Sri Isnani-Lembar Kerja Siswa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Nama :Sri Isnani

NIM : 22424299061

Topik : Pembelajaran Paradigma Baru 

Lembar Kerja 1

1. Salah satu karakteristik pembelajaran paradigma baru adalah proses pembelajaran harus
berpusat pada peserta didik. Silakan ilustrasikan proses pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik dengan memberikan contoh-contoh secara konkrit.
2. Apa yang menjadi pertimbangan ketika guru diberikan kemerdekaan dalam
merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen?
3. Pembelajaran paradigma baru dilaksanakan dalam satu siklus yang meliputi tiga
tahapan yang saling berkaitan, yaitu pemetaan standar kompetensi, perencanaan proses
pembelajaran, dan perencanaan asesmen. Gambarkan secara ringkas bagaimana kaitan
dari ketiga tahapan tersebut!
4. Menurut pembelajaran paradigma baru, tujuan pembelajaran, proses pembelajaran dan
proses asesmen dilakukan guna memastikan tercapainya Profil Pelajar Pancasila.  
Jelaskan      bagaimana karakteristik Profil Pelajar Pancasila itu!
5. Pembelajaran paradigma baru sangat memperhatikan karakteristik belajar peserta didik.
Ceritakan bagaimana guru seharusnya merencanakan pembelajaran dan asesmen (as
learning, for learning, of learning) jika dikaitkan dengan karakteristik peserta didik!
6. Ceritakan apa langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran dan asesmen paradigma baru yang efektif!

Jawaban

1. Pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran yang berpusat dan


berpihak pada peserta didik. Dalam hal ini, pembelajaran paradigma baru memberikan
keleluasaan bagi pendidik untuk merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Dalam pembelajaran paradigm
baru ini, pembelajaran merupakan satu siklus yang berawal dari pemetaan standar
kompetensi, perencanaan proses pembelajaran, dan pelaksanaan asesmen untuk
memperbaiki pembelajaran, sehingga peserta didik dapat mencapai kompetensi yang
diharapkan.
Contoh-contoh pembelajaran yang berpusat pada peserta didik meliputi pembelajaran
berbasis projek (project based learning), pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning), pembelajaran berbasis tantangan (discovery learning). Dalam
pengaplikasiannya di mata pelajaran sejarah maka salah satu model pembelajaran yang
dapat dipergunakan adalah pembelajaran berbasi discovery learning dalam topik hal-hal
yang melatarbelakangi dimunculkannya politik etis pada awla abad ke-20. Dalam hal ini
siswa diminta untuk mencari apa saja faktor-faktor yang mendorong hadirnya kebijaka
politik etis yang dihubungkan dengan permasalahan sehari-hari seperti kemiskinan,
pengangguran, dan lain sebagainya. Sebelum diberikan tugas, guru terlebih dahulu
memberikan pertanyaan pemantik terkait dengan definisi politik etis dan kemudian
melanjutkan diskusi dan umpan balik dengan siswa.
2. Hal yang dipertimbangkan ketika guru diberikan kemerdekaan dalam merumuskan
rancangan pembelajaran dan asesmen diantaranya meliputi Pembelajaran dirancang
dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik
saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan
yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
3. Dalam pembelajaran paradigma baru, Capaian pembelajaran (CP) adalah kompetensi dan
karakter yang dicapai setelah menyelesaikan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.
Peran CP jika dikaitkan dengan tujuan pembelajaran dan alur pembelajaran digunakan
sebagai standar kompetensi yang harus dicapai pada fase akhir pembelajaran. Dalam hal
ini, alur digunakan oleh guru dan murid untuk menjadi panduan dalam mencapai capaian
pembelajaran (cp) di akhir fase pembelajaran. Untuk mencapai capaian pembelajaran(cp),
tujuan pembelajaran harus disusun secara kronologis.
Selain itu, standar kompetensi berkaitan erat dengan proses pembelajaran dan asesmen.
Standar kompetensi dapat digunakan untuk menentukan arah dan tujuan pembelajaran.
Untuk itu, penyusunan perencanaan proses pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran, supaya proses pembelajaran sesuai dengan capaian pembelajaran yang ada.
Disamping itu, setiap asesmen pembelajaran yang akan dikembangkan guru harus
mengacu pada capaian pembelajaran yang telah ditetapkan.
4. Dalam perencanaan pembelajaran paradigma baru, Profil Pelajar Pancasila berperan
sebagai acuan dan penuntun arah yang memandu segala kebijakan dan pembaharuan
dalam sistem pendidikan di Indonesia, termasuk dalam hal pembelajaran dan asesmen.
Profil Pelajar Pancasila terdiri atas enam aspek, yaitu meliputi Beriman, bertakwa
kepada tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong,
mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
A. Beriman, bertakwa kepada tuhan YME, dan berakhlak mulia
Dalam hal ini peserta didik mengamalkan nilai-nilai agama dan
kepercayaannya sebagai bentuk religiusitasnya, percaya dan
menghayati keberadaan Tuhan serta memperdalam ajaran agamanya yang
tercermin dalam perilakunya sehari-hari sebagai bentuk penerapan pemahaman
terhadap ajaran agamanya.
B. Berkebinekaan global
Dalam hal ini peserta didik yang berbudaya, memiliki identitas diri yang matang,
mampu menunjukkan dirinya sebagai representasi budaya luhur bangsanya, serta
terbuka terhadap keberagaman budaya daerah, nasional, global. Hal ini dapat
diwujudkan dengan kemampuan berinteraksi secara positif antar sesama,
memiliki kemampuan komunikasi interkultural, serta mampu memaknai
pengalamannya di lingkungan majemuk sebagai kesempatan pegembangan
dirinya.
C. Bergotong royong
Dalam hal ini peserta didik harus mampu berkolaborasi dengan orang lain
dan secara proaktif mengupayakan pencapaian kesejahteraan dan kebahagiaan
orang-orang yang ada dalam masyarakatnya. Murid tersebut juga sadar bahwa Ia
tidak hidup sendiri, memiliki kesadaran diri sebagai bagian dari kelompok,
sehingga perlu ada usaha dari dirinya untuk membantu pencapaian kebahagiaan
kelompoknya.
D. Mandiri
Dalam hal ini, mempunyai prakarsa atas pengembangan diri dan prestasinya dan
didasari pada pengenalan kekuatan serta keterbatasan dirinya serta situasi yang
dihadapi, dan bertanggung jawab atas proses dan hasilnya. Murid yang memiliki
dimensi ini juga mampu mengelola dirinya sendiri (pikiran, perasaan, tindakan)
untuk mencapai tujuan pribadinya ataupun tujuan bersama.
E. Bernalar kritis
Peserta didik mampu menggunakan kemampuan nalar dirinya untuk memproses
informasi, mengevaluasinya, hingga menghasilkan keputusan yang tepat untuk
mengatasi berbagai persoalan yang dihadapinya. Murid tersebut mampu
menyaring informasi, mengolahnya, mencari keterkaitan berbagai informasi,
menganalisa serta membuat kesimpulan berdasarkan informasi tersebut. Dimensi
ini juga berarti keterbukaan terhadap berbagai macam perspektif ataupun
pembuktian baru (termasuk pada pendapatnya semula yang digugurkan oleh
pembuktian baru ini).
F. Kreatif
Dalam hal ini mampu memodifikasi, menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan berdampak untuk mengatasi berbagai persoalan baik
untuk dirinya sendiri ataupun untuk lingkungan di sekitarnya.

5. Pembelajaran dan asesmen seharusnya dirancang dengan mempertimbangkan tahap


perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar,
serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga
pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan. Selain itu pembelajaran sedapat
mungkin relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan dan
budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai mitra.
Terkait dengan asesmen, terdapat tiga macam asesmen, yaitu Assessment of
learning merupakan penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai.
Proses pembelajaran selesai tidak selalu terjadi di akhir tahun atau di akhir peserta didik
menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu. Setiap pendidik melakukan penilaian
yang dimaksudkan untuk memberikan pengakuan terhadap pencapaian hasil belajar
setelah proses pembelajaran selesai. Bentuk-bentuk assessment of learning meliputi Ujian
Nasional, ujian sekolah/madrasah, dan berbagai bentuk penilaian sumatif
merupakan assessment of learning (penilaian hasil belajar).
Selanjutnya, assessment for Learning yang dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung dan biasanya di gunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses
belajar mengajar. Dengan assessment for learning pendidik dapat memberikan umpan
balik terhadap proses belajar peserta didik, memantau kemajuan, dan menentukan
kemajuan belajarnya. Assessment for learning juga dapat dimanfaatkan oleh pendidik
untuk meningkatkan performan dalam memfasilitasi peserta didik. Berbagai bentuk
penilaian formatif, misalnya tugas, presentasi, proyek, termasuk kuis merupakan contoh-
contoh assessment for learning (penilaian untuk proses belajar). Pada
konteks assessment for learning, task  (tugas kinerja) memiliki kedudukan yang lebih
dekat dengan assessment as learning. Fokus utama assessment for learning adalah
refleksi belajar peserta didik dan umpan balik perbaikan belajar.
Terakhir, assessment as learning memiliki fungsi yang mirip dengan assessment for
learning, yaitu berfungsi sebagai formatif dan di laksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Perbedaannya, assessment as learning melibatkan peserta didik secara aktif
dalam kegiatan penilaian tersebut. Peserta didik di beri pengalaman untuk belajar menjadi
penilai bagi dirinya sendiri. Penilaian diri (self assessment) dan penilaian antar teman
merupakan contoh assessment as learning. Perbedaannya, assessment as
learning melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Peserta
didik diberi pengalaman untuk belajar menjadi penilai bagi dirinya sendiri. Penilaian diri
(self assessment) dan penilaian antar teman merupakan contoh assessment as learning.
Dalam  assessment as learning peserta didik juga dapat di libatkan dalam
merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun rubrik/pedoman penilaian sehingga
mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus di lakukan agar memperoleh capaian
belajar yang maksimal.
Dalam konteks assessment as learning, task (tugas kinerja) lebih di tujukan
sebagai sarana belajar. Pengerjaan task (tugas kinerja) dimaksudkan untuk memberi
pengalaman belajar peserta didik. Peserta didik dapat menguasai kompetensi tertentu
setelah mengerjakan task tersebut. Salah satu contoh dari asesmen kinerja
sebagai assessment as learning adalah asesmen praktikum sehari-hari dan asesmen
proyek, Worksheet  atau lembar kerja siswa (LKS) atau lembar kerja peserta didik
(LKPD) merupakan contoh task (tugas kinerja) yang di pakai sebagai sarana belajar
peserta didik.

6. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam merencanakan dan melaksanakan


pembelajaran dan asesmen paradigma baru yang efektif diantaranya meliputi
1). Perencanaan asesmen dimulai dengan perumusan tujuan asesmen. Tujuan ini tentu
berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran. Menganalisis capaian pembelajaran (CP)
2)  Setelah tujuan dirumuskan, pendidik memilih dan/atau mengembangkan instrumen
asesmen sesuai tujuan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih/mengembangkan instrumen, antara lain: karakteristik peserta didik, kesesuaian
asesmen dengan rencana/tujuan pembelajaran dan tujuan asesmen, kemudahan
penggunaan instrumen untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik dan
pendidik.
3) untuk merumuskan tujuan belajaran dan alur tujuan pembelajaran.
4) Mengidentifikasi tujuan dan profil pelajar pancasila
5) Merencanakan, melaksanakan, mengolah asesmen diagnostik, untuk merumuskan
proses pembelajaran
6) Melakukan penyesuaian pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik,
berdasarkan pada tes diagnostik awal
7) Melakukan pengembangan modul ajar
8) Melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan mengolah hasil asesmen formatif
9) Melakukan pelaporan hasil belajar
10) Melakukan hasil pembelajaran dan asesmen

Anda mungkin juga menyukai