Kelompok 1 - Konsep Holistik Dan End Issue of Life

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

1

KONSEP HOLISTIK CARE DAN ISSUE END OF LIFE


DI KEPERAWATAN KRITIS

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas keperawatan kritis


Dosen Pembimbing : Nunung Liawati, S.Kep,. Ners,. M.Kep

Disusun Oleh
KELOMPOK 1

Asep Saepudin C1AA19010


Bryan Adam C1AA19014
Monica Shafa H C1AA19057
Nafa Ananda Putri C1AA19068
Retno Arty Ambarsari C1AA19084
Yesica T.M.S C1AA19116

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2022
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah yang berjudul “Konsep Holistik Care Dan Issue End Of Life
Di Keperawatan Kritis” sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Kritis
yang dibimbing oleh ibu Nunung Liawati, S.Kep,. Ners,. M.Kep
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Penulis juga
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat
diharapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang

Sukabumi, 4 September 2022

Penyusun
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Konsep Keperawatan Kritis.......................................................................5
1. Pengertian..............................................................................................5
B. Konsep Holistik Care................................................................................6
1. Pengertian..............................................................................................6
2. Dimensi Holistik....................................................................................6
3. Sejarah Holistik.....................................................................................7
4. Nilai Utama Perawatan Holistik............................................................7
5. Macam Cabang Penyembuhan Holistik dan Teknik Pengobatan dan
Penerapan Holistik...........................................................................................8
C. Konsep Issue End Of Life.........................................................................9
1. Pengertian..............................................................................................9
2. Prinsip....................................................................................................9
3. DNR ( Do Not Resucitation)...............................................................11
4. Sikap Perawat Terhadap And Of Life Care.........................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
A. Kesimpulan..............................................................................................15
B. Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasien kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang cepat yang
dapat menyebabkan kematian. Ruangan untuk mengatasi pasien kritis di rumah
sakit terdiri dari: Unit Gawat Darurat (UGD) dimana pasien diatasi untuk  pertama
kali, unit perawatan intensif (ICU) adalah bagian untuk mengatasi keadaan kritis
sedangkan bagian yang lebih memusatkan perhatian pada  penyumbatan dan
penyempitan pembuluh darah koroner yang disebut unit  perawatan intensif
koroner Intensive Care Coronary Unit (ICCU). Baik UGD, ICU, maupun ICCU
adalah unit perawatan pasien kritis dimana perburukan  patofisiologi dapat terjadi
secara cepat yang dapat berakhir dengan kematian. Oleh karena itu disini penulis
ingin membahas tentang isu end of life di keperawatan kritis dengan konsep
holistic care.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep holistic care?
2. Bagaimana konsep issue end of life?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep holistic care
2. Untuk mengetahui dan memahami konsep issue end of life
5

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Keperawatan Kritis
1. Pengertian
Ilmu perawatan kritis adalah bidang keperawatan dengan suatu fokus pada
penyakit yang kritis atau pasien yang tidak stabil. Perawat kritis dapat ditemukan
bekerja pada lingkungan yang luas dan khusus. Seperti departemen keadaan
darurat dan unit gawat darurat.

Keperrawatan kritis adalah keahlian khusus di dalam ilmu perawatan yang


menghadapi secara rinci dengan manusia yang bertanggung jawab atas masalah
yang mengancam jiwa. Perawat kritis adalah perawat professional yang resmi
yang bertanggung jawa untuk memastikan pasien dengan sakit kritis dan keluarga-
keluarga mereka menerima kepedulian optimal (American Association of Critical
Care Nurse).

Kritis adalah penialaian dan evaluasi secara cermat dan hati-hati terhadap
suatu kondisi krusial dalam rangka mencari penyelesaian/jalan keluar.
Keperawatan kritis merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatan yang
secara khusus menangani respon manusia terhadap masalah yang mengancam
hidup. Proses keperawatan adalah susunan metode pemecahan masalah yang
meliputi pengkajian, analisa, perencanaan, implementasi dan evaluasi (American
Association of Critical Care Nurse) menyusun standar proses keperawatan sebagai
asuhan keperawatan kritikal.

B. Konsep Holistik Care


1. Pengertian
Pengertian holistik adalah komprehensif atau menyeluruh yang terdiri dari body
to body, mind to mind and spirit to spirit atau bisa juga dikatakan secara bio,
psiko, sosial dan cultural (Dossey, 2005). Pengertian lain tentang pelayanan
holistik adalah melihat pasien secara holistik yang terdiri dari masalah fisik,
psikososial, spiritual dan kultural yang mempengaruhi persepsi tentang sakit
6

(Salbiah,2006). Proses spiritual yang mempengaruhi seseorang secara


komprehensif. Setiap manusia mempunyai pengalaman yang meliputi komponen
tubuh-pikiran-jiwa. Pikiran-tubuh-jiwa ini adalah komponen penting dari proses
penyembuhan termasuk masalah emosional, fisik dan spiritual semua tak
terpisahkan dan merupakan bagian dari proses penyembuhan (Smucker, 1998).

2. Dimensi Holistik
Holistik sangat terkait dengan kesejahteraan (Dossey, 2005) yang diyakini
mempunyai dampak pada status kesehatan seseorang. Untuk mencapai kesehatan
dan kesejahteraan seacara holistik terdapat lima dimensi yang harus diperhatikan:

a. Dimensi fisik: Kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari


secara umum melakukan kebiasan hidup positif.
b. Dimensi sosial: melakukan kegiatan sosial dan mampu berinteraksi dengan
orang lain.
c. Dimensi emosional : mengekspresiksn emosi dan mengendalikan stres
d. Dimensi intelektual :kemampuan cognitive untuk belajar.
e. Dimensi spiritual :Terkait dengan keyakinan dalam beberapa hal seperti: alam,
ilmu, agama atau kekuatan yang lebih tinggi yang membantu manusia
mencapai tujuan kehidupan. Meliputi moral, nilai, dan etik yang dimiliki
seseorang (Salbiah, 2006).

Pendekatan holistik keperawatan mencakup intervensi yang berfokus pada


respons pasien yang menyembuhkan orang secara menyeluruh dan membantu
adanya keseimbangan, terapi, dan seni penyembuhan yang dilakukan sendiri
bukanlah esensi dari holisme dan kesehatan. Perawat holistik membantu pasien
untuk bertanggung jawab pada kesehatan pribadi dengan berberan sebagai role
model kesehatan yang mengintegrasikan perawatan diri dalam kehidupan dan
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan American Holistic Nurses’
Association, hal ini akan membantu pasien mengatasi stres dan memberi banyak
energi untuk membantu pasien dengan membentuk keseimbangan antara apa yang
diberikan kepada diri sendiri dan apa yang diberikan kepada orang lain.
7

3. Sejarah Holistik
Sejarah holistik dimulai sebelum istilah holism diperkenalkan oleh Jan
Christiaan Smuts dalam bukunya “Holism and Evolution”. Holisme saat ini
berkembang dalam istilah holistik, yang mengkombinasikan penyembuhan, seni,
dan ilmu hidup. Holistic populer dengan cepat di tahun 70an. Walaupun istilah
holisme diperkenalkan di tahun 1926, penyembuhan holistik sebenarnya sudah
ada jauh di jaman kuno kira-kira 5000 tahun yang lalu. Sejarawan belum bisa
memastikan dari bangsa manakah pertama kali ia dipraktekkan. Kebanyakan
sejarawan percaya bahwa penyembuhan holistik dimulai di India dan atau Cina.

Para praktisi holistik mempraktekkan prinsip hidup sehat lewat


menyeimbangkan tubuh, pikiran, dan roh untuk menyatu atau harmonis dengan
alam. Contoh praktis holistik adalah Socrates, yang hidup 4 abad sebelum
kelahiran Kristus. Ia menganut pandangan ini dan mengajarkan bahwa kita harus
memandang tubuh sebagai keseluruhan, bukannya bagian yang terpisah.

4. Nilai Utama Perawatan Holistik


a. Filosofi dan Pendidikan, Menekankan bahwa asuhan yang holistik didasarkan
pada suatu kerangka filosofi dan pengetahuan.
b. Holistik Etik, Teori Keperawatan dan Riset, Menekankan bahwa asuhan yang
professional didasarkan pada teori, diinformasikan oleh penelitian dan
didasarkan oleh prinsip etik sebagai petunjuk praktek yang kompeten.
c. Holistik Nurse Save Care.
d. Keyakinan bahwa perawat harus terlibat dalam perawatan diri untuk
meningkatkan kesehatan dan kesadaran pribadi sehingga perawat dapat
melayani orang lain sebagai suatu alat sebagai proses penyembuhan seseorang
e. Holistic Communication. Therapeutic Environment and Cultural Competency
f. Menekankan pada perkembangan untuk memanfaatkan penkajian dan asuhan
terapeutik yang mengacu pada pola, masalah dan kebutuhan klien dan suatu
lingkungan yang mendukung proses penyembuhan pasien
8

5. Macam Cabang Penyembuhan Holistik dan Teknik Pengobatan dan


Penerapan Holistik
a. Holistic tradisional. Suatu teknik penyembuhan yang memanfaatkan alam
dengan prinsip holisme, berawal sejak ribuan tahun lalu. Biasa disebut sebagai
penyembuhan/pengobatan alternatif atau pengobatan tradisional. Yang
termasuk holistik tradisional adalah akupuntur, akupresur, herbal, ayurveda,
uropathy, pranic healing, apitherapy, dan lain-lain. Gelar para praktisinya
bermacam-macam. Ada yang disebut sebagai tabib, sin-se, dukun, dan lain-
lain.
b. Holistic Modern. Suatu teknik penyembuhan yang menggabungkan
penyembuhan tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern yang
memanfaatkan alam dengan prinsip holisme. Holistic modern berawal sekitar
200 tahun yang lalu dengan adanya homeopathy. Yang termasuk holistik
modern adalah homeopathy, osteopathy, ananopathy, psikologi hipnotis,
naturopathy modern, dan sebagainya
c. Holistic Modern Ananophaty. Ananopathy adalah gabungan teknik
pengobatan alternatif tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern,
dimana tujuannya adalah menyembuhkan, bukan sekedar merawat.

Pengobatan Ananopathy fokus pada akar penyakit, bukan pada gejala;


merawat manusia secara keseluruhan (whole), bukan pada apa yang tampak saja.
Tehnik yang digunakan adalah dengan menggunakan Hukum Alam, Hukum
Sebab-Akibat, perbaikan pola makan dan gaya hidup, penggunaan bahan-bahan
alami, yang diterapkan dengan basis alam dan sains modern.

Teknik Pengobatan dan Penerapan Holistic care Pengobatan Holistic adalah,


Pengobatan dengan menggunakan Konsep Menyeluruh, yaitu keterpaduan antara
Jiwa dan raga, dengan method Alamiah yang ilmiah, serta ilahiah yang mana
Tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang sangat Kompleks, dan saling
berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya
satu fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang
lainnya.
9

C. Konsep Issue End Of Life


1. Pengertian
End of life merupakan salah satu tindakan yang membantu meningkatkan
kenyamanan seseorang yang mendekati akhir hidup (Ichikyo, 2016). End of life
care adalah perawatan yang diberikan kepada orang-orang yang  berada di bulan
atau tahun terakhir kehidupan mereka (NHS Choice, 2015). End of life akan
membantu pasien meninggal dengan bermartabat. Pasien yang berada dalam fase
tersebut biasanya menginginkan perawatan yang maksimal dan dapat
meningkatkan kenyamanan pasien tersebut. End of life merupakan bagian penting
dari keperawatan paliatif yang diperuntukkan  bagi pasien yang mendekati akhir
kehidupan. End of life care bertujuan untuk membantu orang hidup dengan
sebaik-  baiknya dan meninggal dengan bermartabat (Curie, 2014). End of life
care adalah salah satu kegiatan membantu memberikan dukungan psikososial dan
spiritual (Putranto, 2015). Jadi dapat disimpulkan bahwa End of life care
merupaka salah satu tindakan keperawatanyang difokuskan pada orang yang telah
berada di akhir hidupnya, tindakan ini bertujuan untuk membuat orang hidup
dengan sebaik-baiknya selama sisa hidupnya dan meninggal dengan bermartabat.

2. Prinsip
Prinsip-prinsip End Of Life

Menurut NSW Health (2005) prinsip end olf life antara lain :

a. Menghargai kehidupan dan perawatan dalam kematian. Tujuan utama dari


perawatan adalah menpertahankan kehidupan, namun ketika hidup tidak dapat
dipertahankan, tugas perawatan adalah untuk memberikan kenyamanan dan
martabat kepada pasien yang sekarat, dan untuk mendukung orang lain dalam
melakukannya.
b. Hak untuk mengetahui dan memilih. Semua orang yang menerima perawatan
kesehatan memiliki hak untuk diberitahu tentang kondisi mereka dan pilihan
pengobatan mereka.Mereka memiliki hak untuk menerima atau menolak
pengobatan dalam memperpanjang hidup.Pemberi perawatan memiliki
kewajiban etika dan hukum untuk mengakui dan menghormati pilihan-
pilihan sesuai dengan pedoman.
10

c. Menahan dan menghentikan pengobatan dalam mempertahankan hidup


Perawatan end of life yang tepat harus bertujuan untuk memberikan
pengobatan yang terbaik untuk individu. Ini berarti bahwa tujuan utama
perawatan untuk mengakomodasi kenyamanan dan martabat, maka menahan
atau menarik intervensi untuk mempertahankan hidup mungkin diperbolehkan
dalam kepentingan terbaik dari pasien yang sekarat.
d. Sebuah pendekatan kolaboratif dalam perawatan. Keluarga dan tenaga
kesehatan memiliki kewajiban untuk bekerja sama untuk membuat keputusan
bagi pasien yang kurang bisa dalam  pengambilan keputusan, dengan
mempertimbangkan keinginan pasien.
e. Transparansi dan akuntabilitas. Dalam rangka menjaga kepercayaan dari
penerima perawatan, dan untuk memastikan bahwa keputusan yang tepat
dibuat, maka proses  pengambilan keputusan dan hasilnya harus dijelaskan
kepada para  pasien dan akurat didokumentasikan.
f. Perawatan non diskriminatif. Keputusan pengobatan pada akhir hidup harus
non-diskriminatif dan harus bergantung hanya pada faktor-faktor yang relevan
dengan kondisi medis, nilai-nilai dan keinginan pasien.
g. Hak dan kewajiban tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan tidak berkewajiban
untuk memberikan perawatan yang tidak rasional, khususnya, pengobatan
yang tidak bermanfaat bagi otonomy, perawat memberikan edukasi tentang
proses tersebut dengan cara-cara yang baik dan tidak menghakimi
pasien/keluarga dengan menerima saran/masukan, tetapi mendukung
keputusan yang mereka tetapkan (AHA, 2005 dalam Basbeth dan Sampurna,
2009).

Prinsip etik beneficence. Pada penerimaan/penolakan tindakan resusitasi


mengandung arti  bahwa pasien memilih apa yang menurut mereka terbaik
berdasarkan keterangan-keterangan yang diberikan perawat. Pada etik ini, perawat
memberikan informasi akurat mengenai keberhasilan resusitasi, manfaat dan
kerugiannya, serta angka harapan hidup pasca resusitasi, termasuk efek
samping/komplikasi yang terjadi, lama masa perawatan, serta penggunaan alat
bantu  pendukung kehidupan yang memerlukan biaya cukup besar. Datadata dan
11

informasi yang diberikan dapat menjadi acuan  pasien/keluarganya dalam


menentukan keputusan (Basbeth dan Sampurna, 2009).

Prinsip etik nonmalefecience. Berkaitan dengan pelaksanaan tindakan RJP tidak


membahayakan/merugikan pasien/keluarganya. Menurut Hilberman, Kutner J,
Parsons dan Murphy (1997) dalam Basbeth dan Sampurna (2009) dikatakan
bahwa banyak pasien mengalami gangguan neurologi berupa disabilitas berat
yang diikuti dengan kerusakan otak pasca RJP, menyebabkan kerusakan otak
permanen (brain death), tingkat kerusakan otak berkaitan dengan tindakan RJP
bervariasi antara 10-83%. Tindakan RJP dikatakan tidak merusak  jika
keuntungan yang didapatkan lebih besar.Pada etik ini, perawat membantu dokter
dalam mempertimbangkan apakah RJP dapat dilakukan atau tidak terutama pada
pasien dengan angka harapan hidup relatif kecil dan prognosa yang buruk.

3. DNR ( Do Not Resucitation)


a. Pengertian

Do not resuscitation atau jangan lakukan resusitasi merupakan sebuah perintah


tidak melakukan resusitasi yang ditulis oleh seorang dokter dalam konsultasi
dengan pasien atau pengambilan keputusan pengganti yang menunjukkan apakah
pasien akan menerima atau tidak tindakan RJP (Resusitasi Jantung Paru). DNR
merupakan keputusan untuk mengabaikan CPR dan secara resmi diperkenalkan
sebagai alternative end of life. Keputusan penolakan resusitasi jantung paru
melibatkan tiga prinsip moral yang dapat dikaji oleh perawat, yaitu autonomy,
beneficience, dan normalficience, ketiga prinsip tersebut merupakan dilema etik
yang menuntut perawat berpikir kritis, Karena terdapat dua perbedaan nilai
terhadap propesionalisme dan memberikan asuhan keperawatan, secara
propesional perawat ingin memberikan pelayanan secara optimal, tetapi disatu sisi
terdapat pendapat yang mengharuskan penghentian tindakan.

b. Tahapan DNR

Sebelum menulis form DNR, dokter harus mendiskusikannya dengan pasien


atau seseorang yang berperan sebagai pengambil keputusan dalam keluarga
pasien. Semua hal yang didiskusikan harus didokumentasikan dalam rekam
12

medis, siapa saja yang mengikuti dan yang terlibat dalam proses pengambilan
keputusan, isi diskusi serta rincian perselisihan appaun dalam diskusi tersebut
dokter merupakan orang yang paling efektif dalam membimbing diskusi dengan
mengatasi kemungkinan manfaat langsung dari resusitasi dalam konteks harapan
keseluruhan dan tujuan bagi pasien. Formulir DNR harus di tandatangani oleh
pasien atau pembuat keputusan yang diakui atau dipercaya oleh pasien jika pasien
tidak dapat membuat atau berkomunikasi kepada petugas kesehatan. Pembuat
keputusan yang dipercaya oleh pasien dan diakui secara hukum mewakili pasien
seperti agen perawat kesehatan yang ditetapkan dalam kuasa untuk perawatan
kesehatan, konservator, atau pasangan/ anggota keluarga lainnya. Dokter dan
pasien harus menandatangani formulir tersebut, menegasakan bahwa pasien akan
diakui secara hukum keputusan perawatan kesehatannya ketika telah memberikan
persetujuan instruksi DNR (EMSA)

c. Peran perawat

Peran perawat dalam DNR adalah membantu dokter dalam memutuskan DNR
sesuai dengan hasil pemeriksaan kondisi pasien. Setelah rencana diagnosa DNR
diambil maka segera mungkin keluarga diberikan informasi mengenai kondisi
pasien dan rencana diagnosa DNR. Perawat juga dapat berperan dalam pemberian
informasi bersama dengan dokter. Perawat sebagai care giver dituntut untuk tetap
memberikan perawatan pada pasien DNR tidak berbeda pada pasien lain pada
umumnya, perawat harus tetap memberikan pelayanan sesuai dengan advice dan
kebutuhan pasien tanpa mengurangi kualitasnya. End of life care yang perawat
lakukan dengan baik diharapkan dapat memberikan peacefull end of life bagi
pasien, seperti yang diagmbarkan dalam teori keperawatan peace full end of life
yang meliputi terhindar dari rasa sakit, merasakan kenyamanan, penghormatan,
kedamaian dan mendapatkan kesempatan untuk dekat dengan seseorang yang
dapat merawatnya.

d. Dilema etik

Di Indonesia, kebijakan DNR sudah lama diterapkan namun masih menjadi


dilemma bagi tenaga medis termasuk perawat. Sesuai dengan peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/Menkes/Per/Iii/2011 tentang pedoman
13

penyelenggaraan pelayanan anestesiologi dan terapi intensif di rumah sakit,


disebutkan didalamnya bahwa prosedur pemberian atau penghentian bantuan
hidup ditetapkan berdasarkan klasifikasi setiap pasien di ICU dan HCU yaitu
semua bantuan kecuali RJP (DNAR = Do Not Attempt Resuscitation), dilakukan
pada pasien-pasien dengan fungsi otak yang tetap ada atau dengan harapan
pemulihan otak, tetapi mengalami kegagalan jantung. Paru dan organ lain, atau
dalam tingkat akhir penyakit yang tidak dapat disembuhkan.

4. Sikap Perawat Terhadap And Of Life Care


a. Komponen Kognisi

Komponen ini berisi persepsi, kepercayaan dan stereotipe seseorang mengenai


sesuatu atau stimulus. Setelah kepercayaan terbentuk, maka akan menjadi dasar
pengetahuan seseorang pada objek tersebut. Tanpa adanya kepercayaan, maka
fenomena di dunia luar menjadi terlalu kompleks untuk dihayati dan sulit
ditafsirkan artinya. Kepercayaan akan menyederhanakan sesuatu yang dilihat.
Tetapi, kepercayaan sebagai komponen kognisi tidak selalu bersifat akurat,
terkadang kepercayaan terbentuk karena kurngnya informasi yang lengkap dan
benar tentang objek yang dihadapi (Azwar, 1995 dalam Candra, dkk., 2017)

b. Komponen afeksi

Komponen ini menunjukkan dimensi emosional subjektif seseorang terhadap


objek sikap, baik yang positif (rasa senang) dan negatif (rasa tidak senang).
Komponen afeksi dipengaruhi oleh sesuatu yang dipercaya (komponen kognisi)
seseorang (Candra, dkk., 2017).

c. Komponen psikomotor

Komponen ini berkaitan dengan predisposisi atau kecenderungan untuk


bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya (Candra, dkk., 2017). Sikap
yang ada dalam diri seseorang mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu
fungsi instrumental, fungsi pertahanan ego, fungsi nilai ekspresi, fungsi
pengetahuan dan fungsi penyesuaian sosial (Atkinson, 2012 dalam Candra, dkk.,
2017). Pertama, fungsi instrumental yaitu fungsi sikap yang dikaitkan dengan
alasan praktis atau manfaat dan menggambarkan keninginan seseorang. Sikap
14

instrumental merupakan sarana untuk mencapai tujuan (Sunaryo, 2013). Jika


objek mendukung individu untuk mencapai tujuan, individu akan bersikap positif
terhadap objek begitupun sebaliknya (Sunaryo, 2013). Kedua, fungsi pertahanan
ego, individu berusaha melindungi diri dari kecemasan atau ancaman harga
dirinya (Sunaryo, 2013).

d. Karakteristik Rural Hospital

Rumah sakit daerah adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan
daerah. Rumah sakit ini memiliki peran besar untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan. Rumah sakit daerah menyediakan layanan di
seluruh rangkaian perawatan dari perawatan primer hingga perawatan jangka
panjang (Rural Health Information Hub, 2018). Rumah sakit daerah memberikan
kualitas perawatan yang baik kepada masyarakat desa sekaligus menanggulangi
beberapa tantangan yang harus ditanggung seperti lokasi geografis rumah sakit
yang sering terpencil, ukuran kecil, tenaga kerja terbatas, dan sumber daya
keuangan terbatas (American Hospital Association, 2011). Karakteristik rumah
sakit daerah di Amerika yaitu (Freeman dkk., 2015) :

 Terletak di daerah kecil atau besar, tidak dalam daerah yang terisolasi,
 Memiliki 25 tempat tidur,
 Memiliki 7 pasien rawat inap setiap hari,
 Mempekerjakan 321 pekerja sepenuh waktu.
 Rumah sakit daerah yang khas terletak di daerah :
 Populasi median 27.980,
 36 penduduk per mil persegi,
 16,8% populasi berusia 65 tahun ke atas,
 Pendapatan per kapita rata-rata $ 32.781, dan
 17,5% dari populasi yang tinggal di bawah federal tingkat kemiskinan.
15

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
End of life merupakan salah satu tindakan yang membantu meningkatkan
kenyamanan seseorang yang mendekati akhir hidup (Ichikyo, 2016). End of life
care adalah perawatan yang diberikan kepada orang-orang yang berada di  bulan
atau tahun terakhir kehidupan mereka (NHS Choice, 2015). End of life akan
membantu pasien meninggal dengan bermartabat. Pasien yang berada dalam fase
tersebut biasanya menginginkan perawatan yang maksimal dan dapat
meningkatkan kenyamanan pasien tersebut. End of life merupakan  bagian
penting dari keperawatan paliatif yang diperuntukkan bagi pasien yang mendekati
akhir kehidupan.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca. Terutama
bagi para calon tenaga kesehatan khususnya mahasiswa keperawatan, bisa
dijadikan referensi untuk memahami Konsep Holistic Care dan Issue End Of Life
di Keperawatan Kritis sehingga dapat membantu dalam tugas perkuliahan juga
jika praktik secara langsung ke lapangan
16

DAFTAR PUSTAKA

Jainurakhma, J., Hariyanto, S., Mataputun, D. R., Silalahi, L. E., Koerniawan, D.,
Rahayu, C. E., ... & Djuwadi, G. (2021). Asuhan Keperawatan Gawat
Darurat. Yayasan Kita Menulis.

Katuuk, N. H. M., Kep, M., Djafar, N. R. H., Kep, M., & Laya, A. A.
(2022). TREND & ISSUE KEPERAWATAN VOL: 2 Keperawatan Medikal
Bedah, Maternitas, Jiwa, Komunitas, Gawat Darurat, Gerontik & Anak.
Penerbit Lakeisha.

KRITIS, P. P. (2021). LITERATUR REVIEW: PERAWATAN MENJELANG


AJAL.

Lina Herlina, L. (2021). PENGALAMAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN


PERAWATAN END OF LIFE PADA PASIEN COVID-19 DI RUANG ICU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI (Doctoral
dissertation, Universitas Kusuma Husada Surakarta).

Siregar, R. N. (2020). Pengembangan Kompetensi Perawat Dalam Pelayanan


Keperawatan Melalui Holistic Leadership.

Hudak, C., & Gallo, B (2010). Keperawatan kritis pendekatan holistic (edisi 6.
Vol. 1), Jakarta: Buku Kedokteran EGC. (Hockenberry & Wilson, 2005)
Laporan Tahunan RSUD dr. Saiful Anwar (2014)
17

Beekstrand., et, al. (2015). Rural Emergency Nurse’s End Of Life Care obstacle
experience: stories from the last frontier. Journal Of Emergency Nursing.

Anda mungkin juga menyukai