K2 - Penyimpanan Benih Kedelai

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

REVIEW JURNAL

“Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap


Viabilitas Benih Kedelai (Glycine max (L.)
Merrill) Varietas Anjasmoro”
(Hayati dan Setiono, 2021)
Jurnal Sains Agro, 6(2): 66-76
Kelompok 2
Teknologi Penyimpanan Benih (PA-A)
Dosen Pengampu: Ir. Ami Suryawati, M.P.
ANGGOTA KELOMPOK

RIZQA AHYARI PUTRI DYANA QINTHARA ALYANA HIKKARI OKTAVIANI KRISTINA Y. S.


(134210100) (134210121) (134210122)
PENDAHULUAN

Kedelai salah satu Rendahnya penggunaan


Produksi rendah
sumber protein teknologi dan benih
tidak berkualitas dan
tidak unggul.

Kemunduran
Daya simpan Penggunaan benih
benih kedelai
benih rendah bermutu
cepat
METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Benteng, Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin
dengan ketinggian ± 204 mdpl dan suhu berkisar 25-31 derajat celcius. Penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 17 Oktober 2019 sampai 17 Februari 2020.
Bahan yang digunakan adalah benih tanaman kedelai varietas Anjasmoro, pasir, dan kertas
buram. Sedangkan alat yang digunakan adalah kantong plastik, karet, bak perkecambahan benih,
timbangan, ember, penggaris, buku, pena, dan kamera hp.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan, yaitu:
P0 (Tanpa penyimpanan)
P1 (1 bulan penyimpanan)
P2 (2 bulan penyimpanan)
P3 (3 bulan penyimpanan)
P4 (4 bulan penyimpanan)
Setiap perlakuan terdiri 4 ulangan sehingga diperlukan 20 bak perkecambahan.
METODE PENELITIAN

Langkah kerja
1. Memasukkan benih ke dalam plastik yang sudah diberi label dan mengikatnya agar tetap
kedap udara.
2. Menyimpan benih di dalam kamar sesuai perlakuan, selanjutnya menanam benih ke dalam
bak perkecambahan. Setiap bak ditanami 100 benih.

Parameter pengamatan
1. Persentase kecambah normal (%)
2. Persentase benih mati (%)
3. Persentase perkecambahan rusak (%)
4. Laju perkecambahan (hari)
5. Panjang hipokotil (cm)
6. Panjang akar (cm)
METODE PENELITIAN

Pengukuran suhu :
Pengukuran suhu tempat penyimpanan dilakukan setiap hari menggunakan termometer
pada pagi hari jam 07.00 WIB (suhu minimum) dan siang hari jam 13.00 WIB (suhu maksimum).

Analisis data :
Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap variabel yang diamati, maka data yang
diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam dan apabila hasil analisis berpengaruh nyata
maka dilanjutkan dengan uji Duncan New Multiple Range Test (DNMRT) 5%.
HASIL & PEMBAHASAN
PERSENTASE KECAMBAH
NORMAL

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa


waktu penyimpanan berpengaruh terhadap
persentase kecambah normal yang dihasilkan.
Bertambah lamanya penyimpanan benih dalam
penelitian ini, maka persentase kecambah
normal semakin berkurang. Hal ini menandakan
menurunnya mutu fisiologi benih kedelai. Hal
ini diduga disebabkan semakin banyak
cadangan makanan dalam benih, seperti
karbohidrat yang digunakan untuk proses
respirasi yang meningkat selama penyimpanan.
PERSENTASE BENIH
MATI

Hasil penelitian menunjukkan bahwa


persentase perkecambahan benih mati paling
banyak terdapat pada perlakuan P4 namun
tidak berbeda nyata dengan perlakuan P3,
sedangkan persentase perkecambahan benih
mati paling sedikit adalah perlakuan P1 yaitu
7,25 % dan tidak berbeda nyata dengan
perlakuan P0. Hal ini diduga peyimpanan yang
lama menyebabkan hilangnya persediaan
sumber makanan sebelum benih berkecambah
sehingga benih banyak yang mati.
PERSENTASE
PERKECAMBAHAN RUSAK

Hasil penelitian menunjukan P1 sebagai


perlakuan dengan persentase
perkecambahan rusak paling sedikit dan
perlakuan P4 merupakan perlakuan
dengan persentase perkecambahan rusak
terbanyak.
LAJU PERKECAMBAHAN
(HARI)

Hasil penelitian menunjukan


bahwa laju perkecambahan
paling lambat pada perlakuan P4
dan laju perkecambahan paling
cepat pada perlakuan P1.
PANJANG HYPOKOTIL (CM)

Hasil penelitian menunjukan bahwa


panjang hipokotil benih kedelai yang
paling pendek terdapat pada perlakuan
P4 yaitu 10,39 cm dan panjang hipokotil
yang terpanjang terdapat pada
perlakuan P1 yaitu 16,63 cm dan tidak
berbeda dengan perlakuan P0 sehingga
perlakuan P1 merupakan perlakuan
terbaik terhadap panjang hipokotil.
PANJANG AKAR (CM)

Hasil penelitian menunjukan bahwa


panjang akar benih kedelai yang
paling pendek terdapat pada
perlakuan P4 yaitu 2,61 cm dan
panjang akar yang terpanjang
terdapat pada perlakuan P1 yaitu 5,13
cm dan tidak berbeda dengan
perlakuan P0 sehingga perlakuan P1
merupakan perlakuan terbaik
terhadap panjang akar.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka dapat


diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Lama penyimpanan berpengaruh terhadap persentase
perkecam-bahan (%), persentase benih mati (%), persentase
perkecambahan rusak (%), laju perkecambahan (hari), panjang
hypokotil (cm) dan panjang akar (cm) benih kedelai varietas
Anjasmoro
2. Lama penyimpanan 1 bulan (P1) merupakan perlakuan terbaik
terhadap viabilitas benih kedelai varietas Anjasmoro
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai