Peran Manajemen Kurikulum Sekolah Dalam Sistem Kredit Semester Guna Meningkatkan Kualitas Layanan Pendidikan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

PERAN MANAJEMEN KURIKULUM SEKOLAH DALAM SISTEM KREDIT SEMESTER GUNA MENINGKATKAN

KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Perkembangan dalam bidang pendidikan setiap tahun terus mengalami perubahan seiring dengan
tantangan dalam menyiapkan SDM yang berkualitas. Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai
komponen yang tercakup, dimana setiap komponen tersebut saling berkaitan erat satu sama lain.
Salah satu komponen tersebut yaitu kurikulum. melalui pelaksanaan secara terbatas, terutama bagi
sekolah yang sudah siap melaksanakannya dan sekolah yang memiliki nilai akreditasi ‘A’. Terkait
dengan pemberlakuan Kurikulum 2013, penyelenggaraan SKS pada jenjang SMA/ SMK/MA sangat
cocok diterapkan. Mengingat tujuan kurikulum 2013 yang dirancang untuk mempersiapkan pribadi
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, penyelenggaraan SKS juga memungkinkan
peserta didik mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan minat, potensi, kebutuhan, dan
kecepatan belajarnya.
Sebagaimana telah diterapkan system kredit semester di sekolah sekolah maka penerapan
system Kredit sendiri harus melalui peranan kurikulum sekolah yang di mana kurikulum sekolah
merupakan salah satu tolak ukur bagi sekolah dan peserta didik sendiri guna meningkatkan proses
pembelajaran di tengah masa-masa penerapan SKS sendiri. Implementasi Kurikulum 2013 dengan
SKS menuntut kemandirian kepala sekolah dan guru untuk melakukan analisis SWOT terhadap
sekolah. Analisis SWOT penting dilakukan untuk mengetahui faktor yang menjadi kekuatan
(strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan tantangan (threat) yang ada di
sekolah. Dengan demikian, implementasi Kurikulum 2013 dengan SKS yang dilaksanakan dapat
berjalan secara optimal guna meningkatkan kualitas layanan pendidikan. Sebagaimana peranan
kurikulum sekolah SMAS KATOLIK BHAKTYARSYA yang ikut turut hadir dalam meningkatkan kualitas
layanan pendidikan di sekolah itu sendiri.
Peran kurikulum dalam lembaga pendidikan mutlak dibutuhkan. Tanpa kurikulum yang
dijalankan dengan baik, maka niscaya lembaga pendidikan tersebut tidak dapat berjalan sesuai
dengan harapan. Proses pendidikan secara menyeluruh berkaitan erat dengan kurikulum atau
pengelolaan lembaga pendidikan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya pengelola
lembaga pendidikan menguasai kurikulum atau pengelolaan lembaga pendidikan agar mampu
berjalan sesuai dengan harapan. Dalam lembaga pendidikan, kurikulum merupakan sistem kerja
sama yang saling berkaitan antarseluruh komponen di lembaga pendidikan tersebut guna mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Jika menghendaki lembaga pendidikan mampu berjalan dengan
maksimal, efektif, dan efisien, maka kerangka kurikulum harus dikuasai oleh pengelola pendidikan
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, hingga tindak lanjut. Jika pengelola lembaga pendidikan
tersebut memiliki kemampuan yang profesional dalam pengetahuan terkait kurikulum, maka
pengelola akan mampu mengelola dan mengembangkan lembaga pendidikan tersebut. (1 Geogre R
Terryy dan Leslie W Ruue, Dasar- daasar Manajemen Terjemah , G.A Ticolu (Jakarta: Bumi Aksara
2015), 1.)
Dalam rangka peningkatan penguasaan pengetahuan dan keterampilan manajerial
kependidikan, maka komponen-komponen dasar manajemen harus dioptimalkan. Komponen dasar
menurut Mujamil Qomar terdiri dari manajemen kesiswaan, manajemen sarana prasarana,
manajemen personalia, manajemen keuangan, dan manajemen kurikulum. Masing-masing
komponen manajemen memiliki fungsi yang berbeda. Manajemen kurikulum menyiapkan
guru/pendidik serta bahan yang digunakan dalam pembelajaran. Manajemen kesiswaan terkait
dengan pengelolaan siswa, dan seterusnya. (2 Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam; Konsep,
Strategi dan Aplikasi (Yogyakarta: Teras, 2009), 7. 3Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,
(Jakarta: Erlangga, 2007), 128-129)
Peran dari manajemen kurikulum sangat besar, Manajemen kurikulum mempersiapkan
materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru dan yang akan dipelajari oleh siswa. Problem
berkaitan dengan kurikulum, materi pembelajaran, strategi pembelajaran yang efektif merupakan
hal yang penting dalam proses pendidikan, terlebih dengan adanya tuntutan mutu pendidikan.
Akibatnya manajemen kurikulum memiliki peran sentral dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Maju mundurnya lembaga pendidikan juga dipengaruhi oleh manajemen kurikulum. Apabila ingin
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan, sebuah lembaga pendidikan perlu memperhatikan hal-
hal yang terkait dengan manajemen seperti manajemen kurikulum dan pembelajaran. Kedua
manajemen tersebut meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasai. Semua itu merupakan komponen dan fungsi menajemen yang harus diperhatikan.
Kurikulum menjadi bagian terpenting dalam lembaga pendidikan. Hal ini menunjukkan
bahwa tolok ukur dari keberhasilan pendidikan yaitu kurikulum. Kurikulum merupakan acuan dalam
penentuan materi pengajaran (4 Suhadi Winoto, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jember: Pena
Salsabila, 2011), 6). dan metode pembelajaran. Sehingga mempunyai peran yang sangat dominan
terhadap pendidikan. Pengelolaan kurikulum harus senantiasa dilakukan berkelanjutan
berkesinambungan agar mampu mengikuti perkembangan kebutuhan di masyarakat. Inti dari
lembaga pendidikan adalah kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, kurikulum merupakan suatu
pedoman atau pegangan dalam kegiatan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa yang memegang
kedudukan kunci dalam proses pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum dijadikan sebagai penentu
arah, bahan materi, dan proses pendidikan yang pada akhirnya menentukan bentuk, kualitas, dan
kualifikasai lulusan suatu lembaga pendidikan. Hal terseut menjadikan kurikulum merupakan
komponen yang penting dan harus menjadi perhatian khusus. Kurikulum di lembaga pendidikan
harus selalu dikembangkan. Kurikulum dipandang sebagai curriculum as subject matter yang berarti
bahwa kurikulum merupakan serangkaian isi materi (content) untuk proses pembelajaran sehingga
materi-materi yang dipersiapkan oleh guru untuk disampaikan ke siswa. Dalam hal ini kurikulum
disusun dalam berbagai mata pelajaran tertentu atau dalam bentuk-bentuk pengembangan
kurikulum lainnya. Pelaksana dari manajemen kurikulum yang utama tersebut adalah guru. Hal ini
menunjukkan bahwa keberhasilan pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh kinerja atau
keprofesionalan guru dalam pelaksanaan 6 tugasnya. Tugas guru dalam melakukan transfers of
knowledge sangat mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
Jika guru memiliki kinerja yang prima, maka akan berimbas pada peningkatan kualitas
pendidikan yang tercermin oleh mutu pendidikan yang meningkat. Sekolah dengan rata-rata kinerja
guru yang baik akan berdampak pada optimalnya pekerjaan yang dilaksanakan sehingga output
yang dihasilkan akan meningkat. Hal itu akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.
Bentuk-bentuk kegiatan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan selalu dilaksanakan oleh
berbagai pihak. Langkah-langkah tersebut sebagai bentuk kesadaran akan betapa pentingnya
peranan pendidikan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam
memajukan masyarakat dan bangsa. Kualitas pendidikan menjadi penentu harkat dan martabat
suatu bangsa. Dalam konteks bangsa Indonesia, peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran
pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya
peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh. 7 Hal tersebut menunjukkan bahwa
berbagai bentuk program yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu dan kualitas
guru akan mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan secara sederhana bisa
dilihat dari dua hal, yakni dilihat dari sisi proses pendidikan dan dilihat dari sisi hasil pendidikan.
Proses pendidikan dikatakan bermutu jika semua komponen pendidikan mampu terlibat dalam
setiap proses pendidikan itu sendiri. Dalam hal ini, komponen pendidikan yang terlibat seperti siswa,
guru, bahan ajar guru, sarana prasarana, administrasi sekolah, mampu berperan dan berjalan secara
kondusif dan berdasarkan standar yang ada yakni Standar Nasional Pendidikan (SNP).
5MuchlasSamani, dkk. 2006. Mengenai Sertifikas Guru di Indonesia, (Surabaya: SIC. 2006), 9. 6
Sudarmayanti, Sumberdaya Manusia Dan Produktifitas Kerja (Bandung: Mandar Maju, 2002), 50.

1.2 Pembatasan masalah


Dalam penelitian ini penulis akan mengkaji tentang bagaimana peran kurikulum sekolah dalam
program sks guna meningkatkan kualitas melalui berbagai media yang mengangkat tema
“ bagaimana peran kurikulum sekolah dalam program sks guna meningkatan kualitas pendidikan”.
1.3 Rumusan masalah
1.3.1 Bagaimana peran kurikulum sekolah dalam sks dalam meningkatkan kualitas pendidikan
1.3.2 Bagaimana dengan Bagaimanakah perencanaan kurikulum dalam meningkatkan mutu
pendidikan di SMAS BHAKTYARSYA MAUMERE
1.3.3 Bagaimanakah pengorganisasian kurikulum dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMAS
BHAKTYARSYA MAUMERE
1.3.4 Bagaimanakah evaluasi kurikulum dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMAS
BHAKTYARSYA MAUMERE
1.3.5 Bagaimanakah tindak lanjut kurikulum dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMAS
BHAKTYARSYA MAUMERE
1.3.6 Bagaimana evaluasi kurikulum Sistem Kredit Semester (SKS) dalam
1.3.7
1.3.8 Meningkatkani.mutu pendidikan di SMA KATOLIK FRATERAN MAUMERE
1.4 Tujuan penelitian
1.4.1 tujuan khusus
1.4.1.1 Untuk mengetahui peranan kurikulum dalam sks guna meningkatkan kualitas pendidikan
1.4.1.2 Untuk mengetahui bagaimana kinerja manajemen kurikulum sekolah dalam program sks.
1.4.2 Tujuan Umum
1.4.2.1 Mengetahui bagaimana tata kerja kurikulum sekolah secara umum
1.4.2.2 Untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan oleh majemen kurikulum sendiri.
1.5 Manfaat penelitian
1.5.1. manfaat teoritis
1.5.1 Bagi penulis
1.5.1.1 mengetahui bagaimana tata kerja peran kurikulum sendiri,dan akan berusaha
diimplementasikan nantinya jika suatu saat nanti penulis menjadi bagian dari kurikulum suatu
lembaga pendidikan.
1.5.1.2 bagi pendidik
sebagai media referensi yang dapat digunakan oleh para pendidik untuk mensosialisasikan
peran serta kinerja manajemen kurikulum sekolah kepada para peserta didik baru dan juga
dapat dijadikan materi pembelajaran jika terdapat materi dalam kegiatan belajar mengajar yang
menyinggung permasalan ini serta dapat menjadi sebuah bahan pertimbangan jika terjadi
sebuah asumsi terkait hal ini.

1.5.2. Manfaat praktis

.1.5.2.1.Bagi Lembaga SMAS KATOLIK BHAKTYARSYA


Penelitian ini nantinya dapat berguna menjadi bahan pertimbangan bagi pengelola
sekolah untuk membuat kebijakan peningkatan mutu pendidikan melalui implementasi
manajemen kurikulum di SMAS BHAKTYARSYA MAUMERE
1.5.2.2 Bagi para peserta didik baru
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi para
peserta didik yang ingin menggali lebih dalam mengenai manajemen kurikulum sekolah
dalam Program Sistem Kredit Semester pada tingkat SMA khususnya SMAS KATOLIK
BHAKTYARSYA MAUMERE
1.5.2.3 Bagi para peneliti berikutnya
Para peneliti berikutnya bisa memanfaatkan hasil penelitian ini untuk menjadi bahan referensi
penelitian berikutnya yang ada kaitannya dengan manajemen kurikulum atau upaya
peningkatan mutu pendidikan. Terutama untuk peneliti yang mengambil tema yang hampir
sama, hasil dari penelitian ini bisa menjadi referensi atau tambahan materi dalam studinya.
Jadi, hasil penelitian ini mempunyai manfaat untuk menjadi referensi data dan menambah
pengetahuan dalam kajian manajemen kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan
1.6 Hipotesis
Peran kurikulum dalam lembaga pendidikan mutlak dibutuhkan. Tanpa kurikulum yang
dijalankan dengan baik, maka niscaya lembaga pendidikan tersebut tidak dapat berjalan sesuai
dengan harapan. Proses pendidikan secara menyeluruh berkaitan erat dengan kurikulum atau
pengelolaan lembaga pendidikan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya pengelola
lembaga pendidikan menguasai kurikulum atau pengelolaan lembaga pendidikan agar mampu
berjalan sesuai dengan harapan. Dalam lembaga pendidikan, kurikulum merupakan sistem
kerja sama yang saling berkaitan antarseluruh komponen di lembaga pendidikan tersebut guna
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Jika menghendaki lembaga pendidikan mampu
berjalan dengan maksimal, efektif, dan efisien, maka kerangka kurikulum harus dikuasai oleh
pengelola pendidikan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, hingga tindak lanjut. Jika
pengelola lembaga pendidikan tersebut memiliki kemampuan yang profesional dalam
pengetahuan terkait kurikulum, maka pengelola akan mampu mengelola dan mengembangkan
lembaga pendidikan tersebut
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Manajemen kurikulum
1. Konsep manajemen
Secara etimologi manajemen berasal dari kata “to manage” yang berarti mengatur,
mengurus atau mengelola. Dalam bahasa latin ada kata yang punya pengertian yang
hampi sama, yakni “manus” yang artinya tangan atau menangani.Seperti yang terjadi
pada banyak bidang studi lainnya yang menyangkut human, maka manajemen
tergolong yang sulit didefinisikan.
Dalam kosakata bahasa Indonesia, ”manajemen” artinya sama dengan kata
”pengelolaan”. Pengelolaan adalah kegiatan untuk mengelola, menggarahkan orang
lain, perumusan kebijakan, dan tujuan suatu organisasi. Penggelolaan merupakan
kegiatan untuk menggelola, menggerakkan orang lain, merumuskan tujuan dalam
organisasi, serta proses pengawasan.
Para ahli memiliki perbedaan pendapat mengenai manajemen, berikut pendapat ahli
mengenai manajemen :
1. Haimann Beliau mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai
sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk
mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu
untuk mencapai tujuan bersama.
2. George R. Terry Beliau mengatakan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan
yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.
3. Mary Parker Follett Beliau mengatakan bahwa manajemen merupakan seni dalam
mencapai tujuan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer
untuk mencapai tujuan dari organisasi melalui bantuan orang lain untuk melaksanakan
tugas yang mungkin diperlukan.
4. James A.F. Stoner Menurut beliau, manajemen ialah proses perencanaan,
organisasi, kepemimpinan dan pengawasan terhadap usaha-usaha anggota organisasi
dan penggunaan semua sumber organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi.
Definisi ini mengandung arti bahwa manajemen merupakan suatu kesatuan yang
dimulai dari perencanaan hingga pengawasan terhadap penggunaan semua sumber
daya untuk mencapai tujuan dari organisasi.
5. Luther Gullick Manajemen menjadi suatu bidang (ilmu) yang secara sistematik
berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Definisi ini
mengandung arti bahwa manajemen adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari
mengenai bagaimana dan mengapa orangorang bekerja sama untuk mencapai sebuah
tujuan. 1M. Anang Firmansah dan Budi W. Mahardika, Pengantar Manajemen,
(Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2018), hlm 1 2M. Rezky Naim dan Asma, Pengantar
Manajemen, (Penerbit Qiara Media, 2019), hlm 2 3 Ibid hlm 3
Kesimpulan terhadap pendapat di atas yaitu
(1) manajemen merupakan suatu tindakan mengelola atau mengatur seorang atau
beberapa orang untuk tercapainya tujuan yang diharapkan,
(2) manajemen adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh seseorang atau beberapa
orang dalam sebuah sistem kerja sama,
(3) manajemen adalah suatu proses pelaksanaan kerja yang juga melibatkan pihak lain
dalam pelaksanaan kerja tersebut. Dari kesimpulan tersebut menunjukkan bahwa
manajemen merupakan kegiatan untuk mengatur orang atau beberapa orang guna
mencapai tujuan yang diharapkan, dilakukan dalam sebuah sistem kerja yang
melibatkan beberapa pihak.

2. Manajemen pendidikan
Menurut T. Hani Handoko (1999), keberhasilan suatu lembaga pendidikan
berhubungan dengan manajemen yang diterapkan, sebagai pemaknaan yang universal
dari seni dan ilmu dalam melaksanakan fungsi perencanaan. pengendalian.
pengawasan, personalia, dan profesionalitas. Dengan demikian makna manajemen
pendidikan adalah proses yang terus-menerus yang dilakukan oleh organisasi
pendidikan melalui fungsionalisasi unsur-unsur manajemen tersebut, yang di dalamnya
terdapat upaya saling memengaruhi, saling mengarahkan, dan saling mengawasi
Pengarahan yang dilakukan berkaitan dengan pengertian manajemen
pendidikan adalah mengarahkan orang-orang agar melaksanakan aktivitas pendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan. Setiap orang diarahkan untuk mengolah saran dan
prasarana pendidikan alat-alat pendidikan metode desain kurikulum kebendaan
kesatrian dan mengatur strategi pendidikan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
dalam manajemen pendidikan terdapat aktivitas yang mengkreditasikan sumber-
sumber pendidikan dengan memusatkan diri pada target yang ditetapkan dalam
proses pelaksanaan semua itu terjadi kerjasama pembagian tugas dan kewajiban serta
otoritas yang berbeda. Para pengelola lembaga pendidikan merupakan bagian-bagian
yang saling terkait seperti guru berkaitan dengan anak Didit atau murid guru dan murid
berkaitan dengan materi dan metode pembelajaran dan seterusnya tanpa adanya
memisahkan sehingga tujuan dapat dicapai dengan cara yang efektif dan efisien.
Manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai pelayanan atau pengabdian terhadap
dunia pendidikan karena pada masanya manajemen dikenakan pada pekerjaan yang
berkaitan dengan pengabdian dalam tugas penyelenggaraan pendidikan.
Manajemen pendidikan artinya pengelolaan terhadap semua kebutuhan
institusional dalam pendidikan dengan cara efektif dan efisien manajemen pendidikan
sebagai salah satu komponen dari sistem yang semua subsistemnya saling berkaitan
satu dengan yang lainnya manajemen pendidikan adalah aktivitas-aktivitas untuk
mencapai tujuan dan atau proses penyelenggaraan kerja untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dalam pendidikan. Sedangkan pendidikan pada hakikatnya
merupakan proses pembinaan dan pelatihan manusia sebagai peserta didik
pemindahan ini diarahkan terhadap pola pikir oleh rasa dan olah jiwa dengan
pemilihan olah pikir manusia terbina kecerdasan intelegensinya, dengan olah rasa
manusia menjadi terjelaskan emosinya sehingga sempurnalah tujuan pendidikan yang
berupaya mewujudkan manusia yang paripurna
Dengan demikian hadari Nawawi 1979 dalam proses pendidikan diperlukan
dukungan manajerial skill seperti berkaitan dengan administrasi sekolah misalnya
pengolahan faktur penerimaan seorang siswa surat-surat perkantoran pengarsipan dan
sebagainya oleh karena itu manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai rangkaian
kegiatan yang menunjang tercapainya mekanisme dan tujuan pendidikan yang
didalamnya terdapat subsistem yang saling berhubungan sekelompok orang saling
bekerja sama secara profesional.
Daryanto 2006 dalam manajemen pendidikan terdapat proses yang sinergis yaitu
1 proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu baik personal spiritual dan
material yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan.
2. Proses keseluruhan pelaksanaan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan
meliputi perencanaan pengorganisasian pengarahan pengordinasian pengawasan
pembiayaan dan pelaporan dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang
tersedia baik personil materi maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien
3. Proses bekerja dengan orang-orang dalam rangka usaha mencapai tujuan
pendidikan yang baik dan tepat sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah
ditentukan.
4. Proses pelaksanaan semua kegiatan sekolah dari yang usaha-usaha besar seperti
perumusan kurikulum koordinasi konsultasi korespondensi kontrol dan seterusnya
sampai pada usaha-usaha kecil dan sederhana seperti menjaga sekolah menyapu
halaman dan sebagainya

3. Manajemen kurikulum
Kurikulum merupakan kegiatan yang terprogram dan terencana. Tahap demi tahap
dalam merencanakan harus tertata dengan rapi. Pada hakikatnya kurikulum sebagai
suatu program kegiatan terencana (program of planned activities) memiliki rentang
yang cukup luas sehingga membentuk suatu pandangan yang menyeluruh. Di suatu
pihak kurikulum dipandang sebagai satu dokumen tertulis. Di pihak lain, kurikulum
dipandang sebagai rencana tidak tertulis yang terdapat dalam pikiran pihak pendidik.
Dalam kurikulum, ada bagian-bagian yang harus terdokumentasikan. Namun tidak
menutup kemungkinan dalam upaya perencanaan dan pelaksanannya ada hal yang
tidak terdokumentasikan tetapi tersusun dalam benak pikiran para pendidik dalam
merencanakan dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut dalam proses
pembelajaran. Dalam pelaksanaan manajemen kurikulum, hal yang terpenting adalah
memahami tentang elemen dari kurikulum itu sendiri.
Elemen penting dalam kurikulum disampaikan oleh Dyah Tri Palupi sebagai berikut.
Pertama, tujuan. Tujuan merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa setelah
menerima pelajaran. Kedua, isi dan bahan. Isi dan bahan merupakan materi yang harus
disampaikan dalam pembelajaran sehingga siswa mampu menguasai berbagai
kompetensi yang telah ditetapkan pada tujuan. Ketiga, cara yang digunakan, yaitu
proses dari pelaksanaan pembelajaran yang digunakan untuk memberikan materi
pembelajaran kepada siswa. Keempat, pengaturan, yaitu usaha-usaha untuk
memastikan ketercapaian tujuan pembelajaran melalui pemantauan, pengukuran, dan
pengendalian yang merupakan fungsi-fungsi pada penilaian pembelajaran. Keempat
hal tersebut harus ada dalam kurikulum, mulai dari tujuan yang diharapkan oleh
kurikulum itu sendiri hingga bagaimana bentuk pengaturan untuk melakukan proses
pengukuran atas kegiatan yang dilakukan. Dyah Tri Palupi, Cara Mudah Memahami
Kurikulum (Surabaya: Jaring Pena, 2016), 7

Pelaksanaan kurikulum yang dilakukan oleh guru di lembaga pendidikan mengalami


berbagai permasalahan. Dalam hal ini, kelemahan dalam sistem pendidikan nasional
dapat diamati dari bentuk konstruksi kurikulum yang ditawarkan. Kalau dilihat bahwas
saat ini, karakteristik dari kurikulum yang dikembangkan tampaknya kurang bersifat
progresif. Rumusannya masih berkisar menjawab berbagai persoalan kekinian yang
terjadi dan belum mampu memprediksi persoalan dalam jangka waktu 5 atau 10 tahun
ke depan.25 Kurang progresifnya kurikulum tampak dalam keterlambatan kurikulum
itu dalam mengakomodasi perkembangan teknologi yang ada di masyarakat. Teknologi
telah berkembang dengan begitu pesatnya, tetapi kurikulum belum mampu
mengimbanginya. Kurikulum masih sering tertinggal dari kemajuan teknologi. Jika
dirumuskan, ada empat masalah dalam pembinaan kurikulum sebagaimana ditulis oleh
Tedjo Narsoyo Rekoatmodjo. Terdapat empat masalah pembinaan kurikulum, yaitu
pertama, pembinaan korespondensi hubungan antara tujuan jangka panjang (tujuan
pendidikan nasional atau tujuan institusional) dengan tujuan instruksional (yang
tercantum dalam satuan acara pembelajaran) yang sedang berlangsung. Kedua,
pembinaan hubungan yang jelas (clear-cut) tujuan kurikulum, materi pelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan evaluasi. Ketiga, masalah pembinaan hubungan antara
pengorganisasian pada arah horizontal (cakupan) dan pada arah vertikal (sekuens).
Keempat, membina keseimbangan antarkomponen kurikulum. 26 Pelaksanaan
kurikulum di lembaga pendidikan mengalami berbagai perkembangan. Dalam studi
tentang kurikulum, dikenal bentuk dari organisasi kurikulum yang mempunyai ciri
khusus dan tampaknya mengalami berbagai proses perkembangan secara
berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan beberapa penemuan baru terkait dengan ilmu
kurikulum. Beberapa bentuk organisasi kurikulum di antaranya adalah kurikulum mata
pelajaran, kurikulum dengan mata pelajaran berkolerasi bidang studi, kurikulum
terintegrasi, dan kurikulum inti. 27 Perkembangan manajemen kurikulum bertujuan
untuk menyempurnakan, memenuhi kesesuaian dengan tuntutan perkembangan
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, serta mengikuti tuntutan kebutuhan
pengguna kurikulum itu sendiri. Bentuk-bentuk penyempurnaan kurikulum akan
mengakibatkan pengembangan kurikulum di berbagai bidang. Pesatnya
pengembangan kurikulum perlu juga untuk dikontrol. Kurikulum harus mempunyai
kesesuaian atau relevansi dengan berbagai hal. Kesesuaian dan relevansi tersebut
dibutuhkan agar dalam pengembangan kurikulum sesuai dengan tuntutan dan tujuan
kurikulum itu sendiri.
Manajemen kurikulum harus berjalan secara efektif. Manajemen kurikulum
yang efektif adalah upaya yang dilakukan dalam proses pengembangan kurikulum guna
pencapaian tujuan berjalan sesuai dengan yang dibutuhkan, baik dilihat dari sisi
kualitas maupun kuantitas penngembangan kurikulumnya. Agar proses pengembangan
kurikulum mampu tercapai secara efektif, maka pengembang menerapkan berbagai
kegiatan sebagai berikut. a. Rencana kurikulum harus didasarkan pada prinsip-prinsip
sebagai berikut. 1) Relevansi; perencanaan kurikulum harus berupaya relevan antara
peserta didik, perkembangan teknologi, kehidupan sosial masyarakat, serta dunia
kerja. 2) Efektivitas dan efisiensi. Perencanana kurikulum berprinsip efektif dan efisien.
Dalam hal ini, program-program yang direncanakan harus disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat, dan kebutuhan penerima lulusan
sehingga kurikulum mampu berjalan dengan efektif dan efisien. 29 Yatim Riyanto,
Pengembangan Kurikulum .... 48 - 56 34 3)
Kesinambungan antara vertikal dengan horisontal. Perencanaan kurikulum
harus mempunyai kesinambungan, baik dari segi hubungan vertikal (antara manusia
dengan yang maha kuasa), maupun dengan secara horisontal (antarsesama manusia).
4) Fleksibel; perencanaan kurikulum memberikan ruang gerak untuk berkembang bagi
kurikulum itu sendiri, baik untuk bahan ajarnya, untuk metode pembelajarannya,
maupun proses pembelajaran. 5) Pendidikan yang dilakukan seumur hidup. Dalam hal
ini bahwa proses pendidikan diharapkan dilaksanakan seumur hidup, tidak terbatas
dalam masa sekolah saja. b. Pelaksanaan kurikulum; guru, administrasi mengajar,
jadwal pelajaran, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar merupakan hal yang
terpenting dari pelaksanaan kurikulum sehinga hal-hal tersebut perlu mendapatkan
perhatian serius agar pelaksanaan kurikulum mampu berjalan dengan baik. c.
Pengembangan kurikulum; pengembangan kurikulum harus berupaya untuk
mengaitkan satu komponen kurikulum dengan komponen yang lainnya dengan prinsip
praktis, kebijakan, atau pemilihan isi pendidikan. d. Terkait evaluasi kurikulum;
perencanaan kurikulum harus memperhatikan proses evaluasi yang nantinya untuk
mengetahui keberhasilan pelaksanaan kurikulum tersebut. Evaluasi yang dilakukan
berupa evaluasi refleksi, evaluasi dalam perencanaan, 35 evaluasi terhadap
proses/implementasi, dan evaluasi terhadap hasil kurikulum. 30 Peran kurikulum di
lembaga pendidikan sangat penting. Hal ini menunjukkan kurikulum merupakan kunci
keberhasilan pendidikan. Kkurikulum merupakan arah, isi, dan proses dalam
pendidikan yang nantinya akan menentukan hasil akhir atau kualitas lulusan lembaga
pendidikan tersebut. Kurikulum harus dikelola dengan baik agar mampu menghasilkan
kualitas pendidikan sesuai dengan yang diharapkan.
BAB III
Metodologi Penelitian

3.1 Gambaran umum lokasi penelitian


3.1.1.Lokasi penelitian
Pada lokasi penelitian,lokasi yang ditentukan yaitu pada kawasan yayasan santo Gabriel yang
terletak di jalan ahmad yani, lingkungan Smas katolik bhaktyarsya,yang terletak di JL.
ACHMAD YANI 31 MAUMERE, Nangameting, Kec. Alok Timur, Kab. Sikka, Nusa Tenggara
Timur, dengan kode pos 86111. Arah timur Sikka berhadapan dengan jalan sinameluk.Serta
Kondisi gedung yang masih terbilang baik serta fasilitas yang mumpuni serta dikelilingi oleh
pepohonan dan tanaman hijau yang sejuk yang dapat membantu proses belajar lebih baik.
Dengan jarak yang ditempuh oleh peneliti untuk sampai ke lokasi tujuan penelitian diperkirakan
sekitar 100 km dari rumah peneliti ketempat tujuan.Dengan masyarakat yang ada ditempat
tersebut adalah seluruh warga Smas Bhaktyarsya yang terdiri atas Kepala Sekolah, Staff ataupun
Guru dan juga peserta didik.

3.1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pada penelitian akan diperkirakan dilakukan sebanyak 4 kali dengan point deskripsi

Penelitian ke-1
Hari :
Tanggal :
Waktu
Narasumber : dst,

3.2 Populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi
Pada populasi yang diteliti adalah seluruh Warga Smas Bhaktyarsya Maumere
3.2.2 Sampel
Pada Sampel yang dibutuhkan adalah Kaur Kurikulum sekolah SMAS BHAKTYARSYA
MAUMERE

3.3 Metode Pengumpulan data


Metode kali ini digunakan metode penelitian kualitatif untuk memantau bagaimana proses dari
hasil penelitian tersebut. Dan nantinya metode penelitian ini akan dicantumkan di dalam karya
tulis ilmiah.
3.3.1 Pengertian Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan kegunaan
tertentu. Keilmian ditentukan dari terpenuhi ciri rasionalitas keempirikan, dan ke sistematiskan
cara pengumpulan data ( zuriah,2006:6).

3.3.2 Jenis Metode


Metode penelitian terdiri atas berbagai macam metode tetapi pada penelitian kali ini peneliti
akan menggunakan metode studi belajar, yang di mana peneliti akan terus memantau hasil
belajar siswa smas Bhaktyarsya Maumere selama tenggak waktu yang telah ditentukan sendiri
oleh peneliti.Dan juga akan membuat angket yang nanti untuk diberikan kepada peserta didik
SMAS BHAKTYARSA MAUMERE.

3.4 Metode Penelitian


Pada metode penelitian peneliti akan menggunakan observasi dan juga wawancara yang di mana
peneliti akan secara mandiri terjun kelapangan untuk meneliti bagaimana peran kurikulum
sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

3.5 Metode Analisis data


Pada metode penelitian peneliti akan menggunakan metode kuantitatif yang di mana di dalam
penelitian sendiri peneliti akan terus memantau hasil belajar siswa untuk mendapatkan
informasi-informasi kualitatif

Anda mungkin juga menyukai