Wahyu - Lembar Kerja 1 Asesmen

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR KERJA 1

1. Salah satu karakteristik pembelajaran paradigma baru adalah proses pembelajaran


harus berpusat pada peserta didik. Silakan ilustrasikan proses pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik dengan memberikan contoh-contoh secara konkrit.

Menurut European University Association (dalam Hoidn, 2016), menyebutkan


karakteristik pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah sebagai berikut.
• Pergeseran fokus dari guru dan apa yang diajarkan, menjadi berfokus ke siswa dan
apa yang dipelajari;
• Hubungan yang berbeda antara guru dan siswa dengan tanggung jawab belajar serta
guru menjadi fasilitator;
• Latar belakang, pengalaman, kerangka persepsi, gaya belajar serta kebutuhan khusus
siswa diperhitungkan dalam pembelajaran;
• Setiap siswa dapat membangun makna mereka sendiri dengan melakukan
pembelajaran yang proaktif, penemuan dan refleksi. Guru dapat membangun cara
berpikir kritis siswa melalui proses pembelajaran;
• Sering ada tekanan pada interdisipliner dengan tujuan mencapai tingkat yang lebih
tinggi, keterampilan dan pengetahuan umum;
• Siswa terlibat langsung dalam menentukan apa yang akan dipelajari;
• Proses pembelajaran tidak hanya menyangkut tentang transfer dan pengembalian
pengetahuan, tetapi juga menyangkut tentang pemahaman yang lebih dalam dan
pemikiran kritis serta tidak berfokus pada hasil, maupun input;
• Umumnya, penilaian bersifat formatif dan umpan balik dilakukan secara terus
menerus;
• Pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat mempermudah pengembangan model
pengajaran campuran dan mengenali pembelajaran sebelumnya, sehingga
menguntungkan siswa untuk belajar secara tradisional dan non-tradisional dan
memberikan fleksibilitas untuk belajar sepanjang hayat.

2. Apa yang menjadi pertimbangan ketika guru diberikan kemerdekaan dalam


merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen?

Secara teori, guru yang diberikan kemerdekaan dalam merumuskan rancangan


pembelajaran dan asesmen, akan menghasilkan tujuan modul ajar yang jelas.
Dengan adanya kebijakan kemerdekaan dalam merumuskan rancangan
pembelajaran dan asesmen, para guru bisa menentukan prinsip pembelajaran dan
asesmen kurikulum sendiri. Konsekuensi kebijakan baru ini yang akan diterima oleh
para guru yakni mereka bisa menjadi lebih merdeka dalam mengajar dan melakukan
asesmen murid. Mereka dapat melakukan asesmen yang lebih dengan kebutuhan
murid dan situasi di kelas/sekolahnya.
a) Pertimbangan untuk Guru

Selain itu kemerdekaan dalam merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen


ini juga dilakukan untuk mempertimbangkan segi pengembangan kompetensi
individu seorang guru dalam profesionalnya.

b) Efek Sekolah

Peritmbangan ini akan berefek bagi sekolah yaitu dengan mendukung praktik
asesmen yang baik, yakni asesmen yang berdampak positif pada proses dan hasil
belajar murid. Dalam hal ini sekolah juga perlu memfasilitasi guru untuk
berkolaborasi mengenai strategi asesmen yang tepat bagi murid dan kondisi sekolah
masing-masing.

c) Dampak untuk murid

Dan adapun dampak kebijakan baru ini bagi murid yaitu berkurangnya tekanan
psikologis bagi murid karena asesmen dapat dilakukan secara lebih komprehensif.
Maka sudah jelas, pertimbangan pertimbangan ketika guru diberikan kemerdekaan
dalam merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen, semata-mata untuk
membantu semua elemen satuan pendidikan.***

3. Pembelajaran paradigma baru dilaksanakan dalam satu siklus yang meliputi tiga
tahapan yang saling berkaitan, yaitu pemetaan standar kompetensi, perencanaan
proses pembelajaran, dan perencanaan asesmen. Gambarkan secara ringkas
bagaimana kaitan dari ketiga tahapan tersebut!

Pemetaan dilakukan untuk mengetahui TP dan ATP, dari situ nantinya bisa tercipta
perencanaan pembelajaran dan perancanaan asesme.

4. Menurut pembelajaran paradigma baru, tujuan pembelajaran, proses pembelajaran


dan proses asesmen dilakukan guna memastikan tercapainya Profil Pelajar
Pancasila. Jelaskan bagaimana karakteristik Profil Pelajar Pancasila itu!

Ada empat prinsip dalam menjalankan sejumlah program di P5 Kurikulum Merdeka,


yaitu holistik, kontekstual, berpusat pada peserta didik, dan eksploratif.

a) Holistik

Holistik merupakan salah satu prinsip penting dalam mencapai tujuan P5. Holistik
sendiri adalah prinsip yang memandang segala sesuatu secara utuh dan menyeluruh,
tidak parsial atau terpisah-pisah. Dalam konteks perancangan Projek Penguatan
profil pelajar Pancasila, kerangka berpikir holistik ini dapat mendorong peserta
didik untuk mempelajari sebuah tema secara keseluruhan dan melihat hubungan dari
berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam. Oleh karena itu, setiap
tema dalam P5 Kurikulum Merdeka cenderung menjadi wadah yang dapat
menyatukan berbagai perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu. Selain itu,
prinsip holistik juga diharapkan dapat mendorong kita untuk dapat melihat koneksi
yang bermakna antar komponen dalam pelaksanaan projek profil, seperti peserta
didik, pendidik, satuan pendidikan, masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari
b) Kontekstual

Selanjutnya, ada prinsip kontekstual, yaitu sebuah prinsip yang berkaitan dengan
upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi
dalam keseharian. Prinsip ini memotivasi pendidik dan peserta didik untuk dapat
menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan
utama pembelajaran. Dalam penerapannya, satuan pendidikan akan berperan sebagai
penyelenggara kegiatan projek profil dan harus membuka ruang dan kesempatan
bagi peserta didik untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup satuan
pendidikan.Tema-tema dalam projek profil juga sebisa mungkin dapat menyentuh
dan menjawab persoalan lokal yang terjadi di daerah masing-masing. Dengan
begitu, peserta didik dapat mendapatkan pengalaman nyata dan pembelajaran yang
bermakna sehingga meningkatkan pemahaman dan kemampuan mereka.

c) Berpusat pada peserta didik

Sesuai dengan namanya, prinsip berpusat pada peserta didik adalah prinsip yang
menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses
belajarnya secara mandiri, termasuk memiliki kesempatan memilih dan
mengusulkan topik projek profil sesuai minatnya. Dengan prinsip ini, pendidik
diharapkan dapat mengurangi peran sebagai aktor utama kegiatan belajar mengajar
yang menjelaskan banyak materi dan memberikan banyak instruksi. Sebaliknya,
dalam P5 Kurikulum Merdeka ini, pendidik berperan sebagai fasilitator
pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk
mengeksplorasi berbagai hal atas dorongannya sendiri sesuai dengan kondisi dan
kemampuannya.

d) Eksploratif

Prinsip selanjutnya adalah eksploratif yang berkaitan dengan semangat untuk


membuka ruang yang lebar bagi proses pengembangan diri dan inkuiri, baik
terstruktur maupun bebas. Berhubung P5 ini tidak berada dalam struktur
intrakurikuler sehingga area eksplorasinya lebih luas dari segi jangkauan materi
peserta didikan, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran.
Selain itu, prinsip eksploratif juga diharapkan dapat mendorong peran P5 untuk
menggenapkan dan menguatkan kemampuan yang sudah peserta didik dapatkan
dalam peserta didikan intrakurikule

5. Pembelajaran paradigma baru sangat memperhatikan karakteristik belajar peserta


didik. Ceritakan bagaimana guru seharusnya merencanakan pembelajaran dan
asesmen (as learning, for learning, of learning) jika dikaitkan dengan karakteristik
peserta didik!

a) Assessment of learning merupakan penilaian yang dilaksanakan setelah


proses pembelajaran selesai. Proses pembelajaran selesai tidak selalu terjadi
di akhir tahun atau di akhir peserta didik menyelesaikan pendidikan pada
jenjang tertentu. Setiap pendidik melakukan penilaian yang dimaksudkan
untuk memberikan pengakuan terhadap pencapaian hasil belajar setelah
proses pembelajaran selesai, berarti pendidik tersebut melakukan assessment
of learning. Ujian Nasional, ujian sekolah/madrasah, dan berbagai bentuk
penilaian sumatif merupakan assessment of learning (penilaian hasil elajar).

b) Assessment for learning dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung


dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses
belajar mengajar. Dengan assessment for learning pendidik dapat
memberikan umpan balik terhadap proses belajar peserta didik, memantau
kemajuan, dan menentukan kemajuan belajarnya. Assessment for learning
juga dapat dimanfaatkan oleh pendidik untuk meningkatkan performan
dalam memfasilitasi peserta didik. Berbagai bentuk penilaian formatif,
misalnya tugas, presentasi, proyek, termasuk kuis merupakan contoh-contoh
assessment for learning (penilaian untuk proses belajar).

c) Assessment as learning mempunyai fungsi yang mirip dengan assessment


for learning, yaitu berfungsi sebagai formatif dan dilaksanakan selama
proses pembelajaran berlangsung. Perbedaannya, assessment as learning
melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut.
Peserta didik diberi pengalaman untuk belajar menjadi penilai bagi dirinya
sendiri. Penilaian diri (self assessment) dan penilaian antar teman merupakan
contoh assessment as learning. Dalam assessment as learning peserta didik
juga dapat dilibatkan dalam merumuskan prosedur penilaian, kriteria,
maupun rubrik/pedoman penilaian sehingga mereka mengetahui dengan pasti
apa yang harus dilakukan agar memperoleh capaian belajar yang maksimal.
Selama ini assessment of learning paling dominan dilakukan oleh pendidik
dibandingkan assessment for learning dan assessment as learning. Penilaian
pencapaian hasil belajar seharusnya lebih mengutamakan assessment as
learning dan assessment for learning dibandingkan assessment of learning.

6. Ceritakan apa langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam merencanakan dan


melaksanakan pembelajaran dan asesmen paradigma baru yang efektif!

Pembelajaran yang berorientasi pada penguatan kompetensi dan pengembangan


karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pembelajaran paradigma baru
memastikan praktik pembelajaran yang berpusat pada murid, yang mana setiap
murid belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya. Pembelajaran
paradigma baru dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di dalam kelas
(intrakurikuler) dan di luar kelas (kokurikuler dan ekstrakurikuler).

Pembelajaran intrakurikuler dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta didik


memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Hal
ini juga memberikan keleluasaan bagi guru untuk memilih perangkat ajar yang
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya.

Pembelajaran kokurikuler berprinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi


pada pengembangan karakter dan kompetensi umum.

Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumber


daya satuan pendidik

Anda mungkin juga menyukai