Perjalanan Pendidikan Nasional
Perjalanan Pendidikan Nasional
Perjalanan Pendidikan Nasional
KESIMPULAN
Pendidikan merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam menuntun anak agar dapat
menjadi individu yang merdeka. Oleh karena itu sebelum kita dapat mendidik seorang individu
kita harus mengetahui bagaimana perjalanan pendidikan yang terjadi di Indonesia. Berikut
adalah rangkuman perjalanan pendidikan nasional di Indonesia:
REFLEKSI
Berdasarkan pidato sambutan Ki Hajar Dewantara saat pemberian gelar Doktor Honoris Causa oleh
Universitas Gajah Mada (7 November 1956)
"Pendidikan" adalah tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam
masyarakat kebangsaan. Dengan maksud agar segala unsur peradaban dan kebudayaan tadi
dapat tumbuh dengan sebaik-baiknya yang dimana saya merefleksi diri untuk menjadikan
pendidikan itu adalah sebagai tempat menanam benih. Hal ini karena kebudayaan dari
pendidikan lah muncul peradaban generasi Indonesia yang beradab dan berakhlak mulia.
Didiklah anak-anak kita dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya
dimana saya merefleksi bahwa saya harus terus belajar menyesuaikan dengan perkembangan
zaman agar saya bisa mengajar peserta didik sesuai dengan zamannya.
Tiap tahun pelajar-pelajar kita terus terancam oleh sistem penilaian dan penghargaan yang
intelektualitas. Mereka belajar tidak untuk perkembangan hidup kejiwaannya, sebaliknya
mereka belajar hanya untuk dapat nilai-nilai yang tinggi dalam rapor sekolah atau hanya untuk
mendapatkan ijazah dimana saya merefleksi diri bahwasanya ketika saya menjadi seorang guru
saya berusaha untuk menanamkan kepada peserta didik bahwa nilai bukan segalanya
melainkan proses pembelajaran itulah yang sebaik-baiknya. Proses pembelajaran disini
dimaksudkan dengan proses pembelajaran yang jujur, berkepribadian baik sehingga dari proses
pembelajaran ini lahirlah generasi-generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia yang
tentunya sesuai dengan profil pelajar pancasila.
Pernyataan Ki Hadjar Dewantara juga merupakan suatu refleksi diri bagi saya
"Pendidik itu menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
agar dapat memperbaiki tingkah-lakunya. Hidup dan tumbuhnya kodrat anak (bukan dasarnya)"
Dari sini saya merefleksi diri ketika nanti menjadi seorang guru kita harus tau apa yang
menjadi kompetensi dari dalam diri anak didik saya lalu dari sanalah saya berangkat untuk
mengembangkan potensi dirinya bukan menuntut peserta didik untuk menjadi pribadi yang
bukan sebenarnya pada dirinya akan tetapi tidak memaksakan apa yang menjadi keinginan saya
agar dilakukan oleh peserta didik namun apa yang menjadi kodratnya apa yang menjadi bakat
dan minatnya itulah sebisa mungkin akan saya arahkan untuk mengembangkan potensi
mereka, supaya peserta didik mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam mencapai
tujuannya seperti pernyataan Ki Hadjar Dewantara.