Fekunditas Ikan Mas
Fekunditas Ikan Mas
Fekunditas Ikan Mas
Oleh:
Apyani Susanti
190302029
III/A
Diperiksa oleh,
Asisten Korektor
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesainya laporan Reproduksi Perikanan yang berjudul “Fekunditas pada Ikan
Mas (Cyprinus carpio)” dengan baik dan tepat waktu sebagai syarat masuk
mengikuti praktikum Reproduksi Perikanan selanjutnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Ibu
Julia Syahriani Hasibuan, S.Pi., M.Si dan Ibu Dr. Hesti Wahyuningsih, S.Si., M.Si
selaku dosen penanggung jawab laboratorium Reproduksi Perikanan dan kepada
seluruh asisten Laboratorium Reproduksi Perikanan yang telah membimbing dalam
penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………....... i
DAFTAR ISI…………………………………………………………...... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ...…………………………………….................... 1
Tujuan Praktikum............................................................................ 3
Manfaat Praktikum.......................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Mas (Cyprinus carpio)............................................................. 4
Fekunditas pada Ikan Mas (Cyprinus carpio).................................. 6
Perhitungan Fekunditas pada Ikan Mas (Cyprinus carpio).............. 7
METODE PRAKTIKUM
Alat dan Bahan................................................................................. 9
Waktu dan Tempat........................................................................... 9
Prosedur Praktikum......................................................................... 9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil................................................................................................. 10
Pembahasan..................................................................................... 11
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan...................................................................................... 13
Saran................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
LITERATUR
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
ii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Reproduksi adalah mata rantai daur hidup yang menentukan kelangsungan
hidup species. Penambahan populasi tergantung pada keberhasilan pemijahan dan
juga Tergantung pada kondisi dimana telur dan larva kelak akan berkembang. Oleh
karena itu sesunguhnya pemijahan menuntut suatu kepastian akan keamanan
kelangsungan hidup turunannya dengan memilih tempat, waktu dan kondisi yang
menguntungkan. Sehubungan dengan hal tersebut, pemijahan setiap spesies ikan
mempunyai kebiasaan yang berbeda tergantung pada habitat pemijahan itu sendiri
guna melangsungkan prosesnya. Dalam keadaan normal ikan melakukan pemijahan
minimum satu kali dalam satu siklus hidupnya, seperti yang terjadi pada golongan
ikan salmon dan ikan sidat (Hanafie, 2019).
Reproduksi merupakan aspek yang penting dalam pengelolaan suatu sumber
daya perairan. Keberhasilan suatu spesies ikan dalam daur hidupnya ditentukan dari
kemampuan anggotanya untuk bereproduksi di lingkungan yang berfluktuasi dan
menjaga keberadaan populasinya. Reproduksi perikanan diperlukan untuk informasi
yang meliputi aspek pertumbuhan dan reproduksi agar dapat dijadikan sebagai dasar
bagi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan kuniran sehingga keberadaan
sumber daya ikan tersebut tetap dapat berkelanjutan. Informasi tentang
pertumbuhan dapat dilihat dari pola pertumbuhan ikan untuk mengestimasi kondisi
lingkungan habitat dimana ikan ditemukan, sedangkan informasi biologi reproduksi
diperlukan untuk menentukan siklus reproduksi secara menyeluruh. Aspek
pertumbuhan dan biologi reproduksi yang akan dianalisis terkait dengan hubungan
panjang berat, faktor kondisi, rasio kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG),
fekunditas dan diameter telur (Lindawati et al., 2019).
Secara umum dalam fungsi reproduksi, ikan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu jantan dan betina (biseksual). Perbedaan kedua jenis kelamin tersebut dapat
dilihat dari ciri-ciri seksual primer dan ciri-ciri seksual sekunder. Ciri-ciri seksual
primer dapat diketahui dengan melakukan pembedahan dan melihat organ yang
berhubungan langsung dengan proses reproduksi, yaitu testes dan salurannya pada
2
ikan jantan dan ovarium dengan salurannya pada ikan betina. Ciri-ciri seksual
sekunder dapat diketahui dari bentuk luar (morfologi) (Sukendi, 2018).
Ikan adalah anggota vertebrata berdarah dingin (poikilotermik) yang hidup
di air, bergerak dengan sirip, tubuh memiliki sisik dan bernapas dengan insang. Ikan
memiliki keanekaragaman dengan jumlah spesies lebih dari 27.000 di seluruh dunia.
Ikan dapat ditemukan di hampir semua genangan air seperti air tawar, air payau
maupun air asin pada kedalaman bervariasi. Selain itu ikan juga memiliki nilai
ekonomis yang tinggi baik sebagai bahan makanan juga sebagai hewan peliharaan
(Sari, 2016).
Ikan mas (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis
penting dan sudah tersebar luas di Indonesia. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun
475 sebelum masehi di cina penyebaran ikan mas ke berbagai daerah di indonesia
relative begitu cepat. Hal ini terjadi karena cara pemeliharaan dan budidaya ikan
mas. Ikan mas (Cyprinus carpio) sebagai ikan konsumsi merupakan salah satu
komoditas sektor perikanan air tawar yang terus berkembang pesat
(Safri et al., 2020).
Tiap spesies ikan memiliki strategi yang berbeda dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya, bahkan ikan dalam spesies yang sama juga memiliki
strategi yang berbeda bila berada pada kondisi lingkungan dan letak geografis yang
berbeda. Informasi tentang daur reproduksi ikan dan faktor-faktor lingkungan yang
memengaruhinyamerupakan hal yang penting dalam biologi perikanan. Beberapa
informasi penting akan diperoleh dengan mempelajari aspek reproduksi ikan
diantaranya adalah perkembangan gonad, ukuranikan kali pertama matang gonad,
waktu pemijahan, tipe pemijahan, dan fekunditas yang berhubungan dengan
rekrutmen (Jusmaldi et al., 2019).
Semua proses reproduksi baik pada ikan maupun vertebrata dikontrol oleh
sistem hormon yang diatur dengan kesetimbangan dan saling memengaruhi dengan
tepat antara hormon yang terdapat pada hypothalamus, pituitary, dan gonad yang
disebut dengan poros hypothalamo- hypophyseal-gonadal axis. Gonadotropin-
releasing hormone (GnRH) dirilis oleh hypothalmus, sementara gonadotropin
follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) disekresikan oleh
pituitary. Gonadotropin yang diproduksi pituitary mengatur oogenesis vertebrata
3
melalui rangsangan sintesis steroid oleh folikel ovary selama perkembangan oosit,
di mana secara struktural dan mungkin fungsional bersifat homolog dengan
vertebrata lainnya. Proses perkembangan awal gonad, vitellogenesis dikontrol oleh
hormon FSH dan untuk pematangan gonad-ovulasi oleh hormon LH
(Sudrajat dan Rasid, 2020).
Menghitung nilai fekunditas pada ikan dengan menggunakan metode
gravimetrik. Ovari yang dihitung fekunditasnya adalah ovari pada ikan pantau
dengan TKG IV sesuai dengan petunjuk Cassei dalam Effendie (1979). Telur
diawetkan dengan alkhohol 70%. Selanjutnya telur dikeluarkan untuk dihitung nilai
fekunditasnya. Perhitungan fekunditas dilakukan dengan mengambil tiap bagian
ovari dengan cara diambil sebagian kemudian hasil dari tiap pengambilan sub
sampel telur ditimbang, selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah butir telur pada
setiap sub sampel yang diambil (Widiana, 2019).
Fekunditas, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, diameter
telur, serta panjang dan bobot ikan merupakan beberapa aspek biologi reproduksi
ikan yang penting untuk diamati dan diketahui. Informasi mengenai tingkat
kematangan gonad dapat dipergunakan untuk mengetahui waktu dan musim
pemijahan yang tepat, sehingga dapat digunakan dalam pengaturan dan pengelolaan
penangkapan perikanan di suatu wilayah sedangkan fekunditas secara tidak
langsung dapat dipergunakan untuk memperkirakan banyaknya ikan yang akan
dihasilkan (Ferdiansyah dan Syahailatua, 2010).
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui jumlah telur pada ikan mas (Cyprinus carpio).
2. Untuk mengetahui volume gonad pada ikan mas (Cyprinus carpio).
Manfaat Praktikum
Manfaat dari pelaksanaan praktikum ini adalah agar mahasiswa/i mampu
memahami tentang Fekunditas pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) serta sebagai salah
satu informasi bagi pihak yang membutuhkan dan sebagai salah satu syarat masuk
praktikum Reproduksi Perikanan selanjutnya.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Induk ikan mas dapat dipijahkan pada umur 17-24 bulan untuk betina dan 8
bulan untuk jantan. Pada umur tersebut induk betina dapat mencapai berat lebih dari
2 kg/ekor, dan 0,6 kg/ekor untuk induk jantan. Induk jantan dan induk betina yang
dipijahkan telah memenuhi kriteria induk yang baik berdasarkan berat dan umur.
Induk betina memiliki umur rata-rata 1,5 tahun dengan berat rata-rata 2 kg/ekor.
Induk betina yang berumur 1,5 tahun telah matang gonad dan memiliki kualitas telur
yang baik, sehingga dapat digunakan pada pemijahan. Induk jantan memiliki umur
1 tahun dengan berat rata-rata diatas 1 kg/ekor. Pada umur 1 tahun induk jantan ikan
mas mempunyai sperma yang berkualitas sehingga dapat membuahi telur dengan
baik. Pembuahan telur yang tinggi sangat dipengaruhi oleh kualitas sperma induk
jantan (Mustamin et al., 2018).
Habitat atau tempat hidup ikan mas di alam bebas yaitu di pinggiran sungai,
danau, atau perairan tawar lain dengan kedalam air yang tidak terlalu dalam dan
tidak terlalu deras aliran airnya. Lingkungan perairan yang ideal untuk tempat hidup
ikan mas adalah daerah dengan ketinggian 150 – 600 m di atas permukaan laut. Suhu
air yang ideal untuk tempat hidup ikan mas adalah terletak pada kisaran antara 25 -
30 ℃. Habitat ikan mas meliputi sungai berarus tenang sampai berarus sedang dan
di area danau dangkal. Terkadang ikan mas dapat di temukan pada perairan payau
atau muara sungai yang bersalinitas 25 – 30 ppm. Perairan yang terdapat banyak di
tempati ikan mas yaitu bagian – bagian sungai yang terlindungi pepohonan rindang
dan pada tepi sungai dengan reruntuhan pohon yang tumbang (Prahesti et al., 2019).
Fekunditas pada Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Pada saat ini gonad semakin bertambah berat diikuti dengan semakin
bertambahbesar ukurannya termasuk ukuran telurnya. Pertambahan berat gonad
pada ikan jantan betina sebesar 10−25% dari berat tubuh dan pertambahan pada ikan
jantan sebesar 5−10%. Letak gonad betina ikan mas membesar mengisi dua pertiga
rongga perut atau hampir menutupi organ organ tubuh pada saat tingkat kematangan
gonad (TKG) IV dan berwarna kuning kecokelatan, gonad jantan ikan mas pada
TKG IV besar dan panjang, mengisi dua pertiga rongga perut atau hampir menutupi
organ-organ yang lain. Gonad mengembung, memanjang ke depan dan berwarna
putih jerni (Benaya, 2019).
6
METODE PRAKTIKUM
Hasil
Hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah diketahui bobot ikan mas betina yang sudah
TKG IV memiliki bobot 1,8 kg dan memilik perut yang besar. Hal ini sesuai dengan
Mustamin et al., (2018) Induk ikan mas dapat dipijahkan pada umur 17-24 bulan
untuk betina dan 8 bulan untuk jantan. Pada umur tersebut induk betina dapat
mencapai berat lebih dari 2 kg/ekor, dan 0,6 kg/ekor untuk induk jantan. Induk
jantan dan induk betina yang dipijahkan telah memenuhi kriteria induk yang baik
berdasarkan berat dan umur. Induk betina memiliki umur rata-rata 1,5 tahun dengan
berat rata-rata 2 kg/ekor. Induk betina yang berumur 1,5 tahun telah matang gonad
dan memiliki kualitas telur yang baik, sehingga dapat digunakan pada pemijahan.
Induk jantan memiliki umur 1 tahun dengan berat rata-rata diatas 1 kg/ekor.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan jumlah telur dalam
1 gram gonad didapatkan 562 butir. Hal ini sesuai dengan Ishaqi dan Sari (2019)
yang menyatakan bahwa fekunditas dihitung berdasarkan berat total gonad dibagi
berat sampel gonad dikali dengan jumlah telur dalam sampel gonad. Fekunditas
menunjukkan kapasitas bertelur ikan atau mengacu pada jumlah telur matang yang
dikeluarkan dalam satu musim pemijahan. Pada ikan mas dengan bobot antara 650
gram - 1008 gram menghasilkan nilai fekunditas 7.500 - 8.200 telur. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya perbedaan berat tubuh ikan dapat menghasilkan nilai
fekunditas yang berbeda. Perbedaan nilai fekunditas pada penelitian ini dapat
disebabkan berbagai faktor. Selisih bobot induk betina ikan mas tersebut
diasumsikan sebagai bobot gonad induk betina ikan mas.
13
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dan telah dicari jumlah telur dari
masing-masing metode didapati dengan metode volumetrik sebanyak 84.862 butir,
metode gravimetrik sebanyak 84.300 dan metode gabungan sebanyak 169.724. Hal
ini sesuai dengan Septihandoko dan Lamid (202) yang menyatakan bahwa
perhitungan nilai fekunditas pada ikan mas yaitu dengan mencari nilai bobot seluruh
gonad dibagi dengan nilai bobot sebagian kecil gonad dikalikan dengan jumlah telur
pada sebagian gonad. Hasil fekunditas ikan mas pada pemijahan semi buatan
berjumlah 297.840 butir telur, sedangkan pada pemijahan alami sebanyak 230.400
butir telur. Hasil fekunditas ikan mas yaitu sebesar 121.500 butir telur, sedangkan
yang paling minimum fekunditas ikan mas sebesar 109.890 butir telur. Hasil
perhitungan Fertilization Rate pada pemijahan semi buatan sebesar 78% dengan
telur yang terbuahi sebanyak 232.315 butir telur, sedangkan perhitungan
Fertilization Rate pada pemijahan alami sebesar 83% dengan telur yang terbuahi
sebanyak 191.232 butir telur.
Pada saat praktikum gonad ikan mas dibagi menjadi 3 dan direndam dengan
aquades dan kemudian dihitung jumlah telur dari salah satu bagian sebagai gonad
contoh setelah itu dihitung menggunakan metode volumetric, gravimetrik, dan
gabungan. Hal ini sesuai dengan Suhendra et al., (2017) yang menyatakan bahwa
fekunditas dihitung dengan metode gabungan dari metode menghitung langsung,
volumetrik dan gravimetrik. Caranya terlebih dahulu membedah ikan guna
mendapatkan gonadnya. Setelah gonad didapatkan, gonad ditimbang menggunakan
timbangan digital yang kemudian dinyatakan sebagai gonad utuh. Gonad utuh
dipotong menjadi 3 bagian yaitu anterior, tengah dan posterior. Salah satu gonad
diambil dari potongan tersebut, lalu ditimbang dan dinyatakan sebagai gonad contoh
B.erdasarkan hasil praktikum ciri telur ikan yang berada di dalam ovary yang
telah matang gond memiliki warna kuning dan bening. Hal ini sesuai dengan Benaya
(2019) yang menyatakan bahw secara umum telur ikan mas berbentuk bulat dan
berwarna bening. Telur ikan mas bersifat adesif atau menempel pada substrat.
Ukurannya bervariasi, tergantung umur serta ukuran dan bobot induk. Namun,
secara umum diameter telur mencapai 1,5–1,8 mm dengan berat 0,17–0,20 mg.
Telur yang baik dan sudah dibuahi mempunyai ciri bening dan bercahaya. Telur
yang tidak normal berwama kusam. keruh.
14
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Jumlah telur ikan Mas (Cyprinus carpio) dari masing-masing metode yaitu
metode volumetrik sebanyak 84.862 butir, metode gravimetrik sebanyak 84.300
butir dan metode gabungan sebanyak 169.724 butir
2. Volume gonad pada ikan Mas (Cyprinus carpio) betina sebesar 360 gram.
Saran
Saran dari praktikum ini adalah agar praktikan memahami materi mengenai
Fekunditas pada Ikan Mas (Cyprinus carpio). Diharapkan praktikan dapat
menguasai materi terlebih dahulu agar praktikum yang akan datang dapat berjalan
dengan baik dan lancar. Selain itu, bagi pembaca agar lebih memperhatikan setiap
detil keterangan yang diutarakan di dalam laporan ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
Benaya, A. 2019. Teknik Pengelolaan Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) pada
Kolam Beton di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi Jawa
Barat. Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan Pangkep.
Fadillah, P. N. 2018. Analisis Fekunditas dan Diameter Telur Ikan Lencam
(Lethrinus lentjan Lacepede, 1802) Didaratkan di Tempat Pelelangan Ikan
(TPI) Beba, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar. [Skripsi].
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Ferdiansyah, F dan A. Syahailatua. 2010. Fekunditas dan Diameter Telur Ikan
Terbang di Perairan Selat Makassar Dan Utara Bali. Jurnal BAWAL 3 (3).
191-197.
Firmantin, I. T., A. Sudaryono., dan R. A. Nugroho. 2015. Pengaruh Kombinasi
Omega-3 dan Klorofil dalam Pakan terhadap Fekunditas, Derajat Penetasan
dan Kelulushidupan Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio, L). Journal of
Aquaculture Management and Technology. (4)1: 19-25.
Hanafie, A. 2019. Biologi Reproduksi Ikan dan Teknik Pembenihan Ikan: Lambung
Mangkurat University Press.
Ishaqi, A. M. A. dan Putri Desi Wulan Sari, P. D. W. 2019. Pemijahan Ikan Koi
(Cyprinus carpio) dengan Metode Semi Buatan: Pengamatan Nilai
Fekunditas, Derajat Pembuahan Telur dan Daya Tetas Telur. Jurnal
Perikanan dan Kelautan. 9(2):216-224.
Iswanto, B., R. Suprapto, H. Marnis, dan Imron. 2016. Performa Reproduksi Ikan
Lele Mutiara (Clarias gariepinus). Media Akuakultur. 11 (1): 1-9.
Jusmaldi., D.D Solihin., R. Affandi., MF Rahardjo., dan R. Gustiano. 2019.
BiologiReproduksi Ikan Lais Ompok miostoma (Vaillant 1902) di Sungai
Mahakam Kalimantan Timur. Jurnal Iktiologi Indonesia 19(2):13-29.
Lindawati., Achmad, F dan Mennofatria, B. 2019. Karakteristik Pertumbuhan dan
Biologi Reproduksi Ikan Kuniran di Perairan Selat Sunda.
Mustamin, M., Wahidah., dan Dahlia. 2018. Teknik Pemijahan Ikan Mas di Balai
Benih Ikan Mas (BBI) Pangkajene Kabupaten Sidenreng Rappang
Sulawesi. Prosiding Seminar Nasional 2018 Sinergitas Multidisiplin Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (1). ISSN: 2622-0520.
Nainggolan A, Sudrajat AO, Priyo NB, Harris E. 2015. Peningkatan Kinerja
Reproduksi, Kualitas Telur, dan Larva Melalui Suplementasi Spirulina
Dikombinasi dengan Injeksi Oocyte Developer pada Induk Ikan Lele
(Clarias sp.) Betina. Jurnal Riset Akuakultur. 10(2): 199-210.
Nurhayati, A., A. Thaib., dan Irmayan. 2018. Efektifitas Penambahan Vitamin E
dalam Ransum Pakan terhadap Tingkat Kematangan Gonad Induk Ikan
16
LAMPIRAN 1
Alat
Bahan
Gambar 10 . Aquades
19
LAMPIRAN 2
Hasil Identifikasi
1. Disiapkan alat dan bahan.
5. Dibagi menjadi 3 bagian gonad nya, lalu ditimbang dan direndam masing
masing bagian, lalu ditimbang kembali berat telur ikan mas (Cyprinus carpio)
X 151
= = 84.300 butir
28100 50
Metode Gravimetrik
Dik : x = 562 gram
G = 151 gr
g = 1 gram
Dit : X.. ?
X G
=
x g
X 151
= = 84.862 butir
562 1
Metode Gabungan
Gx V x X
F=
Q
151 x 100 x 562
= 50
= 169.724 butir
22
LAMPIRAN 3