Makalah Tren Dan Isu Keperawatan Gerontik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TREN DAN ISU KEPERAWATAN GERONTIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik


Dosen Pengampu: Andi Nurhikma Mahdi, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh :

EVI TAMALA ( 4201019009 )

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMUKESEHATAN (STIKES) IST BUTON
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas asuhan keperawatan tentang
“Makalah Tren Dan Isu Keperawatan Gerontik”.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada coordinator Andi Nurhikma
Mahdi,S.Kep,.Ns,.M.Kep yang telah banyak membantu dalam menyusun serta memberi motivasi
yang luar biasa agar dapat menyelesaikan tugas asuhan keperawatan ini dangan baik.
Kami sangat berharap tugas asuhan keperawatan ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang kami buat demi masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga tugas asuhan keperawatan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya tugas asuhan keperawatan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya

Baubau, 24 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan
menurut badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ada tiga aspek yang perlu
dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek social. Secara biologis
penduduk lansia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus yang
ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik sehingga rentannya terhadap penyakit yang
dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan karena perubahan berbagai macam dalam
struktur, fungsi, sel dan jaringan serta sistem organ. Secara ekonomi penduduk lansia lebih
dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa
tidak lagi memberikan banyak manfaat bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa
kehidupan masa tua sering sekali dipersepsikan secara negative sebagai beban keluarga dan
masyarakat. Dari aspek social, penduduk lansia merupakan satu kelompok social sendiri.
Seiring berjalannya waktu, proses penuaan memang tidak bisa dihindarkan. Keinginan
semua orang adalah bagaimana agar tetap tegar dalam menjalani hari tua yang berkualitas dan
penuh makna. Hal ini dapat dipertimbangkan mengingat usia harapan hidup penduduk yang
semakin meningkat. Menjadi tua adalah suatu proses naturnal dan kadang-kadang tidak
tampak mencolok. Penuaan akan terjadi pada semua sistem tubuh manusia dan tidak semua
sistem akan mengalami kemunduran pada waktu yang sama. Meskipun proses menjadi tua
merupakan
gambaran yang universal, tidak seorangpun mengetahui dengan pasti penyebab penuaan
atau mengapa manusia menjadi tua pada saat usia yang berbeda-beda.
Penuaan terjadi tidak secara tiba-tiba, tetapi berkembang dari masa bayi, anak-anak,
dewasa, dan akhirnya menjadi tua. Seseorang dengan usia kronologis 70 tahun mungkin dapat
memiliki usia fisiologis seperti orang usia 50 tahun. Atau sebaliknya, seseorang dengan usia
50 tahun mungkin memiliki banyak penyakit kronis sehingga usia fisiologisnya 90 tahun.
Menua bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan dengan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit
yang sering menghinggapi kaum lanjut usia dengan penurunan kualitas hidup sehingga status
lansia dalam kondisi sehat atau sakit.
Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya pelayanan
kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada berbagai tingkatan, yaitu
tingkat individu lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW),
Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar (primer), tingkat pertama (sekunder), tingkat
lanjutan, (tersier) untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada lansia.
Adapun program kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia yang diperuntukkan
khusunya bagi lansia adalah JPKM yang merupakan salah satu program pokok perawatan
kesehatan masyarakat yang ada di puskesmas sasarannya adalah yang didalamnya ada
keluarga lansia. Perkembangan jumlah keluarga yang terus menerus meningkat dan
banyaknya keluarga yang berisiko tentunya menurut perawat memberikan pelayanan pada
keluarga secara
professional. Tuntutan ini tentunya membangun “ Indonesia Sehat 2010 “ yang salah satu
strateginya adalah Jaminan Pemeliharan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Dengan strategi ini
diharapkan lansia mendapatkan yang baik dan perhatian yang selayaknya.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan pembuatan makalah ini salah satunya untuk memenuhi tugas “Keperawatan
Gerontik” disamping itu juga bertujuan untuk memberikan informasi, gambaran, keterangan
serta penjelasan-penjelasan mengenai “ Issu dan Kecenderungan Keperawatan Gerontologi”.

1.3 Rumusan Masalah


1.3.1 Fenomena lansia
1.3.2 Fenomena demografi
1.3.3 Permasalahan pada lansia
1.3.4 Pendekatan Keperawatan Gerontik
1.3.5 Masalah kesehatan gerontik
1.3.6 Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia
1.3.7 Hukum dan Perundang-undangan yang Terkait dengan Lansia
1.3.8 Peran Perawat
1.3.9 Program Pemerintah dalam Meningkatkan Kesehatan Lansia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fenomena Lansia


2.1.1 Pengertian
Menurut pasal UU No.13 tahun1998 pasal 1 ayat (2), (3), (4) tentang kesehatan
dikatakan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih
dari 60 tahun.
Menurut Wirakartakusumah lansia adalah seorang pria atau wanita yang
berusia enam puluh tahun keatas baik secara masih berkemampuan atau pun karena
sesuatu hal tidak lagi mampu berperan aktif dalam pembangunan.
2.1.2 Toeri-teori Proses Menua
1. Teori Biologi
a. Teori seluler
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan
kebanyakan sel- sel tubuh di program untuk membelah 50 kali. Jika sebuah
sel pada lansia dilepas dari tubuh da dibiakkan dilaboratorium, lalu
diobservasi, jumlah sel-sel yang akan membelah,jumlah sel yang akan
membelah akan terlihat sedikit.
b. Teori Genetik
Menurut teori ini manula telah di program secara genetic untuk
species-
species tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuclei (inti selnya)
suatu jam genetic yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu.
c. Sintesis Protein
Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada
lansia. Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya
perubahan kimia pada komponen protein dalam jaringan tersebut.
d. Sistem Imun
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan.
2. Teori Psikologis
a. Aktivitas atau Kegiatan
Seorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara
keaktifannya setelah menua. Sense of integrity yang di bangun di masa
mudanya tetap terpelihara di masa tua.
b. Kepribadian berlanjut
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada usia lanjut.
Identity pada lansia yang sudah mantap memudahkan dalam memelihara
hubungan dengan masyarakat, melibatkan diri dengan masalah di
masyarakat, keluarga dan hubungan interpersonal.
c. Teori Pembebasan
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran
individu dengan individu lainnya.

2.2 Fenomena Demografi


Fenomena yang mennjadi bidang garap keperawatan gerontik adalah tindakan
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia sebagai akibat proses penuaan. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan yang terlihat
dari angka harapan hidup (AHH) yaitu : AHH di Indonesia tahun 1971 : 46,6 tahun, AHH di
Indonesia tahun 2000 : 67,5 tahun
Sebagaimana dilaporkan oleh Expert Committae on Health of the Erderly: Di Indonesia
akan diperkirakan beranjak dari peringkat ke sepuluh pada tahun 1980 ke peringkat enam pada
tahun 2020, di atas Brazil yang menduduki peringkat ke sebelas tahun 1980.
Pada tahun 1990 jumlah penduduk yang berusia 60 tahun kurang lebih 10 juta jiwa/ 5.5%
dari total populasi penduduk.Pada tahun 2020 diperkirakan meningkat 3x,menjadi kurang lebih
29 juta jiwa/11,4% dari total populasi penduduk (lembaga Demografi FE-UI-1993).
Dari hasil tersebut diatas terdapat hasil yang mengejutkan yaitu:
1. 62,3% lansia di Indonesia masih berpenghasilan dari pekerjaannya sendiri.
2. 59,4% dari lansia masih berperan sebagai kepela keluarga.
3. 53% lansia masih menanggung beban kehidupan keluarga.
4. Hanya 27,5% lansia mendapat penghasilan dari anak atau menantu.

2.3 Permasalahan Pada lansia


2.3.1 Permasalahan Umum
a. Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.
b. Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia
lanjut kurang diperhatikan,dihargai dan dihormati.
c. Lahirnya kelompok masyarakat industry.
d. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan lanjut
usia.
e. Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan
lansia.
2.3.2 Permasalahan Khusus
a. Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik
fisik,mental maupun sosial.
b. Rendahnya produktifitas kerja lansia.
c. Banyaknya lansia yang miskin,terlantar dan cacat
d. Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat
individualistik.
e. Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu
kesehatan fisik lansia.

2.4 Pendekatan Perawatan Gerontik (Lanjut Usia)


2.4.1 Pendekatan Fisik
Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu :
a. Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa bantuan
orang lain.
b. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang mengalami
kelumpuhan atau sakit.
2.4.2 Pendekatan Psikis
Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan pendekatan
edukatif pada klien lanjut usia, perawat berperan sebagai supporter, interpreter
terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai
sahabat yang akrab.
2.4.3 Pendekatan Spiritual
Perawata harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam
hubungannya dengan tuhan atau agama yang dianutnya, terutama jika klien dalam
keadaan sakit atau mendekati kematian.

2.5 Masalah Kesehatan Gerontik


1. Masalah kehidupan seksual
Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks pada lansia telah hilang adalah
mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada kenyataannya hubungan seksual
pada suami isri yang sudah menikah dapat berlanjut sampai bertahun- tahun. Bahkan
aktivitas ini dapat dilakukan pada saat klien sakit aau mengalami ketidakmampuan
dengan cara berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan pasangan masing-masing.
Hal ini dapat menjadi tanda bahwa maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan
sepenuhnya normal. Ketertarikan terhadap hubungan intim dapat terulang antara
pasangan dalam membentuk ikatan fisik dan emosional secara mendalam selama
masih mampu melaksanakan.
2. Perubahan Prilaku
Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku diantaranya: daya
ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecendrungan penurunan merawat
diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering
menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhinya menjadi sumber banyak
masalah.
3. Pembatasan fisik
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama
dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan –
peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya ganggun di dalam hal
mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantunan yang
memerlukan bantuan orang lain.
4. Palliative care
Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat tersebut
ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia. Fenomena poli
fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan efek samping
obat. Sebagai contoh klien dengan gagal jantung dan edema mungkin diobatai
dengan dioksin dan diuretika. Diuretik berfungsi untu mengurangi volume darah dan
salah satu efek sampingnya yaitu keracunan digosin. Klien yang sama mungkin
mengalami depresi sehingga diobati dengan antidepresan. Dan efek samping inilah
yang menyebaban ketidaknyaman lansia.

2.6 Upaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia


Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azas, pendekatan, dan jenis pelayanan
kesehatan yang diterima.
1. Azas
Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have Been Added to life,
dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi (participation), perawatan (care),
pemenuhan diri (self fulfillment), dan kehormatan (dignity). Azas yang dianut oleh
Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the Years, Add Health to Life, and Add
Years to Life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan
kesehatan, dan memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai
berikut :
a. Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social development)
b. Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging persons)
c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
d. Lansia turut memilih kebijakan (choice)
e. Memberikan perawatan di rumah (home care)
f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the aging).
h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility)
i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya (productivity)
j. Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help care and family
care)
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan, yaitu
Promotif, prevention, diagnosa dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta
pemulihan.

2.7 Hukum dan Perundang-undangan yang Terkait dengan Lansia


1. UU No. 4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan bagi Orang Jomp.
2. UU No.14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
3. UU No.6 tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial
4. UU No.3 tahun 1982 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
5. UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
6. UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
7. UU No.4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman
8. UU No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga Sejahtera
9. UU No.11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun
10. UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
11. PP No.21 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera
12. PP No.27 tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan Kependudukan
13. UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia (tambahan lembaran
negara Nomor 3796) sebagai pengganti UU No.4 tahun 1965 tentang Pemberian
Bantuan bagi Orang Jompo.
UU No. 13 tahun 1998 ini berisikan antara lain :
a. Hak, kewajiban, tugas, serta tanggung jawab pemerintah, masyarakat, dan
kelembagaan.
b. Upaya pemberdayaan
c. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia potensial dan tidak potensial
d. Pelayanan terhadap lansia
e. Perlindungan social
f. Bantuan social
g. Koordinasi
h. Ketentuan pidana dan sanksi administrasi
i. Ketentuan peralihan
Beberapa undang-undang yang perlu disusun adalah :
1. UU tentang Pelayanan Lansia Berkelanjutan (Continum of Care)
2. UU tentang Tunjangan Perawatan Lansia
3. UU tentang Penghuni Panti (Charter of Resident’s Right)
4. UU tentang Pelayanan Lansia di Masyarakat (Community Option Program)
2.8 Peran Perawat
2.8.1 Pengertian
Peran adalah seperangkat tingkh laku yang diharapkan orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam suatau sistem. Peran di pengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil (Kozier Barbara,
1995:21).
2.8.2 Elemen Peran
Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen perawat professional
anatara lain:
1. Care Giver
Pada peran ini perawat diharapkan mampu untuk memberikan pelayanan
keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai
dengan diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat
sederhana sampai pada masalah yang komplek. Memperhatikan individu
dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus memperhatikan klien
berdasarakan kebutuhan signifikan dari Klien.
2. Client Advocate
a. Client advocate ini merupakan tugas perawat yaitu bertanggung jawab
membentu klien dan keluarga dalam memberikan informasi lain
yang di perlukan untuk
b. mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan keperawatan yang
di berikan.
3. Counselor
Konseling dapat dilakukan oleh perawat kepada keluarga dalam
membantu mengatasi masalah dan beradaptasi terhadap konsekuensi dari
proses menua yang dialami oleh lansia serta meningkatkan hubungan
interpersonal diantara anggota keluarga. maupun swasta dalam memberikan
pelayanan yang komprehensif pada keluarga dengan usia lanjut tersebut.
4. Researcher
Perawat akan mengidentifikasi masalah penelitian yang terkait dengan
asuhan keperawatan keluarga dengan usia lanjut. Perawat
merancang dan menyelenggarakan penelitian sesuai dengan masalah yang
telah diidentifikasi. Hasil penelitian tersebut diidesiminasikan dan
diaplikasikan dalam praktek keperawatan keluarga dengan usia lanjut.
2.9 Program Pemerintah dalam Meningkatkan Kesehatan Lansia
Contoh upaya pemerintah di negara maju dalam meningkatkan kesehatan masyarakatnya,
diantaranya adanya medicare dan medicaid. Medicare adalah program asuransi social federal
yang dirancang untu menyediakan perawatan kesehatan bagi lansia yang memberikan jaminan
keamanan social. Medicare dibagi 2 : bagian A asuransi rumah sakit dan B asuransi medis.
Semua pasien berhak atas bagian A, yang memberikan santunan terbatas untuk perawatan
rumah sakit dan perawatan di rumah pasca rumah sakit dan kunjungan asuhan kesehatan yang
tidak terbatas di rumah. Bagian B merupakan program sukarela dengan penambhan sedikit
premi perbulan, bagian B menyantuni secara terbatas layanan rawat jalan medis dan kunjungan
dokter. Layanan mayor yang tidak di santuni oleh ke dua bagian tersebut termasuk asuhan
keperwatan tidak terampil, asuhan keperawatan rumah yang berkelanjutan obat-obat yang
diresepkan, kaca mata dan perawatan gigi. Medical membayar sekitar biyaya kesehatan lansia
(U.S Senate Committee on Aging, 1991).
Medicaid adalah program kesehatan yang dibiayai oleh dana Negara dan bantuan
pemerintah bersangkutan. Program ini beredar antara satu Negara dengan lainya dan hanya
diperuntukan bagi orang tidak mampu. Medicaid merupakan sumber utama dana masyarakat
yang memberikan asuhan keperawatan di rumah bagi lansia yang tidak mampu. Program ini
menjamin semua layanan medis dasar dan layanan medis lain seperti obta-obatan, kaca mata
dan perawatan gigi Adapun program kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia yang
diperuntukkan khusunya bagi lansia adalah JPKM yang merupakan salah satu program pokok
perawatan kesehatan masyarakat yang ada di puskesmas sasarannya adalah yang didalamnya
ada keluarga lansia. Perkembangan jumlah keluarga yang terus menerus meningkat dan
banyaknya keluarga yang berisiko tentunya menurut perawat memberikan pelayanan pada
keluarga secara professional. Tuntutan ini tentunya membangun “ Indonesia Sehat 2010 “ yang
salah satu strateginya adalah Jaminan Pemeliharan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Dengan
strategi ini diharapkan lansia mendapatkan yang baik dan perhatian yang layak
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi fisik dan/atau mentalnya tidak
memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka lansia perlu mendapat
perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat. Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh
instansi pemerintah diantaranya pelayanan kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lainnya
telah dikerjakan pada berbagai tingkatan, yaitu tingkat individu lansia, kelompok lansia,
keluarga, Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW), Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar
(primer), tingkat pertama (sekunder), tingkat lanjutan, (tersier) untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi pada lansia.

3.2 Saran
1. Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca, terutama mahasiswa
keperawatan.
2. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan
khususnya dalam mata kuliah keperawatan gerontologi.

Anda mungkin juga menyukai