Pembahasan Bab 6
Pembahasan Bab 6
Pembahasan Bab 6
PEMBAHASAN
Esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan
alkohol membentuk ester. Esterifikasi merupakan transformasi asam
karboksilat atau turunannya menjadi ester. Menurut Gerpen dkk (2004)
sebagaimana dikutip oleh Arita dkk (2020) menyebutkan bahwa asam sulfat
menjadi sangat sering dipakai sebagai katalis proses esterifikasi karena
mudah didapatkan dan memiliki kemurnian yang tinggi. Esterifikasi dengan
katalis asam akan berlangsung dengan cepat.
Reaksi esterifikasi dapat dilangsungkan dengan bantuan katalis
asam dan reaksinya bersifat reversible. Tanpa keberadaan asam kuat, reaksi
akan berjalan sangat lambat, tetapi akan mencapai kesetimbangan dalam
waktu singkat ketika asam kuat dan alkohol berada dalam sistem reaksi
bersama. (Fessenden 1982).
Berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi
esterifikasi :
1. Suhu
Reaksi esterifikasi adalah reaksi reversible (dapat balik), sehingga suhu
akan berpengaruh terhadap konstanta kesetimbangan kimia.
2. Waktu Reaksi
Waktu reaksi berpengaruh dalam reaksi esterifikasi. Dalam industri,
waktu reaksi diinginkan sependek mungkin dengan yield produk yang tinggi
guna mengurangi biaya operasi.
3. Perbandingan Pereaksi
Naiknya perbandingan mol reakstan akan mempercepat laju reaksi,
sehingga konversi reaktan membentuk produk akan semakin besar.
4. Pengadukan
Pengadukan bertujuan untuk memperbesar peluang tumbukan
antarmolekul-molekul pereaksi, hal ini akan mempercepat terjadinya reaksi.
5. Katalisator
Keberadaan katalis dalam suatu reaksi akan meningkatkan laju reaksi.
Meskipun katalis berpengaruh terhadap kecepatan reaksi, namun katalis
tidak ikut bereaksi dan tidak mengalami perubahan secara kimiawi pada
akhir reaksi. Selain itu, katalisator juga berfungsi untuk menurunkan energi
aktivasi. Jika jumlah katalisator dinaikkan, maka energi aktivasi akan turun,
sehingga laju reaksi akan meningkat.
(Setyaningsih dkk, 2017)
Dari hasil percobaan, etil asetat diperoleh dengan mereaksikan
50 mL asam asetat encer dengan 150 mL etanol encer. Etanol yang
digunakan dibuat berlebih dengan tujuan meningkatkan jumlah
pembentukan ester. Sesuai dengan prinsip le’chatelier, bahwa apabila
konsentrasi salah satu pereaksi diperbesar maka kesetimbangan akan
bergeser ke kanan sehingga ester yang terbentuk lebih banyak. Kemudian
larutan diaduk menggunakan magnetic stirrer agar mempercepat terjadinya
reaksi karena molekul-molekul pereaksi saling bertumbukan.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
1. 20 22,1212
2. 40 24,8484
3. 60 26,9697