9 Laprak Tekben

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS FISIOLIGIS BENIH

REKALSITRAN PADA BENIH JERUK (Citrus Aurantifolia)


Alfia Ningsi
201910200311009
E-mail: [email protected]
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang
(University of Muhammadiyah Malang), Jl raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK

Benih merupakan salah satu bahan tanam yang memiliki kelebihan antara lain: mudah diperoleh, mudah
disimpan dalam waktu yang relative lama. Dalam praktikum ini kita menggunakan benih rekalsitran diamana
benih rekalsitran merupakan benih yang memiliki kadar air yang tinggi pada saat masak fisiologis. Tujuan dari
praktikum ini mahasiswa diperkenalkan untuk dapat mengetahui karakteristik benih rekalsitran dan upaya upaya
untuk mempertahankan kualitasnya. Terutama ditekankan pada teknik penyimpanan dalam mempertahankan
kualitas fisiologis benih rekalsitran. Praktikum Pengaruh penyimpanan terhadap kualitas fisiologis benih
rekalsitran dilaksanakan di Rumah pada tangal 23 Oktober 2021. Alat yang digunakan dalam praktikum ini
meliputi staples, sprayer, seed box, pengaris, alat tulis dan alat dokumentasi. Bahan yang digunakan adalah benih
jeruk (Citrus Aurantifolia), pasir, kain kasa, dan kertas label Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah
menyiapkan alat dan bahan, selanjutnya memisahkan benih jeruk dari daging buahnya dan memilih 25 benih
untuk masing masing 5 perlakuan. Kemudian tanah pasir dimasukkan kedalam seed box sebagai media tanam,
dan menanam 5 benih pertama sebagai perlakuan P0, untuk sisa 20 benih yang belum ditanam dibungkus dengan
kain kasa menjadi 4 bungkus, yaitu untuk perlakuan P1 P2 P3 dan P4 serta merekatkan bungkusnya
menggunakan kain kasa dan merapati menggunakan steples. Untuk setiap perlakuan diberi laber agar tidak
tertukar, dan benih yang sudah dibungkus tadi disimpan kedalam seed boxs yang berisi pasir dan menimbunnya.
Benih yang sudah dibungkus tadi akan ditanam setiap 1 minggu sekali sampai semuanya habis. Hasil praktikum
menunjukkan bahwa penyimpanan benih rekalsitran dengan menggunakan pasir menunjukkan hasil yang baik
dikarenakan viabilitas benih dapat dipertahankan. Akan tetapi perlakuan yang kurang baik pada kegiatan
praktikum menyebabkan pertumbuhan benih pada saat ditanam kurang baik, hal tersebut disebabkan suhu ruang
simpan terutama pada kelembapan dalam wadah simpan yang tidak dijaga sehingga menyebabkan banyak benih
yang sudah mengalami perkecambahan mati pada akhirnya.

Kata kunci: Benih, fisiologis, rekalsitran

PENDAHULUAN diperlukan hingga mencapai tahap


pematangan maksimal.
Benih rekalsitran merupakan benih Terkait dengan karakter benih
yang memiliki kadar air tinggi, hanya dapat tersebut maka penyimpanan benih sangat
disimpan dalam jangka waktu yang pendek penting, karena penyimpanan benih yang
(berkisar dari beberapa hari hingga beberapa baik akan menghasilkan benih yang
bulan, tergantung dari jenisnya), sangat berkualitas dan bermutu tinggi. Kondisi
mudah terhidrasi, tidak tahan dengan penyimpanan benih yang buruk akan
pengeringan yang intensif dan sensitif menghasilkan penurunan kualitas benih,
terhadap suhu rendah (Berjak & Pammenter, sehingga mempengaruhi kekuatan benih dan
2013). Menurut Barbedo, Centeno, & hilangnya viabilitas benih (Haque, Hossain,
Figueiredo-Ribeiro (2013), benih rekalsitran & Rahman, 2014).
merupakan benih yang berada dalam tahap Benih merupakan biji yang
belum matang apabila dibandingkan dengan digunakan sebagai sumber perbanyakan
benih ortodoks. Sehingga usaha untuk tanaman, atau berkaitan dengan
memperpanjang daya simpannya sangat perbanyakan tanaman. Batasan tentang
pengertian benih dapat dibedakan secara
biologi fisiologis. Secara agronomis benih
didefinisikan sebagai biji tanaman, secara
BAHAN DAN METODE
agronomi, dan secara yang diperlukan
untuk keperluan dan pengembangan usaha Tempat dan Waktu
tani, memiliki fungsi agronomis atau Praktikum Pengaruh penyimpanan
merupakan komponen agronomis. terhadap kualitas fisiologis benih rekalsitran
Komponen agronomis ini lebih berorientasi dilaksanakan di Rumah pada tangal 23 Oktober
pada penerapan norma-norma ilmiah, 2021
sehingga lebih bersifat teknologis untuk Bahan dan Alat
mencapai produksi secara maksimal Alat yang digunakan dalam praktikum ini
(Kartasapoetra, 2013). Masalah yang meliputi staples, sprayer, seed box, pengaris, alat
dihadapi dalam penyimpanan benih yaitu tulis dan alat dokumentasi.
mengenai kadar air benih. Benih yang
memiliki kadar air tinggi yaitu benih Bahan yang digunakan adalah benih jeruk
(Citrus Aurantifolia), pasir, kain kasa, dan kertas
rekalsitran.
label
Rekalsitran merupakan benih yang
memiliki kadar air tinggi pada saat masak Metode Praktikum
fisiologis, hal ini terjadi secara ilmiah. Metode yang digunakan dalam praktikum
Viabilitas benih rekalsitran hanya dapat ini yaitu menyiapkan alat dan bahan, selanjutnya
dipertahankan secara sementara, meskipun memisahkan benih jeruk dari daging buahnya dan
disimpan dalam kondisi yang optimum. Oleh memilih 25 benih untuk masing masing 5
karena itu penanganan pasca panen seperti perlakuan. Kemudian pasir dimasukkan kedalam
penyimpanan benih harus benar untuk seed box sebagai media tanam, dan menanam 5
benih pertama sebagai perlakuan P0, untuk sisa
menghindari penurunan viabilitas (Putra
20 benih yang belum ditanam dibungkus dengan
dkk.2013) . salah satu contoh benih kain kasa menjadi 4 bungkus, yaitu untuk
rekalsitran adalah jeruk. perlakuan P1 P2 P3 dan P4 serta merekatkan
Tujuan dari praktikum ini mahasiswa bungkusnya menggunakan steples. Untuk setiap
diperkenalkan untuk dapat mengetahui perlakuan diberi label agar tidak tertukar, dan
karakteristik benih rekalsitran dan upaya benih yang sudah dibungkus tadi disimpan
upaya untuk mempertahankan kualitasnya. kedalam seed boxs yang berisi pasir dan
Terutama ditekankan pada teknik menimbunnya. Benih yang sudah dibungkus tadi
penyimpanan dalam mempertahankan akan ditanam setiap 1 minggu sekali sampai
kualitas fisiologis benih rekalsitran. semuanya habis.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan praktikum maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Pengamatan Perkecambahan Benih Jeruk (Citrus aurantifolia)


Perlakuan Variabel Pengamatan
Kec Normal Kec Abnormal Kec Mati
P0 2 0 1
P1 3 2 1
P2 2 1 2
P3 0 4 2
P4 0 1 3
Hasil pengamatan perkecambahan benih perlakuan dengan variable pengamatan yang
jeruk (citirus aurantifolia) dari keseluruhan diamati yaitu kecambah normat, abnormal dan
yang mati. Untuk P0 (control) didapatkan 3 P2 ( 2 kecambah normal, 1 kecambah abnormal
kecambah normal, 0 kecambah abnormal dan 2 dan 2 kecambah yang mati)., perlakuan P3 (3
yang mati. Untuk P1 didapatkan 2 kecambah kecambah abnormal dan 2 kecambah mati),
normal dan 2 kecambah abnormal dengan 1 terakhir untuk perlakuan P4 (1 kecambah
kecambah yang mati. Berikutnya untuk perlakuan abnormal dan 4 kecambah yang mati).
5 ulangan. Dapat dilihat bahwa semakin lama
Benih rekalsitran merupakan benih yang menyimpan benih maka semakin menurun kadar
berada dalam tahap belum matang apabila air dalam benih tersebut. Dilihat dari kontrol
dibandingkan dengan benih ortodoks. Sehingga minggu pertama terdapat 3 kecambah normal,
usaha untuk memperpanjang daya simpannya pada P1 dan P2 2 kecambah normal serta P3 dan
sangat diperlukan hingga mencapai tahap P4 tidak ada benih yang dapat tumbuh.
pematangan maksimal (Barbedo etal, 2013). Menurut Cecep (2011) daya
Terkait dengan karakter benih tersebut maka berkecambah dan kadar air akan cenderung
penyimpanan benih sangat penting, karena menurun dengan semakin bertambahnya lama
penyimpanan benih yang baik akan menghasilkan penyimpanan. Hasil uji Duncan pada penelitian
benih yang berkualitas dan bermutu tinggi. tersebut menunjukkan bahwa setelah
Kondisi penyimpanan benih yang buruk akan penyimpanan selama 4 minggu di ruang kamar
menghasilkan penurunan kualitas benih, sehingga dalam media simpan serbuk gergaji memberikan
mempengaruhi kekuatan benih dan hilangnya hasil yang paling buruk bagi daya berkecambah
viabilitas benih (Haque etal, 2014). propagul R. stylosa. Pada benih tanpa perlakuan
Menurut Emmanuel (2015) benih penyimpanan mendapatkan hasil yang lebih baik
rekalsitran kondisi dan periode simpan menjadi yaitu sebesar 60% daya berkecambah dan indeks
faktor yang penting dan mempengaruhi kualitas vigornya. Hal ini diperkuat dengan penelitian
benih serta derajat perubahan biokimia di dalam Nova (2021) persentase daya berkecambah benih
benih. Hasil pengujian kadar air benih jeruk pada yang tidak disimpan atau yang langsung ditabur
berbagai perlakuan media dan waktu simpan memberikan hasil lebih baik yaitu sebesar 75%.
menunjukkan bahwa kadar air benih jeruk Benih rekalsitran akan mengalami penuaan dan
mengalami fluktuasi, yang disimpan pada media deteriorasi benih selama dalam penyimpanan.
pasir. Pada ulangan terakhir tidak ada benih yang Kemunduran benih rekalsitran nampak dari
dapat bekecambah, menurut Dewi (2019) Benih penurunan daya berkecambah.
rekalsitran akan mengalami penurunan kadar air Tingginya kadar air benih pada perlakuan
seiring dengan lamanya penyimpanan, yang Kontrol (P0) yang diberikan perlakuan
diikuti dengan penurunan persentase kelembaban diakibatkan oleh tidak adanya media
perkecambahan. simpan yang berperan sebagai penyangga
Penelitian perkecambahan pada kelembaban. Rahardjo (2012) menyatakan
kelompok tumbuhan Rutaceae (jeruk-jerukan) penggunaan media simpan sebagai penyangga
menemui permasalahan pada produksi benihnya kelembaban akan menyediakan air ketika benih
yang rendah dan tidak serentak serta kekurangan air dan sebaliknya menyerap air
perkecambahan benihnya rendah (12%―38%). apabila benih berlebihan air. Media yang
(Lestari, 2013). Persentase perkecambahan digunakan pada waktu praktikum menggunakan
mengalami penurunan seiring dengan lama media pasir, menurut Rahayu dan Suharsi (2015)
penyimpanan, kecuali pada benih yang disimpan Media perkecambahan berupa pasir merupakan
dalam botol kaca bersilika baik pada suhu ruang media atau substrat terbaik jika pengujian
maupun dalam freezer (-20°C). Pada praktikum perkecambahan dilakukan tanpa substrat atau
menggunakan media pasir selama 1 bulan dengan media kertas.
Umur simpan dari suatu benih Cecep Kusmana, Muhammad Kalingga dan Dida
dipengaruhi dari sifat benih, keadaan lingkungan Syamsuwida. 2011. Pengaruh Media
serta perlakuan manusia dengan penyiraman Simpan, Ruang Simpan, dan Lama
(Oktavia, 2012). Setelah dilakukan penelitan Penyimpanan terhadap Viabilitas Benih
maka dapat disimpulkan bahwasannya perlakuan Rhizophora stylosa Griff. Jurnal
terbaik terdapat pada P0 atau langsung ditabur Silvikultur Tropika. 3(1): 82-87
tanpa penyimpanan. Dengan melihat hasil dapat
dilihat bahwa kemunduran benih yang dapat Dewi Ayu Lestari. 2019. Teknik Penyimpanan
berkecambah menurun serta perubahan daun yang Benih Rekalsitran: Mesua ferrea L. DAN
menguning seperti terbakar. Hal tersebut bisa jadi Swinglea glutinosa (Blanco) Merr. Jurnal
dikarenakan benih mengalami deteoriasi. Perbenihan Tanaman Hutan. 7 (1): 31-
Deteriorasi benih ditandai dengan mundurnya 44.
persentase perkecambahan, perubahan warna
Dewi Devy Dayuni. 2011. Pengaruh Ekstrak
kulit benih dan kematian benih serta benih
Kencur dan Lama Simpan terhadap
ditumbuhi cendawan (Kurniawan, 2017).
Cendawan Terbawa Benih dan
KESIMPULAN Viabilitas Benih Jeruk (Citrus sp.).
Kesimpulan yang didapatkan dalam Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
praktikum tentang pengaruh penyimpanan Sebelas Maret. Surakarta.
terhadap kualitas fisiologis benih rekalsitran
Haque, S. M. A., Hossain, I., & Rahman, M. A.
adalah yang paling baik terjadi pada P0 dimana
(2014). Effect of different storage
data dari hasil praktikum dan pembahasan
containers used for storing seeds and
menunjukkan hasil yang baik dikarenakan
management practices on seed quality
viabilitas benih dapat dipertahankan. Akan tetapi
and seed health in CVL-1 variety.
perlakuan yang kurang baik kebanyakan terjadi
International Journal of Plant Pathology,
pada perlakuan P1-P4 dimana kegiatan praktikum
5(2), 28–53.
yang tidak dikontrol menyebabkan pertumbuhan
benih pada saat ditanam kurang baik, hal tersebut Kartasapoetra, A. G. 2003. Teknologi Benih:
disebabkan suhu ruang simpan terutama pada Pengolahan Benih dan Tuntunan
kelembapan dalam wadah simpan yang tidak Praktikum. Rineka Cipta. Jakarta.
dijaga sehingga menyebabkan banyak benih yang Hal:108-112
sudah mengalami perkecambahan mati pada
akhirnya. Kurniawan, Edi. 2017. “Daya dan Kecepatan
Berkecambah Benih Pulai (Alstonia
DAFTAR PUSTAKA Scholiaris L.R.Br) yang Disimpan
Barbedo, C. J., Centeno, D. D. C., & Figueiredo- Selama 6 tahun pada Ruang Simpan
Ribeiro, R. D. C. L. 2013. Do Dingin. Edi Kurniawan.” Info Teknis
recalcitrant seeds really exist. Journal EBONI 14(2): 103–10.
Hoehnea. 40(4), 583–595.
Lestari, D. A. 2013. Effect of Material and
Berjak, P., & Pammenter, N. W. 2013. Storage Time on Seed Germination of
Implications of the lack of desiccation Parmentiera cereifera Seem. Proceedings
tolerance in recalcitrant seeds. Frontiers of The 3rd Annual Basic Science
in Plant Science, 4(November), 1–9. International. (Volume 3): 16.1–16.3.
Mbogne, J. T., Oburi, N. W., Emmanuel, Y., & ( Areca Catechu L .) The Effect of
Godswill, N. N. 2015. Influence of Storage Duration on Germination and
conditioning and storage materials on the Viability of Arecanut Seeds.” Buletin
germination potential of pumpkin Palma 13(2): 127–30.
(Cucurbita spp.) seeds. International
Journal of Current Research in Putra, G.P., Charloq dan J. Ginting. 2013.
Biosciences and Plant Biology, 2(4), 65– Respons morfologi benih karet (havea
75. brasiliensis muell Arg.) tanpa cangkang
terhadap pemberian PEG 6000 dalam
Nova Triani. 2021. Pengaruh Lama Penyimpanan penyimpanan pada dua masa
Terhadap Daya Berkecambah Benih Leci pengeringan. Online Agroteknologi. 2(1):
(Litchi chinensis, Sonn.). Jurnal 145-152
Teknologi Terapan. 5(1): 346-352.
Rahardjo, P. 2012. Pengaruh pemberian abu
Oktavia, Farida, and Miftahorrachman sekam padi sebagai bahan desikan pada
Miftahorrachman. 2012. “Pengaruh penyimpanan benih terhadap daya
Lama Penyimpanan Terhadap Kecepatan tumbuh dan pertumbuhan bibit kakao.
Dan Daya Kecambah Benih Pinang Jurnal Pelita Perkebunan. 28(2):91-99.

Anda mungkin juga menyukai