Kel 6 Eliminasi Fekal-Diare
Kel 6 Eliminasi Fekal-Diare
Kel 6 Eliminasi Fekal-Diare
OLEH :
Kelompok 6
Ade Triani Elsera 2122030
Fina Siti Rohinah 2122038
Pia Yulia 2122047
Tuti F Butarbutar 2122055
Sunanul Huda 2122053
Ressa Mela 2122059
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan
yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Ns. Dewi
Srinatania ,S.Kep.,M.Kep. sebagai dosen pengampu mata kuliah Kepemimpinan dan
manajemen yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI...............................................................................................................................6
2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Eliminasi Urine dan Fekal.............................................................6
2.2 Jenis-Jenis Pola Eliminasi.....................................................................................................6
2.3 Anatomi dan Fisiologi...........................................................................................................7
BAB III................................................................................................................................................13
Standar Prosedur Operasional..............................................................................................................13
3.1. Standar Prosedur Operasional (SPO) Menolong pasien Buang Air Besar dan Buang Air
Kecil 13
3.2. SOP Mengganti popok atau diapers.................................................................................14
3.3. Perawatan pasien yang terpasang kateter.......................................................................16
BAB IV...............................................................................................................................................17
Asuhan Keperawatan...........................................................................................................................17
A. PENGKAJIAN...................................................................................................................17
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN.......................................................................................24
C. INTERVENSI....................................................................................................................24
D. Implementasi dan Evalasi.................................................................................................25
ii
BAB V.................................................................................................................................................30
PENUTUP...........................................................................................................................................30
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................................30
5.2 Saran....................................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolism tubuh baik berupa urin
ataubowel (feses). Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih
sudahterisi. Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi
urin adalah ginjal,ureter, kandung kemih, dan uretra. (Hidayat,2017)
Eliminasi merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh
setiapmanusia. Kebutuhan dasar manusia terbagi menjadi 14 kebutuhan dasar,
menyatakan bahwakebutuhan eliminasi terdapat pada urutan ketiga. Apabila
sistem perkemihan tidak dapatberfungsi dengan baik, sebenarnya semua organ akhirnya
akan berpengaruh. Secara umum,gangguan pada ginjal mempengaruhi eliminasi.
Sehingga mengakibatkan masalah kebutuhaneliminasi urin, antara lain : retensi urin,
inkontinensia urin, enuresis dan ureterotomi.
Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urin pada usia lanjut
merupakan salah satu keluhan utama dari demikian banyak masalah geriatrik
yang sering dijumpai di masyarakat dan praktek sehari-hari. Pada
kenyataannya, gangguan eliminasi urin bukanlah sebuah penyakit dan bukan
merupakan konsekuensi normal yang terjadi pada usila, namun merupakan
keluhan atau gejala yang dapat timbul sebagai akibat dari berbagai keadaan
atau penyakit. Menjadi lanjut usia tidak selalu menyebabkan gangguan
eliminasi urin, tetapi beberapa perubahan yang berkaitan dengan proses lanjut
usia dan keadaan patologik tertentu pada usia lanjut dapat mendukung
terjadinya gangguan ini (Brocklehurst dkk., cit Nursalam, 2006). Gangguan
eliminasi urin yang sering diderita oleh usia lanjut ini lazim disebut
“inkontinensia urin”
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Eliminasi Urine
Eliminasi dari saluran kemih membantu membersihkan tubuh dari produk limbah dan
bahan yang melebihi ke- butuhan tubuh (Taylor, 2011). Sistem kemih terdiri dari ginjal,
ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal membentuk urine, ureter membawa urine ke
kandung kemih, kandung kemih bertindak sebagai reservoir untuk urine, dan uretra
adalah jalan bagi urine untuk keluar dari tubuh (DeLaune, 2011). Mekanisme fisiologis
yang mengatur eliminasi urin kompleks dan belum sepenuh- nya dipahami. Kontinensi
pada orang dewasa membu- tuhkan integritas anatomi sistem perkemihhan, Kontrol
nervus dari otot detrusor, dan mekanisme sfingter yang kompeten. Inkontinensia urine
terjadi ketika kelainan satu atau lebih dari faktor-faktor ini menyebabkan hi- langnya
urine yang tidak terkontrol yang menghasilkan kesulitan sosial, fisiologis, atau
kebersihan bagi klien (DeLaune, 2011).
6
b. Eliminasi Bowel / Fekal
Setiap pasien sangat berbeda pandangan mereka ten- tang eliminasi bowel, pola buang
air besar yang biasa, dan kemudahan mereka berbicara tentang masalah usus.
Meskipun kebanyakan orang pernah mengala- minya seperti serangan diare ringan
atau sembelit akut, beberapa pasien mengalami perubahan masalah yang parah atau
kronis pada eliminasi usus yang mempe- ngaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit,
hidrasi, sta- tus gizi, integritas kulit, kenyamanan, dan konsep diri. Apalagi banyak
penyakit, tes diagnostik, obat-obatan, dan perawatan bedah dapat mempengaruhi
eliminasi usus (Taylor, 2011). Proses eliminasi feses yang normal sepenuhnya belum
dipahami. Kontinensi terutama ber- gantung pada konsistensi tinja (bahan tinja),
motilitas usus, kepatuhan dan kontraktilitas rektum, dan kompe- tensi sfingter anal
(DeLaune, 2011).
2.3 Anatomi dan Fisiologi
a. Anatomi
Menurut Taylor (2011) Adapun anatominya sebagai berikut:
1. Eliminasi Urine
7
Setelah terbentuk, urine dari nefron ber- muara di panggul setiap ginjal. Dari
setiap ginjal, urine diangkut oleh peristaltik ritmik melalui ure- ter ke kandung
kemih. Ureter masuk ke kandung kemih secara miring. Lipatan membran
dalam kandung kemih menutup pintu masuk ke ureter sehingga urine tidak
dipaksa menaikkan ureter ke ginjal ketika ada tekanan di dalam kandung
kemih.
b. Kandung Kemih
Kandung kemih terdiri dari otot polos yang ber- fungsi sebagai tempat
sementara untuk menam- pung urine. Kandung kemih ini terdiri dari tiga
lapisan jaringan otot: (1) lapisan longitudinal dalam, (2) lapisan melingkar
tengah, dan (3) lapisan longitudinal luar. Ketiga lapisan ini disebut otot
detrusor. Di dasar kandung kemih, terdapat jaringan otot yang
membentuk sfingter internal, yang menjaga celah antara kandung kemih
dan uretra. Uretra membawa urine dari kandung kemih ke bagian luar
tubuh. Otot kandung kemih diper- sarafi oleh sistem saraf otonom. Sistem
simpatis membawa impuls ke kandung kemih dan impuls motorik ke
sfingter internal. Impuls ini menye- babkan otot detrusor rileks dan sfingter
internal mengerut, menahan urine dalam kandung ke- mih. Sistem
parasimpatis membawa impuls mo- torik ke kandung kemih dan impuls
penghambat ke sfingter internal. Impuls ini menyebabkan otot detrusor
berkontraksi dan sphincter mengendur. Ketika tekanan menjadi cukup
untuk merang- sang saraf di dinding kandung kemih (reseptor
peregangan), orang tersebut merasakan keingi- nan untuk
mengosongkan kandung kemih.
c. Uretra
12
BAB III
Standar Prosedur Operasional
1.
2.
3.
1
2
3.1. Standar Prosedur Operasional (SPO) Menolong pasien Buang Air Besar dan Buang
Air Kecil
a. Persiapan alat:
1. Pispot atau steekpan bertutup dan urinal
2. Alat pispot
3. Botol berisi air cebok
4. Kapas cebok dalam tempatnya
5. Kertas kloset bila tersedia
6. Bengkok (nierbekken)
7. Sampiran(scherm)
8. Selimut atau kain penutup
b. Persiapan pasien:
1. Pintu di tutup, kemudian sampiran (scherm) dipasang
2. Pakaian pasien bagian bawah di keataskan, kemudian bagian badan dan yang
terbuka di tutup dengan selimut atau kain penutup
3. Pasien di anjurkan menekuk lutut dan mengangkat bokong
4. Alas pispot di pasang
5. Pispot disorongkan sampai terletak di bawah bokong pasien. Jika pasien tidak
dapat melakukanya sendiri, petugas membantu menekukkan lutut dan
mengangkat pinggul pasien dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan
petugas menyorongkan pispot sedemikian rupa sehungga posisinya tepat dan
nyaman.
6. Bila pasien sudah selesai BAB atau BAK, kakinya di renggangkan dan selimut
13
di buka sedikit, selanjutnya anus dan daerah genitalia di bersihkan dengan
kapas cebok. Pasien di miringkan, tangan kiri petugas membuka bokong
pasien, tangan kanan memebersihkan anus dengan kapas cebok atau kertas
kloset lalu di buang kedalam pispot. Pembersihan ini di lakukan beberapa kali
sampai anus bersih. Setelah pasien selesai bab pispot di angkat, ditutup dan
diturunkan.
7. Bila pasien menginginkan cebok sendiri, petugas membantu menyiram dan
selanjutnya tangan pasien di cuci lalu pispot di angkat, di tutup dan di turunkan
8. Bokong pasien di keringkan dengan pengalas
9. Setelah selesai pasien di rapikan, sedangkan peralatan di bersihkan, dibereskan
dan dikembalikan ketempat semula.
10. Pintu dan sampiran (scherm) dibuka kembali.
FASE PRAINTERAKSI
1. Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi klien
2. Mencuci tangan
14
3. Menyiapkan alat
FASE ORIENTASI
1. Mengucapkan salam & memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan prosedur tindakan
3. Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan Tindakan
FASE KERJA
1. Menjaga privasi klien, Memakai sarung tangan
2. Memasang pelak dibawah bokong klien, lalu melepaskan pakaian bawah klien
3. Melepaskan rekatan diapers pada ke dua sisi, kemudian menekan bagian ujung
dipaer depan klien ke bawah hingga ke bawah genitalia. Sementara sisi samping
diapers yang terjauh dengan perawat digulung ke bawah hingga bagian samping
bokong
4. Membantu pasien mengubah posisi menjadi posisi sim (membelakangi perawat)
5. Melepaskan popok/diapers dengan menekan dari daerah punggung hingga ujung
genitalia, usahakan semua kotoran masuk dalam diapers dan tidak terjatuh
6. Masukan diapers ke dalam tempat sampah/kantong kresek
7. Bersihkan area bokong dengan tisu dan bila perlu dengan air hingga bersih
8. Setelah bersih, memasang popok/diapers yang baru dengan melekatkan bagian
sisi yang membelakangi pasien serta memasukkan diantara lipatan paha sisi depan
diapers
8. Membantu pasien kembali ke posisi berbaring (posisi supinasi)
9. Merapikan sisi diapers yang berada pada sisi terjauh dengan perawat, kemudian
rapikan seluruh posisi diapers dan rekatkan diapers
10. Melepaskan sarung tangan
FASE TERMINASI
1. Merapikan klien dan alat
2. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan
3. Memberi salam
15
4. Mencuci tangan
5. Mendokumentasikan hasil kegiatan
16
3.3. Perawatan pasien yang terpasang kateter
Dalam merawat pasien dengan kateter menetap, tujuan utamanya adalah mencegah
infeksi saluran kemih. Cara terbaik untuk mencagah infesi adalah memastikan bahwa
pasien minum banyak air setiap hari, sampai 3 liter. Minum banyak menghasilkan
banyak urin. Ini mempertahankan kandung kemih terbilas dan menghiangkan sedimen
yang melekat pada kateter. Ajarkan pasien dan keluarganya untuk memeriksa selang
drainase dan kantung serta meyakinkan bahwa alat ini selalu berada lebih rendah dari
kandung kemih pasien, sehingga gravitasi akan membantu aliran urin. Ingatkan pasien
jangan pernah berbaring di atas selang dan memerikasanya untuk meyakinkan tidak ada
tekukakan pada selang. Berikan atau bantu pasien dengan higiene perineum 2 kali sehari.
17
BAB IV
Asuhan Keperawatan
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas pasien
Nama : Tn. J
Umur : 43 Tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki
Agama : Islam
Suku : Melayu
Pendidikan : SMA
Alamat : Dusun Teluk karang, Rt 004/Rw 007.
Sedau Singkawang selatan, kab Singkawang
Pekerjaan : wiraswasta
Tanggal Masuk : 03-02-22
Tanggal Pengkajian : 04-02-22
Diagnosa Medis : PLHA dengan komplikasi Diare Kronis
Keterangan :
: perempuan meninggal
: : laki-laki hidup
: prempuan hidup
: Perempuan Hidup
: pasien
19
Data Biologis.
a. Pola Nutrisi
SMRS : Pasien makan 3 kai sehari dengan menu
bervariasi satu porsi habis
MRS : Pasien tidak nafsu makan,pasien hanya
makan 1 kali sehari , dan porsi makan
rumah sakit tidak habis.
b. Pola Minum
SMRS : Pasien minum 6-7 gelas sehari (1,5-2) literper hari
MRS : Pasien minun 5-6 gelas sehari (0,8-1) literper hari
c. Pola Eliminasi
SMRS : Pasien sering BAB, Konsistensi BAB cair dan sudah terjadi
selama kurang lebih 3 bulan
MRS : konsistensi Bab pasien cair dan berlendir ,
frekuensi sering 3 kali sehari, Bak selalu
bersamaan dengan Bab.
d. Pola istirahat Tidur
SMRS : Pasien tidur 5-6 jam sehari
MRS : Pasien tidur hanya 2-3 jam sehari.
e. Pola Hygene
Mandi
SMRS : Pasien mandi sendiri namun dengan bantuan
keluarga
MRS : Pasien tidak mandi dan menyikat gigi ketika
sakit
Cuci Rmbut
SMRS : Pasien mencuci rambutnya saat sakit
MRS : Pasien hanya membasahi rambutnya sesekali
20
Gosok gigi
SMRS : Pasien gosok gigi 2 kali sehari
MRS : Pasien menggosok gigi 1 kali bahkan jarang
bila tak ada yang membantu.
4. Pola aktivitas
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian √
Elimnasi √
Mobilisasi di tempat tidur √
Pindah √
Makan dan minum √
Keterangan :
0 : mandiri
1 : Dibantu sebagian
2 : Perlu bantuan orang lain
3 : Perlu bantuan orng lain dan alat
4 : tergantung orang lain dan madiri.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Compos Mentis
TTV TD : 130/90 mmHg
N : 96 kali/menit
RR : 28 kali/menit
S : 39,1︒C
Berat Badan
21
SMRS : 52 kg ±pada 3 bulan yang lalu
MRS + : 50 kg
Tinggi Badan : 165 cm
BB 50
IMT : 2 = = 18,36
(T B ) (1,6 52 )
Keterangan : IMT Normal = 18,5-24,5 kg/m2
b. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala simetris,rambut pirang,kulit kepala
lembab,tidak ada ketombe
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c. Mata
Inspeksi : Sklera puti, dapat melihat jelas,bola mata simetris,konjungtiva
anemis, ada reaksi terhadap cahaya, tidak menggunakan alat
bantu, fungsi pengelihatan normal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
d. Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada sekret dan polip
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,benjolan,dan bengkak
e. Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada kelainan, sedikit
terdapat serumen,dan tidak ada lesi
Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
f. Mulut
Inspeksi : Gigi tampak kuning,bibir pucat, lidah sedikit kotor, mukosa
mulut lembab
Palpasi : Otot rahang kuat
g. Leher
Inspeksi : Terdapat pembesaran KGB Submandibula sinistra ukuran 4,4cm
22
Palpasi : Terdapat nyeri tekan, arteri karotis teraba lemah
h. Thorax
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada lesi,respirasi 30 x/m , tampak
retraksi dinding dada
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
auskultasi : Suara nafas Ronkhi
perkusi : Batas paru normal
i. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis terlihat
Palpasi : Ictus Cordis teraba
Auskultasi : S1 dan S2 regular
perkusi : Batas jantung normal
j. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada lesi,perut tampak kurus dan distensi
Palpasi : Terdapat sedikit nyeri tekan pada bagian Kuadran kanan atas
Auskultasi : Bising usus 12 x/menit
perkusi : Supel
k. Genetalia
Pasien Menggunakan popok,dan menolak dikaji lebih lanjut karena merupakan
privacy.
l. Ekstremitas
kanan kiri
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
05-02-22
Ringer Laktat 20 tpm
Inj cefotaxime 1 gr/8 jam
Inj Ranitidin 1 amp/12 jam
Inj Ondan 1 amp/ 12 jam
Inj Novaldo 500 mg/ml
Inj Furosemid 50 mg/24 jam
24
06-02-22
Ringer Laktat 20 tpm
Inj cefotaxime 1 gr/8 jam
Inj Ranitidin 1 amp/12 jam
Inj Ondan 1 amp/ 12 jam
Inj Novaldo 500 mg/ml
Antasida
Inj Furosemid 50 mg/24 jam
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan output yang
berlebihan
C. INTERVENSI
25
Peristaltik dalam batas
normal
Konsistensi stool
padat
Turgor kulit
frekuensi defekasi,
karakteristik dan
jumlah
5. Dorong diet tinggi
serat dalam batasan
diet, dengan masukan
cairan sedang sesuai
diet yang dibuat
Medication
management
26
anemis, turgor kulit Klien mengatakan bab
jelek, membran mukosa berkurang hanya 3
pucat kali dalam sehari
2. Mengkaji pemasukan Obyektif
dan pengeluaran cairan
Hasil : minum 4 gelas Klien masih
perhari, cairan RL 28 tampak lemas
tetes/menit, output bab Turgor kulit
5 kali perhari masih jelek
3. Kolaborasi pemeriksaan Mukosa kering
laboratorium sesuai Klien dan keluarga
program : elektrolit, Hb, memahami proses
Ph, dan albumin. medikasi
Hasil; memberikan saran Analisis
pemeriksaan penunjang
4. Mengobservasi dan Masalah belum teratasi
mencatat frekuensi
defekasi, karakteristik Planning
dan jumlah, Hasil: bab 5
kali konsistensi cair Intervensi di lanjutkan
5. Mendorong diet serat
dalam batasan diet
dengan masukan cairan
sedang sesuai diet yang
dibuat
6. Kolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
obat anti diare dan
antibiotik Hasil;
pemberian antapulgit
27
dan cotrimoxasol
7. Memantau efektifitas
medikasi
Hasil : rentang waktu
bab lebih panjang
8. Mengedukasi pasien
dan keluarga dalam
ketepatan medikasi
Hasil : pasien dan
keluarga memahami
9. Bantu dan Edukasi
Pasien dan Keluarga
Cara Penggunaan dan
pengantian Pempers
yang baik dan benar.
Hasil : pasien dan
keluarga memahami
2 05/02/2022 1. Mengkaji intake 05/02/2022 Subyektif
10.00 makanan dan minuman 14.00
2. Memonitor intake dan Klien mengatakan mual
out put makanan dan dan muntah berkurang
minuman Klienmenghabiskan
3. Memberikan makanan ½ porsi makanan yang
tinggi kalori danprotein disajikan
4. Menganjurkan klien Obyektif
membersihkan mulut / Klien masih
menggosok gigi setiap tampak lemas,
habis makan Konjungtiva
5. Membatasi masukan masih anemis
lemak sesuai indikasi BB : 51kg
6. Kolaborasi dengan ahli Analisis
28
gizi
7. Menimbang berat badan Masalah belum teratasi
8. Kolaborasi pemberian
anti emetik Hasil: Planning
pemberian ranitidin
injeksi Intervensi di lanjutkan
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka adapun simpulan yang dapat penulis ambil
yaitu sebagai berikut eiminasi merupakan proses pembuangan sisa metabolism tubuh
baik berupa urinedemi menjaga homeostasis tubuh. eliminasi urine merupakan
kebutuhan dalam manusia yang esensial dan berperan dalam menentukan kelangsungan
hidup manusia. eliminasi dibutuhkanmanusia untuk mempertahankan kesehatan tubuh.
Adapun organ – organ yang berperan dalam proses eliminasi urine diantaranya ginjal,
ureter, kandung kemih, uretra. Eliminasi merupakan proses pembuangan atau
pengeluaran metabolism berupa feses yang berasal dari saluran pencernaan. Adapun
sistem tubuh yang berperan dalam proses eliminasi ini adalah sistem gastrointestinal
yang meliputi usus halus dan usus besar.
Eliminasi fekal adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh berupa bowel
(feses). Faktor yang mempengaruhi eleminasi fecal yaitu, usia, diet, asupan Cairan,
aktivitas Fisik, faktor Psikologis, kebiasaan pribadi, Posisi Selama Defekasi, Nyeri,
Kehamilan, Pembedahan dan Anestesia, Obat-obatan, Pemeriksaan Diagnostik. Dengan
kita mengetahui faktor-faktor tersebut akan mempermudah saat kita melakukan asuhan
keperawatan.
5.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran agar kita dapat mengetahui
segala sesuatu yang berhubungan dengan eliminasi fekal.
31
DAFTAR PUSTAKA
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia / Dr. Risnah, S.KM., S.Kep.,
Ns., M.Kes, Musdalifah, S.Kep., Ns., M.Kes., M.Kep, A. Adriana Amal, S.Kep., Ns., M.Kep,
Nurhadiyah, S.Kep., Ns., M.Kep, Rasmawati, S.Kep., Ns., M.Kep : Jakarta: TIM, 2022
Delaune, Sue C., Ledner, Patricia K. 2011. Fundamentals of Nursing: Standards and Patrice,
Delmar a Divison of Thomson Learning. United State of America
Taylor, C.R.,Lilis, C., Lemone, P.,Lynn,p., 2011. Fundamental of Nursing: The Art and
Science of Nursing Care, 7th ed. Wolsters Kluwer. China
32