Bab I Revisi Yudha

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data WHO (2019) bahwa jumlah penderita lansia di belahan dunia pada
saat ini menyentuh angka 355 juta jiwa yang bisa diartikan bahwa 1 dari 6
penduduk di dunia mengalami penyakit Rheumatoid Arthritis. (Sampeangin &
Pramesty, 2019). Prevalensi Nyeri Rematik di Indonesia mencapai angka 23,6 %
- 31,3 % (Simanjuntak, 2018). Menurut data dari kementrian kesehatan Indonesia
dalam Riskesda tahun 2018 didapatkan penduduk usia dari > 15 tahun Provinsi
Bengkulu menempati peringkat kedua terbanyak di Indonesia dengan angka
12,11 % dan provinsi Bali menempati peringkat ketiga di Indonesia. Berdasarkan
data dinas kesehatan kota Bengkulu data lansia pada tahun 2021 sebanyak
10.3972 laki-laki dan 10.442 perempuan sedangkan data lansia dengan nyeri
sendi 5.175 orang. Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti Puskesmas
Sukamerindu merupakan salah satu puskesmas dengan pasien Rheumatoid
Arthritis tertinggi dengan penderita sebanyak 122 orang kemudian Puskesmas
Lingkar timur 90 orang dan Puskesmas Sawah Lebar sebanyak 65 Orang.

Usia lanjut dominan akan terjadinya penurunan fungsi tubuh salah satunya
di bagian muskuloskeletal contohnya adalah nyeri sendi yang dialami oleh lansia.
Nyeri sendi adalah penyakit degenerative yang menyerang bagian sendi salah
satunya adalah rheumatoid arthritis. Rematik atau disebut juga rheumatoid
arthritis merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan rasa nyeri pada lutut,
kaki, tangan, pinggul sehingga dapat mengganggu aktivitas lansia
(Andriani,2016). Rheumatoid arthritis dalam penyebarannya frekuensi lansia
yang mengidap rheumatoid arthritis di dunia berdasarkan usia yaitu di usia 64-74
tahun dan menempati peringkat kedua penyakit tidak menular di dunia setelah
hipertensi di urutan pertama. (Desmonika et al., 2022).
Rheumatoid arthritis dapat mengakibatkan perubahan otot,yang berakibat
fungsinya menjadi menurun gejala awal bagian persendian yang paling sering
mengalami nyeri yaitu sendi tangan, pergelangan tangan, sendi lutut, sendi siku,
pergelangan kaki, sendi bahu kadang-kadang terjadi pada satu sendi disebut
rheumatoid arthritis mono-artikuler. Pada stadium awal terjadi penurunan berat
badan, rasa capek, sedikit demam dan anemia. Gejala lokal yang terjadi berupa
pembengkakan, nyeri dan gangguan gerak, stadium lanjut terjadi kerusakan sendi
berupa deformitas (Gusman & Sopianto, 2019)
Walaupun penyakit rheumatoid arthritis tidak terbilang bahaya dan tidak
mengancam jiwa seseorang tetapi nyeri akibat rheumatoid arthritis ini dapat
mengganggu aktivitas lansia dalam kegiatan sehari-hari dikarenakan nyeri yang
terasa sakit apabila banyak bergerak oleh karena itu penyakit ini harus mendapat
penanangannya terutama pada lansia untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat (Andriani, 2016).
Manajemen nyeri pada rheumatoid arthritis dapat dilakukan dengan 2
metode yaitu secara farmakologis dengan berkolaborasi dengan dokter dan
tenaga kesehatan lainnya yang bertujuan untuk mengurangi intensitas nyeri dan
rasa tidak nyaman. Dengan farmakologi biasanya akan diberi obat-obatan jenis
analgesic namun pada lansia akan rentan akan terkena resiko penyakit karna
mengalami perubahan faktor farmakodinamik, farmakintetik serta perubahan
metabolisme dalam tubuh dan efek panjangnya adalah perdarahan pada saluran
cerna dan gangguan pada ginjal akibat terlalu sering mengkosumsi obat-obatan
analgesik (Mawarni & Despiyadi, 2018). Penatalaksanaan farmakologi untuk
menentukan terapi medis terhadap lansia karna dapat menyebabkan masalah bagi
lansia karna pemberian analgetik yang berlebihan dapat meningkatkan asam
lambung dan dapat menyebabkan korosif akibat pemberian analgetik yang terus
menerus (Rahmawati & Hapsari, 2017).
Terapi Non Farmakologis yang biasanya digunakan antara lain kompres
serai hangat, terapi jamu, kompres hangat jahe, terapi aromaterapi lavender.
(Maros & Juniar, 2016). Tindakan kompres hangat jahe yang sesuai dapat
menurunkan tingkat rasa nyeri sendi pada lansia yang mengalami nyeri rematik.
Kandungan enzim siklo-oksigenase pada jahe dapat mengurangi intesitas nyeri
pada penderita rheumatoid arthritis. Selain itu, efek farmakologis pada jahe juga
dapat meredakan rasa nyeri, kaku, dan spasme otot dan meningkatkan tingkat
kenyamanan.
Lansia yang diberikan Kompres hangat jahe sebaiknya diberikan dalam
waktu 15-20 menit dapat berakibat Penurunan intensitas nyeri setelah diberikan
terapi kompres hangat jahe ini disebabkan karena tanaman jahe memiliki
kandungan seperti ginggerol, shogaol, dan zingerone yang dapat memberikan
efek farmakologis seperti antioksidan, anti inflamasi, analgesik, dan
antikarsinogenik yang dapat mengurangi terjadinya peradangan pada penderita
rheumatoid arthritis, dapat melancarkan sirkulasi darah, memberikan rasa hangat
dan menimbulkan rasa rileks sehingga dapat mengurangi nyeri lansia dengan
rheumatoid arthtritis ( Brunner. & Suddarth. 2016). Selain itu kandungan pada
jahe memiliki efek panas hangat dan pedas,serta kandungan analgesik yang dapat
mengurangi rasa nyeri sehingga diharapkan dapat terjadinya vasodilatasi pada
pembuluh darah (Wijaya & Ferasinta, 2020).
penelitian yang dilakukan oleh Rentiwati (2018) lansia yang mengalami
nyeri sendi rheumatoid arthritis yang telah diberikan kompres hangat jahe
mengalami penurunan skala tingkat nyeri setelah diberikan tindakan (Purba et
al., 2018). Berdasarkan penelitian oleh Handiko (2014) terdapat pengaruh yang
signifikan terapi kompres hangat jahe pada lansia dengan hasil intensitas nyeri
yang menurun (Arman et al., 2019). Hal serupa juga dilakukan oleh penelitian
oleh wijaya (2020) yang dilakukan di panti treshna werdha bengkulu terdapat
pengaruh kompres jahe terhadap penurunan intensitas nyeri Rheumatoid
Arthritis. (Wijaya & Ferasinta, 2020).
Terapi pemberian kompres jahe merupakan salah satu dari Terapi Non
Farmakologi yang ada selain itu juga terrdapat terapi relaksasi nafas dalam yang
dapat menurunkan nyeri. Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu
asuhan keperawatan dengan cara mengajarkan bagaimana cara nafas dalam,
nafas lambat (menahan ispirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan nafas secara perlahan. Relaksasi nafas dalam bertujuan untuk
membuat tubuh seseorang menjadi lebih rileks menciptakan kenyamanan diri
dengan demikian detak jantung dan tekanan darah menjadi lebih stabil sehingga
dapat mengurangi rasa nyeri akut maupun kronis (Yuniarti, 2018).
Peneliti melakukan survey awal di Dinkes kota Bengkulu tahun 2021 dan
didapatkan Puskesmas Sukamerindu merupakan salah satu puskeksmas dengan
pasien Rheumatoid Arthritis Tertinggi dengan penderita sebanyak 122 orang.
Pada survey awal yang dilakukan di puskesmas Sukamerindu didapatkan data
bahwa setiap hari jumat mengadakan kegiatan posyandu dan senam lansia untuk
lansia dengan penderita Rheumatoid Arthritis namun tidak ada penanganan
khusus yang diberikan terhadap nyeri yang dirasakan pasien lansia.. Berdasarkan
wawancara langsung lansia kurang mengetahui tentang cara mengatasi nyeri
sendi yang dialami dan biasanya ketika nyeri dirasakan lansia hanya melakukan
dengancara istirahat dan minyak angin saja.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pengaruh pemberian kompres jahe dan terapi Relaksasi nafas dalam
terhadap perubahan intensitas nyeri dengan Rheumatoid arthritis pada lansia.
B. Rumusan Masalah

Tingginya Prevalensi lansia dengan Rheumatoid arthritsi menyebabkan


gangguan aktivitas sehari hari dikarenakan nyeri yang kerap timbul dan
menggangu saat bergerak berdasarkan data dari WHO 2019 Jumlah lansia yang
mengalami Nyeri Rheumatoid menyentuh angka 355 juta jiwa Maka rumusan
masalah pada penelitian ini yaitu: Apakah ada pengaruh kompres hangat jahe dan
terapi Slow Deep Breathing terhadap intensitas nyeri lansia dengan Rheumatoid
arthritis?

C. Tujuan Penelitian:
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan agar peneliti mampu mengetahui pengaruh pemberian
kompres hangat jahe dan terapi slow deep breathing terhadap perubahan
intensitas nyeri rheumatoid arthritis lansia di wilayah kerja puskesmas
sukamerindu kota Bengkulu
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui karakteristik responden meliputi jenis kelamin, latar belakang
pendidikan, latar belakang pekerjaan, berat badan dan riwayat merokok
pada lansia yang mengalami nyeri sendi rheumatoid arthritis di wilayah
kerja puskesmas sukamerindu kota Bengkulu tahun 2023.
b) Mengetahui angka kejadian lansia dengan rheumatoid arthritis dan
tingkat nyeri yang dirasakan di wilayah kerja puskesmas sukamerindu
kota Bengkulu tahun 2023.
c) Mengetahui perubahan skala nyeri pada lansia dengan Rheumatoid
Arthritis saat pre dan post terapi kompres hangat jahe dan terapi slow
deep breathing di wilayah kerja puskesmas sukamerindu kota Bengkulu
tahun 2023.
d) Mengetahui pengaruh dari terapi kompres hangat jahe dan terapi slow
deep breathing di wilayah kerja puskesmas sukamerindu kota Bengkulu
tahun 2023.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pasien
Hasil dari penelitian ini dapat mengetahui manfaat dari Pemberian
Kompres hangat jahe dan terapi Relaksasi nafas dalam terhadap perubahan
intensitas nyeri lansia dengan Rheumatoid arthritis di Puskesmas
Sukamerindu Kota Bengkulu pada tahun 2023.
2. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan ilmu mengenai penyakit degenerative pada lansia
terkhusus penyakit rheumatoid arthritis dalam menurunkan tingkat nyerinya
Dan juga dapat belajar lebih banyak hal dalam bidang keperawatan gerontik
serta mengaplikasikan ilmu keperawatan yang telah dipelajari.
3. Bagi Institusi Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu
Hasil penelitian ini dapat memberi masukan dan membantu dalam
menangani pasien lansia di area Puskesmas terutama pada lansia yang
mengalami nyeri sendi dan kurang aktivitas rutin.
4. Bagi Peneliti
Selanjutnya Penelitian ini dapat menjadi referensi dan data awal bagi
peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh
pemberian kompres hangat jahe dan terapi Nafas dalam terhadap perubahan
intensitas nyeri lansia dengan Rheumatoid arthritis.
DAFTAR PUSTAKA
Alifia, M. (2021).Efektivitas Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap Penurunan
Tingkat Nyeri Pada Lansia Dengan Rheumatoid Arthritis).
Andriani, M. (2016). Pengaruh Kompres Serei Hangat Terhadap Penurunan Intensitas
Nyeri Artritis Rheumatoid Pada Lanjut Usia. Jurnal Iptek Terapan
Arman, E., Yanti, E., Mimitri, M., & Nofia, V. R. (2019). Pengaruh kompres hangat
jahe merah (Zingiber Officinale Rosc) terhadap rasa nyeri pada pasien
Rheumathoid Arthritis. Jurnal Kesehatan Medika Saintika
Badan Pusat Statistik. (2021). Statistik Penduduk Usia Lanjut. 1-289, 68–70.
Brunner. & Suddarth. (2010). (2016). 2010, 2010–2011.
Gusman, V., & Sopianto. (2019). Efektivitas Kompres Jahe Merah Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Pada Lansia Yang Menderita Rheumatoid Arthritis Di
Puskesmas Pembantu Bakau Aceh Wilayah Kerja Puskesmas Batang Tumu.
Jurnal Ners, 3(Vol 3, No 1 (2019): APRIL 2019), 82–111.
Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian
Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699.
Maros, H., & Juniar, S. (2016) 36, 1–23.
Mawarni, T., & Despiyadi. (2018). Pengaruh Pemberian Stimulus Kutaneus Slow
Stroke Back Massage ( SSBM ) Terhadap Penurunan Intesitas Nyeri Rematik
pada Lansia Di Panti Sosial Tahun 2018. Caring Nursing Journal, 2(2), 60–66.
Pangaribuan, R., & Olivia, N. (2020). Senam Lansia Pada Reumatoid Arthritis
Dengan Nyeri Lutut Di Upt Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai. Indonesian
Trust Health Journal, 3(1), 272–277.
Purba, R., Marlina, S., & Arianto, A. (2018). Penatalaksanaan Kompres Hangat Jahe
pada Penderita Artritis Reumatoid di Puskesmas Talun Kenas. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Putri Hijau, 1(1), 19–24.
Rahmawati, I., & Hapsari, H. I. (2017). Pengaruh Pemberian Terapi Nafas Dalam
Untuk Menurunkan Skala Nyeri Saat Dilakukan Range of Motion (Rom) Pada
Pasien Asam Urat Di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta. Jurnal
Kesehatan Kusuma Husada, 135–138.
Wijaya, A. K., & Ferasinta. (2020). Gambaran Skala Nyeri Rheumatoid Artritis Pada
Lansia Yang Menjalani Terapi Kompres Jahe Merah Hangat Di Panti Tresna
Werdha Pagar Dewa Bengkulu Description of Rheumatoid Arthritis Pain in
the Elderly Underwent Warm Red Ginger Compress Therapy At the Socia.
Prosiding Senantias, 1(1), 179–188.
WHO. Ageing and health. Geneva 2018; 2018. (Cited 2020 3.12);
Yuniarti, Y. (2018). Kementerian kesehatan republik indonesia politeknik kesehatan
kendari jurusan keperawatan tahun 2018. 5, 22–70.
Handayani, Ifah. 2020. Pengaruh Kompres Parutan Jahe Merah Terhadap Nyeri Sendi
Pada Lansia Penderita Rheumatoid Arthritis Kecamatan Sendana, Healthy
Papua, 2 (3)

Anda mungkin juga menyukai