Panduan Linen

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN LINEN LAUNDRY

RS SINAR KASIH TORAJA


TAHUN 2022
KATAPENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat-
Nya sehingga Panduan linen laundri in dapat diselesaikan sesuai dengan kebutuhan
rumah sakit.

Panduaninidisusunsebagaiacuandalampelaksanaanlinen laundri di Rumah Sakit


Sinar Kasih Toraja.

Panduan ini akan dievaluasi kembali dan dilakukan perbaikan bila ditemukan hal-
hal yang tidak sesuai lagi dengan kondisi dirumah sakit. Dan kami mengucapkan terima
kasih dan penghargaan kepada Tim Penyusun atas segala upayanya menyelesaikan
Panduan ini.

Makale, 13 Agustus 2022


Direktur,
BAB I
PENGERTIAN
A. Pengertian Linen
Linen adalahprodukakhirdari textile. Linen menurut asal bahan material nya ada 2
macam, diproduksi oleh alam (cotton) dan sintesis (polyester).
Linen rumah sakit adalah semua produk tenun yang digunakan dalam kegiatan rumah
sakit (seragam OK, rawat inap, rawat jalan, gorden penyekat ruang dll)
B. Klasifikasi Linen
1. Linen bersih
2. Linen kotor infeksius
3. Linen kotor non infeksius
4. Linen steril
C. Jenisnya
• Sprei, sarung bantal
• Baju Ok
• Baju pasien
• Doek
• Tirai
• Handuk
• Kelambu
• Serbet Dll.
BAB II
RUANG LINGKUP

Sesuai dengan pemenkes 986 / menkes / per /1992 tentang persyaratan kesling
rumah sakit dan keputusan dirjen PPM & PLP No. 00.06.6.44 tentang petunjuk teknis
tata cara pelaksanaan penyehatan lingkungan rumah sakit:
1. Lokasi : mudah dijangkau
2. Lantai beton, plester yang kuat, tidak licin, kemiringan memadai 2-3%
3. Tersedia saluran pembuangan air kotor system tertutup
4. Tersedia kran air bersih
5. Tersedia air panas (steam) untuk disinfeksi
6. Peralatan cuci dipasang permanen dan dibuat saluran pembuangan air kotor
7. Jika memungkinkan laundry dilengkapi dengan perlengkapan disinfeksi
8. Disediakan ruang sarana / pengeringan / penyetrikaan / pelipatan / penyimpanan
untuk alat – alat yang telah dicuci
9. Tempat cucian harus selalu dijaga kebersihannya
10. Bangunan laundry perlu disediakan ventilasi dan pencahayaan minimal 200 lux
11. Di laundry disediakan ruang – ruang terpisah sesuai dengan kegunaanya :
a. Ruang linen kotor
b. Ruang linen bersih
c. Gudang troly linen
d. Kamar mandi / WC tersendiri
12. Ruang cuci hendaknya dilengkapi dengan alat cuci yang mampu bekerja satu hari
penuh
13. Ruang – ruang diatur penempatannya sehingga perjalanan linen kotor sampai
menjadi linen bersih terhindar dari kontaminasi ulang
14. Hendaknya disediakan mesin cuci yang dapat memcuci jenis – jenis linen berbeda
yang digunakan di rumah sakit. Dibedakan mesin cuci infeksius dengan non
infeksius.
15. Harus disediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir bagi petugas untuk
mencegah dekontaminasi linen bersih
16. Dalam melakukan proses pencucian harus dihindari tumpahan air
17. Bak – bak air yang ada harus selalu dibersihkan minimal sekali seminggu, untuk
mencegah berkembangbiaknya serangga.
A. Linen Kotor Infeksius
Linen kotor infeksius bekas pakai pasien dengan penyakit menular dan terkontaminasi
dengan darah atau cairan tubuh
B. Linen Kotor Non Infeksius
Linen kotor yang berasal dari ruang administrasi, apotik, ruang tunggu dan ruang
perawatan yang bukan penyakit menular
C. Mechanical Action / Kerja Mesin
• Putaran mesin cukup baik
• Suplai air berjalan dengan baik
• Temperatur control berjalan secara otomatis
• Tidak terdapat kebocoran air maupun kebocoran pelumas
D. Muatan / Kapasitas Mesin
• Muatan yang baik adalah tidak lebih dari 80% dari kapasitas mesin
• Sistem penimbangan
o Penimbangan menurut kapasitas mesin
o Penimbangan satu per satu
E. Temperatur / Suhu
Ketepatan temperatur air panas yang diterapkan untuk konsentrasi bahan kimia dan
jenis cucian
 Proses pembasahan : dingin 25 – 35
 Proses pencucian awal : dingin 25 – 35
 Cucian utama : panas 60 – 80
 Proses bilas : turun bertahap
F. CHEMICAL ACTION / BAHAN KIMIA
Chemical adalah bahan pencucian yang di gunakan pada proses pencucian dimana
antara satu dengan yang lain saling menunjang untuk mendapatkan hasil yang baik.
Menggunakan chemical yang berlebihan akan berpengaruh pada hasil dan linen
demikian sebaliknya apabila kurang kotoran tidak bias terangkat dengan baik.
G. FORMULA
Formula adalah suatu ukuran atau dosis chemical yang akan kita gunakan pada proses
pencucian. Formula untuk tiap rumah sakit berbeda. Untuk menentukan formula
 Tergantung tingkat kotoran
 Keadaan dasar air
 Kepastian mesin
Berkaitan dengan formula pencucian, setiap staf laundry perlu memahami penggunaan
masing – masing produk chemical.
• Alkali
• Detergen
• Bleach / Clorine
• Oxygent Bleach
• Emulsifier
• Sour dan softener
BAB III
TATA LAKSANA

A. Sistem pengelolaan terdiridari :


1. Sentralisasi :
Pengelolaan dimulai dari perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,
pemakaian & pendistribusian sesuai fungsi & keperluan/ semua kegiatan yang
berhubungan dengan linen dipusatkan / diinventarisir di laundry.
2. Desentralisasi :
Pengelolaan / inventarisasi dilakukan oleh masing-masing unit atau tidak terpusat
dilaundry
B. Cara Pengolahan Linen
1. Pengelolaan linen di ruangan (Desentralisasi)
a. Penempatan linen bersih
b. Penggantian linen pasien
c. Pengumpulan linen kotor
2. Pengelolaan linen di laundry (Sentralisasi)
a. Penyusunan perencanaan kebutuhan linen
b. Pengadaan linen
c. Pemakaian linen
d. Pencucian
e. Pengeringan dan sterika
f. Pelipatan dan penyimpanan
g. distribusi
C. Penanganan Linen
• Semua linen baik yang bersih terlihat kotor maupun masih terlihat bersih, harus
diproses dengan standart yang sama
• Kotoran yang terlihat (misalfeses) harus dihilangkan sesegera mungkin ditempat yang
terdekat (di point of use) atau di spoelhoek kemudian ditempatkan dalam kantong kuning
/ kantong linen infeksi

1. Penanganan Linen Kotor di Ruangan


a. Pemisahan linen :
– Gunakan APD
– Segera di lepas dari TT, pisahkan linen kotor infeksius / ternoda dan kotor tanpa
noda
– Linen kotor ternoda / infeksius bersihkan / dekontaminasi terlebih dahulu
– Masukkan kekontainer dengan memberi label yang jelas
– Segera kirim, isi ¾ penuh dengan trolly tertutup
b. Penempatan linen
– Pemisahan antara linen kotor terinfeksi dan tidak terinfeksi
– Kantong penampung harus kuat, kedap air
– Kantong dengan warna kuning untuk infeksius
– Cegah terjadinya kontaminasi lingkungan
c. Pengangkutan linen
– Menggunakan troly yang tertutup
– Troly linen bersih dan linen kotor berbeda
– Jangan menyeret linen di lantai
– Jangan meletakkan linen sementara di lantai
d. Pengiriman linen kotorke laundry
– Petugas ruangan / laundry membawa linen kotor ke laundry dalam keadaan
terbungkus atau tertutup agar tidak menkontaminasi lingkungan
– Isi kantong atau troly maksimal 80%
– Petugas ruangan masuk dari pintu ruangan cucian dan tidak boleh masuk
keruangan linen bersih
– Penerimaan linen kotor di laundry harus di bedakan antara linen kotor infeksius
dan non infeksius
– Bagian penerimaan di laundry melakukan pencatatan jumlah linen, kedua belah
pihak melakukan serah terima.
2. DEKONTAMINASI LINEN
• Dapat dilakukan di :
Spoel hoek ruangan (jika ada)
Area dekontaminasi laundry sentral
• Menggunakan klorin atau oxygen bleach (H2O2)
• Dekontaminasi mencegah penyebaran infeksi kepetugas maupun lingkungan
• Segera lakukan dekontaminasi, jangan menunggu kontaminan di linen mongering.
LINEN KOTOR INFEKSIUS
Linen kotor infeksius bekas pakai pasien dengan penyakit menular dan
terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh
LINEN KOTOR NON INFEKSIUS
Linen kotor yang berasal dari ruang administrasi, apotik, ruang tunggu dan ruang
perawatan yang bukan penyakit menular
3. PEMILAHAN LINEN
• Linen kotor dipilah di tempat penerimaan linen kotor
• Pemilahan dilakukan pada saat linen kotor diterima
• Linen dipilah berdasarkan kontaminan dan karesteristiknya :
 Tingkatan noda
 Infeksius /non infeksius
 Ukuran linen
 Warna linen
• Cara memilah :
 Gunakan APD (sarung tangan, apron dan masker)
 Linen kotor digerak – gerakkan sesedikit mungkin untuk mencegah
dekontaminasi di udara dan petugas
4. PENCUCIAN LINEN
• Lakukan penimbangan untuk menyesuaikan kapasitas mesin
• Dekontaminasi linen dengan menggunakan disinfektan linen
. Linen Infeksi :
Linen Infeksi direndam dahulu dengan cairan desinfektan selama 10-15 menit,
kemudian cairan perendaman di buang dan linen ditiriskan, dimasukkan ketempat
waskom dan dikirim kebagian pencucian atau masukkan kedalam kantong plastic kuning
diikat dan di beri label infeksius (jika akan dikirim keluar RS)
a. PROSES LINEN DI MESIN CUCI
• Program mesin sesuai bahan yang akan dicuci
• Masukkan detergen sesuai tingkat cucian
 Infeksi, berat, sedang, ringan dan berwarna
• Masukkan linen kedalam mesin cuci
• Atur suhu mesin sesuai :
 Infeksi ± 90ºC
 Non infeksi ± 80ºC
• Waktu pencucian ± 45 menit atau sesuai program
• Pindahkan kemesin pengering
Faktor yang menentukan hasil cucian
1) TIME
• Ketepatan waktu konsentrasi bahan kimia
 Proses pembahasan : tergantung derajat kotoran
 Proses cuci awal : 6 - 10 menit
 Proses cuci utama : 10 - 20 menit
 Proses 3x bilas : 3 - 5 menit
 Pemerasan : 5 - 8 menit
2) Mechanical action / kerjamesin
• Putaran mesin cukup baik
• Suplai air berjalan dengan baik
• Temperatur control berjalan secara otomatis
• Tidak terdapat kebocoran air maupun kebocoran pelumas
3) Muatan / kapasitas mesin
• Muatan yang baik adalah tidak lebih dari 80% dari kapasitas mesin
• Sistem penimbangan
o Penimbangan menurut kapasitas mesin
o Penimbangan satu per satu
4) Temperatur / suhu
• Ketepatan temperatur air panas yang diterapkan untuk konsentrasi bahan kimia
dan jenis cucian
 Proses pembasahan : dingin 25 – 35
 Proses pencucian awal : dingin 25 – 35
 Cucian utama : panas 60 – 80
 Proses bilas : turun bertahap
5) Chemical action / bahan kimia
Chemical adalah bahan pencucian yang di gunakan pada proses
pencucian dimana antara satu dengan yang lain saling menunjang untuk
mendapatkan hasil yang baik. Menggunakan chemical yang berlebihan akan
berpengaruh pada hasil dan linen demikian sebaliknya apabila kurang kotoran
tidak bias terangkat denganbaik.
6) FORMULA
Formula adalah suatu ukuran atau dosis chemical yang akan kita gunakan pada
proses pencucian. Formula untuk tiap rumah sakit berbeda. Untuk menentukan
formula
 Tergantung tingkat kotoran
 Keadaan dasar air
 Kepastian mesin
Berkaitan dengan formula pencucian, setiap staf laundry perlu memaham ipenggunaan
masing – masing produk chemical.
• Alkali
• Detergen
• Bleach / Clorine
• Oxygent Bleach
• Emulsifier
• Sour
• Softener
5. PENGERINGAN
• Periksa linen yang perlu di cuci ulang sebelum proses pengeringan
• Lihat yang sudah diperas dimasukkan kedalam mesin pengering dengan suhu ± 80ºC
• Linen tipis ± 10 - 15 menit
• Linen tebal ± 15 - 20 menit
• Linen tebal perlu pengeringan dan linen tipis hanya perlu pemerasan saja
• Lanjut keproses penyetrikaan
6. PENYETRIKAAN
• Alat yang digunakan : roll proses untuk kain lembaran, rotary proses untuk piyama, baju
pasien, gorden
• Proses penyetrikaan dilakukan pada kain dengan kondisi bersih
7. PELIPATAN
• Pada proses pelipatan dilakukan penyortiran terhadap linen yang rusak
• Tempat pelipatan harus bersih jauh dari daerah kotor agar linen tidak terkontaminasi
• Pelipatan sesuai dengan yang sudah ditentukan dengan tujuan mempermudah
penggunaanya
8. PROSES PENYIMPANAN
• Selalu menjaga kebersihan linen
• Tempatkan sesuai dengan jenis linen (steril, bersih)
• Lingkungan harus bersih dan kering tidak bercampur dengan penyimpanan zat kimia
serta tidak menyentuh lantai atau tempat terbuka
• Jangan memcampur linen bersih& linen kotor
• Adanya system pencatatan barang
9. PENDISTRIBUSIAN LINEN
• Selalu menjaga kesterilan dan kebersihan linen : cuci tangan
• Gunakan sistem FIFO
• Pastikan semua peralatan yang akan digunakan bersih dan kering
• Jaga linen jangan jatuh kelantai
• Linen dikirim dengan troly tertutup dengan kantong biru untuk linen bersih dan kantong
kuning untuk linen kotor dan infeksius
• Pendistribusian tergantung system pengelolaan, jika sentralisasi pendistribusian sesuai
permintaan, jika tidak sentralisasi pendistribusian sesuai dengan pengiriman
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi dilakukan sesuai dengan kegiatan monitoring oleh IPCN, dimulai
dari unit / ruang rawat inap hingga ruangan laundry dan dilaporkan ke KOMITE PPI RS
dan dilaporkan kepadaDirektur.

Anda mungkin juga menyukai