Laporan Metodologi AGRIBISNIS 05
Laporan Metodologi AGRIBISNIS 05
Laporan Metodologi AGRIBISNIS 05
OLEH:
0LEH:
iii.
HALAMAN PENGESAHAN
Kelas : AGB2
Mengetahui
Menyetujui
An. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Tadulako
Wakil Dekan Bidang Akademik
iv.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat yang dilimpahkan-Nya, saya dapat menyusun dan
menyelesaikan Laporan yang berjudul “Analisis Usahatani Bawang Merah
Varitas Lembah Palu Di Desa Maku “
laporan ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Metodologi Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.
Dan juga saya berterima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Made Antara,
MP dan juga Ibu Dr. rer. Pol.Dewi Nur Asih, SP., M.Si selaku dosen
pengampuh di mata kuliah metodologi penelitian agribisnis yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penyusun dapat menyelesaikan praktikum
dengan baik
Akhir kata saya mengharapkan semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi
saya sebagai penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
v.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
vi.
4.4 Aspek Produksi dan Teknologi ................................................................. 15
5.4 Jalur Pemasaran......................................................................................... 16
6.4 Dampak lingkungan ................................................................................. 17
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN ........................................................................................................ 23
vii.
DAFTAR TABEL
Halaman
viii.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix.
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Total Biaya Variabel ............................................................................ 25
2. Total Pendapatan Hasil Produksi ......................................................... 26
3. Total Pendapatan Finansial .................................................................. 27
4. Dokumentasi Praktikum ....................................................................... 28
x.
i.
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya, bawang merah terbagi atas beberapa jenis yang dapat
dibedakan berdasarkan karakteristik atau kekhasan yang dimilikinya. Di Indonesia
sendiri terdapat beberapa jenis bawang merah yang memiliki kekhasan, salah
satunya yang terdapat di Palu, Sulawesi Tengah. “Bawang Merah Palu”,
Penggunaan nama ini diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Tengah pada perayaan
Hari Krida Pertanian tahun 2000 di Palu.
1.
merah lainnya adalah umbinya mempunyai tekstur yang padat sehingga
menghasilkan bawang goreng yang renyah dan gurih serta aroma yang tidak
berubah walaupun disimpan lama dalam wadah yang tertutup.
Menurut beberapa sumber, bawang jenis ini tidak bisa tumbuh di daerah-
daerah lain di Indonesia. Bahkan, dari seluruh wilayah yang ada di Sulawesi
Tengah, hanya tanah di daerah Palu yang cocok untuk bawang jenis ini. Kontur
tanah di daerah Palu yang berpasir membuat bawang batu ini dapat tumbuh
dengan subur dan berproduksi dengan baik. Menurut Limbongan et al., (2001),
Bawang merah banyak diusahakan oleh petani di Lembah Palu, mengingat
Lembah Palu merupakan suatu kawasan dataran rendah yang beriklim kering dan
curah hujan kurang dari 500 mm/th sehingga kondisi tersebut sangat cocok bagi
pertumbuhan tanaman bawang merah.
Bawang merah juga memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak digunakan
sebagai bahan utama bumbu dasar masakan Indonesia (Utami, 2010). Selain itu,
dimanfaatkan pula sebagai obat-obatan, bahkan bawang merah menjadi komoditas
usahatani hortikultural bawang merah seperti yang diusahakan masyarakat di
Desa Maku, Kecamatan Dolo,Kabupaten Sigi,Provinsi Sulawesi Tengah, yang
2.
sering dikenal dengan bawang goreng . Hal tersebut menyebabkan permintaan
akan bawang merah meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.
3.1. Tujuan
3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman bawang merah termasuk salah satu di antara tiga anggota Allium
yang paling relativ dan mempunyai nilai ekonomi tinggi di samping bawang putih
dan bawang bombay (Wibowo, 2006). Bawang merah merupakan salah satu
komoditi hortikultura yang termasuk ke dalam sayuran rempah yang digunakan
sebagai pelengkap bumbu masakan guna menambah citarasa dan kenikmatan
masakan. Di samping itu, tanaman ini juga berkhasiat sebagai obat tradisional,
4.
misalnya obat demam, masuk angin, diabetes mellitus, disentri dan gigitan
serangga (Budi dan Bambang, 2005).
5.
bahwa UD. Sri Rezeki merupakan industri pengelolaan bawang goreng kecil yang
menuju ke sedang dengan memiliki 26 orang tenaga kerja. Bahan baku utama
yang digunakan berasal dari bawang merah asli dari Lembah Palu. Jangkauan
pemasaran produk dari UD. Sri Rezeki cukup luas, yaitu di Kota Palu, kemudian
bawang gorengnya sudah merambah beberapa supermarket besar seperti Hero
Cafffour, Giant Jakarta, dan Alfa Makassar. Penerimaan perbulannya
Rp.517.500.000. Struktur biaya terdiri dari biaya tetap RP. 2.858.127,7 dan biaya
tidak tetap sebesar Rp. 154.815.000 yang menjadi biaya produksi
Rp.157.673.173,7. Efesiensi produksi usaha ini termasuk kriteria usaha yang
menguntungkan karena nilai rasio yang dihasilkan dari analisis efisiensi adalah
nilai 3,3 dengan demikian R/C >1. Analisis Break Event Point mencapai titik
impas adalah pada produksi sebesar 2.436 kg dan dapat dikatakan mencapai titik
impas usahanya pada nilai Rp. 234.280 per kg.
6.
BAB III
Populasi dalam penelitian ini adalah petani Bawang goreng di Desa Maku
Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah.Penentuan lokasi yaitu dengan
cara sengaja (purposive sampling), sedangkan penentuan sampel dilakukan secara
acak (simple random sampling). Jumlah yang dipilih sebanyak 3 populai orang
yang ada di lokasi penelitian, sehingga terdapat 3 orang petaniBawang Merah
sebagai sampel. Menurut pendapat Arikunto (2017:173), mengatakan bahwa
apabila subjek nya kurang dari 100 (Petani),maka seluruh populasi (Petani)
menjadi sampel penelitian
7.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui dua jenis yakni data primer
dan data sekunder.
1. Data primer, yaitu data yang sumbernya diperoleh secara langsung dengan
menyebarkan kuisioner kepada para petani serta melalui teknik wawancara
terhadap infomarsi kunci sebagai data yang telah diambil.
2. Data sekunder di peroleh dari study literatur, hasil dari studi kepustakaan ini
dapat berupa bahan - bahan tambahan yang berasal dari buku, majalah
ilmiah,jurnal internet, arsip dokumen pribadi dan dokumen resmi lainnya yang
ada hubungannya dengan penulisan ini.
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini, yaitu untuk membantu pengumpulan data dari
daerah penelitian dengan cara menggali data yang sudah dokumentasi,berupa
surat-surat peraturan dari lembaga atau instansi terkait
8.
5.3 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini analisis data kualitatif
yaitu menguraikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh di lapangan dari
para informan. Tujuan analisis data kualitatif yaitu; (1) menganalisa proses
berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang
tuntas terhadap proses tersebut; dan (2) menganalisasi makna yang ada dibalik
informasi, data dan proses suatu fenomena sosial (Bungin,2007). Penganalisisan
ini didasarkan pada kemampuan dalam menghubungkan fakta, data dan informasi,
kemudian data yang diperoleh akan dianalisis sehingga diharapkan muncul
gambaran yang dapat mengungkapkan permasalahan penelitian.
9.
BAB IV
Desa Maku terletak di pusat pemerintahan Kecamatan Dolo, Jarak dari Ibu kota
Kabupaten sekitar ± 7.0 Km, serta jarak dari Ibu Kota Provinsi 20 Km. Jumlah
Kepala Keluarga $45, Jumlah penduduk sebanyak 1.768 jiwa dengan perincian
penduduk laki-laki 890 jiwa dan penduduk perempuan 878 jiwa. Penduduk Desa
Maku umumnya bermata pencaharian sebagai petani. Komoditi unggulan yaitu
Hortikultura, Palawija dan perkebunan
10.
2.4 Identitas Responden
A. Umur
C. Pengalaman Berusahatani
11.
D. Jumlah Tanggungan Keluarga
Luas lahan kebun yang dimiliki dapat memberikan gambaran bahwa makin
luas lahan kebun yang dimiliki, maka semakin tinggi peluang responden dalam
memanfaatkan lahan yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa pemilikan lahan
responden memberi peluang bagi petani dalam usahatani Bawang Merah Varietas
Lembah Palu di Kelurahan Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi.
12.
3.4 Analisis Pendapatan finansial Usahatani
Tabel 2. Analisis Usahatani Bawang Merah Varietas Lembah Palu Permusim dan
Perhektar (Ha) Pak Sukidi Responden 1 di Kelurahan Maku Kecamatan Dolo
Kabupaten Sigi, 2022.
Harga
No Urain Fisik Nilai
(Rp/fisik)
I Produksi 3.000 kg Rp.32.000 96.000.000
II Biaya Variabel
A. Benih 900 kg Rp.20.000 18.000.000
B. Pupuk
Pupuk NPK 500 kg/Ha Rp.115.000 1.150.000
(Petro Kimia)
C. Pestisida
Marsal 5 Liter Rp.170.000 850.000
Decis 3 Liter Rp. 250.000 750.000
D. Tenaga Kerja 7 orang Rp. 100.000 700.000
E. Pasca Panen 25 orang Rp. 100.000 2.500.000
Total Biaya Variabel 23.950.000
III Biaya Tetap
5.000.000
Pajak Tanah
IV Total Biaya 28.950.000
V Keuntungan 67.050.000
Tabel 2 menjelaskan bahwa pendapatan rata-rata pak Sukidi(petani)
responden dalam usahatani Bawang Merah Varietas Lembah Palu sebesar Rp
67.050.000/musim tanam dalam 1 (satu) Ha, dengan total produksi yang
dikeluarkan meliputi biaya variabel dan biaya tetap sebesar Rp.
28.950.000/musim tanam dalam 1 (satu) Ha
13.
Tabel 3. Analisis Usahatani Bawang Merah Varietas Lembah Palu Permusim dan
Perhektar (Ha) Pak Wahyu Responden 2 di Kelurahan Maku Kecamatan Dolo
Kabupaten Sigi, 2022.
Harga
No Urain Fisik Nilai
(Rp/fisik)
I Produksi 800 kg Rp.32.000 25.600.000
II Biaya Variabel
A. Benih 200 kg Rp.20.000 4.000.000
B. Pupuk
Pupuk Organik 250 kg Rp.50.000
Urea 25 kg Rp.125.000 560.000
Poska 50 kg Rp. 135.000
Mutiara 25 kg Rp.250.000
C. Pestisida
Obat ulat 100 ml Rp.210.000
14.
Tabel 4. Analisis Usahatani Bawang Merah Varietas Lembah Palu Permusim dan
Perhektar (Ha) Pak Sukarti Responden 3 di Kelurahan Maku Kecamatan Dolo
Kabupaten Sigi, 2022.
Harga
No Urain Fisik Nilai
(Rp/fisik)
I Produksi 4.100 kg Rp.32.000 143.500.000
II Biaya Variabel
A. Benih 900 kg Rp.20.000 18.000.000
B. Pupuk
Phosgro 8 Zak Rp.1.800.000
Urea 1 Zak Rp.150.000 3.700.000
Phonska 3 Zak Rp. 750.000
C. Pestisida
Obat ulat 25 ltr Rp.335.000 450.000
15.
Pengolahan Bawang merah varietas Lembah Palu (Allium Wakegi Arraki)
masih menjadi bagian penting dalam meningkatkan ekonomi di desa Maku
,harapan ini dari banyaknya peminat Bawang merah varietas Lembah Palu
(Allium Wakegi Arraki) yang cukup baik sehingga akan memberikan manfaat
tersendiri buat pelaksana usahatani di desa tersebut. Untuk menghasilkan bawang
merah goreng yang berkualitas salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah
higienitas dalam dalam Memproduksi Bawang Goreng
16.
budidaya Bawang merah varietas Lembah Palu (Allium Wakegi Arraki)
berdampak pada peningkatan produktivitas dan pendapatan usahatani serta
Pemasaran Produk Usahatani yang luas berdampak pada meningkatnya jumlah
permintaan akan suatu barang dan peningkatan Produktivitas Bawang merah
varietas Lembah Palu (Allium Wakegi Arraki)
A. Saluran I
PETANI PABRIK
17.
B. Saluran II
18.
Mikrobioma tanah memiliki peran penting dalam pemeliharaan nutrisi
tanah. Mikrobioma tanah berasosiasi dengan ekosistem tumbuhan melalui
interaksi tumbuhan dan mikroorganisme. Di tanah, mikroorganisme banyak
terdapat di horizon tanah yang dekat dengan akar yaitu rizosfer. Hal itu
disebabkan adanya pelepasan berbagai macam nutrien dari tumbuhan. Tumbuhan
menyekresi berbagai macam nutrisi penting bagi mikroorganisme seperti asam
amino, glukosa, fruktosa dan sukrosa.
19.
BAB V
PENUTUP
1.5 Kesimpulan
2.5 Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian, adapun saran yang ingin disampaikan adalah
Disarankan kepada petani responden untuk menentukan saluran pemasaran yang
20.
tepat dan lebih mudah dilakukan petani dan memberikan keuntungan yang lebih
besar serta untuk pihak yang terlibat di dalam pemasaran.
21.
DAFTAR PUSTAKA
Antara, M. 2011. Analisis Titik Pulang Pokok Usaha Bawang Goreng (Studi
Kasus Pada UD. Sri Rejeki di Kota Palu). J. Agroland Vol 18 (2) hal
134-142
Desember 2022
https://perpustakaan.pancabudi.ac.id/dl_file/penelitian/19867_3_BAB_III.pdf Di
http://disasterresponse.penabulufoundation.org/wpcontent/uploads/2019/08/Kajia
Desember 2022
Rosliani R, Balitsa. Teknologi Perbenihan Bawang Merah Melalui Biji (True Seed
22.
Lupatini, M., G. Korthals, M. de Hollander, T.K.S. Jassens dan E.E. Kuramae.
23.
LAMPIRAN
24.
1. Total biaya variabel
Responden 1
II Biaya Variabel
F. Benih 900 kg Rp.20.000 18.000.000
G. Pupuk
Pupuk NPK 500 kg/Ha Rp.115.000 1.150.000
(Petro Kimia)
H. Pestisida
Marsal 5 Liter Rp.170.000 850.000
Decis 3 Liter Rp. 250.000 750.000
I. Tenaga Kerja 7 orang Rp. 100.000 700.000
J. Pasca Panen 25 orang Rp. 100.000 2.500.000
Total Biaya Variabel 23.950.000
Responden 2
II Biaya Variabel
F. Benih 200 kg Rp.35.000 4.000.000
G. Pupuk
Pupuk Organik 250 kg Rp.50.000
Urea 25 kg Rp.125.000 560.000
Poska 50 kg Rp. 135.000
Mutiara 25 kg Rp.250.000
H. Pestisida
Obat ulat 100 ml Rp.210.000
25.
Total Biaya Variabel 6.540.000
Responden 3
II Biaya Variabel
F. Benih 900 kg Rp.30.000 18.000.000
G. Pupuk
Phosgro 8 Zak Rp.1.800.000
Urea 1 Zak Rp.150.000 3.700.000
Phonska 3 Zak Rp. 750.000
H. Pestisida
Obat ulat 25 ltr Rp.335.000 450.000
Harga
No Urain Fisik Nilai
(Rp/fisik)
I Produksi 3.000 kg Rp.32.000 96.000.000
Responden 2
Harga
No Urain Fisik Nilai
(Rp/fisik)
I Produksi 800 kg Rp.32.000 25.600.000
26.
Responden 3
Harga
No Urain Fisik Nilai
(Rp/fisik)
I Produksi 4.100 kg Rp.32.000 143.500.000
b. Responden 2
TPHP-TBV 25.600.000-6.540.000
Total Rp.19.060.000
c. Responden 3
TPHP-TBV 143.500.000-27.260.000
Total Rp.126.540.000
27.
4. Dokumentasi
28.