Linda Fajri - Tugas Penelitian Kualitatif
Linda Fajri - Tugas Penelitian Kualitatif
Linda Fajri - Tugas Penelitian Kualitatif
DI SUSUN OLEH :
LINDA FAJRI (19114001)
Berpikir kritis menurut Johnson (2007: 183) merupakan sebuah proses terarah dan
jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah,
mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian
ilmiah. Berpikir adalah sebuah pencarian jawaban, sebuah pencapaian makna.
Aspek berpikir kritis menurut Ennis yang dikutip Lipman (2003: 57) adalah focus
(fokus), reasons (alasan), inference (simpulan), situation (situasi),clarity
(kejelasan), dan overview (tinjauan ulang). Ciri-ciri orang yang mampu berpikir
kritis adalah berpikir terbuka, rendah hati, berpikiran bebas, dan memiliki motivasi
tinggi.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari
jenjang pendidikan dasar. Hal tersebut dikarenakan matematika memiliki peranan
yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Siswa memerlukan matematika
untuk memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya dapat berhitung, dapat mengumpulkan, mengolah,
menyajikan, dan manafsirkan data. Selain itu matematika juga diperlukan siswa
agar mampu mengikuti pelajaran matematika lebih lanjut, untuk membantu
memahami bidang studi lain, dan agar para siswa dapat berpikir logis, kritis, dan
praktis, serta bersikap positif dan berjiwa kreatif (Erman Suherman dkk, 2003:60).
Berdasarkan hasil observasi sebelum penelitian dilakukan di kelas X SMA Negeri
2 Banda Aceh pada bulan Agustus 2013, kemampuan berpikir kritis dan kreatif
matematis pada kenyataannya belum dapat dikembangkan dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran matematika. Hal tersebut karena guru umumnya terlalu
berkonsentrasi pada latihan menyelesaikan soal-soal rutin dengan mengaplikasikan
rumus saja. Kegiatan pembelajaran matematika masih berpusat pada guru,
menggunakan metode ceramah, siswa pasif, pertanyaan dari siswa jarang muncul,
berorientasi pada satu jawaban benar, tidak mengeksplorasi banyak cara
penyelesaian, dan aktivitas kelas didominasi dengan kegiatan mencatat atau
menyalin.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan terdapat masalah yang dapat
diidentifikasi, antara lain:
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini berfokus pada kemampuan kritis dan matematis siswa kelas X SMA
Negeri 2 Banda Aceh.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
1. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam pembelajaran matematika.
A. Pembelajaran Matematika
Belajar menurut Nana Sudjana (1987: 28) merupakan suatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan pada diri seseorang yang dalam berbagai bentuk seperti
perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,keterampilan,
kecakapan, kemampuan, dan aspek lain yang ada pada diri individu.
Menurut Winkel (2004: 36) belajar merupakan suatu aktivitas mental yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai
sikap.
Berpikir kritis (critical thinking) telah didefinisikan secara beragam oleh para ahli.
Johnson (2007: 183) mendefinisikan berpikir kritis merupakan sebuah proses
terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan
masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan
penelitian ilmiah. Berpikir kritis adalah kemampuan berpendapat dengan cara yang
terorganisasi. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi secara
sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain.
Berdasarkan definisi di atas dapat dipahami bahwa berpikir kritis adalah proses
berpikir yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti
memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi,
merefleksi permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap
terbuka bagi berbagai pendekatan dan perspektif yang berbeda, tidak mempercayai
begitu saja informasi-informasi yang datang dari berbagai sumber.
Indikator kemampuan berpikir kritis, menurut Ennis (dalam Hassoubah, 2008:91)
dapat diturunkan dari aktivitas siswa yaitu (1) mencari pernyataan yang jelas dari
setiap pertanyaan, (2) mencari alasan, (3) berusaha mengetahui informasi dengan
baik, (4) memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya, (5)
memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan, (6) berusaha tetap relevan
dengan ide utama, (7) mengingat kepentingan yang asli danmendasar, (8) mencari
alternatif, (9) bersikap dan berpikir terbuka, (10) mengambil posisi ketika ada bukti
yang cukup untuk melakukan sesuatu, (11) mencari penjelasan sebanyak mungkin.
Indikator kemampuan berpikir kritis yang diturunkan dari aktivitas (1) adalah
mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (focus). Indikator yang
diturunkan dari aktivitas kritis (3), (4), dan (7) adalah mampu mengungkapkan
fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah (clarity). Indikator
yang diturunkan dari aktivitas kritis (2), (6), dan (12) adalah mampu memilih
argumen logis, relevan, dan akurat (reasons). Indikator yang diturunkan dari
aktivitas kritis (8), (10), dan (11) adalah mampu mendeteksi bias berdasarkan pada
sudut pandang yang berbeda (overview). Indikator yang diturunkan dari aktivitas
kritis (5) dan (9) adalah mampu menentukan akibat/simpulan dari suatu pernyataan
yang diambil sebagai suatu keputusan (inference). Beyer (dalam Hassoubah, 2008:
92) mengatakan bahwa keterampilan berpikir kritis meliputi kemampuan (1)
menentukan kredibilitas suatu sumber, (2) membedakan antara yang relevan dan
yang tidak relevan, (3) membedakan fakta dari penilaian, (4) mengidentifikasi dan
mengevaluasi asumsi yang tidak terucapkan, (5) mengidentifikasi bias yang ada,
(6) mengidentifikasi sudut pandang, dan (5) mengevaluasi bukti yang ditawarkan.
Sementara itu Nickerson yang dikutip Lipman (2003: 59) seorang ahli dalam
berpikir kritis menyampaikan ciri-ciri orang yang berpikir kritis dalam hal
pengetahuan, kemampuan, sikap, dan kebiasaan dalam bertindak adalah (1)
menggunakan fakta-fakta secara mahir dan jujur; (2) mengorganisasi pikiran
danmengartikulasikannya dengan jelas, logis atau masuk akal; (3) mengidentifikasi
kecukupan data; (4) mencoba untuk mengantisipasi kemungkinan konsekuensi dan
berbagai kegiatan; (5) memahami ide sesuai dengan tingkat keyakinannya; (6)
dapat belajar secara independen dan mempunyai perhatian; (7) menerapkan teknik
pemecahan masalah dalam domain lain dari yang sudah dipelajarinya; (8) dapat
menyusun representasi masalah secara informal ke dalam cara formal seperti
matematika yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah; (9)
mempertanyakan suatu pandangan dan mempertanyakan implikasi dari suatu
pandangan; (10) sensitif terhadap perbedaan antara validitas dan intensitas dari
suatu kepercayaan dengan validitas dan intensitas yang dipegangnya; (11)
mengenali kemungkinan keliru dari suatu pendapat dan kemungkinan bias dalam
pendapat.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dapat dirumuskan aspek dan indikator
kemampuan berpikir kritis matematis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
(1) focus: merumuskan pokok-pokok permasalahan (menuliskan yang 14 diketahui
dan ditanyakan dari soal), (2) clarity: menjelaskan istilah yang digunakan
(mengubah pernyataan dalam bentuk simbol matematis dan memberikan
penjelasannya), (3) inference: membuat simpulan dari penyelesaian suatu masalah.
C. Berpikir Kreatif Matematis
Dalam konteks berpikir, Evans (1991: 51) dan Guilford (1967: 138) mengatakan
bahwa berpikir kreatif menunjuk pada kemampuan yang ditandai oleh empat
komponen, yaitu fluency (kelancaran), flexibility (keluwesan), originality
(keaslian), dan elaboration (penguraian). Rincian ciri-ciri dari fluency, flexibility,
originality, dan elaboration dikemukakan Utami Munandar (1999: 192), ciri-ciri
fluency diantaranya adalah (1) mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak
penyelesaian masalah, banyak pertanyaan dengan lancar; (2) memberikan banyak
cara atau saran untuk melakukan berbagai hal; (3) selalu memikirkan lebih dari
satu jawaban. Ciri-ciri flexibility diantaranya adalah (1) menghasilkan gagasan,
jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut
pandang yang berbedabeda; (2) mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-
beda; (3) mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran. Ciri-ciri
originality diantaranya adalah (1) mampu melahirkan ungkapan yang baru dan
unik; (2) memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri; (3) mampu
membuat kombinasikombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-
unsur. Ciri-ciri elaboration diantaranya adalah (1) mampu memperkaya dan
mengembangkan suatu gagasan atau produk; (2) menambah atau memperinci detil-
detil atau menguraikan secara runtut dari suatu obyek, gagasan, atau situasi.
Dalam penelitian ini aspek dan indikator berpikir kreatif matematis yang
digunakan adalah (1) fluency: menghasilkan banyak gagasan pemecahan masalah,
(2) originality: penyampaian solusi dengan cara baru/unik (berbeda dengan
jawaban yang lain), (3) elaboration: menguraikan secara runtut langkah masalah.
A. Jenis Penelitian
B. Setting Penelitian
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Agustus sampai bulan Desember 2012
sedangkan proses pengambilan data dilaksanakan pada semester gaenap Tahun
Pelajaran 2022/2023 yaitu pada bulan November 2022 dengan menyesuaikan jam
pelajaran matematika kelas X SMA Negeri 2 Banda Aceh.
Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Banda Aceh .
sedangkan objek penelitiannya adalah pelaksanaan pembelajaran matematika
dengan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif matematis siswa.
E. Data Penelitian
Data dalam penelitian ini adalah data proses pembelajaran matematika dengan
PBM dan data kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa kelas X
SMA Negeri 2 Banda Aceh.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal, pedoman
wawancara, dan lembar observasi.
1. Tes dilakukan kepada seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Banda Aceh .
Sebelum dilakukan observasi siswa diberikan tes awal untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa.
2. Pedoman wawancara ini disusun sebagai alat untuk menelusuri lebih jauh hal-
hal yang tidak dapat diketahui melalui observasi. Pedoman wawancara ini juga
disusun untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dan
hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi guru selama proses pembelajaran
berlangsung. Pedoman wawancara ini bersifat bebas,sehingga peneliti dapat
mengembangkan sendiri pertanyaan yang ingin diajukan guna memperoleh data
selengkap-lengkapnya.
a. Data yang terkumpul akan dianalisis dengan mengacu pada model mereduksi
data, menyajikan data dan menginterpretasikan data. Mereduksi data merupakan
kegiatan penyederhanaan dan pengabstraksian seluruh data dari hasil tes,
wawancara dan observasi. Dalam menganalisis tes kemampuan berpikir kritis
aspek yang diukur adalah focus, clarity, dan inference. Sedang aspek kemampuan
berpikir kreatif matematis yang diukur adalah fluency, originality, dan inference.
3. Analisis hasil wawancara dengan siswa dan guru dilakukan secara kualitatif
deskripsif untuk melengkapi hasil observasi selama proses pembelajaran
matematika.
4. Validasi Data
H. Indikator
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah
a. Engagement:
1) guru memberi arahan kepada siswa untuk dapat belajar mandiri, baik ecara
b. Performance: siswa telah membuat media presentasi hasil diskusi kelompok dan
mempresetasikannya di depan kelas.