RPP Labsheet Bolero PBCM Xi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 47

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH
J Jalan Depati Parbo Sungai Penuh Telp/fax (0748)22022
Email:[email protected]

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

A. IDENTITAS
Satuan Pendidikan : SMKN 3 SUNGAI PENUH
Mata Pelajaran : Pembuatan Busana Custom Made
Kompetensi Keahlian : Tata Busana
Kelas/Semester/TP : XI /1/2022-2023
Materi Pokok : Rancangan Jas (Jacket)
Alokasi Waktu : 1xPertemuan (2x45 Menit)

B. KOMPETENSI INTI
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang
dan lingkup kerja Tata Busana pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional.

KI 4 : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan


prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan
bidang kerja Tata Busana. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan
mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

C. KOMPETENSI DASAR
3.1 Menganalisis rancangan bahan(labsheet) jas (jacket)
4.1 Membuat rancanhgan bahan (labsheet) jas (jacket)

D. INDIKATOR PENCAPAIAN KURIKULUM


3.1. Menganalisis rancangan bahan / labsheetjas (jacket)
3.1.1 Menjelaskan pengertian jas dan blazer
3.1.2 Mengklasifikasikan macam-macam Jas (jacket)
3.1.3 Menentukan pemilihan bahan jas (jacket)
3.1.4 Menganalisis rancangan bahan Jas(jacket)
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.1.1 Peserta didik dapat menjelaskan pengertian jas dan blazer secara benar dan percaya diri
3.1.2 Peserta didik dapat mengklasifikasikan macam-macam jas (jacket) secara benar dan
percaya diri
3.1.3 Peserta didik dapat menentukan pemilihan bahan jas (jacket) dengan tepat
3.1.4 Peserta didik dapat menganalisis rancangan bahan jas (jacket) secara benar dan teliti.

F. MATERI
Konseptual :
1. Pengertian Jas Dan Blazer
2. Macam-macam jas (jacket)

Faktual :
3. Pemilihan bahan jas (jacket)

Prosedural :
4. Analisis Rancangan bahan dan harga bolero atau rompi

G. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN


 Pendekatan : Saintifik
 Model Pembelajaran : Problem Based learning
 Metode : Diskusi, Tanya Jawab, dan Presentasi

H. ALAT / BAHAN DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Alat : Lcd proyektor(infokus),laptop


Bahan : Buku catatan , ATK
Media : Video/PPT, LKPD/Jobsheet

I. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Ernawati, dkk..2008. Tata Busana. Jakarta : Penerbit Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan
2. Zahri, wildati. Dasar teknologi menjahit
3. Jobsheet pembuatan rancangan jas(jacket)
J. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1

Kegiatan Diskripsi Kegiatan


Waktu
Pendahuluan 1. Guru menyiapkan fisik dan psikis peserta didik ( memberi 10 menit
salam, peserta didik menyiapkan kelas, berdoa, guru
mengabsen, dan literasi)
2. Guru mengingatkan peserta didik agar selalu mematuhi
protokol kesehatan
3. Guru memberikan apersepsi dan Pre Test (lisan)
4. Guru menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai peserta didik
5. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan.
6. Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan
digunakan
7. Guru menyampaikan orientasi belajar mengajar yang akan
dilakukan dalam pertemuan ini (metode pembelajaran)
Kegiatan inti Sintak Problem Based Learning : 65 menit

1. Orientasi terhadap masalah


 Guru menayangkan video interaktif tentang bolero/rompi.
 Guru menyampaikan materi tentang bolero/rompi dengan
menggunakan media power point.
 Peserta didik memperhatikan dan mendapatkan makna
dari apa yang disampaikan guru.

2.Organisasi belajar
 Guru membentuk kelompok diskusi
 Guru memberi bahan ajar/LKPD kepada peserta didik
 Peserta didik berdiskusi berdasarkan LKPD

3.Penyelidikan secara kelompok


 Guru meminta peserta didik mengumpulkan data
melalui berbagai sumber untuk mengerjakan LKPD
rancangan(labsheet) bolero/rompi
 Guru memantau dan menilai kegiatan diskusi siswa
 Peserta didik melakukan diskusi berdasarkan LKPD dan
menumpulkan data dari berbagai sumber

4.Penyajian hasil penyelesaian masalah


 Guru menfasilitsi siswa melakukan presentasi kelompok
secara bergantian
 Peserta didik melakukan presentasi rancangan (labsheet)
bolero/rompi yang telah di analisa secara berkelompok.
 Peserta didik menanggapi presentasi dari kelompok lain
dan melakukan tanya jawab.
 Guru menilai hasil presentasi siswa

5.Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah


 Seluruh peserta didik menarik kesimpulan bersama
berdasarkan hasil presentasi seluruh kelompok.
 Guru memberikan penguatan terhadap hasil kesimpulan
bersama.
Kegiatan akhir 1. Guru melaksanakan evaluasi penilaian pengetahuan 15 menit
(refleksi) melalui tes tulisan melalui google form
2. Guru melakukan umpan balik dan menyimpulkan bersama
hasil pembelajaran hari ini
3. Guru memberi tugas tindak lanjut yaitu membuat tugas
rancangan bahan
4. Guru menyampaikan materi pembelanjaran untuk
pertemuan berikutnya
5. Guru mengakhiri kegiatan belajar mengajar dengan
memberikan pesan agar terus berlatih dan belajar dengan
sebaik mungkin dan tetap menerapakan protokol
kesehatan.
6. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan memberi salam

K. PENILAIAN PEMBELAJARAN, PENUGASAN TERSTRUKTUR DAN MANDIRI

1. Teknik Penilaian : tes, unjuk kerja, dan penugasan


2. Bentuk penilaian : tes tertulis uraian, lembar kerja, dan portofolio
3. Instrumen : terlampir
4. Penugasan terstruktur dan mandiri ( terlampir) :
a. Tugas Terstruktur :
Tugas menganalisis rancangan bahan(labsheet) bolero/rompi
b. Tugas Non Terstruktur :
Presentasi Kelompok

5. Rancangan Penilaian :

Aspek yang Teknik Bentuk


No Keterangan
dinilai Penilaian penilaian
1. Sikap Penilaian Observasi Dilakukan selama proses praktik, untuk
sikap memastikan peserta didik dapat menerapkan
afektif sikap kerja yang baik, mematuhi aturan,
prosedur dan keselamatan dalam bekerja
2. Pengetahuan Tes tes tertulis Dilakukan pada awal pembelajaran untuk
kognitif memastikan keterserapan pengetahuan
sebelum peserta didik melakukan praktik
3. Keterampilan Penilaian Penilaian Dilakukan saat Proses praktik berjalan, untuk
analitik unjuk kerja memastikan peserta didik menerapkan
prosedur kerja dalam membuat produk, serta
mengevaluasi mutu produk
Penilaian Penilaian Penilaian rancangan dilakukan untuk
holistik rancangan memastikan alur fikir peserta didik mengenai
produk produk, analisis desain, pecah pola, teknik
dan langkah kerja yang disusun sudah sesuai
dan dapat dilaksanakan untuk kelanjutan
produksi, dilakukan setelah anak menyusun
rancangan produksi
Penilaian Dilakukan saat akhir pembelajaran, untuk
tampilan menganalisa keterserapan keseluruhan materi
hasil produk dari hasil sajian produk.
secara
Bertujuan menganalisa apakah produk yang
keseluruhan
dihasilkan sudah sesuai dengan
rancangan/disain awal

L. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


a. Remedial
Pembelajaran remedial dapat dilakukan dengan cara:
1) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda,
menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik.
2) Pemberian bimbingan secara perorangan.
3) Pemberian tugas-tugas atau latihan secara khusus, dimulai dengan tugas-tugas atau
latihan sesuai dengan kemampuannya.
4) Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang
telah mencapai ketuntasan belajar.
Pembelajaran remedial dapat dilakukan sebelum semester berakhir atau batas
akhir pemasukan nilai ke dalam buku rapor.

b. Pembelajaran Pengayaan
Pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
1) Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik kelas XI Busana diberi tugas
pengayaan untuk dikerjakan bersama pada dan/atau di luar jam-jam pelajaran
sekolah;
2) Belajar mandiri, yaitu peserta didik kelas XI Busana diberi tugas pengayaan untuk
dikerjakan sendiri/individual;
3) Pemadatan kurikulum, yaitu pemberian pembelajaran hanya untuk
kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik kelas XI Busana. Dengan
demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi
baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kemampuan masing-
masing

Mengetahui, Sungai Penuh, September 2022


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

JULIANTO, S.Pd AMELA JUWITA SARI, S.Pd


NIP. 19740426 199903 1 004 NIP.
LAMPIRAN 1
1. PENILAIAN SIKAP
INSTRUMEN OBSERVASI DALAM DISKUSI (PROSES)
FORMAT PENILAIAN DISKUSI

Mata Pelajaran : Pembuatan Busana Custom made


Materi : Rancangan (labsheet) bolero/rompi

Aspek Penilaian Penilaian

No Nama Peserta didik

Keaktifan (50) Sikap (50) Jumlah skor Nilai

10

11

12

13

14

15

16

17

18
19

20

21

22.

Keterangan pengisian skor


50. Sangat tinggi 30. Cukup tinggi
40. Tinggi 20. Kurang

Kriteria Nilai :

90-100 = amat baik


80-89 = baik
70-79 = cukup baik

Sungai Penuh, September 2022


Guru Mata Pelajaran

AMELA JUWITA SARI, S.Pd


NIP. -
LEMBAR KINERJA PRESENTASI

Mata Pelajaran : Pembuatan busana custom made


Materi : Rancangan (labsheet) bolero/rompi
Kinerja Presentasi
Menanggapi Jmlh
No Nama Peserta didik Penguasaan Keaktifan Nilai
pertanyaan Skor
materi (40) (30)
(30)

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20
21
22.

Keterangan pengisian skor


50. Sangat tinggi 30. Cukup tinggi
40. Tinggi 20. Kurang

Kriteria Nilai :

90-100 = amat baik


80-89 = baik
70-79 = cukup baik

Sungai Penuh, September 2022


Guru Mata Pelajaran

AMELA JUWITA SARI, S.Pd


NIP. -
HAND OUT
MENGANALISIS RANCANGAN (LABSHEET) BOLERO/ROMPI

1.1 Pengertian Bolero


Bolero adalah semacam jaket yang pas di badan dengan ukuran setengah dada dan
terbuka di bagian depan, bisa lengan pendek atau panjang. Kata bolerob erasal dari
tarian Spanyol yang memiliki langkah dan berhenti yang dramatis.
Bolero adalah semacam jaket yang cenderung ketat atau pas dibadan ( Pres Body )
dan terbuka dibagian depan dengan ukuran setengah dada. Bolero bisa dibuat dalam
bentuk lengan pendek ataupun lengan panjang. Bolero juga bisa dimix dan match
dengan kategori pakaian lainnya seperti halnya cardigan. Dan ini akan mampu
memberikan penampilan yang serasi dan menarik bagi pemakainya.
Bolero adalah semacam blus pendek tanpa kancing juga dikenakan diatas pakaian
lain sampai pinggang atau beberapa cm diatasnya. Bolero berbentu seperti jaket
pendek atau seolah-olah sebuah jaket yang panjangnya berakhir diatas piggang
dan mempunyai garis kurve (lengkung) dari tengah depan ke samping. Bolero
adalah bagian dari pada penduduk asli (native custome) yang biasa dipakai pada
banyak daerah-daerah di Eropa. Seringkali memakai bordir / sulaman atau jumbai-
jumbai (fringe), bahkan turun temurun sebagai warisan keluarga.
Bolero aslinya dari Spanyol. Dalam abad ke-20 Bolero dipakai dengan bluose
berleher tinggi serta menjumbai.dipadu dengan rok bawah yang menjela lantai.
Selama tahun 1960-an dan 1970-an dihidupkan kembal, dipakai baik dengan rok
bawah maupun celana. Untuk pakaian malam, bolero dari bahan velvet sangat
populer. Bolero untuk siang hari telah dibuat dari banyak macam bahan, termasuk
macam-macam katun, brocade, denim dan kulit. Beberapa versi dengan hiasan
bisban.

1.2 Jenis-jenis Bolero


1. Bolero resmi
Bolero yang dapat digunakan pada acara resmi, bolero ini sangat mudah
dipadukan dengan gaun yang resmi, dapat padukan dengan warna yang senada
atau warna yang kontras agar tetap memperlihatkan keindahan bolero
2. Bolero yang digunakan pada musim gugur atau musim dingin
Biasanya jenis bolero yang seperti ini terbuat dari bahan flannel atau bahan
tebal yang berbulu

3. Bolero dengan jenis maskulin atau trendi


Bolero jenis ini seperti ini terbuat dari bahan levis atau bahkan ada yang
terbuat dari bahan baju tentara. Cewek ataupun cowok dapat memakai bolero
jenis ini
4. Bolero prom
Bolero ini digunakan saat prom, dengan model nya yang elegan, terbuat dari
bahan brokat atau dapat juga bahan yang transparan

5. Bolero etnik
Bolero ini terbuat dari bahan atau kain kain tradisional, misalnya batik,kain
tenun,rajut dan lain sebagaianya
5.3 kriteria dan Fungsi Bolero
Kriteria bolero:
1. Jaket pendek, panjangnya di atas pinggang
2. Mempunyai garis curve (lengkung) dari tengah depan ke samping
3. Memakai hiasan bordir atau jumbai-jumbai (fringe)
4. Memakai lengan pendek atau panjang
5. Tanpa menggunakan
kancing Fungsi bolero:
Fungsi bolero adalah sebagai baju luaran (outer) pendek dan dikenakan
dengan blus berkerah tinggi serta dipadu dengan rok bawah ataupun celana

5.4 Model Bolero


Berikut beberapa model bolero :
5.5 Bentuk pola Bolero
5.3 Rancangan Bahan
Setelah pola selesai dibuat, langkah selanjutnya yaitu menrancang bahan.
Tujuan dari merancang bahan yaitu :
- Untuk mengetahui banyak bahan yang dibutuhkan sesuai desain
busana yang akan dibuat.
- Untuk menghindari kekurangan dan kelebihan bahan.
- Sebagai pedoman waktu menggunting agar tidak terjadi kesalahan.
- Untuk mengetahui jumlah biaya yang diperlukan.
Sedangkan langkah dalam merancang bahan yaitu sebagai berikut :
- Buatlah semua bagian–bagian pola menurut desain dalam ukuran
skala.
- Setiap pola dilengkapi dengan tanda–tanda pola yaitu arah serat, tanda
lipatan bahan, kampuh dan sebagainya.
- Sediakan kertas yang lebarnya sama dengan lebar kain yang akan
digunakan dalam pembuatan pakaian tersebut seperti : kain dengan lebar
90 cm, 115 cm, atau kain dengan lebar 150 cm dalam ukuran skala yang
sama dengan skala pola.
- Kertas pengganti kain dilipat dua menurut arah panjang serat, susun
dan tempelkan pola-pola tersebut di atas kertas pengganti kain sesuai
dengan tanda–tanda pola seperti tanda arah benang, tanda lipatan kain dan
sebagainya.
- Susunlah pola yang ukurannya paling besar, setelah itu baru menyusun
bagian–bagian pola yang lebih kecil dan terakhir menyusun pola yang
kecil–kecil, cara ini bisa membuat kita bekerja lebih efisien dan lebih
efektif.
- Jika semua pola telah diletakkan dan telah diberi tanda, ukurlah
panjang bahan yang terpakai, sehingga dapat ukuran kain yang
dibutuhkan/berapa banyak kain yang terpakai.
- Hitung juga pelengkap yang dibutuhkan, seperti kain furing, ritsleting,
pita/renda, benang, kancing baju, kancing hak dan lain sebagainya (sesuai
desain).
- Hitunglah berapa banyak uang yang diperlukan untuk membeli bahan
dan perlengkapan lainnya dalam pembuatan pakaian tersebut.

1. Menganalisa Bolero
a. Pengertian Bolero
Bolero adalah semacam blus pendek tanpa kancing yang dikenakan di atas pakaian
lain sampai pinggang atau beberapa centimeter di atasnya. Bolero berbentuk
seperti jaket pendek atau seolah-olah sebuah jaket yang panjangnya di atas
pinggang dan mempunyai garis kurve (lengkung) dari tengah depan ke samping.
b. Ciri-ciri dan fungsi desain busana Bolero
Ciri-ciri dari busana bolero adalah:
- Jaket pendek, panjangnya di atas pinggang
- Mempunyai garis curve (lengkung) dari tengah depan ke samping
- Memakai hiasan bordir atau jumbai-jumbai (fringe)
- Memakai lengan pendek atau panjang
- Tanpa menggunakan kancing
Fungsi bolero adalah sebagai pakaian luar (outer) pendek dan dikenakan dengan
blus berkerah tinggi serta dipadu dengan rok bawah ataupun celana.
c. Pengetahuan bahan untuk bahan Bolero
1) Bahan utama
Bahan utama yang biasa dipakai untuk membuat bolero adalah:
Jenis Bahan Desain Bolero Contoh Bahan Keterangan
Katun/batik Bolero untuk
kesempatan
formal

Brocade/tile, Bolero untuk


organdi/sifon kesempatan
pesta
Denim Bolero untuk
kesempatan
santai
(casual)

Kulit/oscar Bolero untuk


kesempatan
santai
(casual)

2) Bahan Penunjang
- Kain furing : untuk lapisan dalam bolero sebagai bahan furing/lining.
- Tricot : untuk melapis bahan utama agar kelihatan lebih tegas teksturnya.
- Renda atau garnitur busana.
d. Membuat analisa Desain busana Bolero

Analisa desain bolero dari bahan brokade :


- Bolero untuk kesempatan pesta, bahan dari brocade dan furing dalam
mengggunakan ducheess
- Memakai lengan panjang
- Panjang bolero di atas pinggang
- Tanpa krah dan bukaan di bagian muka, tanpa menggunakan kancing
2. Menganalisa Rompi/Vest
a. Pengertian rompi
Rompi atau vest adalah semacam jas pendek sampai pinggang, memakai
kancing, tanpa lengan, dikenakan di atas pakaian lain. Biasanya dipakai dengan
jas bagi kaum pria.
b. Ciri-ciri dan fungsi desain busana rompi:
Ciri-ciri rompi:
- Atasan tanpa lengan
- Panjangnya di atas pinggang atau di bawah pinggang
- Bukaan di bagian muka dengan kancing atau ritsleting
- Menggunakan saku dalam atau saku
tempel Fungsi rompi:
Fungsi rompi adalah sebagai baju luaran (outer) pendek atau panjang dan
dikenakan dengan blus berkerah tinggi atau tanpa kerah serta dipadu dengan
rok atau celana.
c. Pengetahuan bahan untuk rompi
1) Bahan utama untuk membuat rompi (lihat dalam tabel):
Jenis Bahan Desain Bolero Contoh Bahan Keterangan
Katun/batik Bolero untuk
kesempatan
formal

Brocade/tile, Bolero untuk


organdi/sifon kesempatan
pesta
Denim Bolero untuk
kesempatan
santai
(casual)

Kulit/oscar Bolero untuk


kesempatan
santai
(casual)

2) Bahan penunjang yang biasa digunakan untuk membuat rompi:


- Kain ero: untuk lapisan dalam sebagai furing/ lining
- Tricot: untuk lapisan bahan utama agar kelihatan lebih tegas teksturnya.
- Renda atau garnitur busana.
d. Analisa desain rompi

Analisa desain rompi:


- Rompi untuk kesempatan semi formal, bahan katun
- Memakai saku vest
- Panjang rompi 10cm di bawah pinggang
- Tanpa kerah, bukaan di bagian muka, menggunakan kancing

1|Handout Rompi
PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Hand out rompi ini merupakan rangkuman dasar penunjang dalam mempelajari mata
pelajaran Membuat Busana Custom Made. Dalam hand out ini berisi pengertian
tentang pengertian rompi, macam – macam rompi, hingga langkah pembuatan pola
rompi.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis rancangan bahan (lab sheet) bolero/rompi

4.1 Membuat rancangan bahan (lab sheet) bolero/rompi

C. Indikator Pencapaian
3.1 Menganalisis rancangan bahan (lab sheet) bolero/rompi
3.1.1 Menjelaskan pengertian rompi
3.1.2 Menguraikan macam – macam rompi
3.1.3 Menganalisis desain rompi
3.1.4 Menganalisis pengambilan ukuran rompi
3.1.5 Menjelaskan langkah – langkah pembuatan pola rompi
3.1.6 Menganalisis rancangan bahan rompi
4.1 Membuat rancangan bahan (lab sheet) bolero/rompi
4.1.1 Membuat desain rompi sesuai analisis
4.1.2 Membuat desain produksi 1 dan desain produksi 2 rompi
4.1.3 Mengambil ukuran rompi
4.1.4 Membuat pola kecil rompi
4.1.5 Membuat rancangan bahan rompi
4.1.6 Membuat pola besar.
D. Tujuan Pembelajaran
3.1.1 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu menjelaskan pengertian rompi sesuai dengan LP3 :
Pengetahuan.
3.1.2 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu menguraikan macam – macam rompi sesuai dengan
LP3 : Pengetahuan.
2|Handout Rompi
3|Handout Rompi
3.1.3 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu menganalisis desain rompi sesuai dengan LP3 :
Pengetahuan.
3.1.4 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu menganalisis pengambilan ukuran rompi sesuai
dengan LP3 : Pengetahuan.
3.1.5 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu menjelaskan langkah – langkah pembuatan pola
rompi sesuai dengan LP3 : Pengetahuan.
3.1.6 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu menganalisis rancangan bahan rompi sesuai dengan
LP3 : Pengetahuan.
4.1.1 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu membuat desain rompi sesuai analisis sesuai
dengan LP4 : Keterampilan.
4.1.2 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu membuat desain produksi 1 dan desain produksi 2
rompi sesuai dengan LP4 : Keterampilan.
4.1.3 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu mengambil ukuran rompi
4.1.4 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu membuat pola kecil rompi sesuai dengan LP4 :
Keterampilan.
4.1.5 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu membuat rancangan bahan rompi sesuai dengan
LP4 : Keterampilan.
4.1.6 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu membuat pola besar sesuai dengan LP4 :
Keterampilan.

4|Handout Rompi
MATERI

I. Definisi Rompi
Kata rompi berasal dari bahasa Perancis
yaitu Veste, bahasa Italia Vesta dan bahasa Latin
Vestis. Rompi yang dalam bahasa Inggris sering
disebut Vest atau waistcoat adalah pakaian tanpa
lengan dan biasanya dilengkapi dengan kancing di
depan, terbuat dari bahan kain atau kaos yang
biasanya dipakai setelah memakai pakaian utama.
Vest merupakan jenis pakaian yang menutupi
tubuh bagian atas yang dikenakan di luar kemeja
atau blus dan kadang-kadang sebagai bagian dari
tiga potong pakaian, yaitu celana panjang, kemeja
dan jas. Vest juga dinamakan rompi pullover,
rompi sweater atau blus tanpa lengan.
Terdapat berbagai model vest antara lain yaitu :
- Vest berkancing dan tidak berkancing.
- Vest berbahan dasar kaos/kain biasa atau rajutan benang
- Vest dengan opening memakai
Vest merupakan pakaian tambahan yang berfungsi menambah nilai lebih
pada penampilan seseorang dan sebagai penghangat badan yang tidak merepotkan
karena tanpa lengan dan praktis.
Awalnya vest merupakan salah satu busana yang jarang digunakan para
wanita, vest lebih sering digunakan oleh para pria. Namun, akhir 2013 para desainer
busana mulai memasukkan vest dalam rancangannya dan akan menjadi tren tahun
2014. Beberapa perancang busana dunia seperti Jason Wu dan Victoria Beckham dan
beberapa desainer lainnya, justru menampilkan vest sebagai busana inti bagi para
perempuan. Sebagai busana inti, vest ini muncul dalam rupa seperti blazer akan
tetapi tanpa lengan, atau sleevless blazer.

5|Handout Rompi
Vest ini tak lagi dikenakan dengan mengaitkan kancing-kancing atau
resletingnya, vest dibiarkan tidak berkancing. Gaya lainnya adalah, vest hanya
dikaitkan di bagian atas saja. Selain itu, vest sleevless blazer atau sleevless jacket,
kerahnya dibuat memanjang hingga hampir ke ujung vest. Mengenakannya, bisa
tetap memadupadankannya dengan busana lainnya seperti kemeja atau kaus lengan
panjang.
Berikut ini adalah beberapa macam bentuk dari vest :
1. Fullback Vest
Merupakan jenis vest model
klasik yang biasa dipakai
sebagai pelengkap tuksedo.
Umumnya, model vest dengan
bagian belakang tertutup penuh
ini memiliki strap di belakang
yang bisa disesuaikan ukuran
pinggang.
Vest ini cocok untuk semua
bentuk badan dan memberikan kesan maskulin bagi pemakainya. Biasanya
vest ini dipadukan dengan kemeja sebagai dalaman ditambah dasi berukuran
kecil sebagai pelengkap.
2. Halter/Backless Vest
Vest ini memiliki bagian
belakang terbuka sehingga
bentuk kerahnya melingkari
leher. Selain memiliki strap, ada
beberapa vest jenis ini yang
memakai karet di pinggang
belakang yang ukurannya bisa
disesuaikan bentuk pinggang
kita. Halter vest cocok untuk
pemilik dada kecil, karena
bentuknya

6|Handout Rompi
melingkar dan terbuka di bagian dada. Vest ini cocok dipadukan dalaman apa
saja, termasuk T-shirt. Untuk gaya kasual, bisa kenakan T-shirt dengan rok,
celana jeans, atau celana pendek.
3. Double Breasted Vest
Vest ini memiliki model yang salah satu
bagian depannya menimpa sisi lainnya,
biasanya memiliki 4 atau 6 kancing.
Selain dipakai untuk bergaya kasual,
jenis vest ini cocok untuk gaya formal.
Ada beberapa double breasted vest yang

modelnya menyerupai halter


vest. Tapi biasanya bagian depan vest
ini lebih tertutup, sehingga cocok dipakai
pemilik dada besar maupun kecil. Untuk
gaya formal, pakai kemeja putih sebagai
dalaman dan vest warna hitam.
4. High Cut Vest
Vest ini memiliki kancing di bagian depan
yang tertutup hingga mendekati kerah leher.
Cocok untuk pemilik dada besar. Bentuknya
yang tertutup membuat vest ini berkesan
formal, padankan dengan dalaman turtleneck,
untuk penampilan yang trendi.
5. Long Vest
Vest ini cocok untuk menyamarkan pinggul besar atau tubuh yang
menyerupai buah pir. Tidak seperti jenis vest lain yang umumnya sebatas

pinggang, Long Vest panjangnya melebihi pinggang. Ada yang berkancing


depan, ada juga yang bermodel slouchy atau longgar. Untuk
menyamarkan pinggul besar, kenakan Long Vest dengan lilitan ikat

7|Handout Rompi
pinggang berukuran sedang atau besar. Untuk berpenampilan casual
Long Vest dapat dipadukan dengan long top dan legging.

6. Knit Vest

Awalnya jenis vest ini berkerah V dan tanpa kancing. Tapi kini tersedia dalam
berbagai model, dari yang panjang hingga model cropped. Knit vest ini bisa
dipadukan dengan kemeja berlengan panjang dan celana baggy.

8|Handout Rompi
7. Cropped Vest

Potongan cropped vest biasanya berada di atas garis pinggang. Kelebihan vest
model ini bisa membentuk tubuh dan torso terlihat lebih panjang, sehingga
cocok untuk anda yang bertubuh mungil. Namun vest model ini tidak
disarankan untuk pemilik perut buncit. Untuk tampilan feminin,
padukan dengan mini dress atau tube dress.
8. Retro Vintage Denim Vest
Rompi denim retro ini bisa dipadupadankan dengan
segala jenis item fashion lain untuk gaya santai, dan
sangat
cocok dipadupadankan
dengan dress.

9|Handout Rompi
9. Tailored Collar Vest
Vest ini disebut dengan tailored collar
vest dikarenakan desain kerah relatif
formal, vest ini sangat cocok dipakai
untuk kerja kantor dan acara formal. Vest
ini bisa dipadupadankan dengan rok
hitam
klasik dan
high heels
untuk kerja
saat musim
panas.

10. Boho Embellished Vest


Model vest jenis ini adalah vest yag sangat kuat nuansa antik dan etniknya.
Yang tentunya akan tampak sempurna jika dipadu padankan dengan rok maxi
berwarna.

10 | H a n d o u t R o m p i
11. Army Green Vest
Jenis vest satu ini memiliki potongan seperti jaket safari tanpa lengan,
tentunya berwarna hijau kargo seperti gaya rompi tentara. Army green vest ini
bisa dipadukan dengan T-shirt dan celana pendek.

12. Sweater Vest

11 | H a n d o u t R o m p i
II. Kriteria Vest
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kriteria vest/rompi secara umum antara
lain sebagai berikut :
- Rompi merupakan jenis busana yang tidak memiliki lengan.
- Merupakan salah satu jenis busana luar, yaitu pakaian yang dikenakan
diluar kemeja/blus.
- Beberapa jenis rompi berkancing dan ada pula yang tidak berkancing.
- Bahan untuk membuat rompi beraneka ragam, mulai dari kain dril
sampai rajutan.
III. Alat dan bahan yang perlu disiapkan sebelum membuat desain
Sebelum pembuatan rompi, hal yang perlu disiapkan yaitu desain dari rompi
tersebut. Sedangkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat desain rompi,
antara lain sebagai berikut :

Alat :
1. Pensil
Pensil merupakan alat utama dalam membuat desain busana. Pensil yang
digunakan dapat berupa pensil 2B atau yang lain sesuai dengan kebutuhan
2. Penghapus
Penghapus merupakan alat penunjang selanjutnya dalam membuat desain
bagi pemula.
3. Penggaris
Penggaris yang dibutuhkan dalam membuat desain cukup menggunakan
penggaris 30 cm. Penggaris ini berfungsi untuk membuat garis perbandingan
figur model untuk membuat desain.
4. Drawing Pen
Merupakan alat penunjang selanjutnya. Drawing pen ini berfungsi untuk
mempertegas desain. Ukurannya pun bermacam – macam, mulai dari 0.1,
0.2 dst.
5. Pensil warna/pewarna

12 | H a n d o u t R o m p i
Fungsi pensil warna yaitu untuk mewarnai desain agar hasil akhir terlihat
lebih maksimal. Selain pensil warna, terdapat macam – macam alat pewarna
seperti spidol, cat air, crayon dan juga copic.

Bahan :
Bahan utama yang dibutuhkan untuk membuat desain yaitu kertas HVS atau sketch
book. Ukuran HVS dan sketch book ini bermacam – macam, mulai dari ukuran A4,
F4, dan A3.
IV. Desain Produksi
Production sketching adalah suatu gambar desain busana yang digunakan sebagai
pedoman dalam proses produksi pada sebuah industri busana, yaitu garmen.
Desain produksi dibagi menjadi 2, yaitu :

- Desain produksi 1 yaitu desain produksi yang menunjukkan analisa desain


atau detail dari desain tersebut. Misalnya adalah kancingnya, saku yang
dipakai, jenis lengan yang dipakai, dsb. Desain yang dianalisa meliputi bagian
depan dan bagian belakang. Contoh dari desain produksi 1 adalah sebagai
berikut:

13 | H a n d o u t R o m p i
- Desain produksi 2 yaitu desain produksi yang berisi ukuran dari tiap-tiap
bagian detail desain busana. Misalnya ukuran panjang lengan 30 cm,
panjang saku 15 cm, lebar lidah kancing 2 cm, dsb. Dalam menuliskan desain
produksi 2 ini harus jelas letak dan tanda panahnya. Contoh dari desain
produksi 2 adalah sebagai berikut:

V. Definisi Pola
Pola sangat penting artinya dalam membuat busana. Baik tidaknya busana
yang dikenakan dibadan seseorang (kup) sangat dipengaruhi oleh kebenaran pola itu
sendiri. Tanpa pola, memang suatu pakaian dapat dibuat, tetapi hasilnya tidaklah
sebagus yang diharapkan.
Menurut Porrie Muliawan (1990:2) pengertian pola dalam bidang jahit
menjahit maksudnya adalah potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh
untuk membuat pakaian. Selanjutnya Tamimi (1982:133) mengemukakan pola
merupakan ciplakan bentuk badan yang biasa dibuat dari kertas, yang

14 | H a n d o u t R o m p i
nanti dipakai sebagai contoh untuk menggunting pakaian seseorang, ciplakan bentuk
badan ini disebut pola dasar.
Dengan demikian untuk mendapatkan busana yang baik dan sesuai dengan
desain, maka setiap sub sistem di atas haruslah mendapat perhatian yang sangat
penting dan serius.
Kualitas pola pakaian akan ditentukan oleh beberapa hal, diantaranya adalah:
a. Ketepatan dalam mengambil ukuran tubuh sipemakai, hal ini mesti
didukung oleh kecermatan dan ketelitian dalam menentukan posisi
titik dan garis tubuh serta menganalisa posisi titik dan garis tubuh
sipemakai;
b. Kemampuan dalam menentukan kebenaran garis-garis pola, seperti
garis lingkar kerung lengan, garis lekuk leher, bahu, sisi badan, sisi
rok, bentuk lengan, kerah dan lain sebagainya, untuk mendapatkan
garis pola yang luwes mesti memiliki sikap cermat dan teliti dalam
melakukan pengecekan ukuran;
c. Ketepatan memilih kertas untuk pola, seperti kertas dorslag, kertas
karton manila atau kertas koran;
d. Kemampuan dan ketelitian memberi tanda dan keterangan setiap
bagianbagian pola, misalnya tanda pola bagian muka dan belakang,
tanda arah benang/serat kain, tanda kerutan atau lipit, tanda
kampuh dan tiras, tanda kelim dan lain sebagainya;
e. Kemampuan dan ketelitian dalam menyimpan dan mengarsipkan
pola. Agar pola tahan lama sebaiknya disimpan pada tempat- tempat
khusus seperti rak dan dalam kantong kantong plastik, diarsipkan
dengan memberi nomor, nama dan tanggal serta dilengkapi dengan
buku katalog.
VI. Pengambilan Ukuran Rompi
Berikut ini adalah beberapa ukuran yang dibutuhkan untuk membuat rompi :
- Lingkar leher : diukur sekeliling leher tidak terlalu ketat dan tidak terlalu
longgar

15 | H a n d o u t R o m p i
- Lebar muka: diukur 6 atau 7 cm dari lekuk leher ke bawah, kemudian
diukur datar dari batas lingkar kerung lengan kiri sampai batas lingkar kerung
lengan kanan
- Lingkar badan: diukur sekeliling badan terbesar dengan posisi cm tidak
terlalu kencang dan ditambah 4 cm.
- Tinggi dada : diukur dari lekuk leher tengah muka sampai batas diantara
dua titik payudara kiri dan kanan.
- Lingkar pinggang: diukur pas sekeliling pinggang
- Lebar punggung : diukur 9 cm ke bawah dari tulang leher belakang kemudian
diukur mendatar dari batas lingkar kerung lengan kiri ke lingkar kerung
lengan kanan
- Panjang punggung : diukur dari tulang belakang lurus sampai batas pinggang

- Panjang Rompi : Diukur sesuai dengan desain yang diinginkan.


VII. Langkah Pembuatan Pola Rompi
Terdapat beberapa langkah awal dalam pembuatan pola antara lain :
1. Mempersiapkan alat dan bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan pola, antara lain :
Bahan :

- Kertas HVS
- Kertas merah dan biru
- Kertas Pola
- Lem kertas
Alat :

- Pensil
- Penghapus
- Skala
- Pensil merah dan biru
- Penggaris pola kecil
- Bolpoint hitam
- Penggaris 30 cm
- Metlin

16 | H a n d o u t R o m p i
- Penggaris pola besar
- Gunting
2. Membuat Pola Dasar Depan dan Belakang sesuai ukuran yang ditentukan.

Keterangan Pola Depan :

A–E : ¼ Lingkar Badan + 1 cm


A–a : 1/6 Lingkar Leher + 1 cm

A–B : 1/6 Lingkar Leher + 2 cm


B–C : Turun 5 cm

C–S : ½ Lebar muka


B–D : Panjang muka
D–G : A–E

D–d : ½ lebar dada


d – d’ : Tinggi dada

d ke kanan dan ke kiri 1 ½ cm


D–g : ¼ Lingkar pinggang + 1 cm (+3 cm untuk kupnat)
G–F : Panjang sisi
D–a : Uji Muka

a – a’ : Panjang Bahu

17 | H a n d o u t R o m p i
Keterangan Pola Belakang

H–K : ¼ lingkar badan – 1 cm


H–h : 1/6 lingkar leher + 1 cm
H – h² : Turun 1 ½ cm

h² - I : Turun ± 11 cm
I–O : ½ lebar punggung

h² - J : H–K
L–M : Panjang sisi
J–N : ½ lebar dada -1 cm

N – N’ : Panjang kupnat sejajar dengan sisi


N ke kanan dan ke kiri 1 ½ cm

J–m : ¼ lingkar pinggang – 1 cm (+ 3 cm)


J – h’ : Uji Belakang

18 | H a n d o u t R o m p i
VIII. Pecah Pola
Pecah pola merupakan suatu proses penyesuaian pola dasar dengan desain busana
yang akan dibuat. Berikut ini adalah keterangan pecah pola dari rompi :

Pecah Pola Rompi Muka

19 | H a n d o u t R o m p i
Pecah Pola Rompi Bagian Belakang

20 | H a n d o u t R o m p i
Pola Bagian Utama

Pola Lapisan

21 | H a n d o u t R o m p i
Pola Lining / Furing

22 | H a n d o u t R o m p i
IX. Rancangan Bahan
Setelah pola selesai dibuat, langkah selanjutnya yaitu menrancang bahan. Tujuan
dari merancang bahan yaitu :
- Untuk mengetahui banyak bahan yang dibutuhkan sesuai desain
busana yang akan dibuat.
- Untuk menghindari kekurangan dan kelebihan bahan.
- Sebagai pedoman waktu menggunting agar tidak terjadi kesalahan.
- Untuk mengetahui jumlah biaya yang diperlukan. Sedangkan
langkah dalam merancang bahan yaitu sebagai berikut :
- Buatlah semua bagian–bagian pola menurut desain dalam ukuran skala.
- Setiap pola dilengkapi dengan tanda–tanda pola yaitu arah serat, tanda
lipatan bahan, kampuh dan sebagainya.
- Sediakan kertas yang lebarnya sama dengan lebar kain yang akan
digunakan dalam pembuatan pakaian tersebut seperti : kain dengan lebar
90 cm, 115 cm, atau kain dengan lebar 150 cm dalam ukuran skala yang
sama dengan skala pola.
- Kertas pengganti kain dilipat dua menurut arah panjang serat, susun dan
tempelkan pola-pola tersebut di atas kertas pengganti kain sesuai dengan
tanda–tanda pola seperti tanda arah benang, tanda lipatan kain dan
sebagainya.
- Susunlah pola yang ukurannya paling besar, setelah itu baru menyusun
bagian–bagian pola yang lebih kecil dan terakhir menyusun pola yang
kecil–kecil, cara ini bisa membuat kita bekerja lebih efisien dan lebih
efektif.
- Jika semua pola telah diletakkan dan telah diberi tanda, ukurlah panjang
bahan yang terpakai, sehingga dapat ukuran kain yang dibutuhkan/berapa
banyak kain yang terpakai.
- Hitung juga pelengkap yang dibutuhkan, seperti kain furing, ritsleting,
pita/renda, benang, kancing baju, kancing hak dan lain sebagainya (sesuai
desain).
- Hitunglah berapa banyak uang yang diperlukan untuk membeli bahan dan

23 | H a n d o u t R o m p i
perlengkapan lainnya dalam pembuatan pakaian tersebut.

24 | H a n d o u t R o m p i
Oleh :
Yulia Palupi (15050404004)
S1 Pendidikan Tata Busana

25 | H a n d o u t R o m p i
Fakultas
Teknik Universitas Negeri
Surabaya

26 | H a n d o u t R o m p i
GLOSARIUM

No. Istilah Keterangan


1. Vest Pakaian tanpa lengan dan biasanya dilengkapi dengan
kancing di depan, terbuat dari bahan kain atau kaos
yang biasanya dipakai setelah memakai
pakaian utama.

2. Sleevless Vest Rompi yang menyerupai blazer tanpa lengan.


3. T-shirt Kaos yang memiliki lengan.
4. Slouchy Bermodel longgar.
5. Long top Atasan yang panjangnya sampai panggul atau lebih
6. Rok maxi Rok yang panjangnya sampai mata kaki.
7. Celana Beggy Celana dengan siluet sangat besar dan berbentuk lurus
mulai dari bagian pinggul sampai ujung
celana.
8. Pola Potongan kertas/kain yang digunakan sebagai
jiplakan dalam membuat pola busana sesuai dengan
desain.
9. Lining / Furing Komponen pakaian yang digunakan untuk pelapis
bagian dalam pakaian dengan tujuan membuat
pakaian lebih nyaman dipakai.

Oleh :
Yulia Palupi (15050404004)
S1 Pendidikan Tata Busana

Fakultas
Teknik Universitas Negeri
Surabaya
27 | H a n d o u t R o m p i
DAFTAR PUSTAKA

Diunduh online di https://fitinline.com/article/read/vest/ pada tanggal 22 Juli


2018.
Diunduh online di https://fitinline.com/article/read/jenis-vest-bagian-i/ pada
tanggal 22 Juli 2018.
Diunduh online di https://fitinline.com/article/read/jenis-vest-bagian-ii/ pada
tanggal 22 Juli 2018.
Diunduh online di https://fitinline.com/article/read/jenis-vest-bagian-iii/ pada
tanggal 22 Juli 2018
Haswita, Syafri. 2007.Modul Konstruksi Pola Busana Wanita. Padang: Fakultas
Teknik Universitas Negeri Padang
Muliawan,Porrie.1989.Konstruksi Pola Busana Wanita. Jakarta : PT. BPK
Gunung Mulia.

28 | H a n d o u t R o m p i

Anda mungkin juga menyukai