Laporan KTI - BERLIANA SUBEKTI
Laporan KTI - BERLIANA SUBEKTI
Laporan KTI - BERLIANA SUBEKTI
Oleh :
BERLIANA SUBEKTI
D22.2017.02174
@2017
Hak Cipta Karya Tulis Ilmiah ada pada Penulis
i
ii
iii
iv
v
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tua saya, atas doa, support dan motivasinya sehingga saya bisa
semangat dan yakin untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi apapun di
dalam kehidupan saya dan terus berusaha menjadi lebih baik setiap harinya.
2. Bapak Ibu dosen Udinus progdi Rekam Medis yang telah menjadi orang tua
kedua bagi saya selama masa perkuliahan, insyaallah ilmu dan jasa yang
telah Bapak Ibu berikan akan selalu dikenang dan diamalkan untuk
kehidupan
3. Terima kasih kepada Bu Kriswiharsi K.S., SKM, M.Kes(Epid) selaku dosen
pembimbing saya, Bu Dyah Ernawati , S.Kep, Ns, M.Kes dan Pak Maulana Tomy
Abiyasa, A.Md PK, SKM atas bimbingannya selama ini, suatu ilmu yang bermanfaat
dan pengalaman yang sangat berharga bagi Saya.
4. Teman – teman RMIK’17 dan D22.65 yang sudah menjadi teman suka dan
duka dalam perkuliahan selama 3 tahun ini.
5. Teruntuk sahabat ku Vika, Chindy, Ita, Vamela, Nanda, Ibnu, Dwandana,
Ertian, dan Asep yang tidak bosan – bosannya mendengarkan sambatan
saya dan selalu mendoakan saya dalam menyelesaikan KTI ini.
6. Teruntuk Aulia, Danta, Retha, Amel dan Dwi terima kasih sudah menjadi
sahabat rasa keluarga selama Saya menuntut ilmu di Semarang, selalu
mengingatkan saya agar tidak selalu grusa – grusu, tempat berbagi
keceriaan dan segala kesedihan selama 3 tahun ini, terima kasih sekali atas
segala hal baik yang kalian tularkan dan terima kasih kepada fikan selaku sie
konsumsi semasa kita nugas,
7. Terima kasih kepada Sita, Fara, Galuh, Nabila, Firda, Kartika, dan teman –
vi
teman lainnya yang sudah sabar menjawab pertanyaan – pertanyaan saya
ketika saya bingung tentang berkas yang harus dikirim.
8. Teruntuk Mas Wisnu terima kasih telah menjadi penyemangat saya dalam
menyelesaikan KTI ini.
9. Terima Kasih untuk diri saya sendiri yang telah mampu menyelesaikan KTI
ini.
vii
MOTTO
viii
RIWAYAT HIDUP
Telp : 0895322934246
ix
KATA PENGANTAR
Penulisan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun materil. Dengan penuh kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro.
2. Dr. Guruh Fajar Shidik, S.Kom., M.Cs selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Dian Nuswantoro.
3. dr. Zaenal Sugiyanto, M.Kes M.Kes selaku Kaprodi Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan di Universitas Dian Nuswantoro.
4. dr. Susi Herawati, M.Kes selaku Direktur Utama RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota
Semarang
5. Bu Kriswiharsi K.S., SKM, M.Kes(Epid), selaku pembimbing yang telah berkenan
secara ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya
dalam memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna dalam proses
penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah ini.
6. Bapak dan Ibu dosen rekam medis Udinus yang telah memberikan bimbingan serta
ilmu pengetahuan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai
dengan baik.
7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutikan satu per satu yang telah membantu
dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.
x
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT,
penulis sadar bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih banyak
kekurangan yang jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karenannya dengan
kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Penulis
xi
Program Studi D-III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Fakultas Kesehatan, Universitas Dian Nuswantoro
Semarang
2020
ABSTRAK
BERLIANA SUBEKTI
Kata kunci : Premature rupture of membrane, tarif INA CBGs, tarif rumah sakit
Pustaka : 21 buah (1992-2019)
xii
Program Studi D-III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Fakultas Kesehatan, Universitas Dian Nuswantoro
Semarang
2020
ABSTRACT
BERLIANA SUBEKTI
Premature rupture of membranes is the rupture of the membranes before the
time for delivery. Total BPJS patient case with Premature rupture of
membranes in RSUD (Regional General Hospital) K.R.M.T Wongsonegoro,
Semarang City in January – March 2019 was 40 patients. This study aims to
review the INA CBGs code in cases of the Premature rupture of Membranes in
the first quarter of 2019. This study observed 40 data of patients with cases of
premature rupture of membranes in the Index Report. The results showed that
the average INA CBGs rates for class 2 were Rp. 3,087,500, and for class 3 Rp.
1,924,700 while the hospital rate for class 2 was Rp. 3,458,087, and for class 3
Rp. 3,220,144 so that the hospital suffered a loss of Rp. 30,772,745. In this case,
the hospital should implement a clinical pathway in order to minimize losses.
xiii
DAFTAR ISI
xiv
F. Premature Rupture Membrane 21
G. Kerangka Teori 23
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................24
A. Kerangka Konsep..........................................................................................24
B. Jenis Penelitian..............................................................................................25
C. Variabel Penelitian.........................................................................................25
D. Definisi Operasional......................................................................................25
E. Populasi dan Sampel....................................................................................27
F. Pengumpulan Data........................................................................................28
G. Pengolahan Data...........................................................................................29
H. Analisa Data...................................................................................................29
BAB IV HASIL PENELITIAN........................................................................................30
BAB V PEMBAHASAN.................................................................................................32
BAB VI PENUTUP.........................................................................................................36
KESIMPULAN............................................................................................................36
SARAN........................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................37
LAMPIRAN.........................................................................................................................40
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR TABEL
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
DAFTAR SINGKATAN
Tenth Revision
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menciptakan kelas yang relatif sama dalam sumber daya yang digunakan
1
2
kejadian yang sama sekali tidak diinginkan terjadi pada fase-fase dalam
mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi adalah infeksi yang terjadi karena
dini menjadi salah satu kasus persalinan yang sangat ditakutkan semua
waktu untuk melahirkan. Penyebab KPD sampai saat ini belum diketahui
usia.(6)
terhadap hasil grouping dalam INA CBG’s, oleh karena itu jika ditemukan
di rumah sakit tersebut sehingga perlu untuk mengetahui hal – hal yang
O-6-13-II, kode INA CBGs mempengaruhi tarif INA CBGs. Kualitas data
hal ini adalah dokter penanggung jawab pasien yang seringkali belum
tangan, jam dan diagnosa yang lengkap dikarenakan tulisan yang kurang
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu meninjau kode INA CBG’s
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
1 tahun 2019.
1. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
perkuliahan
3. Bagi Akademik
E. Lingkup Penelitian
1. Lingkup Keilmuan
1. Lingkup Materi
rawat inap.
2. Lingkup Lokasi
6
3. Lingkup metode
Semarang.
5. Lingkup Waktu
F. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rekam Medis
dokumen rekam medis dibedakan menjadi dua, yaitu data sosial pasien
a. Nama pasien
b. Umur pasien
11
12
f. Agama
g. Pekerjaan
h. Pendidikan
berobat.
dokter.
telah dilakukan.
e. Terapi, yaitu pemberian obat yang sesuai oleh dokter kepada pasien
berikut:
pasien
B. Pembiayaan Kesehatan
menjadi dua yaitu, pembiayaan umum yang artinya biaya ditanggung oleh
pasien sendiri dan Sistem Jaminan Sosial Nasional yang ditanggung oleh
yang telah membayar iuran kepada Pemerintah secara rutin setiap bulannya
dengan tarif yang telah ditetapkan. Dalam hal ini pembayaran yang
overthreatment
C. Sistem Casemix
merupakan pengertian dari Casemix. Dalam hal ini rumah sakit dapat
15
digunakan dan berisi pasien dengan karakteristik yang serupa. INA CBGs
kode group INA CBG dengan 789 untuk kode rawat inap dan 288 untuk
kedalam grup – grup. Dalam sistem INA-CBG’s terdiri dari dari 789 kode
rawat inap dan 288 kode rawat jalan, yang dikelompokkan menjadi 1.077
kode grup.
diagnosa akhir dan tindakan yang diberikan kepada pasien, acuan yang
sumber daya mengacu pada ICD 10 CM pada kode penyakit serta ICD 9
CBG’s yaitu :
klasifikasi sistem organ tubuh, yang terdiri dari huruf A sampai Z dan
romawi I,II,III untuk pasien rawat inap dan angka 0 untuk pasien rawat
jalan.
diatur pada PMK No. 64 tahun 2016 yaitu tentang standar tarif pelayanan
penyandang dana.(13)
5).Tarif RS Kelas D
18
Tingkat Lanjutan.
kasus tertentu yang masuk dalam special casemix main group (CMG),
pada kasus dan kondisi tertentu, yaitu jika beberapa kasus atau
d. Tidak terdapat perbedaan tarif antara rumah sakit umum dan khusus,
sumber daya rumah sakit yang digunakan dalam pelayanan medis dan
non-medis.(15)
1. Pengertian Koding
jalan, rawat inap, dan gawat darurat, dokumen rekam medis pasien yang
kode tindakan.
sebagai berikut :
20
terms”. (Modifierr ini biasanya tidak akan mengubah nomer kode), dan
e. Ikuti secara hati-hati cross, reference (see dan see also) yang terdapat
dalam indeks
catatan kategori tiga karakter dalam indek dengan dash pada posisi ke
g. dapat dilihat dari posisi karakter tambahan yang tidak di indek, jika
CM sebagai berikut :
g. Tetapkan Kode
a. Rule MB 1
Rule ini berlaku jika kondisi minor tercatat sebagai diagnosa utama,
b. Rule MB 2
utama.
c. Rule MB 3
22
d. Rule MB 4
Apabila dokter mencatat diagnosa utama dengan istilah yang lain dan
diagnosa utama.
e. Rule MB 5
dengan berbagai akibat. Ketuban pecah dini terjadi bila selaput ketuban
2. Gejala
Selain itu selaput ketuban yang abnormal, kelainan letak janin, serviks
24 hours)
24 hours)
G. Kerangka Teori
Cara Bayar
BPJS Umum
Grouping Koding
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Tarif INA-CBG’s
Tindakan beserta
koding
Lama dirawat
25
26
B. Jenis Penelitian
membrane.
C. Variabel Penelitian
1. Diagnosa utama
2. Diagnosa sekunder
3. Tindakan Medis
4. Lama Dirawat
D. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
berdasarkan observasi
pada hasil grouping INA-
CBG’s
4. Lama Rawat Lama rawat adalah total
hari pasien dirawat di
rumah sakit, mulai dari
hari pertama pasien
datang hingga pasien
pulang dari rumah sakit.
Lama dirawat diperoleh
dari hasil observasi pada
grouping INA-CBG’s
5. Severity Level atau tingkat keparahan Severity Level merupakan
tingkatan keparahan
penyakit suatu penyakit pasien
yang dipengaruhi
komplikasi lain selama
masa perawatan.
Severity Level diperoleh
berdasarkan observasi
pada grouping INA-
CBG’s.
6. Tarif Rumah Sakit dan Tarif INA-CBG’s Tarif Rumah Sakit adalah
besarnya sumber daya
yang dikeluarkan pihak
rumah sakit selama
perawatan seorang
pasien berdasarkan
kwitansi rumah sakit.
Tarif INA-CBG’s adalah
besarnya biaya yang
dibayarkan pihak BPJS
kepada rumah sakit
berdasarkan klasifikasi
penyakit menurut episode
perawatan pasien
berdasarkan hasil
observasi grouping INA-
CBG’s.
1. Populasi
periode bulan Januari sampai Maret tahun 2019 di unit rawat inap.
sebanyak 40 pasien.
2. Sampel
F. Pengumpulan Data
a. Data Sekunder
pasien.
kode diagnosa oleh koder sehingga dapat muncul tarif rumah sakit
G. Pengolahan Data
H. Analisa Data
dengan tarif rumah sakit guna mengetahui hal apa saja yang dapat
HASIL PENELITIAN
31
32
Kode INA CBGs paling tinggi tarifnya adalah O-6-13-I pada kelas
perawatan 2 dengan tarif INA CBGs sebesar Rp. 5.809.800, sedangkan tarif paling
rendah pada kode INA CBGs O-6-13-II dengan tarif 1.924.700.
Tabel 4.3 Kode INA CBGs
Total 40 100,0%
33
BAB V
PEMBAHASAN
34
35
INA-CBGs dan keluar dalam bentuk grouping, sebagai penentu dari besarnya
klaim INA-CBGs.(8)
Kelas perawatan terbanyak pada kasus premature rupture of membrane di
RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang periode triwulan 1 tahun 2019
yaitu pada kelas rawat 3 sejumlah (77,5%), sedangkan untuk kelas rawat 2
sebanyak (22,5%). Sesuai dalam SK Menkes RI penetapan tarif pelayanan
kesehatan untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan didasarkan pada
ketetapan tarif Jamkesmas disetiap rumah sakit yang berlaku di rumah sakit umum
dan khusus. Selain itu tarif pelayanan ini juga disesuaikan dengan tingkat
keparahan penyakit pasien selama dirawat di ruang perawatan rumah sakit umum
dan khusus.(19)
Berdasarkan indeks elektronik Leght of Stay atau lama hari perawatan
kasus premature rupture of membrane di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota
Semarang periode triwulan 1 tahun 2019 pasien paling banyak dirawat selama 3
hari sebanyak (50%), dan paling sedikit yaitu 1 hari perawatan sebanyak 1 pasien
2,5%.
Pada kasus premature rupture of membrane di RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro Kota Semarang hasil gruping INA CBG’s menunjukkan tingkat
keparahan yang paling banyak yaitu pada level II (sedang) sebanyak (90%),
sisanya berada pada level I (ringan) yaitu (10%). Diagnosis sekunder, prosedur,
dan umur pasien mempengaruhi tingkat keparahan, jika semakin banyak jumlah
diagnosa sebagai penyakit penyerta maka semakin tinggi tingkat keparahan dan
semakin banyak prosedur medis dan penunjang yang dilakukan mengakibatkan
semakin lama pasien dirawat.(28) Sebagai contoh salah satu kasus pada indeks
elektronik kasus premature rupture of membrane di RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro Kota Semarang dengan diagnosa utama Premature rupture of
membrane, onset on labour within 24 hours (O42.0), diagnosa sekunder Severe
pre – eclampsia (O14.1), Delivery by emergency caesarean section (O82.1),
Sterilization (Z30.2), Single live birth (Z37.0) serta dilakukan tindakan Other
bilateral destruction or occlusion of fallopian (66.39) dan Casarean section of other
specified type (74.4) setelah di grouping pada sistem INA CBGs menunjukkan
tingkat keparahan level II (sedang) dengan hasil tarif INA CBGs sebesar Rp
5.247.800. Hal tersebut tentu berdampak pada biaya perawatan serta akumulasi
semua komponen obat dan barang medik, biaya penunjang medik, jasa pelayanan
37
medik, biaya jasa rumah sakit, dan biaya kamar terjadi peningkatan.(28) Penelitian
yang dilakukan oleh Ambarriani menunjukkan bahwa kelas perawatan dan tingkat
keparahan juga berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan dan biaya
penyakit katastropik mencapai 32% dari total biaya pelayanan kesehatan.(29)
Berdasarkan hasil observasi tarif rumah sakit pada pasien premature
rupture of membrane di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang untuk
kelas 2 yaitu Rp. 3.458.087, dan untuk kelas 3 sebesar Rp. 3.220.144. Sedangkan
tarif INA CBG’s untuk kasus premature rupture of membrane untuk kelas 2
sebesar Rp2.309.700, dan kelas 3 sebesar Rp1.924.700. Perhitungan tarif RS
pada umumnya berdasarkan pada perhitungan biaya retrospektif, artinya biaya
ditagih setelah pelayanan dilaksanakan. Sehingga tidak mendorong tim penyedia
pelayanan kesehatan untuk melakukan efisiensi, sedangkan tarif INA CBGs
sebagaimana yang kita ketahui disusun berdasarkan metode prospektif, sehingga
di masa mendatang menurut peneliti perlu diterapkannya clinical pathway untuk
kasus premature rupture of membrane agar rumah sakit dapat melayani dengan
efektif,efisien dan optimal sehingga mengurangi kerugian pada pihak rumah sakit.
(1)
Selain itu faktor yang mendasari pembiayaan pelayanan kesehatan diantaranya
adalah penggunaan Intensive Care Unit (ICU) biaya obat, lama dirawat, dan
lokasi RS.(29)
BAB VI
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
38
DAFTAR PUSTAKA
39
40
12. Faulina AC, Khoiri A, Herawati YT. Kajian Pelaksanaan Sistem Rujukan
Berjenjang Dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional di UPT.
Pelayanan Kesehatan Universitas Jember. J Ikesma. 2016;12(2):91–102.
14. Walintukan HC, Lapian SLHVJ, Panelewen J. Analisis Perbedaan Tarif Riil
Dengan Tarif Ina-Cbg’S Pasien Bedah Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (Bpjs) Kesehatan Di Rumah Sakit Gunung Maria Tomohon.
Community Health (Bristol) [Internet]. 2018;2(4):51–65. Available from:
http://www.ejournalhealth.com/index.php/CH/article/view/612/600
15. Baikole US, Sakka A, Paridah. Analisis biaya satuan (unit cost) tindakan
sectio caesarea dengan metode activity based costing (abc) system di
rumah sakit umum dewi sartika kendari tahun 2017. J Ilm Mhs Kesehat
Masy [Internet]. 2017;2(7):1–10. Available from:
http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIMKESMAS/article/view/3429/2584
18. Bruce 2011. Analisis Rekayasa Kelahiran Melalui Operasi Caesar Dalam
Perspektif Hukum Islam. J Chem Inf Model. 2013;53(9):1689–99.
19. Wantania J, Obstetri B, Unsrat FK, Prof RSU, Manado RDK. Kehamilan
abdominal dengan janin hidup. :1–6.
20. Rachmad R. Perbedaan Tarif INA–CBG’s Dengan Tarif Riil Rumah Sakit
Pada Pasien BPJS Kasus Stroke Iskemik Rawat Inap Kelas I Di RS PON
Tahun 2018. J Manaj dan Adm Rumah … [Internet]. 2019;3(2):155–65.
Available from:
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI/article/view/532
21. Rahayuningrum IO, Tamtomo DG, Suryono A. Analisis Tarif Rumah Sakit
Dibandingkan Dengan Tarif Indonesian Case Based Groups Pada Pasien
Rawat Inap Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Di Rumah Sakit. Pros
Semin Nas Int [Internet]. 2017;1(1):214–23. Available from:
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/2300/2276
42
L
A
M
P
I
R
A
N
43
44
45
Pedoman Observasi
Tinjauan tarif INA-CBGs pada kasus premature rupture membrane di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang pada periode triwulan 1
tahun 2019.
No No RM Umur Kelas Severity Lama Koding Koding Koding Tarif RS Tarif INA-
perawatan Level dirawat Diagnosa Diagnosa Tindakan CBG’s
Utama Sekunder