terapkan dalam
Tabel 6. Persentase Kemampuan Berpikir kehidupan mereka.
Kritis Siswa Indikator 4
Jumlah Siswa UCAPAN TERIMA KASIH
Persentase
No. Soal yang Mendapat Penulis mengucapkan terima kasih kepada
(%)
Skor Maksimal
dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
2a 5 12,82
Muhammadiyah Jakarta, kepala sekolah MI
3b 7 17,95
Al-Inayah Pasar Rebo, dan P3M FIP UMJ.

Kemampuan berpikir kritis siswa pada DAFTAR PUSTAKA


indikator 4 masuk dalam kriteria sangat Aqib, Zainal & Ali Murtaldo. (2016).
rendah. Dari hasil analisis data dapat Kumpulan Metode Pembelajaran
disimpulkan bahwa siswa tidak dapat Kreatif dan Inovatif. Bandung : Satu
Nusa.

66
Ismah dan Rahmita Nurul Muthmainnah: Penerapan Metode Socrates Kontekstual Untuk Meningkatkan Tingkat
Berfikir Kritis Matemati Siswa.
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 7 (1), pp: 61-68.

Delić, H., & Senad, B. (2016). Socratic Students’ Speaking And Critical
Method as an Approach to Teaching. Thinking. Disertasi. Bandung:
European Researcher. Pp 511-517 Universitas Pendidikan Indonesia
Ernawati, E., & Nasir, A. M. (2018). Susiani, K. & Kadek, S. (2017).
Efektivitas Metode Pembelajaran Implementasi Metode Sokratik Melalui
Socrates Kontekstual Berbasis Gaya Lesson Study Untuk Meningkatkan
Kognitif terhadap Hasil Belajar Statistik Keterampilan Berpikir Kritis
Dasar. Proximal: Jurnal Penelitian Mahasiswa. Indonesian Journal of
Matematika dan Pendidikan Educational Counseling. Pp 27-40.
Matematika, 1(2). Pangestuti, D. S., Nur Latifah, dan Sa’odah.
Ismah, Rahmita Nurul Muthmainnah, Viarti (2019). Pengaruh Metode Socriates
Eminita, Anwar Ilmar Ramadhan Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
(2020). Cluster Analysis Of Students’ Siswa Kelas V. Wacana Akademika:
Multiple Intelligences In First Grade At Majalah Ilmiah Kependidikan. Pp 85-94
Madrasah Ibtidaiyah Al-Inayah In Wang, S.Y., Jer-Chia Tsai, Horn-Che
Indonesia. Journal of Critical Reviews, 7 Chiang, Chung-Sheng Lai, and Hui-Ju
(13), 929-933. Lin. (2008). Socrates, Problem-Based
doi:10.31838/jcr.07.13.156 Learning And Critical Thinking—A
Johnson, E., B. (2002). Contextual Teaching Philosophic Point Of View. Kaohsiung J
and Learning: what it is and why it is Med Sci. Pp S6-S13.
here to stay. California : Corwin Press. Yunita , N.W, Hobri, Oktavianingtyas, E.
Inc. (2018). Analisis Kemampuan Berpikir
Johnson, D. W., dan Johnson R.T. (2002). Kritis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Meaningful assessment. Boston: Allyn Aritmetika Sosial Dalam Pembelajaran
and Bacon. Berbasis Lesson Study For Learning
Kusmaryani, W. (2019). The Socratic Community Ditinjau Dari Kecerdasan
Questioning Method For The Indonesian Logis Matematis. Kadikma, Vol. 9, No.
Efl Speaking Class: Stimulating 3, hal. 1-10.

67
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika

Volume 7 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021

68

Anda mungkin juga menyukai