Makalah Stres Manajemen Kelompok Remaja
Makalah Stres Manajemen Kelompok Remaja
Makalah Stres Manajemen Kelompok Remaja
DISUSUN OLEH :
1. ADIMAS ANUNG ANGGARA ( 1901002 )
2. DIAH AYU NOVITASARI ( 1901016 )
3. DYAH SETYANINGRUM (1901018 )
4. EMA KUSUMAWATI (1901020 )
5. ILHAM ILAHI (1901027 )
6. RISA NUR HIDAYATI (1901042 )
7. ROSALIA INTAN MEYANA (1901044 )
Assalamu’alaikum.Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah.S.W.T yang telah memberikan segala
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang
Stres Manajemen Pada Kelompok Remaja untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan
Komunitas II dengan waktu yang tepat. Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Endang
Sawitri. selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Komunitas II yang telah
membimbing kami dalam proses penyusunan makalah ini dengan baik. Terimakasih kami
ucapkan kepada teman-teman yang telah memotivasi dan memberikan semangat serta
kerjasama yang baik selama ini. Semoga makalah yang kami susun ini bermanfaat bagi
kalangan pembaca sehingga bisa menambah pengetahuan serta wawasan ilmu yang luas.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan kemungkinan masih terdapat
kekurangan ataupun kesalahan dalam penyusunan maupun ketepatan informasi. Maka kami
menerima saran dan kritik secara terbuka dari pembaca yang bersifat membangun guna
memperbaiki penyusunan makalah di masa mendatang.
Terimakasih.
Wassalamu’alaikum.Wr.Wb.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Satuan Acara Penyuluhan............................................................................................6
MATERI PENYULUHAN....................................................................................................10
A. Pengertian Stress.........................................................................................................10
B. Pengertian Manajemen Stress...................................................................................10
C. Faktor Penyebab Stress..............................................................................................10
D. Gejala stress.................................................................................................................11
E. Dampak Stress.............................................................................................................12
E. Teknik mengurangi stress..........................................................................................12
F. Karakteristik Stress....................................................................................................14
G. Cara Menghadapi Stress............................................................................................14
H. Cara Menghadapi Cemas Ujian................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
LEAFLET MANAJEMEN STRESS PADA REMAJA......................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa terjadinya perubahan besar dimana terjadi adaptasi
terhadap perubahan fisik dan psikologis serta pencarian jati diri dan membuat hubungan
baru dengan orang lain sebagai cara mengekspresikan perasaan seksual. Hall menyebut
fase ini sebagai periode “badai dan tekanan”, yaitu fase dimana terjadi cakupan emosi
yang meningkat karena efek dari perubahan fisik dan hormone. Remaja juga didefinisikan
sebagai individu yang mulai berkembang yang diawali dengan munculnya tanda-tanda
sekunder hingga saat sudah mencapai kematangan seksual. Perkembangan sisi psikologis
dan jati diri dari masa anak-anak menuju dewasa yang dialami oleh individu. Awal mula
perubahan dari ketergantungan sosial ekonomi menjadi individu yang mandiri yang
terjadi pada individu tersebut (WIDYASTUTI, 2017).
Stres pada remaja di dunia terjadi pada negara maju maupun negara berkembang.
Prevalensi stres dan kegelisahan pada remaja di dunia memiliki rentang mulai dari 5%-
70%.5 Di Amerika Serikat sendiri, 60% korban bunuh diri menderita stres dan depresi.6
Selain itu, prevalensi stres pada remaja di Korea Selatan pada tahun 2019 diketahui
mencapai 39,3%.7 Sedangkan di Indonesia prevalensi stres remaja meningkat dari tahun
ke tahun, yaitu mencapai 6,0% dari masyarakat.8 Mungkin angka 6% masih terlihat
kecil. Namun, dari tahun ke tahun angka tersebut selalu naik karena semakin banyak
remaja yang terlibat bullying yang semakin marak terjadi dewasa ini. Maka dari itu, untuk
meminimalisasi stres pada remaja dibuatlah aplikasi pendeteksi stress (Zikry et al.,
n.d.,2020)
WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun menjadi batasan usia remaja, dimana
batasan tersebut didasarkan pada usia kesuburan wanita, yang juga dapat berlaku untuk
remaja pria (Sarwono, 2011). Masa remaja dibagi menjadi 2 bagian yaitu masa remaja
awal dan masa remaja akhir, dimana untuk remaja awal dimulai dari 11-17 tahun. Remaja
akhir dimulai dari 16-18 tahun. Perubahan emosi pada remaja salah satunya disebabkan
oleh perubahan hormon. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sistem hormonal
memberikan pengaruh emosi yang kecil. Faktor lain yang menyebabkan perubahan emosi
pada remaja yaitu stres, pola makan, aktivitas seksual dan hubungan social
(WIDYASTUTI, 2017)
Stres adalah suatu hal yang dapat menimbulkan tantangan dan ancaman untuk
kesejahteraan seseorang. Stres juga dapat diartikan sebagai proses dimana keadaan
lingkungan telah melebihi kemampuan adaptasi seseorang, dan juga berefek pada
perubahan psikologis serta biologis seseorang dimana orang tersebut dapat beresiko
terserang penyakit (Wahed, 2016)
Tidak hanya orang dewasa yang bisa terkena stres, namun stres juga dapat
menyerang anak-anak di berbagai usia, bisa sejak usia dini maupun ketika dalam
kandungan. Anak-anak yang sering mengalami kejadian buruk dikesehariannya juga
dapat memiliki potensi untuk terserang depresi, hal tersebut bisa berbahaya bila tidak
segera diatasi. Depresi dapat mengakibatkan tubuh bereaksi negatif pada kesehatan fisik
dan mental. Emosi yang berasal dari stres dapat menimbulkan perilaku buruk bagi anak.
Banyaknya masalah yang dimiliki seorang anak dapat menyebabkan anak tersebut
menjadi stres, salah satu masalah tersebut berasal dari segi Pendidikan (WIDYASTUTI,
2017)
Salah satu faktor yang mempengaruhi stres pada remaja adalah faktor fisik yaitu
berupa respon tubuh terhadap stres. Konflik dan berbagai masalah dikeseharian
merupakan contoh dari faktor lingkungan. Faktor kepribadian dimisalkan sebagai tingkat
kesabaran dan kemarahan pada remaja. Sedangkan faktor social dan budaya dicontohkan
berupa perubahan pada kebudayaan. Stres pada remaja memiliki gejala antara lain mood
yang buruk, sulit untuk menenangkan diri, sakit kepala, kurang bersemangat, tumpulnya
perasaan, hingga membolos sekolah. Stres yang tidak terdeteksi sejak awal atau stres
yang dialami bertahun-tahun dapat memberikan dampak negatif seumur hidup. Dampak
stress itu sendiri dapat muncul berupa keluhan fisik, kecemasan, depresi, dan masalah
kesehatan lainnya. Bunuh diri yang terjadi merupakan akibat dari gangguan mental dan
stresor dari lingkungan sekitar yang merupakan penyebab kedua kematian remaja usia 12-
17 tahun di Amerika Serikat (WIDYASTUTI, 2017).
Secara umum, seorang remaja bisa sadar akan adanya stres, namun ada juga yang
tidak menyadarinya. Stres dapat menyebabkan seorang remaja bereaksi positif maupun
negatif. Reaksi positif adalah reaksi dimana seseorang merasa terpacu untuk berusaha
menjadi lebih baik lagi, sedangkan reaksi negatif merupakan respon terhadap stres yang
terlalu berat dan terjadi dalam waktu yang lama yang bersifat merugikan remaja tersebut.
Alasan inilah yang menjadikan pentingnya dilakukan manajemen stres. Karena jika tidak
dilakukan manajemen stres yang tepat seorang remaja akan terpicu bereaksi negatif
terhadap stresor yang ada (WIDYASTUTI, 2017).
Manajemen stres atau pengelolaan diri merupakan bentuk rasa tanggung jawab dari
semua ketidaknyamanan emosi, mental maupun spiritual. Manajemen stres itu sendiri
diaplikasikan sebagai sikap proaktif terhadap suatu kejadian dan bagaimana seorang
remaja menyikapi kejadian tersebut. Penyusunan makalah stres manajemen kelompok
remaja memiliki tujuan untuk membekali remaja dengan pengetahuan dan ketrampilan
untuk mengatasi stres. Diharapkan nantinya remaja mampu menyelesaikan masalah atau
stresor yang sedang dihadapinya. Terdapat beberapa macam stresor yang dapat terjadi
pada remaja yaitu tekanan akademis dan kompetisi, tujuan cita-cita, tuntutan karir,
kecemasan perihal percintaan, serta konflik antara orang tua dan anak yang seringkali
terjadi. Kejadian seperti ini perlu adanya penangganan stres serta kemampuan coping
remaja tersebut
B. Satuan Acara Penyuluhan
IV. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
V. SETTING TEMPAT
Mahasiswa
VI. MEDIA
1. Leaflet
2. LCD/ Proyektor
VIII. EVALUASI
1. Standart Persiapan
1) Menyiapkan materi penyuluhan
2) Menyiapkan tempat
3) Menyiapkan leaflet
2. Standart Proses
1) Membaca buku referensi tentang manajemen stress
2) Memberi penyuluhan tentang manajemen stress
3. Evaluasi hasil
1) Mahasiswa mampu mengetahui tentang pengertian manajemen stress
2) Mahasiswa mampu menjelaskan teknik mengurangi stress
3) Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik stress
4) Mahasiswa mampu menjelaskan cara menghadapi stress
5) Mahasiswa mampu menjelaskan cara menghadapi cemas ujian
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Stress
Stress merupakan pengalaman subyektif yang didasarkan pada persepsi seseorang
terhadap situasi yang dihadapinya. Stress berkaitan dengan kenyataan yang tidak sesuai
dengan harapan atau situasi yang menekan. Kondisi ini mengakibatkan perasaan cemas,
marah dan frustasi Stres merupakan bagian yang tidak terhindarkan dari kehidupan
seseorang. Stres dapat mempengaruhi setiap orang, termasuk remaja (El-Aziz, 2017).
D. Gejala stress
(El-Aziz, 2017) mengatakan gejalanya stress dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Stress Ringan
Stress ringan adalah stressor yang dihadapi setiap orang secara teratur, seperti
banyak tidur, kemacetan lalu lintas, kritikan dari atasan. Situasi stres ringan
berlangsung beberapa menit atau jam saja. Ciri-ciri stres ringan yaitu semangat
meningkat, penglihatan tajam, energy meningkat namun cadangan energinya
menurun, kemampuan menyelesaikan pelajaran meningkat, sering merasa letih tanpa
sebab, kadangkadang terdapat gangguan sistem seperti pencernaan, otak, perasaan
tidak santai.Stres ringan berguna karena dapat memacu seseorang untuk berpikir dan
berusaha lbih tangguh menghadapi tantangan hidup.
b. Stress sedang
Stres sedang berlangsung lebih lama daripada stress ringan. Penyebab stress sedang
yaitu situasi yang tidak terselesaikan dengan rekan, anak yang sakit, atau
ketidakhadiran yang lama dari anggota keluarga.Ciri-ciri stres sedang yaitu sakit
perut, mules, otot-otot terasa tengang, perasaan tegang, gangguan tidur, badan terasa
ringan.
c. Stress berat
Stres berat adalah situasi yang lama dirasakan oleh seseorang dapat berlangsung
beberapa minggu sampai beberapa bulan, seperti perselisihan perkawinan secara
terus menerus, kesulitan financial yang berlangsung lama karena tidak ada
perbaikan, berpisah dengan keluarga, berpindah tempat tinggal mempunyai penyakit
kronis dan termasuk perubahan fisik, psikologis sosial pada usia lanjut. Ciri-ciri stres
berat yaitu sulit beraktivitas, gangguan hubungan sosial, sulit tidur, negatifistic,
penurunan konsentrasi, takut tidak jelas, keletihan meningkat, tidak mampu
melakukan pekerjaan sederhana, gangguan sistem meningkatm perasaan takut
meningkat.
E. Dampak Stress
Stres pada dosis yang kecil dapat berdampak positif bagi individu.Hal ini dapat
memotivasi dan memberikan semangat untuk menghadapi tantangan. Sedangkan stres
pada level yang tinggi dapat menyebabkan depresi, penyakit kardiovaskuler, penurunan
respon imun, dan kanker (Jenita DT Donsu, 2017). Menurut (El-Aziz, 2017) dampak
stres dibedakan dalam tiga kategori, yaitu :
1. Dampak fisiologik
a. Gangguan pada organ tubuh hiperaktif dalam salah satu system tertentu
Muscle myopathy : otot tertentu mengencang/melemah.
Tekanan darah naik : kerusakan jantung dan arteri. c) Sistem pencernaan :
mag, diare.
b. Gangguan system reproduksi
Amenorrhea : tertahannya menstruasi.
Kegagalan ovulasi ada wanita, impoten pada pria, kurang produksi semen
pada pria.
Kehilangan gairah sex.
c. Gangguan lainnya, seperti pening (migrane), tegang otot, rasa bosan, dll.
2. Dampak psikologik
a. Keletihan emosi, jenuh, penghayatan ini merpakan tanda pertama dan punya
peran sentral bagi terjadinya burn-out.
b. Kewalahan/keletihan emosi.
c. Pencapaian pribadi menurun, sehingga berakibat menurunnya rasa kompeten
dan rasa sukses.
3. Dampak perilaku
a. Manakala stres menjadi distres, prestasi belajar menurun dan sering terjadi
tingkah laku yang tidak diterima oleh masyarakat.
b. Level stres yang cukup tinggi berdampak negatif pada kemampuan mengingat
informasi, mengambil keputusan, mengambil klangkah tepat.
c. Stres yang berat seringkali banyak membolos atau tidak aktif mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Tahap Persiapan :
1. Kaji dan berikan informasi terkait dengan pelaksanaan tindakan
2. Sediakan waktu selama 5-10 menit
3. Atur posisi duduk/berbaring yang nyaman.
Tahap Pelaksanaan :
1. Putar music dengan suara pelan dan rileks
2. Redupkan cahaya
3. Tutup mata ,letakkan satu tangan pada perut kanan atas
4. Tarik nafas dalam secara perlahan lewat hidung,rasakan gerakan pelan perut Anda
5. Hembuskan secara perlahan ,lewat mulut Anda
6. Fokuskan pada pernafasan Anda, dan rasakan pergerakan keluar masuknya udara
pada tubuh Anda
7. Ulangi tahap 4-5 beberapa kali sampai Anda merasakan rileks
8. Buka mata pelan-pelan
Tahap Terminasi :
1. Evaluasi perasaan klien setelah prosedur dilakukan
2. Evaluasi manfaat yang dirasakan
b. Relaksasi Otot Progresif
Relaksasi otot progresif adalah teknik menegangkan dan merilekskan otot-otot.
Peregangan dilakukan selama 5-7 detik , kemudian rileks selama 20- 30 detik. Saat
inspirasi otot ditegangkan, lalu ekspirasi secara perlahan ketika relaksasi otot. Dengan
berkurangnya ketegangan otot dan emosi,merangsang pelepasan endorphin sehingga
menimbulkan relaksasi.
Indikasi :
1. Nyeri
2. Kecemasan
3. Insomnia
Tujuan yang diharapkan :
1. Berkurangnya kecemasan klien
2. Berkurangnya rasa nyeri
3. Berkurangnya mual
4. Berkurangnya insomnia
5. Meningkatnya control diri
Tahap Persiapan :
1. Lakukan pengkajian dan berikan informasi berkaitan dengan tindakan
2. Musik,bantal
3. Cuci tangan
4. Atur posisi klien pada tempat duduk atau di tempat tidur yang nyaman. Gunakan
bantal untuk menopang lengan , buat klien dalam kondisi nyaman.
5. Jaga pelaksanaan prosedur untuk tidak terputus selama 15-30 menit
Tahap Pelaksanaan:
1. Kurangi cahaya lampu dan putar music pelan-pelan
2. Instruksikan klien tutup mata pelan-pelan,anjurkan Tarik nafas dalam dan
hembuskan secara perlahan (3-6 kali) dan rileks (saat menginstruksikan
pertahankan suara lemah lembut)
3. Mulai proses penegangan dan relaksasi diiringi Tarik nafas dan hembuskan secara
perlahan.
1) Wajah,rahang,mulut (kedipkan mata dan kerutkan wajah lalu rileks)
2) Leher (Tarik dagu ke leher lalu rileks)
3) Tangan kanan (genggam lalu rileks)
4) Lengan kanan (tegangkan siku lalu rileks)
5) Tangan kiri (genggam lalu rileks)
6) Lengan kiri (tegangkan siku lalu rileks)
7) Punggung,bahu,dada (angkat bahu,lalur ileks)
8) Abdomen (angkat abdomen lalu rileks)
9) Tungkai atas kanan (tekan ke bawah dengan kuat lalu rileks)
10) Tungkai bawah kanan (cengkramkan jari-jari lalu rileks)
11) Tungkai atas kiri (tekan ke bawah dengan kuat lalu rileks)
12) Tungkai bawah kiri (cengkramkan jari-jari lalu rileks)
4. Tambah 3-6 kali nafas secara rileks lalu gerakkan kaki ,tangan, lengan, tungkai,
buka mata kembali (orientasi diri).
Tahap Terminasi :
Evaluasi perasaan/ketegangan klien (untuk mengetahui efektivitas tindakan).
F. Karakteristik Stress
Manajemen stress dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan sebagai berikut
(Noorasani M . M, 2019) :
1. Fisik/fisiologis (LAS dan GAS)
2. Psikologis :
Emosional : mekanisme pertahanan ego
Kognitif : task oriented (problem solving)
3. Spiritual : berdoa, taubat
4. Sosial : komunikasi/hubungan sosial