Rosalia Kusumowati E62 Take Home SIM InOut Sourcing - Final

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI INSOURCING COSOURCING


DAN OUTSOURCING DI SUATU ORGANISASI

Dosen :
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, Msc

Disusun oleh :
Rosalia Kusumowati

NIM:
K15161105

Kelas E62

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia Nya makalah dengan judul Pengembangan Sistem
Informasi Insourcing, Cosourcing dan Outsourcing di Organisasi ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen pada
triwulan 1 kelas E-62 MB-IPB.
Dalam penyelesaian makalah ini, tentunya tidak terlepas dari beberapa
kendala yang penulis alami terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu
pengetahuan yang penulis miliki. Namun berkat bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak, akhirnya peulis dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Arif Imam
Suroso, Msc yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan kepada kami.
Dengan keterbatasan pengalaman, ilmu maupun pustaka yang ditinjau,
penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
pengembangan lebih lanjut agar dapat bermanfaat. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya masukan dan saran yang positif, guna makalah yang lebih
baik lagi di masa yang akan datang.

Jakarta, 18 Februari 2017

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
2.1. Tinjauan Pustaka.................................................................................................. 3
2.1.1. Definisi Sistem Informasi........................................................................... 5
2.1.1.1. Komponen-komponen Sistem Informasi ....................................... 4
2.1.1.2. Peran Utama Sistem Informasi ...................................................... 4
2.1.1.3. Pengembangan Sistem Informasi ................................................. 5
2.1.1.4. Manfaat Sistem Informasi .............................................................. 6
2.1.2. Definisi Insourcing ..................................................................................... 6
2.1.3. Definisi Cosourcing ................................................................................... 7
2.1.4. Definisi Outsourcing .................................................................................. 7
2.2. Pembahasan Insourcing, Cosourcing dan Outsourcing........................................ 8
2.2.1. Alasan Organisasi Memilih Insourcing, Cosourcing dan Outsourcing ...... 8
2.2.2. Perbedaan Insourcing, Cosourcing dan Outsourcing ................................. 9
2.2.3. Kelebihan Insourcing, Cosourcing dan Outsourcing ............................... 10
2.2.4. Kelemahan Insourcing, Cosourcing dan Outsourcing.............................. 10
2.2.5. Skala Ekonomi Insourcing, Cosourcing dan Outsourcing ...................... 12
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 13
3.1. Kesimpulan ........................................................................................ 13
3.2. Saran ................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang merupakan salah satu
pilar dari perwujudan ASEAN vision 2020, banyak peluang dan tantangan yang
dihadapi oleh perusahaan. MEA menjadi tantangan serius bagi perusahaan dalam
mengoptimalkan sumber daya, kinerja, sistem manajemen dan teknologi
informasi. Perusahaan dituntut untuk mengembangkan sistem informasi dengan
perencanaan yang baik dan harus didukung oleh sumber daya yang kompeten,
dimana perusahaan mengembangkan sistem informasi yang sudah ada dan
perusahaan dapat melibatkan pihak luar dari suatu organisasi untuk melimpahkan
tanggung jawab dan pemeliharaan sistem informasi yang dimilikinya.
Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen
dalam suatu organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan
pengaliran informasi (Indrajit, 2001). Indrajit berpendapat bahwa keandalan suatu
sitem informasi dalam sebuah organisasi terletak pada keterkaitan antara
komponen yang ada, sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan suatu informasi yang
berguna akurat, terpercaya, rinci, cepat, relevan dan sebagainya untuk organisasi
yang bersangkutan. Dengan adanya sistem informasi operasional perusahaan
dapat disimpulkan bahwa perusahaan harus bisa menerapkan sistem informasi
agar operasional perusahaan untuk mendukung pengelolaan sumber daya manusia
dimana aktifitas pekerjaan agar lebih efektif dan saling terintegrasi, dan untuk
menghasilkan produktifitas yang baik untuk mencapai tujuan perusahaan.
Penerapan Sistem Informasi khususnya pada sebuah perusahaan diyakini
dapat meningkatkan daya saing dengan cara memberikan nilai tambah pada
produk dan layanan yang dihasilkannya. Peningkatan daya saing ini sangat
diperlukan mengingat tantangan yang muncul akibat penerapan MEA menuntut
setiap bisnis untuk bisa menghasilkan produk dan layanan yang lebih berkualitas
dengan harga murah. Persoalannya, upaya apa yang dapat ditempuh perusahaan
agar dapat diperoleh aplikasi sistem informasi untuk menjamin aliran data dan
informasi secara berkelanjutan. Sedikitnya ada tiga alternatif yang secara umum
dapat diterapkan untuk memperoleh sistem informasi tersebut diantaranya
membeli aplikasi jadi, insourcing, cosourcing dan outsourcing.
Penggunaan sistem teknologi informasi pada organisasi masa kini
cenderung menggunakan sisem outsourcing dan mulai meninggalkan
pengembangan sistem teknologi informasi secara inhouse. Adapun undang-
undang yang mengatur tentang outsourcing yaitu undang-undang ketenagakerjaan
no.13 tahun 2003 yang tercantum pada pasal 64 yaitu perusahaan dapat
menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui
perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/buruh yang
dibuat secara tertulis.

1
Fungsi Interorganisational merupakan sebuah peranan yang cukup unik
karena dipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk
melakukan kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan lain.
Konsep kemitraan strategis atau partnerships berbasis teknologi informasi seperti
pada implementasi supply chain banagement atau enterprise resource planning
membuat perusahaan melakukan sejumlah terobosan penting dalam mendesain
struktur organisasi unit teknologi informasinya. Bahkan tidak jarang ditemui
perusahaan yang cenderung melakukan kegiatan pengalihdayaan atau outsourcing
sejumlah proses bisnis terkait dengan manajemen teknologi informasinya ke pihak
lain demi kelancaran bisnisnya.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah perbedaan antara insourcing, cosourcing dan outsourcing?
2. Bagaimana perkembangan dan pengelolaan sistem informasi insourcing,
cosourcing dan outsorcing di suatu organisasi!
3. Apa yang menjadi alasan suatu organisasi menggunakan sistem secara
insourcing, cosourcing dan outsourcing?
4. Apa saja kelebihan dan kelemahan menggunakan sistem informasi secara
insourcing, cosourcing dan outsourcing?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Sistem Informasi Manajemen perorangan. Penulisan makalah ini merupakan
sebagai sarana untuk menambah dan menerapkan pengetahuan teoritis yang
diperoleh selama masa perkuliahan dan diharapkan dapat memberikan
pemahaman mengenai pengembangan sistem informasi insourcing, cosourcing
dan outsourcing di suatu organisasi. Adapun tujuan lainnya adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui definisi sistem informasi khususnya insourcing, cosourcing
dan outsourcing.
2. Mengetahui pengembangan dan pengelolaan sistem informasi insourcing,
cosourcing dan outsorcing di suatu organisasi.
3. Mengetahui alasan perusahaan menggunakan sistem secara insourcing,
cosourcing dan outsourcing.
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan menggunakan sistem informasi
secara insourcing, cosourcing dan outsourcing.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Tinjauan Pustaka


Semua organisasi membutuhkan aliran informasi yang membantu manajer
untuk mengambil bermacam keputusan yang dibutuhkan. Aliran informasi ini
diatur dan diarahkan dalam suatu sistem informasi. Sistem informasi pada
perusahaan diharapkan mampu mendukung strategi perusahaan dalam
peningkatan keunggulan perusahaan dalam kompetisi inti, mendukung efiseiensi
dan efektifitas manajemen perusahaan, menjadi sumber yang akurat bagi pihak
manajemen dalam mengambi keputusan yang bersifat strategik dan lain
sebagainya. Sistem informasi berperan dalam proses pengambilan keputusan
operasional harian sampai perencanaan jangka panjang. Dalam pengembangan
sistem informasi pada suatu perusahaan atau organisasi dapat dilakukan dalam
tiga cara, yaitu insourcing, cosourcing dan outsourcing. Sebelum menjelaskan
lebih jauh mengenai insourcing, cosourcing dan outsourcing berikut akan
dipaparkan terlebih dahulu mengenai sistem informasi.
2.1.1. Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang saling
berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan unuk
mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan
informasi. Adapun beberapa definisi dari sistem informasi daintaranya:
a. Kadir (2003:10), sistem Informasi adalah kombinasi dari sejumlah
komponen (manusia, komputer, teknologi informasi) yang akan
memproses data menjadi informasi untuk mencapai suatu sasaran atau
tujuan.
b. Budi Sutedja (2006: 11), sistem informasi merupakan kesatuan elemen-
elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk
menciptakan dan membentuk aliran informasi yang akan mendukung
pembuatan keputusan dan melakukan control terhadap jalannya
perusahaan.
c. James O’Brien (2010: 26) sistem adalah sekelompok komponen yang
saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama
dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses
transformasi yang teratur. James O’Brien (2010: 34) informasi adalah
data yang telah dikonversi ke dalam konteks yang bermakna dan
berguna bagi pengguna akhir tertentu. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa menurut James O’Brien (2010: 4) sistem informasi
dapat merupakan kombinasi teratur dari orang-orang,
hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang
mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah
organisasi. Manusia bergantung pada sistem informasi untuk melakukan
komunikasi dengan peralatan fisik (hardware), instruksi pemrosesan

3
informasi atau prosedur (software), jaringan komunikasi (network), dan
data (data resources).

2.1.1.1. Komponen – Komponen Sistem Informasi


Model sistem informasi menurut James O’Brien (2010: 32) yang
menunjukkan kerangka konsep dasar untuk berbagai komponen dan aktivitas
sistem informasi dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1: Komponen-Komponens Sitem Informasi menurut James O’Brian

James O’Brian mengatakan bahwa komponen sistem informasi adalah


kombinasi dari integrasi yang terdiri dari unsur:
1. People Resources yaitu sumber daya manusia, pemakai akhir dan pakar
sistem informasi.
2. Hardware Resource yaitu mesin dan media.
3. Software Resource yaitu program dan prosedur.
4. Data Resource yaitu dasar data dan pengetahuan.
5. Network Resource yaitu jaringan media komunikasi dan dukungan jaringan,
untuk melakukan input, pemrosesan, output, penyimpanan, dan aktivitas
pengendalian yang mengubah sumber daya data menjadi produk informasi.

2.1.1.2. Peran Utama Sistem Informasi


Menurut O’Brien terdapat 3 peran utama sistem informasi dalam bisnis
yaitu:
1. Mendukung proses bisnis dan operasional, mulai dari akuntansi sampai
dengan penelusuran pesanan pelanggan, sistem informasi menyediakan
dukungan bagi manajemen dalam operasi atau kegiatan bisnis sehari-hari.
Ketika tanggapan/respon yang cepat menjadi penting, maka kemampuan
Sistem Informasi untuk dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan
informasi keberbagai fungsi bisnis menjadi kritis/penting.
2. Mendukung pengambilan keputusan, sistem informasi dapat
mengkombinasikan informasi untuk membantu manager menjalankan

4
menjalankan bisnis dengan lebih baik, informasi yang sama dapat membantu
para manajer mengidentifikasikan kecenderungan dan untuk mengevaluasi
hasil dari keputusan sebelumnya. Sistem Informasi akan membantu para
manajer membuat keputusan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih
bermakna.
3. Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif, sistem informasi yang
dirancang untuk membantu pencapaian sasaran strategis perusahaan dapat
men-ciptakan keunggulan bersaing di pasar.

Gambar 2: Peran Sistem Informasi menurut James O’Brian

2.1.1.3. Pengembangan Sistem Informasi


Mengembangkan solusi sistem informasi yang berhasil baik mengatasi
masalah bisnis adalah tantangan utama untuk para manajer dan praktisi bisnis saat
ini. Sebagai seorang praktisi bisnis bertanggungjawab untuk mengajukan atau
mengembangkan teknologi informasi baru atau meningkatkannya bagi
perusahaan. Adapun untuk seorang manajer bertanggungjawab untuk mengelola
usaha pengembangan yang dilakukan para spesialis sistem informasi dan para
pemakai akhir bisnis.
Mengembangkan solusi sistem informasi untuk mengatasi masalah bisnis
dapat diimplementasikan dan dikelola sebagai beberapa proses bertahap atau
beberapa siklus seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini (O’Brien, 2005).

Gambar 3: Solusi Pengembangan Sistem Informasi menurut James O’Brian

5
Mengembangkan solusi sistem informasi yang berhasil baik mengatasi
masalah bisnis adalah tantangan utama untuk para manajer dan praktisi bisnis saat
ini. Sebagai seorang praktisi bisnis bertanggungjawab untuk mengajukan atau
mengembangkan teknologi informasi baru atau meningkatkannya bagi
perusahaan. Adapun untuk seorang manajer bertanggungjawab untuk mengelola
usaha pengembangan yang dilakukan para spesialis sistem informasi dan para
pemakai akhir bisnis.

2.1.1.4. Manfaat Sistem Informasi


Manfaat sistem informasi menurut O’Brien dan Marakas (2008) diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Mendukung fungsi dari area bisnis untuk mencapai tujuan yang mencakup
bagian keuangan, akuntansi, operasional, pemasaran, dan sumber daya
manusia.
b. Untuk meningkatkan efisiensi dari proses produksi, meningkatkan
efisiensi dari proses produksi, meningkatkan produktivitas pekerja,
memberikan pelayanan dan kepuasan pelanggan.
c. Sebagai sumber utama informasi dan mendukung pengambilan keputusan
efektif yang diambil oleh manajer dan profesional bisnis.
d. Untuk mengembangkan produk dan jasa yang kompetitif dan sebagai
sebuah keuntungan strategik dalam menghadapi persaingan global.
e. Sebagai komponen utama dalam sumber daya infrastruktur dan
kehandalan jaringan bisnis masa kini.

2.1.2. Definisi Insourcing


Insourcing dari bahasa Inggris yang berarti alih daya internal adalah
kebalikan dari outsourcing, dimana perusahaan bukan menyerahkan aktivitas
perusahaan lain yang dianggap lebih kompeten, namun justru mengambil atau
menerima pekerjaan dari perusahaan lain dengan berbagai motivasi. Motivasi
utamanya adalah dengan menjaga tigkat produktivitas dan penggunaan aset secara
maksimal agar biaya satuannya dapat ditekan dimana hal ini meningkatkan
keuntungan perusahaan. Dengan demikian kompetisi utamanya tidak janya
digunakan sendiri tetapi juga dapat digunakan oleh perusahaan lain yang akan
meningkatkan keuntungan (Bisma Murti, 2008).
Jadi insourcing adalah mengoptimalkan karyawan dalam perusahaan untuk
dipekerjakan diluar perusahaan berdasarkan kompetensi dan minat karyawan itu
sendiri dan difasilitasi oleh perusahaannya. Insourcing bisa dalam bentuk bekerja
diluar perusahaan secara fulltime, fifty-fifty atau temporary. Kompensasi yang
diterima juga mengikuti pola tersebut artiya mereka akan dibayar secara penuh
oleh perusahaan yang menggunakannya atau sharing dengan perusahaan asalnya
atau perusahaan asal hanya menanggung selisih gaji (Zilmahram;2009)

6
Insourcing adalah suatu model pengembangan dan dukungan dari sistem
teknologi informasi yang dilakukan oleh para pekerja di suatu area fungsional
dalam organisasi (misalnya Akunting, Keuangan, dan Produksi) dengan sedikit
bantuan dari pihak spesialis sistem informasi atau tanpa sama sekali. Model ini
dikenal juga dengan istilah end-user computing atau end-user development.
Pengembangan ini dilakukan oleh para spesialis sistem informasi yang berada
dalam departemen EDP (Electronic Data Processing), IT (Information
Technology), atau IS (Information System). Pengembangan sistem umumnya
dilakukan dengan menggunakan SDLC (Systems Development Life Cycle) atau
daur hidup pengembangan sistem.

2.1.3. Definisi Cosourcing


Cosourcing merupakan jenis pekerjaan dan aktivitas dimana hubungan
antara perusahaan dan rekanan lebih erat dari sekedar outsourcing. Contohnya
adalah dengan memperbantukan tenaga ahli pada perusahaan pemberi jasa untuk
saling mendukung kegiatan masing-masing (Indrajit: 2004). Cosourcing dapat
diartikan partnership dan didasarkan atas hubungan kerjasama jangka
panjang. Pelaksanaan strategi cosourcing oleh suatu perusahaan pada intinya
disebabkan semakin meningkatnya kegiatan bisnis suatu perusahaan pada satu sisi
dan adanya keterbatasan SDM internal dari segi kuantitas maupun knowledge
untuk mengatasi secara baik (efektif dan efisien) meningkatnya kegiatan bisnis
tersebut.
“Cosourcing is hiring dedicated staff for your use. It is based on a long
term relationship and emphasizes values traditionally associated with partnering
rather than with vendingCosourcin (sourceplicity; 2010).
Cosourcing dapat menjadi alternatif solusi yang baik karena perusahaan
dapat mengontrol data, dan informasi hasil pengolahan IT, tetapi perusahaan juga
mendapatkan keuntungan perkembangan IT yang ditawarkan oleh solusi
outsourcing dan konsultasi.
Strategi cosourcing ini lebih terarah pada performa bisnis yang dilaksanakan
setiap perusahaan. Trend globalisasi dan tantangan yang semakin besar pada
lingkungan yang membutuhkan fleksibilitas, perkembangan berkelanjutan dan
fokus kepada kompetensi inti perusahaan merupakan penyebab perusahaan
memilih strategi cosourcing.

2.1.4. Definisi Outsourcing


Outsourcing berasal dari bahasa Inggris yang berarti alih daya. Outsourcing
mempunyai nama lain yaitu “contracting out” merupakan sebuah pemindahan
operasi dari satu perusahaan ke tempat lain. Hal ini biasanya dilakukan untuk
memperkecil biaya produksi atau untuk memusatkan perhatian kepada hal lain.
O’Brien dan Marakas (2010) dalam bukunya “Introduction to Information
Systems”, istilah outsourcing dalam arti luas adalah pembelian sejumlah barang

7
atau jasa yang semula dapat dipenuhi oleh internal perusahaan tetapi sekarang
dengan memanfaatkan mitra perusahaan sebagai pihak ketiga. Dalam kaitannya
dengan teknologi informasi, outsorcing digunakan untuk menjangkau fungsi dari
teknologi informasi secara luas dengan mengontrak penyedia layanan eksternal.
Indtajit dan Djokopranoto (2003), outsourcing adalah pendelegasian operasi
dan manajemen operasi dan manajemen harian dari suatu proses bisnis kepada
pihak luar (pihak perusahaan outsourcing). Adapun definisi yang lain adalah
penyerahan aktivitas perusahaan pada pihak ketiga dengan tujuan untuk
mendapatkan kinerja pekerjaan yang professional dan berkelas dunia. Adapun hal-
hal yang didelegasikan dalam outsourcing adalah suatu fungsi dan proses bisnis
tertentu untuk disisipkan dalam operasional bisnis perusahaan secara keseluruhan
outsourcing mempengaruhi suatu organisasi secara keseluruhan dalam hal bentuk
organisasi, pekerja, cara operasional, serta cara pengukuran.
Meurut O’Brien dan Marakas (2010), aplikasi IT outsourcing di suatu
perusahaan antara lain mencakup layanan seperti, pemeliharaan aplikasi
(application maintenance, pengembangan dan implementasi aplikasi (application
development and implementation), pusat data operasional (data center
operations), menyokong penguna akhir (end user support), help desk, dukungan
teknis (technical support), perancangan dan desain jaringan (programme and
network design), opersional jaringan (network operations), analisa sistem dan
desain (system analysis and design), analisa bisnis ( business analysis), sistem dan
strategi teknis (system and strategy).

2.2. Pembahasan Insourcing, Cosourcing dan Outsourcing

2.2.1. Alasan Organisasi Memilih Insourcing, Cosourcing dan Outsourcing


Organisasi biasanya memilih untuk melakukan insourcing dalam rangka
mengurangi biaya tenaga kerja dan pajak. Organisasi yang tidak puas dengan
outsourcing kemudian memilih insourcing sebagai penggantinya. Beberapa
organisasi merasa bahwa dengan insourcing mereka dapat memiliki dukungan
pelanggan yang lebih baik dan kontrol yang lebih baik atas pekerjaan mereka
daripada dengan melakukan outsourcing, menurut Zilmahram (2009), Insourcing
dapat terjadi karena kompetensi karyawan yang tidak optimal dimanfaatkan di
dalam perusahaan, terjadinya perubahan yang mengakibatkan beberapa
kompetensi tertentu tidak dibutuhkan lagi di dalam perusahaan, sebagai persiapan
karyawan untuk menempuh karir baru di luar perusahaan.
Strategi cosourcing ini lebih terarah pada performa bisnis yang dilaksanakan
setiap perusahaan. Trend globalisasi dan tantangan yang semakin besar pada

8
lingkungan yang membutuhkan fleksibilitas, perkembangan berkelanjutan dan
fokus kepada kompetensi inti perusahaan merupakan penyebab perusahaan
memilih strategi cosourcing.
Outsourcing merupakan jenis hubungan pekerjaan dan aktivitas, dimana
hubungan perusahaan dan rekanan lebih erat dari sekedar hubungan outsourcing
biasa. Menurut Rahardjo (2006), outsourcing sudah tidak dapat dihindari oleh
perusahaan. Berbagai manfaat dapat dipetik dari melakukan outsourcing, seperti
cost saving, perusahaan bisa memfokuskan diri pada kegiatan a core business, dan
akses pada resources yang tidak dimiliki oleh perusahaan. Selain itu, outsourcing
juga dapat membantu organisasi dalam memanfaatkan penggunaan sumber daya,
waktu dan infrastruktur mereka dengan lebih baik.
2.2.2. Perbedaan Utama diantara Insourcing, Cosourcing dan Outsourcing
Perbedaan Insourcing Cosourcing Outsourcing
 Kontrol  Dibawah kendali  Dibawah kendali  Dibawah kendali
perusahaan perusahaan vendor
 Kualitas  Dapat diketahui  kualitas mengarah  Kualitas tidak
tetapi harus meningkatkan dapat diketahui
memiliki skill yang prediktabilitas dan tidak dapat
mumpuni kerja dikontrol
 Standard dan  Dapat  Dapat  Sulit untuk
Prosedur direncanakan disampaikan dan dilaksanakan
secara terstruktur diikuti
 Kepemilikan  Tim dan  Tim memperoleh  Tidak ada
dan perusahaan adalah rasa kepemilikan kepemilikan
akuntabilitas pemilik
 Nilai Bisnis  Mudah untuk  Adanya  Ada kurva
melakukan pemeliharaan belajar yang
modifikasi dan melalui remote terkait dan jeda
pemeliharaan dan tim di waktu yang
perusahaan signifikan
sebelum tim
dapat menjadi
produktif
 Pengetahuan  Perusahaan adalah  Perusahaan dan  Vendor adalah
Organisasi yang mengetahui vendor tahu tetapi penerima utama
organisasi berada ditangan pengetahuan
pertama yaitu organisasi
perusahaan

9
 Kerahasiaan  Kerahasiaan  Dapat  Berpotensi
terjaga mempertahankan tersebar ke luar
kerahasiaan atau kompetitor

2.2.3. Kelebihan Insourcing, Cosourcing dan Outsourcing


Kelebihan Insourcing Cosourcing Outsourcing
 Kontrol dan  Kendali ada  Kendali dari  Kendali dari
kendali perusahaan perusahaan vendor
 Biaya  Biaya tenaga  Relatif lebih  Murah karena
kerja kecil rendah tidak membiayai
SI dan TI
 Pemanfaatan  Karyawan dapat  Karyawan dapat  Dapat
kompetensi disalurkan secara dikembangkan mengeksploitasi
optimal  Dapat vendor
 Proses  Mampu melihat direalisasikan  Mempersingkat
proses dilakukan waktu proses
keseluruhan penyempurnaan
 Perencanaan  Dapat  Sesuai spesifikasi  Fleksibel dalam
SI direncanakan yang dibutuhkan melakukan
secara struktur perusahaan perencanaan
arsitektur
 Modifikasi  Mudah  Mudah  Mudah tetapi
dan dimodifikasi dan dimodifikasi dan pemeliharaan
pemeliharaan dipelihara dipelihara ketergantungan
terhadap vendor
 Pengem-  Dapat  Dapat  Ketergantungan
bangan sistem dikembangkan dikembangkan terhadap vendor
 Keunggulan  Memiliki  Memiliki  Mengurangi
keunggulan keunggulan keunggulan
kompetitif kompetitif kompetitif

2.2.4. Kelemahan Insourcing, Cosourcing dan Outsourcing


Kelemahan Insourcing Cosourcing Outsourcing
 Kemampuan  Dibutuhkan  Kompetensi yang  Permasalahan
SDM tenaga ahli berbeda moral
 Pengem-  Memakan waktu  Lama karena  Pengembangan
bangan SI yang lama karyawan masih di masa datang
melakukan akan jadi
pekerjaan rutin kendala
 Biaya SI  Investasi yang  Butuh biaya  Perbedaan
tinggi dan mahal pelatihan kompensasi

10
antara internal
dan outsource
 Perkembangan  Perusahaan  Belum tentu  Ketergantungan
IT belum tentu dapat beradaptasi terhadap
mampu outsource
 Resiko  Ditanggung  Demotivasi  Kehilangan
sendiri atas karyawan kendali bisa saja
kesalahan outsource
pendefinisian menjual data

2.2.5. Skala Ekonomi Insourcing, Cosourcing dan Outsourcing


Jika dilihat dari skala ekonomi dan kemampuan sisi ekonomi perushaan
masih rendah, sebaiknya perusahaan menggunakan outsorcing hal in dikarenakan
perusahaan dapat mengeefesiensikan pengembangan. Jika dari skala ekonomi
masih rendah tetapi kemampuan ekonomi tinggi maka perusahaan dapat
menggunakan cosourcing, yaitu perusahaan bekerjasama dengan perusahaan luar
dengan mengikutsertakan karyawannya dalam rangka peningkatan skala ekonomi
yang lebih besar. Jika dari skala ekonomi sudah besar dan kemampauan ekonomi
juga tinggi, sebaiknya perusahaan menggunakan mengendalikan sistem informasi
secara internal insourcing untuk mendukung strategi perusahaan dalam
memperbesar pangsa pasar.
Terdapat beberapa literatur (Waheed, U dan Molla, A. 2004) yang dengan
tegas memaparkan tentang nilai outsourcing. Beberapa literatur tersebut
menjelaskan manfaat utama dari outsourcing termasuk, pemangkasan
biaya karena skala ekonomi kompetitif dengan vendor eksternal, memungkinkan
fokus pada kompetensi inti dan membebaskan sumber daya, menjembatani
kesenjangan keterampilan klien, dan penambahan nilai strategis. Namun, ada
literatur lain yang menantang literatur di atas mengenai manfaat
outsourcing. Misalnya, Lacity, 1993 (Waheed dan Molla, 2004:2) menegaskan
bahwa tidak ada bukti empiris yang menunjukkan bahwa penyedia jasa
outsourcing akan lebih efisien dari departemen SI internal. Menurut Ikram et al
(2002) bahwa dalam jangka panjang, pengembangan aplikasi internal akan lebih
murah daripada aplikasi outsourcing. Hal ini karena departemen internal biasanya
memiliki keahlian knowledge yang spesifik. Selain itu, mengembangkan aplikasi
internal cenderung lebih user-friendly dan lebih baik dalam pemeliharaan sistem
daripada sistem yang mendapat dukungan dari. Selanjutnya, beberapa penyedia
outsource mungkin tidak memiliki efisiensi internal. Jika penyedia layanan tidak
memiliki efisiensi, maka tidak mungkin untuk mengharapkan transfer efisiensi
untuk klien. Lacity et al (1993) menyatakan bahwa satu kali hasil dari outsourcing
adalah biaya yang tidak berkelanjutan dan mungkin akan meningkat karena
asimetri kekuasaan yang memungkinkan penyedia layanan untuk membebankan
premi tinggi untuk penambahan layanan. Keberhasilan outsourcing (baik dalam
bentuk penyelesaian proyek yang sukses atau dalam dari segi biaya yang lebih

11
rendah, kualitas sistem informasi yang lebih baik, transfer knowledge dan
keuntungan strategis lainnya) bergantung pada kualitas hubungan antara penyedia
layanan outsourcing dan klien.

Gambar 4. Pengaruh Ekonomi terhadap Insourcing, Cosourcing dan Outsourcing

12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Keputusan yang diambil dalam penggunaan salah satu pendekatan untuk
mengembangkan sistem informasi di suatu organisasi atau perusahaan bisnis yaitu
outsourcing ataupun insourcing dan cosourcing tergantung pada kondisi
perusahaan dengan memperhatikan beberapa aspek yaitu ketersediaan sumber
daya manusia, ketersediaan dana dan kompleksitas sistem informasi yang
dibutuhkan. Pemilihan alternatif pengembangan sistem informasi yang tepat
merupakan suatu keharusan bagi suatu organisasi. Kesalahan di dalam pemilihan
alternatif akan menyebabkan investasi yang telah dilakukan serta waktu yang
terpakai akan menjadi sia-sia. Tiga model tersebut diatas merupakan suatu pilihan
yang memiliki nilai lebih dan nilai kurang, sehingga semua dikembalikan kepada
perusahaan, apa yang terbaik menurutnya. Perusahaan pun bisa mengombinasikan
model-model tersebut, untuk departemen tertentu bisa menggunakan model
outsourcing sedang departemen lain menggunakan model insourcing atau model
cosourcing. Terdapat kelebihan dan kekurangan pada sistem insourcing dan
outsourcing dalam pengelolaan sistem informasi di perusahaan. Semua ditimbang
dari prioritas, segi kemampuan finasial, kemampuan infrastruktur dan yang
penting kemampuan sumber daya manusianya dalam hal memperoleh, memproses
serta menganalisa data yang sudah menjadi informasi untuk kepentingan
perusahaan.

3.2. Saran
Metode pendekatan outsourcing memiliki beberapa kelemahan seperti
ketergantungan perusahaan pada vendor terutama pada sistem informasi yang
utama bagi perusahaan apabila mengalami gangguan dan kelemahan akibat
kontrak kerja bagi perusahaan. Dalam hal ini, untuk mengantisipasi kelemahan
dari pendekatan outsourcing, perusahaan harus memperhatikan sepuluh kunci
sukses outsourcing menurut O’Brian sebelum menentukan dan menerapkannya
dalam perusahaan. Pemilihan sistem yang terbaik, baik itu insorcing atau
outsourcing harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Untuk perusahaan
yang relatif kecil dengan jumlah karyawan yang terbatas sebaiknya menggunakan
sistem outsourcing, sedangkan untuk perusahaan besar dengan cakupan bisnis
yang luas serta jumlah karyawan yang banyak yang terbaik adalah menggunakan
sistem insourcing dan jika perusahaannya relatif kecil tetapi tetapi kemampuan
ekonomi tinggi maka perusahaan dapat menggunakan cosourcing. Selain itu,
berhati-hati dalam memilih dan menentukan vendor juga merupakan salah satu
faktor penting reputasi vendor, harga, ketentuan kontrak yang fleksibel yang
mendorong kesuksesan pelaksanaan outsourcing.

13
DAFTAR PUSTAKA

Agisni. 2014. Konsep Sitem Informasi James O’Brian [internet]. [diunduh 2017
Pebruari 12]. Tersedia pada: gisagisni.wordpress.com/2014/03/25/konsep-
sistem-informasi-james-obrien/.
Billy, A. T. 2017. Kesejahteraan Tenaga Outsorcing Buruk Apindo Tugas
Pemerintah Mengawasi [internet]. [diunduh 2017 Pebruari 12]. Tersedia
pada: tribunnews.com.
Indrajit, Richardus Eko. 2000. Pengantar konsep dasar manajemen sistem
informasi dan teknologi informasi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Indrajit, Richardus Eko dan Richardus Djokopranoto. 2003. Proses Bisnis
Outsourcing. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Inndrajit, Richardus Eko. 2004. Proses Bisnis Outsourcing. Jakarta: Grasindo.
Lacity, M. and Hirschheim, R. 1993. Implementing information systems
outsourcing: Key issues and experiences of an early adopter [internet].
[diunduh 2017 Pebruari 15]. Tersedia pada:
journa.//pdfs.semanticscholar.org.
Murti, B. 2008. Mengelola SDM Secara Contracting Out, dalam Workshop
Pertemuan Tahunan ke-7 Desentralisasi Kesehatan. Yogyakarta: UGM
Nurhayati N.P. 2015. Tenaga Alih Daya Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pegawai Kementrian Komunikasi dan Informatika [internet]. [diunduh
2017 Pebruari 12]. Tersedia pada: respository.uinjkt.ac.id.
O’Brien, J. A. and G. M. Marakas. 2010. Introduction to Information Systems,
fifteenth edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Rahardjo, B. 2006. Kesulitan Outsourcing di Indonesia [internet]. [diunduh 2017
Pebruari 12]. Tersedia: //rahard.wordpress.com.
Utomo, B. K. 2014. Penerapan Insourcing, Outsorcing dan Cosourcing dalam
Pengelolaan Sistem Informasi di Perusahaan [internet]. [diunduh 2017
Pebruari 12]. Tersedia pada: bobit48e.blogstudent.mb.ipb.ac.id.
Waheed, Molla A. 2004. Information systems outsourcing success: A client-
service provider gap analysis in Pakistan [internet]. [diunduh 2017
Pebruari 15]. Tersedia pada: jurnal.//pdfs.semanticscholar.org.
Zilmahram, T. 2009. Outsourcing dan Insourcing [internet]. [diunduh 2017
Pebruari 12]. Tersedia pada: habahate.blogspot.com.
________. 2010. Cosourcing vs Outsourcing [internet]. [diunduh 2017 Pebruari
12]. Tersedia pada: slideshare.net/sourceplecity-co-sourcing-vs-out-
sourcing.

14

Anda mungkin juga menyukai