Proposal Regia Rara Bab I-III
Proposal Regia Rara Bab I-III
Proposal Regia Rara Bab I-III
PENYUSUN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia terbilang masih tinggi. Berdasarkan
data Sampling Registration System (SRS) tahun 2018, sekitar 76% kematian ibu terjadi
di fase persalinan dan pasca persalinan dengan proporsi 24% terjadi saat hamil, 36% saat
persalinan dan 40% pasca persalinan. Yang mana lebih dari 62% Kematian Ibu dan Bayi
terjadi di rumah sakit. Artinya akses masyarakat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan
Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat
Organization (WHO), angka kematian ibu di dunia pada tahun 2015 adalah 216 per
100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan jumlah kematian ibu adalah 303.000 kematian
dengan jumlah tertinggi berada di negara berkembang yaitu sebesar 302.000 kematian.
Angka kematian ibu di negara berkembang 20 kali lebih tinggi dibandingkan angka
kematian ibu di negara maju yaitu 239 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan di negara
maju hanya 12 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (WHO, 2015).
melonjak 56,69% dibanding jumlah kematian tahun sebelumnya sebanyak 4.627 jiwa.
Tingginya jumlah kematian ibu saat melahirkan pada tahun lalu disebabkan oleh
tertularnya virus Covid-19 yang mencapai 2.982 jiwa. Terdapat pula 1.320 ibu meninggal
Ada pula 207 ibu meninggal ketika melahirkan karena infeksi, sebanyak 80
peredarah darah, sebanyak 14 meninggal karena abortus, dan ada 1.309 ibu meninggal
karen lain-lain.
1991-2015. Pada 1991, angka kematian mencapai 390 per 100 ribu kelahiran hidup.
Angka tersebut turun menjadi 228 per 100 ribu kelahiran hidup.
Namun, pada 2012 angka kematian bayi kembali meningkat menjadi 359 pada
2012 dan kemudian turun menjadi 305 per 100 ribu kelahiran hidup. Meskipun
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia tercatat sebesar 177 kematian per 100
ribu kelahiran hidup pada 2017. Rasio itu sudah lebih baik dari belasan tahun sebelumnya
yang lebih dari 200 kematian per 100 ribu kelahiran hidup. Kendati demikian, AKI
Negara yang punya AKI lebih besar dari Indonesia adalah Myanmar (250
kematian per 100 ribu kelahiran hidup) dan Laos (185 kematian per 100 ribu kelahiran
hidup). AKI di Kamboja, Timor Leste, dan Filipina juga masih di atas 100 kematian per
Sementara, lima negara lain di Asia Tenggara memiliki AKI yang lebih baik
karena sudah di bawah 100 kematian per 100 ribu kelahiran hidup. Negara kelima
Perdarahan post partum menjadi penyebab utama 40% kematian ibu di Indonesia.
Penyebab perdarahan utama adalah atonia uteri sedangkan penyebab yg kedua adalah
rupture perineum yang hampir terjadi pada setiap persalinan pervaginam. Lapisan
mukosa dan perineum pada seorang ibu primipara mudah terjadi rupture yang bisa
Ruptur perineum adalah perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat kelahiran
bayi baik menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat. Ruptur perineum
disebabkan paritas, jarak kelahiran, berat badan bayi, pimpinan persalinan tidak
sebagaimana mestinya, ekstraksi cunam, ekstraksi fakum, trauma alat dan episiotomi.
(Winkjosastro, 2009).
Ruptur perineum merupakan perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat keahiran
bayi baik menggunakan alat maupun tidak (Pemiliana, PD dkk 2019). Ruptur perineum
terjadi pada hampir semua persalinan pertama (primipara) dan tidak jarang juga pada
persalinan berikutnya (multipara). Perineum pada paritas primipara yang membentuk otot
dasar panggul belum pernah mengalami peregangan atau kaku sehingga mempunyai
resiko tinggi terhadap terjadinya ruptur perineum. Robekan biasanya ringan tetapi kadang
terjadi juga luka yang luas dan berbahaya yang mengakibatkan perdarahan banyak
menyebabkan pendarahan dan infeksi menjadi lebih berat, serta pada jangka waktu
B. Rumusan Masalah
penelitian ini yaitu adakah hubungan ibu primigravida dan berat badan lahir dengan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan ibu primigravida dan berat badan lahir dengan kejadian
2. Tujuan khusus
b. Untuk mengetahui hubungan berat badan lahir dengan kejadian rupture perineum pada
ibu bersalin
D. Manfaat Penelitian
informasi tambahan untuk penelitian selanjutnya dan bermanfaat sebagai bahan bacaan
Anugerah Tomohon.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Persalinan Normal
A. Pengertian
pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri). (Ari
perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui jalan
yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat
1996).
c) Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
B. Macam-macam persalinan
a) Persalinan Spontan
Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, melalui jalan
b) Persalinan Buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forceps,
c) Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah
adalah :
3. Keadaan janin
2. Rupture Perineum
ligamen juga mempengaruhi jalan lahir. Otot-otot yang menahan dasar panggul
dalam lagi ditemukan otot dalam yang paling kuat, disebut diafragma pelvis,
terutama musculus levator ani yang berfungsi menahan dasar panggul. Letak
musculus levator ani ini sedemikian rupa dan membentuk sebuah segitiga di
yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara spontan maupun dengan
menggunakan alat atau tindakan. Robekan terjadi hampir pada semua primipara
sampai 4, diantaranya adalah nullipara, proses persalinan kala II, posisi persisten
1) Paritas
Adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram yang
pernah dilahirkan hidup maupun mati bila berat badan tidak diketahui maka
terjadi pada semua persalinan pertama (primipara) dan tidak jarang pada
terjadinya ruptur perineum. Bayi besar adalah bayi yang begitu lahir
memiliki berat lebih dari 4000 gram. Hal ini terjadi karena semakin besar
berat badan bayi yang dilahirkan akan meningkatkan risiko terjadinya ruptur
perineum karena perineum tidak cukup kuat menahan regangan kepala bayi
dengan berat badan bayi yang besar, sehingga pada proses kelahiran bayi
dengan berat badan bayi lahir yang besar sering terjadi ruptur perineum.
Kelebihan berat badan dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya ibu
menderita diabetes mellitus, ibu yang memiliki riwayat melahirkan bayi
besar, faktor genetik, dan pengaruh kecukupan gizi. Berat bayi lahir normal
3) Cara mengejan
karena ini akan mengakibatkan laserasi yang hebat dan tidak teratur, bahkan
benar sangat penting, dua kekuatan yang bertanggung jawab untuk lahirnya
4) Elastisitas perineum
Perineum yang kaku dan tidak elastis akan menghambat persalinan kala
perineum yang luas sampai tingkat 3. Hal ini sering ditemui pada
resiko tinggi sebanyak 11 orang. Hasil uji statistik diperoleh nilai korelasi chi
square dengan ρ value 0,022 < α 0,05 yang artinya Ho ditolak, menunjukan
ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian ruptur perineum. Pada umur
sehingga bila terjadi kehamilan dan persalinan akan lebih mudah mengalami
komplikasi. Selain itu, kekuatan otot-otot perineum dan otot-otot perut belum
bekerja secara optimal, sehingga sering terjadi persalinan lama atau macet
yang memerlukan tindakan. Faktor resiko untuk persalinan sulit pada ibu
yang belum pernah melahirkan pada kelompok umur ibu dibawah 20 tahun
dan pada kelompok umur di atas 35 tahun adalah 3 kali lebih tinggi dari
kelompok umur
diklasifikasikan menjadi :
a. Derajat 1
dan otot.
b. Derajat 2
c. Derajat 3
d. Derajat 4
sehingga lumen rektum. Pada derajat ini, robekan di daerah uretra yang
mediolateral dengan sudut <30 atau >60 derajat akan sangat berkaitan dengan
OASI (Obstetric Anal Spinchter Injury). Studi menyatakan bahwa dokter dan
bidan pada umumnya tidak bisa menempatkan sudut yang aman dan benar,
oleh sebab itu lah dalam melakukan episiotomi harus dilakukan dengan hati
episiotomi. Hal ini ditunjukkan dalam bentuk nyeri dan dispareunia yang
tak terlihat manfaat ibu yang menjalani proses episiotomi (Norwitz &
Schorge, 2008)
Bayi berat sangat rendah adalah bayi dengan berat badan 1000 sampai 1500 gram.
Bayi berat lahir rendah adalah bayi berat badan 1500 sampai 2500 gram. BBLR
tidak hanya terjadi pada bayi prematur, tapi juga pada bayi cukup bulan yang
Bayi cukup atau bayi normal adalah bayi berat badan lebih 2500 sampai 4000 gram.
d. Berat bayi lahir lebih
Berat bayi lahir lebih atau bayi besar adalah bayi lebih 4000 gram.
4. Primigravida
a. Pengertian primigravida
Kehamilan adalah hasil dari pertemuan sperma dan sel telur. Dalam
prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh
ostium urteri internum belum terbuka, sehingga serviks akan mendatar dan menipis
kemudian ostium urteri internum baru akan membuka. Sedangkan pada multigravida,
ostium urteri internum dan ostium urteri eksternum sudah sedikit terbuka
(Prawirohardjo, 2010).
b. Usia primigravida
Usia terbaik seorang wanita untuk hamil adalah 20 tahun hingga 35 tahun.
primigravida dialami oleh wanita di atas usia 35 tahun, maka disebut primigravida
preeklamsia pada primigravida lima belas kali lebih besar daripada multigravida
age” pada ibu hamil usia 35 tahun atau lebih, tanpa melihat paritas. Atau Older
woman atau Gravida tua atau Elderly gravid (Cunningham,1995). Sedangkan dalam
Jurnal Naqvi et al. (2004) menyebut older primigravida pada ibu yang hamil pertama
lebih.
c. Primigravida tua
pada usia lebih dari 35 tahun. Reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Wanita hamil pada umur muda (< 20
tahun) dari segi biologis perkembangan alat-alat reproduksinya belum sepenuhnya
optimal. Dari segi psikis belum matang dalam mengahadapi tuntutan beban moril,
dan emosional, dan dari segi medis sering mendapat gangguan. Sedangkan pada usia
lebih dari 45 tahun, elastisitas dari otot-otot panggul dan sekitarnya serta alat-alat
reproduksi pada umumnya mengalami kemunduran, juga wanita pada usia ini besar
5. Kerangka Konsep
: Variabel Dependen
Definisi Cara
Nama Variabel Alat Ukur Kriteria Objektif Skala
Operasional Ukur
Variabel Independen
dimana soerang
wanita
mengalami masa
kehamilan untuk
pertama kalinya
(Mirza, 2008).
- Berat Badan Berat badan lahir Data Pengumpula a. Berat bayi lahir Skala
bulan yang
mengalami hambatan
pertumbuhan selama
kehamilan.
4000 gram.
otot.
b. Derajat 2
derajat 2 mengenai
otot-otot perineum,
sphincter ani.
c. Derajat 3
spinchter ani
externa
spinchter ani
externa
- Derajat 3c:
spincter ani
d. Derajat 4
derajat 4, meluas
sampai ke mukosa
rektum sehingga
lumen rektum.
7. Hipotesis Penelitian
Ada hubungan antara ibu primigravida dan berat badan lahir dengan kejadian
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Squere, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ibu primigravida dan berat
badan lahir dengan kejadian rupture perineum ibu bersalin di RSUD Anugerah Tomohon.
Variabel yang di teliti adalah variabel bebas (independent variable) yaitu ibu
primigravida dan berat badan lahir. Variabel terikat (dependent variable) yaitu kejadian
1. Lokasi
2. Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada Januari 2021 sampai November 2022.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, populasi yang diteliti adalah ibu primigravida dan
berat badan lahir bayi yang mengalami kejadian rupture perineum RSUD Anugerah Kota
Tomohon.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah semua pasien yang dirawat inap dengan di RSUD Anugerah
Kota Tomohon.
D. Pengumpulan Data
1. Sumber data
a. Data primer
b. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden yaitu: hubungan ibu
primigravida dan berat badan lahir dengan kejadian rupture perineum pada ibu bersalin
c. Data sekunder
d. Data sekunder merupakan data yang di peroleh dari Rumah Sakit Umum Daerah
Setiap lembar dari rekam medik diperiksa untuk memastikan bahwa setiap data
Pemberian kode pada setiap data yang diperoleh dari rekam medik untuk mempermudah
proses data.
3. Processing
Melakukan pemindahan atau memasukkan data dari rekam medik ke dalam komputer
untuk diproses.
F. Instrumen
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20210914/3738491/kemenkes-
perkuat-upaya-penyelamatan-ibu-dan-bayi/
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/09/29/jumlah-kematian-ibu-capai-
7-ribu-pada-2021-terbesar-karena-covid-19