Peran Pendidikan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peranan pendidikan merupakan hal yang penting dalam memajukan sebuah
negara. Dengan adanya pendidikan, suatu negara dapat mencapai tujuan-tujuan
yang diharapkannya, seperti menumbuh kembangkan watak kepribadian bangsa,
memajukan kehidupan bangsa, kesejahteraan bangsa dan mencetak manusia-
manusia yang terdidik sehingga dapat memajukan bangsa. Salah satu hal yang
harus diperhatikan dalam memajukan sebuah pendidikan yakni pengelolaan
pendidikan yang saat ini harus dihadapi Indonesia yang semakin berat dan
kompleks. Salah satu tantangan yang penting untuk dihadapi sekolah dalam
sistem pengelolaannya yaitu bagaimana mengelola sumber daya yang ada di
sekolah agar dapat meningkatkan sebuah mutu.
Penjaminan mutu pendidikan yang sebagaimana tersirat dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan, merupakan kegiatan yang sistemik dan terpadu pada
penyelenggaraan pendidikan untuk meningkatkan tingkat kecerdasan kehidupan
bangsa.
Strategi-strategi yang dikembangkan dalam penggunaan manajemen mutu
bahwa sekolah harus mampu memberikan pelayanan sesuai apa yang dinginkan
oleh masyarakat. Maka dibutuhkan suatu sistem manajemen yang mampu
memberdayakan sumber daya agar lebih bermutu.
Menurut Edward Sallis (2012: 45) bahwa peningkatan mutu menjadi semakin
penting dalam sebuah sekolah yang digunakan untuk memperoleh kontrol yang
lebih baik melalui usahanya sendiri. Peningkatan mutu pendidikan dilakukan
pemerintah Indonesia dengan diterapkannya berbagai kebijakan. Hal ini dilakukan
agar peranan pendidikan dapat ditingkatkan sejalan dengan semakin
meningkatnya persaingan dan semakin besarnya tantangan yang harus dihadapi
1
Berlilan Nurlianti, 2014

Pengaruh Pemberdayaan Guru Oleh Kepala Sekolah terhadap M utu Pembelajaran di Sekolah Dasar
Negeri Se-Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


2

sekolah di era globalisasi ini. Hal ini senada dengan tuntutan zaman yang ada
dalam propenas pendidikan yakni sebagai berikut:
“Abad XXI ini, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan
besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia
pendidikan dituntut untuk mempertahankan hasil-hasil pembangunan
pendidikan yang telah dicapai. Tantangan kedua, untuk mengantisipasi era
global, dunia pendidikan dituntut mempersiapkan SDM yang berkompeten
agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. Tantangan ketiga sejalan
dengan diberlakukannya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan
penyesuaian Sistem Pendidikan Nasional sehingga dapat mewujudkan proses
pendidikan yang lebih demokratis, memperhatiakan keberagaman
kebutuhan/keadaan dan peserta didik, serta mendorong partisipasi masyarakat
(propenas)”.

Untuk meningkatkan mutu pada suatu sekolah itu dipengaruhi oleh mutu
input dan proses sehingga akan menghasilkan output yang bermutu pula. Dalam
hal ini untuk meningkatkan mutu dipengaruhi oleh proses yang dilakukan
didalamnya. Proses peningkatan mutu berawal dari kelas kemudian guru mengatur
jalannya pembelajaran. Salah satu proses untuk meningkatkan mutu yakni proses
pembelajaran yang melibatkan guru.
Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya
proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Menurut Dadang suhardan (2010:
70) tingkat kualitas kemampuan guru dalam membelajarkan peserta didik yang
menyebabkan tingginya kualitas pembelajaran, sehingga berdampak kepada
tingginya kualitas lembaga pendidikan di sekolah. Hal tersebut sejalan dengan
pendapatnya Marno dan Idris (2008: 21) dalam proses pembelajaran di sekolah
terutama pendidikan dasar, guru merupakan sumber daya edukatif sekaligus aktor
proses pembelajaran yang utama.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di sekolah-sekolah masih terdapat
masalah-masalah dalam proses pembelajaran, seperti masih adanya guru yang
belum mempersiapkan pembelajaran sebelum mengajar, guru yang belum
menyusun rencana pembelajaran sebelum mengajar, guru yang belum dapat
mengkondusifkan kelas, dalam pelaksanaan pembelajaran guru belum

Berlilan Nurlianti, 2014

Pengaruh Pemberdayaan Guru Oleh Kepala Sekolah terhadap M utu Pembelajaran di Sekolah Dasar
Negeri Se-Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


3

menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa merasa bosan


dan tidak fokus untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, dan masih adanya guru
yang tidak hadir dan tidak dapat melakukan pembelajaran pada kondisi-kondisi
tertentu dikarenakan adanya halangan, sehingga kelas menjadi tidak kondusif.
Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi mutu pembelajaran karena materi ajar tidak
mudah diterima siswa dan tidak tersampaikan dengan baik kepada siswa, sehingga
dapat mempengaruhi pengetahuan dan kompetensi yang seharusnya dipahami
siswa.
Hal tersebut sejalan dengan pendapatnya Wina Sanjaya (2008: 26)
mengemukakan bahwa:
“Sering terjadi masalah dalam proses pembelajaran seperti antara guru dan
siswa tidak berhubungan. Guru asyik menjelaskan materi pelajaran di depan
kelas; sementara itu di bangku siswa asyik sendiri dengan kegiatannya,
melamun, mengobrol, atau bahkan mengantuk. Bagi guru yang demikian,
yang penting adalah materi pelajaran tersampaikan, tidak peduli materi
tersebut dipahami atau tidak. Dalam peristiwa seperti itu tidak terjadi proses
pembelajaran karena kedua komponen pembelajaran tidak terjadi kerjasama.”

Kemudian berdasarkan kajian Balitbang Debdikbud (1998), menemukan:


“Guru hanya punya kesempatan melaksanakan tugas rutin. Guru memiliki
potensi mengajar yang lebih baik kurang dimanfaatkan sebagai nara sumber,
potensinya tidak dimanfaatkan atau dikembangkan dengan baik oleh kepala
sekolah. Masalah mutu pembelajaran, menyangkut masalah yang sangat
esensial yaitu masalah kualitas mengajar yang dilakukan guru harus mendapat
pengawasan dan pembinaan yang terus menerus dan berkelanjutan.” (Dadang
Suhardan, 2010: 13)

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, permasalahan yang terjadi dapat


berdampak pada hasil belajar siswa, misalnya hasil nilai-nilai ulangan harian,
ujian tengah semester ataupun ujian akhir semester. Sejalan dengan kondisi diatas
peran dan keterlibatan guru sangatlah penting terhadap ketuntasan hasil belajar
siswa. Dimana guru yang berinteraksi langsung dengan siswa harus mampu
menciptakan pembelajaran yang efektif dan membuat peserta didik belajar secara
maksimal.

Berlilan Nurlianti, 2014

Pengaruh Pemberdayaan Guru Oleh Kepala Sekolah terhadap M utu Pembelajaran di Sekolah Dasar
Negeri Se-Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


4

Serangkaian kegiatan dalam pembelajaran yang telah direncanakan, disusun,


dikelola dan disesuaikan tidak akan berhasil sesuai tujuan yang telah ditetapkan
jika tidak dilakukan oleh guru yang berkualitas. Oleh karena itu, guru harus
memiliki kemampuan seperti yang terdapat dalam standar kompetensi guru
menurut Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2004 bahwa ada tiga komponen kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru, yaitu: (1) kompetensi pengelolaan pembelajaran, (2) kompetensi
pengembangan potensi, dan (3) kompetensi penguasan akademik. Oleh karena itu,
untuk meningkatkan mutu pembelajaran guru harus mampu mengelola
pembelajaran dikelas.
Peningkatan mutu di sekolah dalam rangka menghasilkan peserta didik sesuai
dengan yang diharakan masih belum optimal. Untuk itu manajemen mutu terpadu
merupakan konsep manajemen sekolah sebagai inovasi dalam penyelenggaraan
pendidikan di sekolah yang diharapkan dapat memberikan perubahan yang lebih
baik sesuai dengan perkembangan, tuntutan, dan dinamika masyarakat dalam
menjawab permasalahan-permasalahan pengelolaan pendidikan pada tingkat
sekolah. (Umiarso & Imam Gojali, 2010: 115)
Menurut Hadari Nawawi (Umiarso & Imam Gojali, 2010:136), menyatakan
bahwa unsur-unsur dalam Manajemen Mutu Terpadu ialah sebagai berikut:
“(1) Fokus pada pelanggan, (2) Obsesi yang tinggi terhadap kualitas, (3)
Pendekatan ilmiah, (4)Komitmen jangka panjang, (5) Kerja sama tim, (6)
Perbaikan berkesinambungan, (7) Pendidikan dan latihan, (8) Kebebasan
terkendali, (9) Kesatuan tujuan, (10) Keterlibatan dan pemberdayaan
karyawan.”

Menurut Dadang Suhardan (2010: 12) upaya apapun yang dilakukan


pemerintah mengawasi jalannya pendidikan untuk mendongkrak mutu bila tidak
ditindaklanjuti dengan pembinaan gurunya, tidak akan berdampak nyata pada
kegiatan layanan belajar dikelas. Kegiatan pembinaan guru merupakan bagian
yang tak mungkin dipisahkan dalam setiap usaha peningkatan mutu pembelajaran.

Berlilan Nurlianti, 2014

Pengaruh Pemberdayaan Guru Oleh Kepala Sekolah terhadap M utu Pembelajaran di Sekolah Dasar
Negeri Se-Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


5

Maka pemberdayaan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan


kualitas sekolah dimana kualitas sekolah sangat ditentukan oleh kualitas
pembelajaran didalamnya. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Marno dan Idris
(2008: 23) menyatakan bahwa di Indonesia guru berada dalam berbagai
ketidakberdayaan, upaya pemberdayaan dinilai sebagai sesuatu yang mendesak.
Oleh karena itu, perlu dilakukannya pemberdayaan oleh kepala sekolah terhadap
guru agar proses pembelajaran lebih meningkat.
Menurut Cook Macaulay dalam Wibowo (2007: 136) pemberdayaan
merupakan perubahan yang terjadi pada falsafah manajemen yang dapat
membantu menciptakan suatu lingkungan di mana setiap individu dapat
menggunakan kemampuan dan energinya untuk meraih tujuan organisasi. Seorang
karyawan memiliki wewenang dan berinisiatif untuk melakukan sesuatu yang
dipandang perlu, jauh melebihi tugasnya sehari-hari.
Dalam hal ini, pemberdayaan yang dilakukan oleh pimpinan atau kepala
sekolah dapat meningkatkan kinerja guru sehingga mutu pembelajaran yang tolak
ukurnya berada pada guru dapat meningkat pula.
Menurut Dadang Suhardan (2010: 86) pemberdayaan merupakan suatu usaha
untuk mempertinggi kecakapan guru dalam mengemban profesinya.
Pemberdayaan merupakan suatu usaha agar guru memperoleh kewenangan
mengajar sesuai dengan standar profesional.
Dengan dilakukannya pemberdayaan oleh kepala sekolah terhadap guru
diharapkan dapat mengembangkan kompetensi guru dalam melakukan
pembelajaran sehingga guru memperoleh kekuasaan mengajar, melakukan
kegiatan belajar mengajar lebih kreatif dan berkembang sehingga dapat
meningkatkan mutu pembelajaran.
Pemberdayaan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru merupakan
suatu langkah untuk mempersiapkan guru agar lebih berkompetensi untuk
berkontribusi dalam meningkatkan kinerjanya sehingga dapat meningkatkan mutu
pembelajaran. Pemberdayaan dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara

Berlilan Nurlianti, 2014

Pengaruh Pemberdayaan Guru Oleh Kepala Sekolah terhadap M utu Pembelajaran di Sekolah Dasar
Negeri Se-Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


6

menggerakan atau pengaktifan seluruh komponen yang menunjang terhadap


peningkatan produktivitas kerja guru dengan memberikan kewenangan sehingga
guru memiliki peluang untuk mampu mandiri dalam menentukan keputusannya
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Pemberdayaan guru dapat memberikan kepercayaan diri yang lebih kepada
guru tersebut sehingga dapat mandiri dan mampu menjalankan tugasnya secara
profesional. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sedarmayanti (2001: 92):
“pemberdayaan dapat memacu inovasi dan kreativitas individu dalam
organisasi dan akan menghasilkan semakin berdayanya unit kerja dalam
organisasi secara menyeluruh sehingga pemberian wewenang akan
meningkatkan produktivitas kerja”.

Kewenangan yang diterima oleh kepala sekolah khususnya dalam


penyelenggaraan dan pemberdayaan guru yang diarahkan untuk dapat
meningkatkan kinerja guru yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu
pembelajaran. Oleh karena itu, kepala sekolah harus menciptakan hubungan dan
pola kerja yang dinamis dan memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan
guru.
Berdasarkan fenomena di atas, maka diperlukan upaya memahami dan
memecahkan masalah tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan
suatu penelitian dengan judul: “Pengaruh Pemberdayaan Guru Oleh Kepala
Sekolah Terhadap Mutu Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Se-
Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian


Berdasarkan pemaparan dari latar belakang diatas, masalah dalam penelitian
ini mengarah pada tugas guru yang berinteraksi langsung dengan peserta didik
dan guru yang menjadi titik tolak keberhasilan pembelajaran. Guru merupakan
komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil
pendidikan yang berkualitas. Menurut Dadang suhardan (2010: 70) tingkat
kualitas kemampuan guru dalam membelajarkan peserta didik yang menyebabkan
Berlilan Nurlianti, 2014

Pengaruh Pemberdayaan Guru Oleh Kepala Sekolah terhadap M utu Pembelajaran di Sekolah Dasar
Negeri Se-Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


7

tingginya kualitas pembelajaran, sehingga berdampak kepada tingginya kualitas


lembaga pendidikan di sekolah.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di sekolah-sekolah masih terdapat
masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran antara lain masih adanya guru
yang belum mempersiapkan pembelajaran sebelum mengajar, guru yang belum
menerapkan strategi dan metode pembelajatran yang bervariasi sehingga siswa
merasa bosan dan tidak fokus untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal
tersebut sejalan dengan pendapatnya Wina Sanjaya (2008: 26)
“Sering pula terjadi masalah dalam proses pembelajaran seperti antara guru
dan siswa tidak berhubungan. Guru asyik menjelaskan materi pelajaran di
depan kelas sementara itu di bangku siswa asyik sendiri dengan kegiatannya,
melamun, mengobrol, atau bahkan mengantuk. Bagi guru yang demikian,
yang penting adalah materi pelajaran tersampaikan, tidak peduli materi
tersebut dipahami atau tidak. Dalam peristiwa seperti itu tidak terjadi proses
pembelajaran karena kedua komponen pembelajaran tidak terjadi kerjasama.”

Hal-hal seperti itu dapat mempengaruhi pembelajaran karena materi ajar tidak
tersampaikan dengan baik kepada siswa. Oleh karena itu peran dan keterlibatan
guru sangat penting dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Dadang Suhardan (2010: 12) usaha peningkatan mutu pembelajaran
dapat ditindak lanjuti dengan pembinaan gurunya. Maka pemberdayaan
merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal
ini didukung oleh pernyataan Marno dan Idris (2008: 23) bahwa di Indonesia guru
berada dalam berbagai ketidakberdayaan, upaya pemberdayaan dinilai sebagai
sesuatu yang mendesak. Oleh karena itu, perlu dilakukannya pemberdayaan oleh
kepala sekolah terhadap guru agar proses pembelajaran lebih meningkat.

C. Rumusan Masalah Penelitian


Fokus masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh pemberdayaan guru oleh
kepala sekolah terhadap peningkatan mutu pembelajaran di SD Negeri Se-
Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut. Oleh karena itu, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Berlilan Nurlianti, 2014

Pengaruh Pemberdayaan Guru Oleh Kepala Sekolah terhadap M utu Pembelajaran di Sekolah Dasar
Negeri Se-Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


8

1. Bagaimana gambaran mengenai pemberdayaan guru oleh kepala sekolah di


Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut?
2. Bagaimana gambaran mutu pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Se-
Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut?
3. Seberapa besar pengaruh pemberdayaan guru oleh kepala sekolah terhadap
mutu pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Garut Kota
Kabupaten Garut?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan upaya peneliti untuk menjabarkan rumusan
masalah yang telah dikemukakan sebelumnya. Adapun tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran
jelas mengenai pengaruh pemberdayaan guru oleh kepala sekolah terhadap
mutu pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Garut Kota
Kabupaten Garut.
2. Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Untuk memperoleh informasi mengenai pemberdayaan guru oleh
kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Garut Kota
Kabupaten Garut.
b. Untuk memperoleh gambaran mengenai mutu pembelajaran di Sekolah
Dasar Negeri Se-Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut.
c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberdayaan guru oleh
kepala sekolah terhadap mutu pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri
Se-Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut.

Berlilan Nurlianti, 2014

Pengaruh Pemberdayaan Guru Oleh Kepala Sekolah terhadap M utu Pembelajaran di Sekolah Dasar
Negeri Se-Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


9

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat/signifikansi dalam segi
teoritis maupun praktis. Dalam segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan atau kontribusi terhadap keilmuan Administrasi
Pendidikan yakni mencakup ke dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) yang didalamnya terdapat bidang pemberdayaan karyawan yang dalam
hal ini karyawan dalam sekolah yang berhubungan langsung dengan pembelajaran
yaitu guru. Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Manfaat Teotitis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak,
terutama pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan pemberdayaan
guru oleh kepala sekolah dan pembelajaran. Secara khusus, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Memberikan kontribusi yang mendalam terhadap pengembangan ilmu
mengenai prinsip-prinsip pemberdayaan guru oleh kepala sekolah.
b. Memberikan kontribusi yang mendalam terhadap pengembangan ilmu
mengenai prinsip-prinsip mutu pembelajaran.
c. Dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian selanjutnya dalam
bidang yang sama.
2. Manfaat Praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada kepala
sekolah mengenai bagaimana cara memberdayakan guru (sumber daya
manusia) dan bagaimana supaya mutu pembelajaran dapat meningkat.

Berlilan Nurlianti, 2014

Pengaruh Pemberdayaan Guru Oleh Kepala Sekolah terhadap M utu Pembelajaran di Sekolah Dasar
Negeri Se-Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


10

b. Penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada guru untuk


meningkatkan mutu pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat
berlangsung secara berkualitas.
c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti ketika
peneliti berada pada posisi sebagai seorang kepala sekolah yang harus
mampu memeberdayakan guru atau karyawan sehingga kualitas
pembelajaran dapat meningkat.

F. Struktur Organisasi Skripsi


Skripsi ini terdiri dari beberapa unsur yang saling berkaitan layaknya suatu
sistem. Secara sistematis, struktur skripsi terdiri dari bagian awal, inti, dan
penutup. Pada bagian awal, struktur skripsi terdiri dari judul penelitian yang
diambil, lembar pengesahan, pernyataan keaslian skripsi dan bebas plagiarisme,
abstrak yang menggambarkan secara general atau uraian singkat dari keseluruhan
isi skripsi, kata pengantar, ucapan terimakasih, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar, dan daftar lampiran.
Pada bagian inti, struktur skripsi terdiri dari lima bab. Bab pertama berisi
pendahuluan yang terdiri dari latar belakang yaitu menggambarkan alasan rasional
dan pentingnya permasalahan untuk diteliti, identifikasi dan perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat/signifikasi penelitian dan struktur organisasi skripsi.
Bab kedua, terdiri dari kajian pustaka yang melandasi variabel-variabel dalam
penelitian dari segi teoritis dan konseptual, penelitian terdahulu, kerangka
pemikiran, anggapan dasar dan hipotesis penelitian. Bab ketiga, membahas
mengenai metode penelitian yang dimulai dari lokasi dan subjek populasi/sampel
penelitian, cara pemilihan sampel serta justifikasi dari pemilihan lokasi serta
penggunaan sampel, desain penelitian dan justifikasi dari pemilihan desain
penelitian itu, metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian
tersebut, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan
instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bab empat, membahas

Berlilan Nurlianti, 2014

Pengaruh Pemberdayaan Guru Oleh Kepala Sekolah terhadap M utu Pembelajaran di Sekolah Dasar
Negeri Se-Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


11

mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang didalamnya termasuk pemaparan


data dan pembahasan data, dan pada bab lima berisi kesimpulan dan rekomendasi.
Bagian penutup dari struktur skripsi ini terdiri dari daftar pustaka dan daftar
lampiran-lampiran yang dibutuhkan untuk melengkapi dan memperlancar
penelitian.

Berlilan Nurlianti, 2014

Pengaruh Pemberdayaan Guru Oleh Kepala Sekolah terhadap M utu Pembelajaran di Sekolah Dasar
Negeri Se-Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai