2021B - Kelompok 4 - Menganalisi Dampak Lingkungan - ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


MENGANALISI DAMPAK LINGKUNGAN

DOSEN PENGAMPU :
Apt. Aried Eriadi, M.Farm

DISUSUN OLEH :
Alivia Nabila (21011012)
Dini Elvina Putri (21011060)
Izatin Nisa (21011110)
Nurul Sakinah Maldiva (21011175)
Sonia Evani Fhadyllah (21011225)

 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


 SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI ( STIFARM ) PADANG
 TAHUN 2022/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa,
karena telah melimpahakan rahmat dna karunia-Nya kepada kita berupa
pengetahuan dan kesempatan sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunnya.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi


Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita
semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni Syariah agama
islam yang sempurna, dan merupakan satu satunya karunia paling besar bagi alam
semesta.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat. Selain itu makalah ini bertujuan
untuk menambah wawasan keilmuan tentang “Dampak Pencemaran Lingkungan
Terhadap Kesehatan” baik bagi para pembaca ataupun bagi penulis sendiri.

Penulis ucapkan terima kasih kepada bapak Apt. Aried Eriadi, M.Farm
selaku dosen mata kuliah Ilmu Kesehatan masyarakat yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi
yang kami tekuni. Dan kami juga ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang
sudah berkontribusi dengan memberikan ide idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah
pengetahuan bagi para pembaca.

Padang, Desember 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1. PENGERTIAN DAMPAK LINGKUNGAN

Dampak lingkungan sendiri diartikan perubahan pada lingkungan, baik


yang merugikan atau menguntungkan keseluruhan atau sebagian disebabkan oleh
aspek lingkungan suatu organisasi.
Pengetahuan tentang hubungan antara jenis lingkungan sangat penting agar
dapat menanggulangi permasalahan lingkungan secara terpada dan tuntas.
lingkungan hidup merupakan semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang kita
tempati dan mempengaruhi kehidupan kita. Menurut Otto Soemarwoto
menyatakan bahwa pengertian atau ruang lingkup pengertian lingkungan hidup ini
luas tidak hanya meliputi bumi dan seisinya melainkan juga meliputi ruang
angkasa.
Dewasa ini lingkungan hidup sedang menjadi perhatian utama masyarakat
Indonesia dan masyarakat dunia umumnya. Meningkatnya perhatian masyarakat
mulai menyadari akibat-akibat yang ditimbulkan dan kerusakan lingkungan hidup
akibat dari perubahan yang terjadi. Sebagai contoh apabila ada penumpukan
sampah dikota maka permasalahan ini diselesaikan dengan cara mengangkut dan
membuangnya ke lembah yang jauh dari pusat kota, maka hal ini tidak
memecahkan permasalahan melainkan menimbulkan permasalahan seperti
pencemaran air tanah, udara, bertambahnya jumlah lalat, tikus dan bau yang
merusak, pemandangan yang tidak mengenakan. Akibatnya menderita interaksi
antara lingkungan dan manusia yang akhirnya menderita kesehatan.
Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses
yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai akhir hidupnya. Hal
ini membutuhkan daya dukung lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Masalah
lingkungan hidup sebenatnya sudah ada sejak dahulu, masalah lingkungan hidup
bukanlah masalah yang hanya dimiliki atau dihadapi oleh negara - negara maju
ataupun negara-negara miskin, tapi masalah lingkungan hidup adalah sudah
merupakan masalah dunia dan masalah kita semua.
Keadaan ini ternyata menyebabkan kita berpikir bahwa pengetahuan
tentang hubungan antara jenis lingkungan ini sangat penting agar dapat
menanggulangi permasalahan lingkungan secara terpadu dan tuntas. Masalah
lingkungan hidup merupakan kenyataan yang harus dihadapi, kegiatan
pembangunan terutama di bidang industri yang banyak menimbulkan dampak
negative merugikan masyarakat. Masalah lingkungan hidup adalah merupakan
masalah yang komplek dan harus diselesaikan dengan berbagai pendekatan
multidisipliner.

2. MENGANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


LINGKUNGAN DAN KESEHATAN

Kemampuan manusia untuk mengubah atau memoditifikasi kualitas


lingkungannya tergantung sekali pada taraf sosial budayanya. Masyarakat yang
masih primitif hanya mampu membuka hutan secukupnya untuk memberi
perlindungan pada masyarakat. Sebaliknya, masyarakat yang sudah maju sosial
budayanya dapat mengubah lingkungan hidup sampai taraf yang irreversible.
Prilaku masyarakat ini menentukan gaya hidup tersendiri yang akan menciptakan
lingkungan yang sesuai dengan yang diinginkannya mengakibatkan timbulnya
penyakit juga sesuai dengan prilakunya tadi. Dengan demikian eratlah hubungan
antara kesehatan dengan sumber daya sosial ekonomi.
WHO menyatakan “Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara
fisik, mental dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit”. Dalam
Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam Bab
1, Pasal 2 dinyatakan bahwa “Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan
(somatik), rohani (jiwa) dan sosial dan bukan hanya deadaan yang bebas dari
penyakit, cacat dan kelemahan”. Definisi ini memberi arti yang sangat luas pada
kata kesehatan. adalah terdiri dari individu-individu manusia yang merupakan
makhluk biologis dan makhluk sosial didalam suatu lingkungan hidup (biosfir).
Sehingga untuk memahami masyarakat perlu mempelajari kehidupan biologis
bentuk interaksi sosial dan lingkungan hidup. Dengan demikian permasalahan
kesehatan masyarakat merupakan hal yang kompleks dan usaha pemecahan
masalah kesehatan masyarakat merupakan upaya menghilangkan penyebab-
penyebab secara rasional, sistematis dan berkelanjutan.
Pada pelaksanan analisis dampak lingkungan maka kaitan antara lingkungan
dengan kesehatan dapat dikaji secara terpadu artinya bagaimana pertimbangan
kesehatan masyarakat dapat dipadukan kedalam analisis lingkungan untuk
kebijakan dalam pelaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya lebih baik, walaupun aktivitas
manusia membuat rona lingkungan menjadi rusak. Hal ini tidak dapat disangkal
lagi kualitas lingkungan pasti mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Dari
studi tentang kesehatan lingkungan tersirat informasi bahwa status kesehatan
seseorang dipengaruhi oleh faktor hereditas, nutrisi, pelayanan kesehatan, perilaku
dan lengkungan.
Menurut paragdima Blum tentang kesehatan dari lima faktor itu lingkungan
mempunyai pengaruh dominan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi status
kesehatan seseorang itu dapat berasal dari lingkungan pemukiman, lingkungan
sosial, lingkungan rekreasi, lingkungan kerja. Keadaan kesehatan lingkungan di
Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapaat perhatian, karena
menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti:
 Peledakan penduduk,
 penyediaan air bersih,
 pengolalaan sampah,
 pembuangan air limbah
penggunaan pestisida,
 masalah gizi,
 masalah pemukiman,
 pelayanan kesehatan,
 ketersediaan obat,
 populasi udara,
 abrasi pantai,
penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan satu
model penyakit. Jumlah penduduk yang sangat besar 19.000 juta harus benar-benar
ditangani. Masalah pemukiman sangat penting diperhatikan. Pada saat ini
pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang, karena kebutuhan yang
utama bagi masyarakat. Perumahan juga harus memenuhi syarat bagi kesehatan baik
ditinjau dari segi bangungan, drainase, pengadaan air bersih, pengolalaan sampah
domestik uang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan ventilasi untuK
pembangunan asap dapur.
Sejalan dengan perkembangan ilmu dan tehnologi, lingkungan hidup akan
berubah pula kualitasnya. Perubahan kualitas lingkungan akan selalu terjadi
sehingga lingkungan selalu berada dalam keadaan dinamis. Hal ini disertai dengan
meningkatnya pertumbuhan industri disegala bidang. Perubahan kualitas
lingkungan yang cepat ini merupakan tantangan bagi manusia untuk menjaga
fungsi lingkungan hidup agar tetap normal sehingga daya dukung kelangsungan
hidup di bumi ini tetap lestari dan Kesehatan masyarakat tetap terjamin. Oleh
karenanya perlu ditumbuhkan strategi baru untuk dapat meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat yakni setiap aktivitas harus:
a. Didasarkan atas kebutuhan manusia.
b. Ditujukan pada kehendak masyarakat.
c. Direncanakan oleh semua pihak yang berkepentingan.
d. Didasarkan atas prinsip-prinsip ilmiah.
e. Dilaksanakan secara manusiawi.

Pada analisis dampak lingkungan yang merupakan pengkajian akan


kemungkinan timbulnya perubahan lingkungan yang terjadi akibat
kegiatan/proyek. Perubahan - perubahan lingkungan yang mencakup komponen
biofisik dan sosio ekonomi dan melibatkan komponen dampak Kesehatan
masyarakat yang berada disekitar proyek.
3. PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 32 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa : “Perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup adalah sistematis dan terpadu yang dilakukan
untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.”
Pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan asas tanggung
jawab negara, asas berkelanjutan dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia seluruhnya yang berimandan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Adapun sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah :
a. Tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia
dan lingkungan hidup
b. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang
memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup
c. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan
d. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup
e. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana
f. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak
usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah Negara yang menyebabkan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup bukan semata-mata menjadi tanggung jawab
pemerintah. Swasta dan masyarakat juga sangat penting peran sertanya dalam
melaksanakan kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup. Negara hukum
sebagai konsep yang mapan termasuk di dalamnya meliputi alat-alat perlengkapan
negara, khususnya alat-alat dari pemerintah yang dalam tindakan-tindakannya,baik
terhadap para warga negara maupun dalam hubungannya dengan institusi negara
lain, tidak boleh sewenang- wenang, melainkan harus memperhatikan peraturan-
peraturan hukum yang berlaku.
Begitupun dengan para anggota masyarakat, dalam hubungan
kemasyarakatan juga harus tunduk pada peraturan-peraturan hukum yang berlaku.
Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban berperan serta dalamrangka
pengelolaan lingkungan hidup, sehingga dapat tercapai kelestarian fungsi
lingkungan hidup.

3. PELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP


Pelestarian adalah suatu usaha perawatan, pemugaran, suatu lingkungan
yang dikehendaki sesuai dengan keadaan menurut periode yang diinginkan atau
upaya dinamis untuk mempertahankan suatu cagar budaya dengan cara melindungi
mengembangkan dan memanfaatkannya.
Lingkungan adalah suatu tempat dimana kita (makhluk) hidup bertempat
tinggal dan bersosialisasi yang dimana kita harus menjaga lingkungan tersebut agar
lingkungan yang kita tempat tinggali terasa nyaman dan indah untuk di pandang.
Dalam Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa :
“Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk
memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup.”
Fungsi pelestarian lingkungan hidup adalah :

a. Menjaga kesuburan tanah


b. Melindungi kelestarian makhluk hidup
c. Menjaga kesegaran udara
d. Memperindah lingkungan yang kita tempati
e. Menciptakan suasana aman dalam lingkungan:
1) Aman dari penyakit
2) Aman dari bencana alam
Menurut Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa :

“Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk


mendukung perikehidupan manusia,
makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya.” Penentuan daya dukung
lingkungan hidup dilakukan dengan cara mengetahui kapasitas lingkungan alam
dan sumber daya untuk mendukung kegiatan manusia/penduduk yang
menggunakan ruang bagi kelangsungan hidup. Besarnya kapasitas tersebut di suatu
tempat dipengaruhi oleh keadaan dan karakteristik sumber daya yang ada di
hamparan ruang yang bersangkutan. Kapasitas lingkungan hidup dan sumber daya
akan menjadi faktor pembatas dalam penentuan pemanfaatan ruang yang sesuai.
Daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua) komponen, yaitu
kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas tamping limbah
(assimilative capacity). Dalam pedoman ini, telaahan daya dukung lingkungan
hidup terbatas pada kapasitas penyediaan sumber daya alam, terutama berkaitan
dengan kemampuan lahan serta ketersediaan dan kebutuhan akan lahan dan air
dalam suatu ruang/wilayah. Oleh karena kapasitas sumber daya alam tergantung
pada kemampuan, ketersediaan, dan kebutuhan akan lahan dan air, penentuan daya
dukung lingkungan hidup dalam pedoman ini dilakukan berdasarkan 3 (tiga)
pendekatan,
yaitu:
a. Kemampuan lahan untuk alokasi pemanfaatan ruang.
b. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan lahan.
c. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan air.

Agar pemanfaatan ruang di suatu wilayah sesuai dengan kapasitas lingkungan


hidup dan sumber daya, alokasi pemanfaatan ruang harus mengindahkan
kemampuan lahan. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan akan lahan
dan air di suatu wilayah menentukan keadaan surplus atau defisit dari lahan dan air
untuk mendukung kegiatan pemanfaatan ruang. Hasil penentuan daya dukung
lingkungan hidup dijadikan acuan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah.
Mengingat daya dukung lingkungan hidup tidak dapat dibatasi berdasarkan batas
wilayah administratif, penerapan rencana tata ruang harus memperhatikan aspek
keterkaitan ekologis, efektivitas dan efisiensi pemanfaatan ruang, serta dalam
pengelolaannya memperhatikan kerja sama antar daerah. Status daya dukung lahan
diperoleh dari pembandingan antara ketersediaan lahan (SL) dan kebutuhan lahan
(DL). Penentuan daya dukung lahan dilakukan dengan membandingkan
ketersediaan dan kebutuhan lahan.

a. Bila SL > DL , daya dukung lahan dinyatakan surplus.


b. Bila SL < DL, daya dukung lahan dinyatakan defisit atau terlampaui.
Konsep tentang daya dukung sebenarnya berasal dari pengelolaan hewan
ternak dan satwa liar. Daya dukung itu menunjukkan kemampuan lingkungan
untuk mendukung kehidupan hewan yang dinyatakan dalam jumlah ekorpersatuan
luas lahan

4. PENGARUH TIDAK LANGSUNG TERHADAP KESEHATAN

Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan ada dua cara positif dan negatif.
Pengaruh positif, karena didapat elemen yang menguntungkan hidup manusia
seperti bahan makanan, sumber daya hayati yang diperlukan untuk meningkatkan
kesejahteraannya seperti bahan baku untuk papan, pangan, sandang, industi,
mikroba dan serangga yang berguna dan lain-lainnya. Adapula elemen yang
merugikan seperti mikroba patogen, hewan dan tanaman beracun, hewan
berbahaya secara fisik, vektor penyakit dan reservoir penyebab dan penyebar
penyakit.
Secara tidak langsung pengaruhnya disebabkan elemen-elemen didalam
biosfir banyak dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kesejahteraanya.
Semakin sejahtera manusia, diharapkan semakin naik pula derajat kesehatannya.
Dalam hal ini, lingkungan digunakan sebagai sumber bahan mentah untuk berbagai
kegiatan industri kayu, industri meubel, rotan, obat-obatan, papan, pangan,
fermentasi dan lain-lainnya.

5. PENGARUH LANGSUNG TERHADAP KESEHATAN

Pengaruh langsung terhadap kesehatan disebabkan:


a. Manusia membutuhkan sumber energi yang diambil dari lingkungannya yakni
makanan. Makanan yang harus tersedia sangat besar untuk kebutuhan manusia di
dunia disamping masalah distribusi.
b. Adanya elemen yang langsung membahayakan kesehatan secara fisik
seperti beruang, harimau, ular dan lain-lain.
c. Adanya elemen mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit
(patogen). Mikroba ini digolongkan kedalam berbagai jenis seperti virus,
ricketssia, bakteri, protozoa, fungi dan metazoa.
d. Adanya vektor yakni serangga penyebar penyebab penyakit dan reservoir
agent penyakit.

Vektor penyakit yang memegang peranan penting dalam penyebaran


penyakit nyamuk, lalat, kutu, pinyal dan tungau.
Hal–hal yang dikaji dalam proses AMDAL adalah aspek fisik-kimia,
ekologi, sosial-ekonomi, sosial budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai
pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup di satu sisi merupakan bagian
studi kelayakan untuk melaksanakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, di sisi
lain merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan
usaha dan/atau kegiatan. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui secara lebih jelas
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, baik dampak negatif
maupun dampak positif yang akan timbul dari usaha dan/atau kegiatan sehingga
dapat dipersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan
mengembangkan dampak positif.

Untuk mengukur atau menentukan dampak besar dan penting tersebut di


antaranya digunakan kriteria mengenai :
a. Besarnya jumlah manusia yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan.
b. Luas wilayah penyebaran dampak.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak.
e. Sifat kumulatif dampak.
f. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak.

Dasar dari diadakannya AMDAL adalah pembangunan berkelanjutan,


kegiatan yg menimbulkan dampak perlu dianalisa sejak awal perencanaan
untuk langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak
positif, AMDAL diperlukan untuk proses pengambilan keputusan dalam
pelaksanaan kegiatan yang menimbulkan dampak, AMDAL bagian dari
kegiatan studi kelayakan rencana usaha/kegiatan, komponen AMDAL
meliputi Kerangka Acuan (KA), ANDAL, RKL, RPL. Menurut PP No.
27/1999 Pasal 3 ayat 1, usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi
:
 Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.
 Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tak
terbaharu.
 Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan
pemborosan, pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta
kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya.
 Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan
alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya.
 Proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi
pelestarian kawasan konservasi sumber daya dan/atau perlindungan
cagar budaya.
 Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan, dan jenis jasad renik.
Tujuan secara umum AMDAL adalah menjaga dan meningkatkan kualitas
lingkungan serta menekan pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi
serendah mungkin. Dengan demikian AMDAL diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan yang mempunyai
dampak terhadap lingkungan hidup.

Untuk proses pelaksanaan AMDAL dapat dilihat dibawah ini.


Keterangan :
 Pelingkupan adalah proses pemusatan studi pada hal-hal penting yang berkaitan
dengan dampak penting.
 Kerangka acuan (KA ANDAL) adalah ruang lingkup kajian analisis mengenai
dampak lingkungan hidup y ang merupakan hasil pelingkupan.
 Analisis dampak lingkungan hidup (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan
mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan.
 Rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) adalah upaya penanganan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat
dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
 Rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL) adalah upaya pemantauan
komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari
rencana usaha dan/atau kegiatan.
Adanya kegiatan yang dapat merusak lingkungan berpotensi untuk
memberikan Dampak Penting pada lingkungan hidup seperti jumlah manusia yang
terkena dampak, luas wilayah persebaran dampak, intensitas dan lamanya dampak
berlangsung, banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, sifat
kumulatif dampak, dan berbalik/tidak berbaliknya dampak. Kegiatan atau usaha
yang memiliki potensi dampak penting tersebut, antara lain:
a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.
b. Eksploitasi sumber daya alam terbaharui dan tidak terbaharui.
c. Kegiatan potensial menimbulkan pemborosan, kerusakan, kemerosotan dalam
pemanfaatannya.
d. Kegiatan yang mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya
alam.
e. Introduksi tumbuhan, jenis hewan, dan jasad renik.
f. Pembuatan bahan hayati dan non hayati.
g. Penerapan teknologi yg berpotensi besar mempengaruhi lingkungan hidup.
h. Kegiatan resiko tinggi dan mempengaruhi ketahanan negara.
Prinsip-prinsip dalam melakukan penilaian dokumen AMDAL adalah sebagai berikut:

a. Prinsip Praktis
Mengingat banyak pihak yang telah mengetahui AMDAL dan pernah
mengikuti Kursus AMDAL, maka Pedoman ini disusun dengan sangat
mempertimbangkan unsur kepraktisan untuk para penggunanya (kalangan pakar,
akademisi, aparatur pemerintah, konsultan, kalangan LSM dan masyarakat).

b. Prinsip Logis dan Sistematis


Mengingat dokumen AMDAL pada dasarnya disusun menurut kaedah- kaedah
ilmiah, maka kriteria dan teknik uji yang dimuat dalam panduan ini dikembangkan
berdasarkan prinsip logis dan sistematis. Dua prinsip yang digunakan sebagai
fondasi kaedah keilmuan.
c. Prinsip Akuntabel
Mengingat hasil penilaian dokumen AMDAL harus dapat dipertanggung -
jawabkan dihadapan publik, maka akuntabilitas menjadi prinsip penting yang
dikembangkan dalam panduan penilaian ini. Siapapun yang menggunakan panduan
ini akan dapat mempertanggungkan hasil penilaiannya karena Panduan ini
dikembangkan secara praktis, logis dan sistematis.

6. Perusakan dan Kerusakan Lingkungan


1. Pengertian Perusakan Lingkungan Hidup
Menurut Pasal 1 angka 16 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan
bahwa :
“Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan orang yang menimbulkan perubahan
langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati
lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.”
2. Pengertian Kerusakan Lingkungan Hidup
Kerusakan lingkungan hidup merupakan deteorisasi lingkungan yang
ditandai dengan hilangnya sumber daya tanah, air, udara, punahnya fauna liar, dan
kerusakan ekosistem. Kerusakan lingkungan merupakan salah satu ancaman yang
paling berbahaya untuk kelangsungan hidup manusia dan sudah diperingatkan
langsung oleh High Level Threat Panel PBB Rusaknya lingkungan terdiri dari
beberapa tipe. Saat alam rusak karena dihancurkan dan kehilangan sumber daya,
itu merupakan tanda bahwa lingkungan mengalami kerusakan.
Menurut Pasal 1 angka 17 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa :
“Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung dan/atau tidak
langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang
melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.”
Lingkungan alam yang rusak sangat berdampak terhadap kehidupan
manusia sehingga berpotensi menghasilkan bencana untuk saat ini dan untuk masa-
masa yang akan datang. Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua
faktor baik faktor alami ataupun karena akibat ulah manusia. Pentingnya
lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa
menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan
tersebut. Berikut beberapa faktor secara mendalam yang menjadikan kerusakan
lingkungan hidup:
Faktor Alami
Banyaknya bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab
terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam tersebut bisa berupa banjir,
tanah longsor, tsunami, angin putting beliung, angin topan, gunung meletus,
ataupun gempa bumi. Selain berbahaya bagi keselamatan manusia maupun
mahkluk lainnya,
bencana ini akan membuat rusaknya lingkungan.
Faktor Buatan
Manusia sebagai makhluk berakal dan memiliki kemampuan tinggi dibandingkan
dengan makhluk lain akan terus berkembang dari pola hidup sederhana menuju ke
kehidupan yang modern. Dengan adanya perkembangan kehidupan, tentunya
kebutuhannya juga akan sangat berkembang termasuk kebutuhan eksploitasi
sumber daya alam yang berlebihan
Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh alam (gunung meletus, tanah
longsor, gempa bumi, erosi, dan abrasi) hanya sekian persen saja, sedangkan
jumlah yang lebih besar menunjuk pada ulah manusia yang serakah dalam
mengeksploitasi alam tanpa harus meregenerasikannya lagi. Kegiatankegiatan
manusia di lingkungan hidupnya akan menyebabkan siklus permasalahan
lingkungan yang cukup rumit. Masalah lingkungan yang disebabkan oleh ulah
manusia diwujudkan dalam berbagai contoh kerusakan lingkungan yang tengah
terjadi.
Berbagai macam kerusakan lingkungan disebabkan oleh ulah manusia yang
tanpa sadar mereka telah merugikan dirinya sendiri dan terlebih lagi untuk
lingkungan sekitar. Kerusakan lingkungan, dapat ditimbulkan oleh 2 (dua) akibat,
antara lain :
a. Kerusakan Lingkungan Akibat Proses Alam
Kerusakan lingkungan hidup oleh alam terjadi karena adanya gejala atau peristiwa
alam yang terjadi secara hebat sehingga memengaruhi keseimbangan lingkungan
hidup. Peristiwa-peristiwa alam yang dapat mempengaruhi kerusakan lingkungan,
antara lain seperti letusan gunung berapi, banjir, gempa bumi dan sebagainya.
b. Kerusakan Lingkungan Hidup Karena Aktivitas Manusia
Manusia mempunyai hubungan timbal balik dengan lingkungan, aktivitasnya
mempengaruhi lingkungannya, sebaliknya manusia juga di pengaruhi oleh
lingkungannya. Hubungan timbal balik demikian terdapat antara manusia sebagai
individu atau kelompok masyarakat dan lingkungan alamnya, terutama dalam abad
ke 20 dalam waktu yang relatif singkat, keseimbangan antara kedua bentuk
lingkungan hidup manusia di atas, yaitu lingkungan hidup alami dan lingkungan
hidup buatan mengalami gangguan secara fundamental mengalami konflik. Inilah
yang dianggap sebagai awal krisis lingkungan, karena manusia sebagai pelaku
sekaligus korban.
PENGERTIAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
(AMDAL)
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat
perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap
lingkungan hidup di sekitarnya
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Environmental
Impact Analysis (EIA) adalah hasil studi mengenai dampak penting suatu usaha
atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup. AMDAL muncul
sebagai jawaban atas keprihatinan tentang dampak negatif dari kegiatan manusia,
khususnya pencemaran lingkungan akibat kegiatan industri pada tahun 1960-an.
Sejak itu, AMDAL telah menjadi alat utama untuk melaksanakan kegiatankegiatan
manajemen yang bersih lingkungan dan selalu melekat pada tujuan pembangunan
yang berkelanjutan.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah suatu studi yang mendalam
tentang dampak negatif dari suatu kegiatan. AMDAL mempelajari dampak
pembangunan terhadap lingkungan hidup dan dampak lingkungan terhadap
pembangunan yang didasarkan pada konsep ekologi, yaitu ilmu yang mepelajari
hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan hidup, oleh karena itu
konsep AMDAL dikatakan sebagai konsep ekologi pembangunan, yang
mempelajari hubungan timbal balik antara pembangunan dengan lingkungan hidup
AMDAL pertama kali diperkenalkan pada tahun 1969 di Amerika Serikat.
Jika Indonesia mempunyai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
yang harus dibuat jika seseorang ingin mendirikan suatu proyek yang diperkirakan
akan memberikan dampak besar dan penting terhadap lingkungan. AMDAL adalah
kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Dasar hukum
AMDAL adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan.
AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan
negative dari suatu rencana kegiatan atau proyek, yang diapakai pemerintah dalam
memutuskan apakah suatu kegiatan atau proyek layak atau tidak layak lingkungan.
Kajian dampak positif dan negative tersebut biasanya disusun dengan
mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, social ekonomi, sosial budaya dan
Kesehatan.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dapat di simpulkan bahwa Lingkungan yang perlu dilestarikan supaya
diperoleh keadaan yang seimbang antara manusia. Begitu banyak dampak yang
ditimbulkan jika kita tidak memperhatikan keseimbangan alam yang digunakan
sebagai tempat kehidupan.
Dampak negatif yang muncul berupa penyakit yang merugikan pada
manusia seperti penyakit pernafasan, diare, kholera, thyphus, dysentri, polio,
ascariasis dan lain-lain.
Dampak positif lingkungan terhadap kesehatan memperoleh sumber energi
untuk kebutuhan hidup. Untuk pencegahan penyakit perlu dilakukan sanitasi
terhadap lingkungan air, udara dan tanah, khususnya pengelolaan air minum dan
air buangan secara terpadu.

SARAN
Dari pemaparan artikel yang telah kelompok kami susun diharapakan kritik dan
saran agar dapat diperbaiki selanjutnya dan dijadikn acuan untuk lebih baik
kedepan nya.
DAFTAR PUSTAKA
Damang, S.H.,M.H. http://www.negarahukum.com/hukum/pengertian-
perizinan.html diakses pada tanggal 3 Maret 2018 pukul 21.41 WIB
Edwan Sukmana , http://sukmanaedwin.blogspot.co.id/2015/01/daya-dukung-dan-
daya- tampung-lingkungan.html diakses pada tangga 1 Maret 2018 pukul
20.46 WIB
Fola S. Ebisemiju, Environmental Impact Assessment: Making it Work in
Developing Countries, Journal of Environmental Management, 1993, Vol.
38. Dikutip oleh Masrudi Muchtar, Abdul Khair, Noraida, 2016, Hukum
Kesehatan Lingkungan: Kajian Teoritis dan Perkembangan Pemikiran,
Yogyakarta, Pustaka Baru Press, hlm. 187-188
https://id.wikibooks.org/wiki/Daya_Dukung_Lingkungan_Hidup diakses pada
tanggal 1 Maret 2018 pukul 20.21 WIB
M. Daud Silalahi, Hukum Lingkungan dalam Sistem Penegakan Hukum
Lingkungan Indonesia, Bandung: P.T. Alumni, 2001, hlm, 8.
Muhammad Akib, Hukun Lingkungan Perspektif Global dan Nasional, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2014, hlm, 2.
N.H.T Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Jakarta,
Erlangga , 2004
hlm 4
N.M. Spelt dan J.B.J.M ten Berge, disunting Philipus M. Hadjon, 1993, Pengantar
Hukum Perizinan, Penerbit Yuridika, Surabaya, hlm 2-3, dikutip oleh Helmi,
2012, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup, Jakarta, Sinar Grafika, hlm 77.
Philipus Mandiri Hadjon, Pengantar Hukum Perizinan, 1933, Surabaya,Yuridika,
hlm 2
Soemarwoto, Otto, Analisis Dampak Lingkungan, 1988,hlm. 43. Dikutip oleh Nino
Augusta Sasongko, 2010, ”Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap”, Skripsi,
Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman, hlm. 19
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Ilmu Negara Hukum dan Politik, Eresco,
Jakarta,1991.hlm. 37.
Yayat Apriadi, Sanksi Administratif dalam Lingkungan Hidup,
http://sanksiadministratif.blogspot.co.id/2015/04/makalah-sanksi
administratif.html, diakses pada tanggal 5 Maret 2018 pukul 19.40 WIB

Anda mungkin juga menyukai