Jurnal Esterifikasi Dot

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Proses Kimia

ESTERIFIKASI ASAM ASETAT DENGAN METANOL


Anisa Nurul Latifah, Dina Riyanti, Rastra Patria, Vanesa Nababan

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro


Jln. Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058

ABSTRAK
Esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester. Tujuan dari percobaan esterifikasi
adalah untuk mempelajari pengaruh suhu terhadap konversi yang didapat, menghitung konstanta
kesetimbangan dan konstanta laju reaksi. Esterifikasi merupakan reaksi antara asam karboksilat
dengan alcohol dengan hasil ester dan air. Reaksi esterifikasi berjalan lambat sehingga dibutuhkan
katalis untukdapat mempercepat reaksi. Bahan yang digunakan dalam proses esterifikasi adalah
metanol, asam asetat, HCl 0,25 N, NaOH 0,42 N, aquadest dan indicator PP. Langkah kerja dalam
praktikum ini adalah merangkai alat, kemudian mencampurkan asam asetat dengan HCl, panaskan
hingga suhu 50C, kemudian campurkan metanol 50C dan variabel perbandingan asam asetat
dengan metanol 1 : 3 yang disertai pengadukan lalu dilakukan proses esterifikasi. Setelah
dicampurkan ambil 5 ml sampel mulai dari t = 0 menit sampai dengan waktu pengambilan 5 kali
setiap 10 menit, tambahkan 3 tetes indicator PP lalu titrasi dengan NaOH 0,42 N hingga warna
merah muda. Langkah tersebut diulangi untuk variabel perbandingan suhu reaksi 58C. Dari hasil
percobaan yang dilakukan, konversi pembentukan metil asetat dari asam asetat dan metanol
semakin besar seiring dengan bertambahnya waktu karena semakin lama waktu reaksi molekul
akan memperoleh tambahan kesempatan untuk bergerak lebih dan meningkatkan energi kinetik
yang dihasilkan sehingga konversi menjadi semakin besar. Peningkatan suhu menyebabkan
kontanta keseimbangan meningkat karena konversi reaktan menjadi produk meningkat.
Peningkatan suhu sampai batas suhu optimum akan meningkatkan nilai konstanta laju reaksi
karena semakin besar konsentrasi maka semakin besar pula tumbukan sehingga nilai konstanta laju
reaksi semakin besar.

Kata kunci :Esterifikasi, konversi, Konstanta kesetimbangan, konstanta kecepatan reaksi.

ABSTRACT

Esterification is an ester making reaction. The purpose of this esterification experiment is


to learn the impact of reaction temperature to the conversion resulted and count the equilibrium
constant and reaction rate constant. Esterification is reaction between carboxylic acid and alcohol
with having ester and water as a reaction result. Esterification reaction runs slowly that it needs
catalyst to make the reaction run faster. Ingredient used in esterification process is methanol,
acetic acid, HCl 0,25 N, NaOH 0,42 N, aquadest, and PP indicator. Working steps in this
experiment is string the tools, then mix acetic acid with HCl, boil it until 50C, after that mix the
50C methanol and variable ratio of acetic acid and methanol 1:3 followed by stirring then run
the esterification process. After all ingeridients had mixed, take 5 ml of sample from t=0 minute
until 5 times taking every 10 minutes, add 3 drops of PP indicator then do the titration with NaOH
0,42 N until the color changed to pink. Repeat those steps for58C temperature variable. From
experiment results done, the conversion of methyl acetate formation from acetic acid and methanol
is getting higher with the increasing of time because molecules will get more chances to move with
longer reaction time and and improve kinetic energy resulted so that the conversion become
higher. The increasing temperature makes equilibrium constant rises because reactant conversion
to product increases. Increase in temperature until optimum temperature limit will increase the
value of reaction rate constant because the higher concentration given, the bigger collision will
happen so that reaction rate constant will be higher.

Keywords : Esterification, conversion, equilibrium constant, reaction rate constant


1. Pendahuluan Mengambil 5 ml sampel lalu ditambahkan 3
tetes indikator PP, kemudian sampel dititrasi
Seiring sedang berkembangnya
dengan NaOH 0,42N. Amati perubahan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada
warna yang terjadi yaitu dari tidak berwarna
bidang perindustrian di Indonesia, beragam
menjadi warna merah muda hampir hilang.
industri terus melakukan inovasi dan
Catat kebutuhan titran. Menghentikan
perkembangan salah satunya adalah industri
pengambilan sampel setelah mencapai waktu
kimia. Perkembangan tersebut memacu
40 menit. Ulangi langkah di atas untuk
kebutuhan produksi industri kimia yang terus
variabel kedua dengan volume asam asetat
meningkat, baik itu kebutuhan baku maupun
76,75 ml, volume metanol 165,35 ml, dan
bahan penunjang lainnya. Bahan baku maupun
volume HCl 7,9 ml.
bahan penunjang di industri kimia sangatlah
beragam. Salah satu bahan yang digunakan
adalah etil asetat yang merupakan salah satu 3. Hasil percobaan
jenis pelarut yang memiliki rumus molekul Tabel 3.1. nilai konversi pada variabel suhu
CH3COOC2H5 (Haritsah, 2013). Esterifikasi
merupakan reaksi pembentukan ester dari asam Xa pada suhu Xa pada suhu
t
karboksilat dan alkohol. Produk reaksi berupa 50C 58C
ester dan air. Persamaan umum reaksi ini dapat 0 0, 01968 0, 01968
ditentukan sebagai berikut: R-COOH + HO-R* 10 0,5602 0,666
R-COOR* + H2O. Reaksi esterifikasi 20 0,6677 0,712
merupakan reaksi eksotermis, bersifat reversibel 30 0,7151 0,753
dan umumnya berjalan sangat lambat sehingga 40 0,7309 0,758
memerlukan katalis agar diperoleh ester yang
maksimal sehingga perlu dipelajari faktor-faktor Tabel 3.2.nilai konstanta laju reaksi dan
menurut berbagai tinjauan dan melakukan konstanta kesetimbangan pada variabel suhu
berbagai percobaan guna mengetahui berbagai T k1 k2
variabel proses yang berpengaruh terhadap (0 (mol/me (mol/me K
proses esterifikasi tersebut (Haritsah, 2013). C) nit) nit)
50 1,797x1 4,956x10-4 0,875
2. Bahan dan Metode Percobaan 0 -3
26
Bahan : Asam asetat , metanol, katalis HCl 58 1,802x1 6,259x10-4 1,059
0,25N, NaOH 0,42N, indikator PP. 0-3 45
Alat yang digunakan : Labu leher tiga,
pendingin balik, kompot listrik, magnetic 4. Pembahasan
stirrer, pengaduk, thermometer, buret, statif, 4.1.Pengaruh Suhu terhadap Konversi
klem, erlenmeyer. pada Proses Esterifikasi.
Variabel Percobaan :
Berdasarkan tabel hasil percobaan diatas,
a.Variabel tetap : Jenis alkohol (metanol)
didapatkan grafik hubungan sebagai berikut :
volume total (250 ml), volume sampel diambil
(5 ml), waktu pengambilan sampel (40 menit), 1
jenis katalis (HCl), perbandingan mol asam
asetat dan metanol (1:3). 0.5
Xa
Cara Kerja : Suhu 50C
Merangkai alat hidrolisa. Mencampurkan 0 suhu 58C
asam asetat 76,75 ml dan katalis HCl 7,9 ml, 0 50
panaskan sampai suhu 50 oC . Panaskan
metanol 165,35 ml sampai suhu 50oC t {menit}
.Setelah suhu kedua reaktan sama campurkan
kedua reaktan tersebut kedalam labu leher
Grafik 4.1.hubungan suhu terhadap konversi
tiga. Amati suhu campuran. Setelah tercapai
suhu 50 oC kembali, sampel diambil 5 ml Berdasarkan grafik di atas, dapat
mulai dari to dengan waktu pengambilan dilihat bahwa konversi pada suhu 58C lebih
setiap 10 menit hingga waktu mencapai 40 besar daripada konversi pada suhu 50C
menit. selama waktu reaksi 40 menit. Selama waktu
40 menit bereaksi, pada suhu 50C
Metode analisis : menghasilkan konversi 0,7309, sedangkan
pada suhu 58C konversi yang dihasilkan
sebesar 0,758. Berdasarkan teori, menurut maka jumlah tumbukan yang terjadi antar zat
E reaktan yaitu asam asetat dan metanol
persamaan Arhenius yaitu k =A e RT
semakin banyak sehingga mengakibatkan
reaktan yang bereaksi semakin banyak pula
semakin tinggi suhu maka konversi yang
yang tentunya akan menghasilkan konversi
dihasilkan juga semakin besar. Hal ini terjadi
yang lebih besar pula. semakin lama waktu
karena peningkatan suhu akan menyebabkan
reaksi, molekul akan memperoleh tambahan
tumbukan antar partikel semakin besar,
kesempatan untuk bisa bergerak lebih dan
sehingga reaksi berjalan lebih cepat dan
meningkatkan energi kinetik yang dihasilkan.
konstanta reaksinya akan semakin besar.
Karena kesempatan untuk bergerak lebih,
Peningkatan laju reaksi ini disebabkan oleh
maka kesempatan untuk bertumbukan
meningkatnya konstanta laju reaksi yang
antarpartikel juga semakin besar, sehingga
merupakan fungsi dari temperatur. Semakin
konversi untuk menghasilkan metil asetat
tinggi temperaturnya, maka semakin besar
juga semakin besar. Kenaikan konversi
pula konstanta laju reaksinya. Sehingga dari
selama reaksi esterifikasi dapat dibuktikan
persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa
dengan jumlah titran NaOH pada percobaan
suhu dapat mempercepat kecepatan reaksi
yang semakin menurun. Titran NaOH
untuk membentuk produk ester yaitu metil
digunakan untuk mengamati konsentrasi sisa
asetat. Semakin banyak metil asetat yang
asam asetat . titrasi ini berdasarkan reaksi
terbentuk menunjukkan bahwa konversi
acidi-alkalimetri (asam-basa), NaOH sebagai
esterifikasinya juga semakin besar (Hikmah,
basa akan bereaksi dengan asam asetat sisa.
2012). Hasil praktikum yang kami dapatkan
Apabila jumlah kebutuhan NaOH semakin
menunjukkan bahwa konversi semakin besar
sedikit karena asam asetat yang tersisa juga
pada suhu yang lebih tinggi. Oleh sebab itu
sedikit karena telah bereaksi dengan metanol
dapat disimpulkan bahwa hasil praktikum
membentuk ester (Hikmah, 2012).
yang dilakukan telah sesuai dengan teori.
4.3.Pengaruh Suhu terhadap Konstanta
4.2.Pengaruh Waktu Reakasi Terhadap
Laju Reaksi
Konversi pada Proses Esterifikasi
Berdasarkan tabel hasil percobaan 0
0
diatas, didapatkan grafik hubungan sebagai 0
berikut : 0
0
k
0.8 k1
0.6 k2
0.4
Xa suhu
0.2 Suhu 50C
0 suhu 58C
0 50 Grafik 4.3.hubungan suhu terhadap konstanta
laju reaksi
t {menit}
Berdasarkan grafik hubungan suhu
reaksi dan nilai konstanta laju reaksi terlihat
Grafik 4.2. hubungan waktu terhadap bahwa reaksi dengan suhu 58C memiliki
konversi nilai k1 yang lebih tinggi daripada reaksi
dengan suhu 50C. Reaksi dengan suhu 58C
Pada grafik di atas, semakin lama memiliki harga k1 sebesar 1,802x10 -
waktu reaksi akan menghasilkan konversi 3
mol/menit dan k2 sebesar 6,259x10-4
esterifikasi yang terus meningkat, baik itu mol/menit. Sementara pada suhu 50C
pada suhu 50C maupun pada suhu 58C. didapat harga k1 dan k2 adalah 1,797x10 -3dan
Selain itu pada grafik diatas, dapat dilihat 4,956x10-4. Hal ini sesuai dengan teori yang
bahwa selama waktu 40 menit bereaksi, mengatakan bahwa konstanta laju reaksi
konversi esterifikasinya naik pada suhu 50C bertambah besar seiring dengan naiknya suhu
yaitu 0,7309 menjadi 0,758 pada suhu 58C. operasi. Peningkatan suhu menyebabkan
Konversi ester yang terbentuk semakin besar tumbukan antar partikel makin besar,
seiring dengan bertambahnya waktu karena sehingga reaksi berjalan semakin cepat.
semakin lama waktu reaksi yang diberikan Peningkatan laju reaksi ini disebabkan oleh
meningkatnya konstanta laju reaksi yang konsentrasi reaktan (Ca.Cb). Apabila reaksi
merupakan fungsi suhu. Semakin tinggi suhu, bergeser ke kanan karena meningkatnya suhu
konstanta laju reaksinya semakin besar maka konsentrasi produk yaitu konsentrasi C
(Hikmah dan Zuliyana; 2010). Peningkatan dan D juga akan meningkat. Konstanta
suhu akan menyebabkan reaksi pembentukan kesetimbangan berbanding lurus dengan
produk akan berjalan lebih cepat. Akhirnya konsentrasi produk sehingga dengan
reaksinya akan cenderung berjalan ke kanan meningkatnya konsentrasi produk maka
atau ke arah produk (k1). Dengan demikian konstanta kesetimbangan juga meningkat. Hal
reaksi yang berjalan ke kiri atau reaksi ini karena dengan meningkatnya suhu maka
penguraian produk (k2) akan berjalan lebih akan meningkatkan laju reaksi ke kanan atau
lambat. Hal ini menunjukkan bahwa seiring ke kiri dengan tanpa mengubah nilai
dengan meningkatnya suhu, reaksi ke kanan konstanta kesetimbangan yang ada pada suatu
antara asam asetat dengan metanol akan kesetimbangan reaksi tertentu. Peningkatan
semakin cepat (k1) dan reaksi ke kiri antara suhu hanya akan mengubah waktu yang
senyawa ester dan air akan semakin lambat diperlukan suatu reaksi sampai selesai atau
(k2). Sehingga dapat disimpulkan bahwa suhu mencapai kesetimbangan. Sehingga dapat
dapat mempercepat laju reaksi pembentukan disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu maka
produk dan memperlambat laju reaksi reaksi akan semakin cepat terjadi sehingga
penguraian produk (Nuryoto dkk; 2011). semakin cepat reaksi bergeser ke arah produk
dan mengakibatkan kesetimbangan lebih
4.4.Pengaruh Suhu terhadap Arah Reaksi
cepat tercapai (Zuliyana, 2012).
pada Proses Esterifikasi
5.Kesimpulan
1. Konversi pada suhu reaksi 58C lebih
besar bila dibandingkan dengan konversi
pada suhu reaksi 50C . Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu
maka semakin tinggi pula konversi ester
yang terbentuk karena konstanta laju
reaksinya semakin besar.
2. Konversi ester yang terbentuk semakin
besar seiring dengan bertambahnya waktu
Konstanta Kesetimbangan
Series Reaksi
1

karena semakin lama waktu reaksi yang


diberikan maka jumlah tumbukan yang
Grafik 4.4.hubungan suhu terhadap konstanta terjadi antar zat reaktan yaitu asam asetat
kesetimbangan reaksi dan metanol semakin banyak sehingga
mengakibatkan reaktan yang bereaksi
Grafik di atas menunjukkan semakin banyak pula yang tentunya akan
hubungan antara suhu operasi terhadap nilai menghasilkan konversi yang lebih besar
konstanta kesetimbangan reaksi esterifikasi. pula.
Nilai K pada suhu operasi 50C adalah
0,87526 sedangkan saat suhu operasinya 58C 3. Laju reaksi pada suhu 58C lebih besar
nilai K sebesar 1,05945. Pada percobaan yang bila dibandingkan dengan laju reaksi pada
telah dilakukan, nilai K meningkat seiring suhu 50C. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan kenaikan suhu, karena nilai K pada semakin besar konstanta laju reaksinya
suhu 58C lebih besar daripada nilai K pada karena molekul yang bertumbukan
suhu 50C. Hal ini sesuai dengan persamaan semakin banyak.
Arhenius dimana k = Ae-E/RT. Dimana harga 4. Konstanta kesetimbangan pada suhu 58C
konstanta kecepatan reaksi berbanding lurus lebih besar bila dibandingkan dengan
dengan suhu operasi, sehingga saat suhunya konstanta kesetimbangan pada suhu 50C.
dinaikkan akan diikuti dengan kenaikan laju Hal ini menunjukkan bahwa semakin
reaksinya, sehingga reaksi ke kanan atau ke tinggi suhu maka konstanta
arah produk akan lebih cepat terjadi. Menurut kesetimbangan reaksinya akan meningkat
CCCD karena konstanta laju reaksinya semakin
persamaan reaksi K= besar.
C A C B , konstanta
kesetimbangan dirumuskan sebagai
DAFTAR PUSTAKA
konsentrasi produk (Cc.Cd) dibagi dengan
Reaktif. Surakarta : Universitas
Hakim, Arif Rahman dan Irawan S.. 2010. Muhammadiyah
Kajian Awal Sintesis Biodiesel dari Nuryoto, dkk. 2011. Kinetika Reaksi
Minyak Dedak Padi Proses Esterifikasi. Esterifikasi Gliserol dengan Asam Asetat
Skripsi. Semarang : Jurusan Teknik Kimia Menggunakan Katalisator Indion 225 Na.
Fakultas Teknik Undip. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Haritsah, Iftironi., 2013. Regenerasi Katalis Pratiwi, Dini Novalia. 2011. Optimalisasi
Pt/Zeolit dan H-Zeolit Serta Uji reaksi Esterifikasi Asam Asetat dengan
Aktivitasnya dalam Reaksi Esterifikasi 1Heksena, Sebagai Salah Satu Tahapan
Asam Asetat dan Etanol. Yogyakarta : Pada Proses Pembuatan Etanol. Skripsi.
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Jakarta : Program Studi Kimia Fakultas
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Gadjah Mada. Negeri Syarif Hidayatullah.
Hikmah, Maharani Nurul dan Zuliyana. 2012. Smith, JM, dkk. 2001. Introduction to
Pembuatan Metil Ester (Biodiesel) dari Chemical Engineering Thermodynamics,
Minyak Dedak dan Metanol dengan Sixth Edition. Mc Graw Hill
Proses Esterifikasi dan Transesterifikasi. Supardjan. 2004. Sintesis Diasetil
Semarang : Universitas Diponegoro. Heksagamavunon-1 dengan Katalis Basa.
Kusmiyati. 2008. Reaksi Katalitis Esterifikasi J. Pharmacon. Vol. 5, No. 2, h.48-55
Asam Oleat dan Metanol Menjadi
Biodiesel dengan Metode Distilasi

Anda mungkin juga menyukai