Fekunditas Ikan Mas

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 39

Laporan Praktikum Reproduksi Perikanan

FEKUNDITAS PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio)

Oleh:
Apyani Susanti
190302029
III/A

LABORATORIUM REPRODUKSI PERIKANAN


PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Fekunditas pada Ikan Mas (Cyprinus carpio)


Tanggal Praktikum : 14 Maret 2022
Nama : Apryani Susanti
NIM : 190302029
Kelompok / Grup : III/A
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Diperiksa oleh,
Asisten Korektor

Rr. Noor Umamah Medinah


NIM. 180302009
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesainya laporan Reproduksi Perikanan yang berjudul “Fekunditas pada Ikan
Mas (Cyprinus carpio)” dengan baik dan tepat waktu sebagai syarat masuk
mengikuti praktikum Reproduksi Perikanan selanjutnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Ibu
Julia Syahriani Hasibuan, S.Pi., M.Si dan Ibu Dr. Hesti Wahyuningsih, S.Si., M.Si
selaku dosen penanggung jawab laboratorium Reproduksi Perikanan dan kepada
seluruh asisten Laboratorium Reproduksi Perikanan yang telah membimbing dalam
penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………………………………………………....... i
DAFTAR ISI…………………………………………………………...... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ...…………………………………….................... 1
Tujuan Praktikum............................................................................ 3
Manfaat Praktikum.......................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Mas (Cyprinus carpio)............................................................. 4
Fekunditas pada Ikan Mas (Cyprinus carpio).................................. 6
Perhitungan Fekunditas pada Ikan Mas (Cyprinus carpio).............. 7
METODE PRAKTIKUM
Alat dan Bahan................................................................................. 9
Waktu dan Tempat........................................................................... 9
Prosedur Praktikum......................................................................... 9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil................................................................................................. 10
Pembahasan..................................................................................... 11
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan...................................................................................... 13
Saran................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
LITERATUR
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2

ii
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Reproduksi adalah mata rantai daur hidup yang menentukan kelangsungan
hidup species. Penambahan populasi tergantung pada keberhasilan pemijahan dan
juga Tergantung pada kondisi dimana telur dan larva kelak akan berkembang. Oleh
karena itu sesunguhnya pemijahan menuntut suatu kepastian akan keamanan
kelangsungan hidup turunannya dengan memilih tempat, waktu dan kondisi yang
menguntungkan. Sehubungan dengan hal tersebut, pemijahan setiap spesies ikan
mempunyai kebiasaan yang berbeda tergantung pada habitat pemijahan itu sendiri
guna melangsungkan prosesnya. Dalam keadaan normal ikan melakukan pemijahan
minimum satu kali dalam satu siklus hidupnya, seperti yang terjadi pada golongan
ikan salmon dan ikan sidat (Hanafie, 2019).
Reproduksi merupakan aspek yang penting dalam pengelolaan suatu sumber
daya perairan. Keberhasilan suatu spesies ikan dalam daur hidupnya ditentukan dari
kemampuan anggotanya untuk bereproduksi di lingkungan yang berfluktuasi dan
menjaga keberadaan populasinya. Reproduksi perikanan diperlukan untuk informasi
yang meliputi aspek pertumbuhan dan reproduksi agar dapat dijadikan sebagai dasar
bagi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan kuniran sehingga keberadaan
sumber daya ikan tersebut tetap dapat berkelanjutan. Informasi tentang
pertumbuhan dapat dilihat dari pola pertumbuhan ikan untuk mengestimasi kondisi
lingkungan habitat dimana ikan ditemukan, sedangkan informasi biologi reproduksi
diperlukan untuk menentukan siklus reproduksi secara menyeluruh. Aspek
pertumbuhan dan biologi reproduksi yang akan dianalisis terkait dengan hubungan
panjang berat, faktor kondisi, rasio kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG),
fekunditas dan diameter telur (Lindawati et al., 2019).
Secara umum dalam fungsi reproduksi, ikan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu jantan dan betina (biseksual). Perbedaan kedua jenis kelamin tersebut dapat
dilihat dari ciri-ciri seksual primer dan ciri-ciri seksual sekunder. Ciri-ciri seksual
primer dapat diketahui dengan melakukan pembedahan dan melihat organ yang
berhubungan langsung dengan proses reproduksi, yaitu testes dan salurannya pada
2

ikan jantan dan ovarium dengan salurannya pada ikan betina. Ciri-ciri seksual
sekunder dapat diketahui dari bentuk luar (morfologi) (Sukendi, 2018).
Ikan adalah anggota vertebrata berdarah dingin (poikilotermik) yang hidup
di air, bergerak dengan sirip, tubuh memiliki sisik dan bernapas dengan insang. Ikan
memiliki keanekaragaman dengan jumlah spesies lebih dari 27.000 di seluruh dunia.
Ikan dapat ditemukan di hampir semua genangan air seperti air tawar, air payau
maupun air asin pada kedalaman bervariasi. Selain itu ikan juga memiliki nilai
ekonomis yang tinggi baik sebagai bahan makanan juga sebagai hewan peliharaan
(Sari, 2016).
Ikan mas (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis
penting dan sudah tersebar luas di Indonesia. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun
475 sebelum masehi di cina penyebaran ikan mas ke berbagai daerah di indonesia
relative begitu cepat. Hal ini terjadi karena cara pemeliharaan dan budidaya ikan
mas. Ikan mas (Cyprinus carpio) sebagai ikan konsumsi merupakan salah satu
komoditas sektor perikanan air tawar yang terus berkembang pesat
(Safri et al., 2020).
Tiap spesies ikan memiliki strategi yang berbeda dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya, bahkan ikan dalam spesies yang sama juga memiliki
strategi yang berbeda bila berada pada kondisi lingkungan dan letak geografis yang
berbeda. Informasi tentang daur reproduksi ikan dan faktor-faktor lingkungan yang
memengaruhinyamerupakan hal yang penting dalam biologi perikanan. Beberapa
informasi penting akan diperoleh dengan mempelajari aspek reproduksi ikan
diantaranya adalah perkembangan gonad, ukuranikan kali pertama matang gonad,
waktu pemijahan, tipe pemijahan, dan fekunditas yang berhubungan dengan
rekrutmen (Jusmaldi et al., 2019).
Semua proses reproduksi baik pada ikan maupun vertebrata dikontrol oleh
sistem hormon yang diatur dengan kesetimbangan dan saling memengaruhi dengan
tepat antara hormon yang terdapat pada hypothalamus, pituitary, dan gonad yang
disebut dengan poros hypothalamo- hypophyseal-gonadal axis. Gonadotropin-
releasing hormone (GnRH) dirilis oleh hypothalmus, sementara gonadotropin
follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) disekresikan oleh
pituitary. Gonadotropin yang diproduksi pituitary mengatur oogenesis vertebrata
3

melalui rangsangan sintesis steroid oleh folikel ovary selama perkembangan oosit,
di mana secara struktural dan mungkin fungsional bersifat homolog dengan
vertebrata lainnya. Proses perkembangan awal gonad, vitellogenesis dikontrol oleh
hormon FSH dan untuk pematangan gonad-ovulasi oleh hormon LH
(Sudrajat dan Rasid, 2020).
Menghitung nilai fekunditas pada ikan dengan menggunakan metode
gravimetrik. Ovari yang dihitung fekunditasnya adalah ovari pada ikan pantau
dengan TKG IV sesuai dengan petunjuk Cassei dalam Effendie (1979). Telur
diawetkan dengan alkhohol 70%. Selanjutnya telur dikeluarkan untuk dihitung nilai
fekunditasnya. Perhitungan fekunditas dilakukan dengan mengambil tiap bagian
ovari dengan cara diambil sebagian kemudian hasil dari tiap pengambilan sub
sampel telur ditimbang, selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah butir telur pada
setiap sub sampel yang diambil (Widiana, 2019).
Fekunditas, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, diameter
telur, serta panjang dan bobot ikan merupakan beberapa aspek biologi reproduksi
ikan yang penting untuk diamati dan diketahui. Informasi mengenai tingkat
kematangan gonad dapat dipergunakan untuk mengetahui waktu dan musim
pemijahan yang tepat, sehingga dapat digunakan dalam pengaturan dan pengelolaan
penangkapan perikanan di suatu wilayah sedangkan fekunditas secara tidak
langsung dapat dipergunakan untuk memperkirakan banyaknya ikan yang akan
dihasilkan (Ferdiansyah dan Syahailatua, 2010).

Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui jumlah telur pada ikan mas (Cyprinus carpio).
2. Untuk mengetahui volume gonad pada ikan mas (Cyprinus carpio).

Manfaat Praktikum
Manfaat dari pelaksanaan praktikum ini adalah agar mahasiswa/i mampu
memahami tentang Fekunditas pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) serta sebagai salah
satu informasi bagi pihak yang membutuhkan dan sebagai salah satu syarat masuk
praktikum Reproduksi Perikanan selanjutnya.
4

TINJAUAN PUSTAKA

Ikan Mas (Cyprinus carpio)


Ikan mas termasuk famili Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri umum,
badan ikan mas berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke samping (compresed)
dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat di sembulkan, di bagian
mulut di hiasi dua pasang sungut, yang kadang-kadang satu pasang di antaranya
kurang sempurna dan warna badan sangat beragam. Bentuk tubuh ikan mas agak
memanjang dan memipih tegak (compresed). Mulutnya terletak di bagian tengah
ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Pada bagian anterior
mulut terdapat dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi
kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham.
Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada
beberapavarietas yang hanya memiliki sedikit sisik. sisik ikan mas berukuran besar
dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid (lingkaran) (Benaya, 2019).
Secara garis besar tubuh ikan mas terdiri dari tiga bagian yaitu badan kepala
dan ekor bentuk tubuh akan memanjang dan memiliki 3 perbandingan antara
panjang total dengan tinggi badan sekitar 3 banding 1 bila di bagian tengah badan
perbandingan antara tinggi dan lebar badan sekitar 3 banding 2 tergantung varietas
ikan mas hampir seluruh bagian tubuh ikan mas ditutupi sisik Tetapi beberapa
varietas hanya memiliki sisi sangat sedikit garis lurus suatu gerak sisi pada ikan mas
tergolong langka yang berada di pertengahan tubuh melintang dari tutup insang
sampai ke ujung belakang pangkal ekor ikan mas berukuran relatif besar dan
digolongkan ke dalam titik-titik lingkaran warna tubuh ikan mas cukup beragam
tergantung dari varietas ada merah kuning abu-abu kehijauan dan ada juga yang
(Supriatna, 2013).
Habitat asli ikan mas di alam meliputi sungai yang berarus, tenang hingga
sedang dan area dangkal danau. Ikan tersebut menyukai perairan hangat dengan
warna air agak keruh dengan tersedia pakan alami. Tempat yang ideal adalah ceruk
atau area terdalam pada suatu dasar perairan. Selain itu, bagian-bagian sungai berair
tenang yang terlindung dari pepohonan dan banyak ditumbuhi tanaman air sering
menjadi tempat memijah bagi ikan mas (Benaya, 2019).
5

Induk ikan mas dapat dipijahkan pada umur 17-24 bulan untuk betina dan 8
bulan untuk jantan. Pada umur tersebut induk betina dapat mencapai berat lebih dari
2 kg/ekor, dan 0,6 kg/ekor untuk induk jantan. Induk jantan dan induk betina yang
dipijahkan telah memenuhi kriteria induk yang baik berdasarkan berat dan umur.
Induk betina memiliki umur rata-rata 1,5 tahun dengan berat rata-rata 2 kg/ekor.
Induk betina yang berumur 1,5 tahun telah matang gonad dan memiliki kualitas telur
yang baik, sehingga dapat digunakan pada pemijahan. Induk jantan memiliki umur
1 tahun dengan berat rata-rata diatas 1 kg/ekor. Pada umur 1 tahun induk jantan ikan
mas mempunyai sperma yang berkualitas sehingga dapat membuahi telur dengan
baik. Pembuahan telur yang tinggi sangat dipengaruhi oleh kualitas sperma induk
jantan (Mustamin et al., 2018).
Habitat atau tempat hidup ikan mas di alam bebas yaitu di pinggiran sungai,
danau, atau perairan tawar lain dengan kedalam air yang tidak terlalu dalam dan
tidak terlalu deras aliran airnya. Lingkungan perairan yang ideal untuk tempat hidup
ikan mas adalah daerah dengan ketinggian 150 – 600 m di atas permukaan laut. Suhu
air yang ideal untuk tempat hidup ikan mas adalah terletak pada kisaran antara 25 -
30 ℃. Habitat ikan mas meliputi sungai berarus tenang sampai berarus sedang dan
di area danau dangkal. Terkadang ikan mas dapat di temukan pada perairan payau
atau muara sungai yang bersalinitas 25 – 30 ppm. Perairan yang terdapat banyak di
tempati ikan mas yaitu bagian – bagian sungai yang terlindungi pepohonan rindang
dan pada tepi sungai dengan reruntuhan pohon yang tumbang (Prahesti et al., 2019).
Fekunditas pada Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Pada saat ini gonad semakin bertambah berat diikuti dengan semakin
bertambahbesar ukurannya termasuk ukuran telurnya. Pertambahan berat gonad
pada ikan jantan betina sebesar 10−25% dari berat tubuh dan pertambahan pada ikan
jantan sebesar 5−10%. Letak gonad betina ikan mas membesar mengisi dua pertiga
rongga perut atau hampir menutupi organ organ tubuh pada saat tingkat kematangan
gonad (TKG) IV dan berwarna kuning kecokelatan, gonad jantan ikan mas pada
TKG IV besar dan panjang, mengisi dua pertiga rongga perut atau hampir menutupi
organ-organ yang lain. Gonad mengembung, memanjang ke depan dan berwarna
putih jerni (Benaya, 2019).
6

Jenis kelamin diduga berdasarkan pengamatan gonad ikan contoh.


Penentuan tingkat kematangan gonad pada ikan dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu penentuan yang dilakukan di laboratorium berdasarkan pada penelitian
mikroskopik dan penentuan yang dilakukan di lapangan atau laboratorium
berdasarkan pengamatan morfologis serta ukuran gonad. Penentuan tingkat
kematangan gonad peperek ditentukan menggunakan klasifikasi dari modifikasi.
Tingkat kematangan gonad yang ditentukan secara morfologi didasarkan pada
bentuk, warna, bobot gonad, serta perkembangan isi gonad. Data yang dibutuhkan
dalam tingkat kematangan gonad adalah ukuran gonad dan bentuk morfologi gonad
(Sharif et al., 2018).
Secara umum telur ikan mas berbentuk bulat dan berwarna bening. Telur
ikan mas bersifat adesif atau menempel pada substrat. Ukurannya bervariasi,
tergantung umur serta ukuran dan bobot induk. Namun, secara umum diameter telur
mencapai 1,5–1,8 mm dengan berat 0,17–0,20 mg. Telur yang baik dan sudah
dibuahi mempunyai ciri bening dan bercahaya. Telur yang tidak normal berwama
kusam. Telur yang terbuahi berwarna bening trasparan dengan inti telur di bagian
tengah. Telur yang gagal dibuahi biasanya berwarna putih keruh (Benaya, 2019).
Pengertian umum fekunditas adalah jumlah telur yang dihasilkan oleh
individu pada waktu akan memijah. Pengetahuan mengenai fekunditas merupakan
salah satu aspek yang memegang peranan penting dalam biologi perikanan.
Fekunditas secara tidak langsung dapat dipergunakan untuk memperkirakan
banyaknya ikan yang akan dihasilkan. Menurut Andy Omar (2013), fekunditas pada
suatu individu dengan individu lainnya mempunyai keterpautan dengan umur,
panjang atau bobot individu, dan spesies ikan (Fadillah, 2018).
Fekunditas individu adalah jumlah telur yang terdapat di dalam ovari ikan.
Untuk menentukan fekunditas ikan apabila ikan tersebut dalam tahap tingkat
kematangan gonad yang ke-IV dan yang paling baik sesaat sebelum terjadinya
pemijahan, dengan mengetahui fekunditas secara tidak langsung kita dapat menaksir
jumlah anak ikan yang akan dihasilkan dan akan menentukan pula jumlah ikan
dalam kelas umur yang bersangkutan. Dalam hubungan ini tentu ada faktorfaktor
lain yang memegang peranan penting dan sangat erat kaitannya dengan strategi
7

reproduksi dalam rangka mempertahankan kehadiran spesies tersebut di alam


(Ramadhan, 2015).
Fekunditas merupakan jumlah telur masak yang terdapat pada ovari ikan
betina matang gonad sebelum dikeluarkan pada waktu ikan memijah. Fekunditas
merupakan salah satu fase penting dalam perikanan karena dapat memperkirakan
jumlah larva atau benih yang akan dihasilkan oleh masing-masing individu ikan
pada saat memijah. Fekunditas dapat dihubungkan dengan panjang atau bobot
(Sharif et al., 2018).
Ikan-ikan yang tua dan besar ukurannya mempunyai fekunditas relatif lebih
kecil. Fekunditas yang berbeda-beda antarspesies memperlihatkan strategi
reproduksinya. Bahkan intraspesies, fekunditas bervariasi sebagai hasil dari
perbedaan adaptasi terhadap lingkungan. Untuk ikan-ikan tropis dan sub-tropis,
definisi fekunditas yang paling cocok mengingat kondisinya ialah jumlah telur yang
dikeluarkan oleh ikan dalam ratarata masa hidupnya. Spesies ikan yang mempunyai
fekunditas besar, pada umumnya akan memijah pada daerah permukaan untuk
spesies yang mempunyai fekunditas kecil biasanya melindungi telurnya dari
pemangsa dengan cara menempelkan telurnya pada tanaman atau habitat lainnya
(Fadillah, 2018).
Perhitungan Fekunditas pada Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Penentuan fekunditas dilakukan dengan menghitung selisih bobot tubuh
induk betina ikan mas saat matang gonad pada TKG IV sebelum dipijahkan
(pra salin) dengan induk betina ikan mas setelah dipijahkan (pasca salin). Selisih
bobot induk betina ikan mas tersebut diasumsikan sebagai bobot gonad induk betina
ikan mas. Berat sebutir telur yang dihasilkan induk betina ikan mas diketahui 0,0002
g (Firmantin, 2015).
Perhitungan fekunditas dilakukan dengan menggunakan dua tahap, yaitu
tahap pertama adalah cara mendapatkan telur dan tahap kedua adalah cara
mengeluarkan telur. Cara mendapatkan telur yaitu mengambil telur dari ikan induk
dengan mengangkat seluruh gonadnya dari dalam perut ikan yang telah diawetkan.
Cara menghitung telur, yaitu dengan menggunakan metode gravimetrik, di mana
gonad dan sub gonad ditimbang untuk menentukan bobotnya masing-masing.
Bagian sub gonad adalah bagian anterior, median, dan posterior dari gonad yang
8

kemudian diambil telur-telurnya dan dihitung jumlahnya


(Ferdiansyah dan Syahailatua, 2010)
Fekunditas diperkirakan sebagai jumlah telur yang ditemukan dalam ovary
pada ikan yang telah mencapai TKG III dan IV. Fekunditas total dihitung dengan
menggunakan metode sub-contoh bobot gonad atau disebut metode gravimetrik.
Fekunditas ikan ditentukan dengan menggunakan metode gravimetric dengan
menggunkan formula Effendie (1997) F = G/ Q x N dimana F merupakan fekunditas
(butir) G bobot tubuh (g) Q = bobot gonad contoh dan N = jumlah telur pada gonad
contoh (butir) (Nuhayati et al., 2018).
Fekunditas dihitung dengan metode gabungan dari metode menghitung
langsung, volumetrik dan gravimetrik. Caranya terlebih dahulu membedah ikan
guna mendapatkan gonadnya. Setelah gonad didapatkan, gonad ditimbang
menggunakan timbangan digital yang kemudian dinyatakan sebagai gonad utuh.
Gonad utuh dipotong menjadi 3 bagian yaitu anterior, tengah dan posterior. Salah
satu gonad diambil dari potongan tersebut, lalu ditimbang dan dinyatakan sebagai
gonad contoh. Gonad contoh yang telah ditimbang diencerkan ke dalam 10 ml
aquades. Satu ml dari cairan tersebut setelah dikocok dihitung jumlah telurnya
(Suhendra et al., 2017).
Nilai fekunditas, derajat pembuahan telur dan daya tetas telur dihitung dari
ikan mas yang dipijahkan menggunakan metode pemijahan semi buatan. Fekunditas
dihitung berdasarkan berat total gonad dibagi berat sampel gonad dikali dengan
jumlah telur dalam sampel gonad. Fekunditas menunjukkan kapasitas bertelur ikan
atau mengacu pada jumlah telur matang yang dikeluarkan dalam satu musim
pemijahan. Pada ikan mas dengan bobot antara 650 gram - 1008 gram menghasilkan
nilai fekunditas 7.500 - 8.200 telur. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan
berat tubuh ikan dapat menghasilkan nilai fekunditas yang berbeda. Perbedaan nilai
fekunditas pada penelitian ini dapat disebabkan berbagai faktor. Fekunditas ikan
dipengaruhi oleh ukuran, umur, spesies ikan, dan pengaruh lingkungan seperti
habitat dan ketersediaan nutrisi. Faktor berat induk diduga juga mempengaruhi
fekunditas karena berat induk juga terkait dengan berat gonad
(Ishaqi dan Sari, 2019).
9

METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 Maret 2022 pukul
10.00 sampai dengan selesai di rumah praktikan Jalan Mongonsidi II No. 31 Kel,
Anggrung, Medan Polonia, Medan.
Alat dan Bahan Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah ember sebagai wadah bagi
ikan, kertas millimeter blok sebagai alat pengukur, gunting sebagai alat untuk
membedah ikan, kamera untuk dokumentasi dan alat tulis untuk mencatat data yang
diperoleh, gelas ukur untuk mengukur aquades, jarum pentul untuk menghitung
telur, dan timbangan digital yang digunakan untuk menimbang bobot ikan dan bobot
telur serta gonad.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Ikan mas yang digunakan
sebagai bahan utama praktikum ini dan aquades yang digunakan untuk merendam
gonad ikan mas.
Prosedur Praktikum
Adapun prosedur untuk menghitung fekunditas pada Ikan Mas
(Cyprinus carpio) adalah sebagai berikut:
1. Disiapkan ikan mas betina yang telah mencapai TKG IV
2. Ditimbang bobot, diukur panjang total, panjang baku, panjang folk, tinggi
badan ikan Mas dan didokumentasi
3. Diamati dan dicatat data yang telah didapatkan
4. Dibedah ikan mas betina TKG IV menggunakan pisau/gunting kemudian
dikeluarkan gonad ikan mas dan ditimbang bobot nya, serta dicatat.
5. Di timbang gonad utuh dan dicatat bobotnya.
6. Dimasukkan gonad ke dalam aquades sampai tenggelam, kemudian diangkat
dan ditimbang bobot gonad setelah di rendam aquades
7. Di potong menjadi tiga bagian gonad, kemudian dimasukkan ke dalam 3
wadah yang berbeda
8. Ditimbang setiap bagian gonad yang telah dipotong
10

9. Direndam masing-masing bagian gonad dengan aqudes sampai tenggelam


kemudian diangkat dan ditimbang bobot dari masing-masing gonad
10. Dihitung telur dari setiap bagian menggunakan metode volumetric,
gravimetrik, dan gabungan.
11. Dicatat setiap hasil yang didapat
11

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Ikan Mas (Cyprinus carpio) betina

Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus carpio) menurut Saanin (1984) adalah


sebagai berikut:
Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Osteichthyes

Ordo : Ostariophysi

Famili : Cyprinidae

Genus : Cyprinus

Spesies : Cyprinus carpio

Gambar 2. Gonad Ikan Mas (Cyprinus carpio) betina


12

Tabel 1. Data hasil perhitungan kelompo


Ikan Perhitungan Metode
Total
Volumetrik Gravimetrik Gabungan
Mas 14.523 16.155 13.597 362.590

Lele 43.387 44.396 98.882 126.846


Mas 562 84.862 84.300 169.724
Nila 250 110 286 2860
Mujair 838 682 750 187.687

Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah diketahui bobot ikan mas betina yang sudah
TKG IV memiliki bobot 1,8 kg dan memilik perut yang besar. Hal ini sesuai dengan
Mustamin et al., (2018) Induk ikan mas dapat dipijahkan pada umur 17-24 bulan
untuk betina dan 8 bulan untuk jantan. Pada umur tersebut induk betina dapat
mencapai berat lebih dari 2 kg/ekor, dan 0,6 kg/ekor untuk induk jantan. Induk
jantan dan induk betina yang dipijahkan telah memenuhi kriteria induk yang baik
berdasarkan berat dan umur. Induk betina memiliki umur rata-rata 1,5 tahun dengan
berat rata-rata 2 kg/ekor. Induk betina yang berumur 1,5 tahun telah matang gonad
dan memiliki kualitas telur yang baik, sehingga dapat digunakan pada pemijahan.
Induk jantan memiliki umur 1 tahun dengan berat rata-rata diatas 1 kg/ekor.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan jumlah telur dalam
1 gram gonad didapatkan 562 butir. Hal ini sesuai dengan Ishaqi dan Sari (2019)
yang menyatakan bahwa fekunditas dihitung berdasarkan berat total gonad dibagi
berat sampel gonad dikali dengan jumlah telur dalam sampel gonad. Fekunditas
menunjukkan kapasitas bertelur ikan atau mengacu pada jumlah telur matang yang
dikeluarkan dalam satu musim pemijahan. Pada ikan mas dengan bobot antara 650
gram - 1008 gram menghasilkan nilai fekunditas 7.500 - 8.200 telur. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya perbedaan berat tubuh ikan dapat menghasilkan nilai
fekunditas yang berbeda. Perbedaan nilai fekunditas pada penelitian ini dapat
disebabkan berbagai faktor. Selisih bobot induk betina ikan mas tersebut
diasumsikan sebagai bobot gonad induk betina ikan mas.
13

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dan telah dicari jumlah telur dari
masing-masing metode didapati dengan metode volumetrik sebanyak 84.862 butir,
metode gravimetrik sebanyak 84.300 dan metode gabungan sebanyak 169.724. Hal
ini sesuai dengan Septihandoko dan Lamid (202) yang menyatakan bahwa
perhitungan nilai fekunditas pada ikan mas yaitu dengan mencari nilai bobot seluruh
gonad dibagi dengan nilai bobot sebagian kecil gonad dikalikan dengan jumlah telur
pada sebagian gonad. Hasil fekunditas ikan mas pada pemijahan semi buatan
berjumlah 297.840 butir telur, sedangkan pada pemijahan alami sebanyak 230.400
butir telur. Hasil fekunditas ikan mas yaitu sebesar 121.500 butir telur, sedangkan
yang paling minimum fekunditas ikan mas sebesar 109.890 butir telur. Hasil
perhitungan Fertilization Rate pada pemijahan semi buatan sebesar 78% dengan
telur yang terbuahi sebanyak 232.315 butir telur, sedangkan perhitungan
Fertilization Rate pada pemijahan alami sebesar 83% dengan telur yang terbuahi
sebanyak 191.232 butir telur.
Pada saat praktikum gonad ikan mas dibagi menjadi 3 dan direndam dengan
aquades dan kemudian dihitung jumlah telur dari salah satu bagian sebagai gonad
contoh setelah itu dihitung menggunakan metode volumetric, gravimetrik, dan
gabungan. Hal ini sesuai dengan Suhendra et al., (2017) yang menyatakan bahwa
fekunditas dihitung dengan metode gabungan dari metode menghitung langsung,
volumetrik dan gravimetrik. Caranya terlebih dahulu membedah ikan guna
mendapatkan gonadnya. Setelah gonad didapatkan, gonad ditimbang menggunakan
timbangan digital yang kemudian dinyatakan sebagai gonad utuh. Gonad utuh
dipotong menjadi 3 bagian yaitu anterior, tengah dan posterior. Salah satu gonad
diambil dari potongan tersebut, lalu ditimbang dan dinyatakan sebagai gonad contoh
B.erdasarkan hasil praktikum ciri telur ikan yang berada di dalam ovary yang
telah matang gond memiliki warna kuning dan bening. Hal ini sesuai dengan Benaya
(2019) yang menyatakan bahw secara umum telur ikan mas berbentuk bulat dan
berwarna bening. Telur ikan mas bersifat adesif atau menempel pada substrat.
Ukurannya bervariasi, tergantung umur serta ukuran dan bobot induk. Namun,
secara umum diameter telur mencapai 1,5–1,8 mm dengan berat 0,17–0,20 mg.
Telur yang baik dan sudah dibuahi mempunyai ciri bening dan bercahaya. Telur
yang tidak normal berwama kusam. keruh.
14

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Jumlah telur ikan Mas (Cyprinus carpio) dari masing-masing metode yaitu
metode volumetrik sebanyak 84.862 butir, metode gravimetrik sebanyak 84.300
butir dan metode gabungan sebanyak 169.724 butir
2. Volume gonad pada ikan Mas (Cyprinus carpio) betina sebesar 360 gram.
Saran
Saran dari praktikum ini adalah agar praktikan memahami materi mengenai
Fekunditas pada Ikan Mas (Cyprinus carpio). Diharapkan praktikan dapat
menguasai materi terlebih dahulu agar praktikum yang akan datang dapat berjalan
dengan baik dan lancar. Selain itu, bagi pembaca agar lebih memperhatikan setiap
detil keterangan yang diutarakan di dalam laporan ini.
15

DAFTAR PUSTAKA

Benaya, A. 2019. Teknik Pengelolaan Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) pada
Kolam Beton di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi Jawa
Barat. Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan Pangkep.
Fadillah, P. N. 2018. Analisis Fekunditas dan Diameter Telur Ikan Lencam
(Lethrinus lentjan Lacepede, 1802) Didaratkan di Tempat Pelelangan Ikan
(TPI) Beba, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar. [Skripsi].
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Ferdiansyah, F dan A. Syahailatua. 2010. Fekunditas dan Diameter Telur Ikan
Terbang di Perairan Selat Makassar Dan Utara Bali. Jurnal BAWAL 3 (3).
191-197.
Firmantin, I. T., A. Sudaryono., dan R. A. Nugroho. 2015. Pengaruh Kombinasi
Omega-3 dan Klorofil dalam Pakan terhadap Fekunditas, Derajat Penetasan
dan Kelulushidupan Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio, L). Journal of
Aquaculture Management and Technology. (4)1: 19-25.
Hanafie, A. 2019. Biologi Reproduksi Ikan dan Teknik Pembenihan Ikan: Lambung
Mangkurat University Press.
Ishaqi, A. M. A. dan Putri Desi Wulan Sari, P. D. W. 2019. Pemijahan Ikan Koi
(Cyprinus carpio) dengan Metode Semi Buatan: Pengamatan Nilai
Fekunditas, Derajat Pembuahan Telur dan Daya Tetas Telur. Jurnal
Perikanan dan Kelautan. 9(2):216-224.
Iswanto, B., R. Suprapto, H. Marnis, dan Imron. 2016. Performa Reproduksi Ikan
Lele Mutiara (Clarias gariepinus). Media Akuakultur. 11 (1): 1-9.
Jusmaldi., D.D Solihin., R. Affandi., MF Rahardjo., dan R. Gustiano. 2019.
BiologiReproduksi Ikan Lais Ompok miostoma (Vaillant 1902) di Sungai
Mahakam Kalimantan Timur. Jurnal Iktiologi Indonesia 19(2):13-29.
Lindawati., Achmad, F dan Mennofatria, B. 2019. Karakteristik Pertumbuhan dan
Biologi Reproduksi Ikan Kuniran di Perairan Selat Sunda.
Mustamin, M., Wahidah., dan Dahlia. 2018. Teknik Pemijahan Ikan Mas di Balai
Benih Ikan Mas (BBI) Pangkajene Kabupaten Sidenreng Rappang
Sulawesi. Prosiding Seminar Nasional 2018 Sinergitas Multidisiplin Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (1). ISSN: 2622-0520.
Nainggolan A, Sudrajat AO, Priyo NB, Harris E. 2015. Peningkatan Kinerja
Reproduksi, Kualitas Telur, dan Larva Melalui Suplementasi Spirulina
Dikombinasi dengan Injeksi Oocyte Developer pada Induk Ikan Lele
(Clarias sp.) Betina. Jurnal Riset Akuakultur. 10(2): 199-210.
Nurhayati, A., A. Thaib., dan Irmayan. 2018. Efektifitas Penambahan Vitamin E
dalam Ransum Pakan terhadap Tingkat Kematangan Gonad Induk Ikan
16

Cupang (Betta splendens). Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal. 5(1) :


19-22.
Prahesti, J., Jumadi, R. dan Rahim, A. R. 2019. Penggunaan Sistem Akuaponik
dengan Jenis Tanaman yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan
Kelangsungan Hidup Ikan Mas (Cyprinus carpio).
Safri, Lamhing dan Patang. 2020. Pengaruh Penggunaan Substrat dengan Warna
yang Berbeda pada Pemijahan Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jurnal
Pendidikan Teknologi Pertanian 6(2) : 227 – 336.
Sari, R.T. 2016. Hubungan Panjang Tubuh dan Rasio Papilla dengan Jenis Kelamin
pada Ikan Gobi (Sicyopterus macrostetholepis Blkr.). Jurnal Pendidikan
Matematika dan IPA 7(2).
Sharif, T. A., Yonvitner., dan A. Fahrudin. 2018. Biologi Reproduksi Ikan Peperek
(Gazza minuta Bloch, 1795) yang Didaratkan di PPN Palabuhanratu,
Sukabumi, Jawa Barat. Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis. (2) 2.
Sudrajat, A. O dan Rasid, H. 2020. Induksi Pematangan Gonad Ikan Lele
(Clarias sp.) Menggunakan Oodev dan Kunyit (Curcuma longa) melalui
Pakan di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Jurnal Pusat Inovasi
Masyarakat. 2 (1): 90–96.
Suhendra, C., E. Utami., dan Umroh. 2017. Biologi Reproduksi Ikan Keperas
(Cyclocheilichthys apogon) di Perairan Sungai Menduk Kabupaten Bangka.
Jurnal Sumberdaya Perairan 1(1).
Sukendi. 2018. Peran Biologi Reproduksi Ikan dalam Bioteknologi Pembenihan.
Widiana, M. 2019. Biologi Reproduksi Ikan Pantau (Rasbora cephalotaenia
Bleeker, 1852) di Sungai Kandis Desa Karya Indah Kecamatan Tapung
Kabupaten Kampar Provinsi Riau. [Skripsi]. Universitas Riau, Riau.
17

LAMPIRAN 1

Alat

Gambar 1. Milimeter Blok Gambar 2. Penggaris

Gambar 3. Timbangan Gambar 4. Penghapus

Gambar 5. Pensil Gambar 6. Buku Catatan


18

Bahan

Gambar 8. Ikan Mas Gambar 9. Tissue

Gambar 10 . Aquades
19

LAMPIRAN 2

Hasil Identifikasi
1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Diletakkan ikan mas (Cyprinus carpio) di atas millimeter blok

3. Dibedah ikan mas (Cyprinus carpio) menggunakan pisau/gunting kemudian


dikeluarkan gonad ikan mas dan ditimbang bobot gonad ikan mas betina

4. Direndam ke dalam aquades selanjutnya ditimbang kembali setelah direndam


aquades
20

5. Dibagi menjadi 3 bagian gonad nya, lalu ditimbang dan direndam masing
masing bagian, lalu ditimbang kembali berat telur ikan mas (Cyprinus carpio)

6. Dihitung jumlah telur pada masing-masing bagian

7. Dicatat hasil identifikasi

Perhitungan Metode Volumetrik


Dik : x = 28.100
V = 151 gr
v = 50 gram
Dit : X.. ?
X X
=
x x
21

X 151
= = 84.300 butir
28100 50

Metode Gravimetrik
Dik : x = 562 gram
G = 151 gr
g = 1 gram
Dit : X.. ?
X G
=
x g
X 151
= = 84.862 butir
562 1

Metode Gabungan
Gx V x X
F=
Q
151 x 100 x 562
= 50
= 169.724 butir
22

LAMPIRAN 3

Nama Kelompok yang Bekerja di Lokasi


1. Gabryella Sitompul (190302083)
2. Sari Putri Situmorang (190302067)
3. Apryani Susanti (190302029)
4. Arman Anggi Sinofoi Malau (190302043)
5. Muhammad Ilham Thohar (190302009)
6. Tangges Erika (190302025)
7. Nur Annisa (190302007)

Gambar 11. Foto Kelompok III


23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

Anda mungkin juga menyukai