KTI 2021 Annisa Ratu Salma
KTI 2021 Annisa Ratu Salma
KTI 2021 Annisa Ratu Salma
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur sayapanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas berkat dan
rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mecapai gelar Diploma III pada Program Studi D III Keperawatan Padang
Poltekkes Kemenkes Padang. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Bpk Tasman,S.Kp,M.Kep,Sp.Kom selaku dosen pembimbing 1 dan Bpk
N.Rachmadanur,S.Kp.MKM selaku pembimbing 2 yang telah menyediakan
waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
(2) Ibu Ns. Lola Felnanda Amri,S.Kep.M.Kep selaku penguji 1 dan Ibu Ns. Yessi
Fadriyanti,S.Kep,M.Kep selaku penguji 2 yang telah menyediakan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan peneliti untuk lebih melengkapi
penyusunan Karta Tulis Ilmiah ini.
(3) Pimpinan Puskesmas Kuranji yang telah banyak membantu dalam usaha
memperoleh data yang saya perlukan
(4) Direktur, Ketua Jurusan dan Ketua Prodi D III Keperawatan Padang
Poltekkes Kemenkes Padang yang telah membantu dalam usaha memperoleh
data yang diperlukan.
(5) Ibu Ns. Sila Dewi Angreini,M.Kep,Sp.KMB selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Padang
(6) Ibu Heppi Sasmita, M.Kep,Sp.Jiwa selaku Ketua Program Studi D-III
Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Padang
(7) Pimpinan Yayasan Pelita Jiwa Insani Padang yang telah banyak membantu
dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan.
(8) Dosen dan staf yang telah membimbing dan membantu selama perkuliahan di
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Padang.
(9) Orang tua dan keluarga besar lainnya yang telah memberikan semangat, serta
restu yang tidak dapat ternilai dengan apapun. Semoga Allah SWT membalas
semua jasa kalian.
iii
(10) Kepada teman-teman seperjuangan Mahasiswa Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Padang Program Studi D-III Keperawatan Padang Tahun 2018
yang terkhusus untuk kelas A yang telah menemani selama tiga tahun ini.
Terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan.
Peneliti
iv
v
vi
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2021
Annisa Ratu Salma
ABSTRAK
Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap ini
rasa keingintahuannya sedang meningkat, Hal tersebut membuat remaja rentan
terhadap penyalahgunaan NAPZA. Napza (Narkotika,Psikotropika dan Zat
Adiktif lainnya) adalah bahan/zat/obat yang bila masuk kedalam tubuh,
menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosial serta
menyebabkan ketagihan serta ketergantungan terhadap pemakainya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menerapkan Asuhan keperawatan keluarga pada
remaja dengan perilaku NAPZA di Wilayah Kerja Puskemas Kuranji Kota Padang
tahun 2021. Desain penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus
dimana penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada masalah remaja dengan perilaku
NAPZA. Populasi yang didapatkan berjumlah 1 orang remaja dengan Sampel
penelitian 1 orang yang ditetapkan dengan teknik purposive sampling. Waktu
penelitian yang dilakukan pada tanggal 19 April- 6 Mei 2021. Hasil penelitian dari
kasus An. F didapatkan klien mengaalami gangguan pola tidur, sering menyendiri
dan bolos sekolah, pada masalah keperawatan didapatkan 3 diagnosis utama yaitu
koping tidak efektif, gangguan pola tidur, manajemen kesehatan keluarga tidak
efektif. Intervensi yang dilakukan yaitu edukasi mengenai Napza, mengambil
keputusan, keluarga mampu mengerti mengenai perawatan pada remaja dengan
Napza, memodifikasi lingkungan serta pemanfaatan fasilitas kesehatan.
Disimpulkan hasil yang didapatkan peneliti kepada klien yaitu klien dapat
mengatasi stres yang dirasakan dengan menggali hal positif yang ada pada
dirinya, mengatasi gangguan pola tidur dan meningkatkan peran dalam keluarga.
Diharapkam melalui pimpinan Puskesmas Kuranji kasus ini dapat di cegah
dengan melakukan program konseling kepada keluarga mengenai psikologi
remaja dan kenakalan pada remaja sehingga menambah wawasan keluarga
mengenai remaja, menggali hal-hal positif dalam remaja atau pengembangan
minat dan bakat dalam remaja, kemudian melakukan screening kepada remaja
didalam keluarga melalui kunjungan rumah.
vii
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2021
Annisa Ratu Salma
ABSTRAK
Adolescence is a period of transition from childhood to adulthood. At this stage
his curiosity is increasing, this makes adolescents vulnerable to drug abuse.
Drugs (Narcotics, Psychotropics and other Addictive Substances) are
substances/substances/drugs which, when entered into the body, cause physical,
psychological, and social functioning disorders and cause addiction and
dependence on the wearer. The purpose of this study was to apply family nursing
care to adolescents with drug behavior in the Kuranji Public Health Center Work
Area, Padang City in 2021. The research design was descriptive with a case
study approach where this research was directed to describe or describe how to
apply nursing care to adolescent problems with drug behavior. . The population
obtained amounted to 1 teenager with a research sample of 1 person who was
determined by purposive sampling technique. The time of the study was carried
out on April 19-May 6, 2021. The results of the research from the case of An. F it
was found that the client had disturbed sleep patterns, was often alone and
skipped school. In nursing problems, there were 3 main diagnoses, namely
ineffective coping, disturbed sleep patterns, and ineffective family health
management. The interventions carried out were education about drugs, making
decisions, families were able to understand about treatment for adolescents with
drugs, modifying the environment and using health facilities. It was concluded
that the results obtained by the researcher to the client were that the client could
overcome the stress he felt by exploring the positive things that existed in him,
overcoming sleep pattern disturbances and increasing the role in the family. It is
hoped that through the leadership of the Kuranji Health Center this case can be
prevented by conducting a counseling program to families regarding adolescent
psychology and delinquency in adolescents so as to add family insight about
adolescents, explore positive things in adolescents or develop interests and talents
in adolescents, then screen adolescents. in the family through home visits.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................... iii
LEMBAR ORISINALITAS .............................................................. v
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................ vi
ABSTRAK....................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................. 8
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1Prioritas Masalah ................................................................. ….46
Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan… ...................................................... 48
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembaran konsultasi proposal penelitian pembimbing I
Lampiran 2 Lembaran konsultasi proposal penelitian pembimbing II
Lampiran 3 Informed Consent
Lampiran 4 Jadwal Kunjungan Tim Pelayanan Keperawatan Keluarga
Lampiran 5 Surat Persetujuan
Lampiran 6 Surat Izin Survey Data dari Dinas Kesehatan Kota Padang
Lampiran 7 Surat Izin Pengambilan Data dari Dinas Kesehatan Kota Padang
Lampiran 10 Surat Izin Selesai Penelitian dari Puskesmas Kuranji Kota Pada
Padang
Lampiran 11 Format Asuhan Keperawatan Keluarga
Lampiran 12 Ganchart
Lampiran 13 Media Leaflet
xii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
No Pendidikan Tahun Lulus
1 SD N Kunciran 09 2012
2 SMPN 23 Kota Tangerang 2015
3 SMA Yadika 3 Tangerang 2018
4 Prodi D-III Keperawatan Padang, Poltekkes 2021
Kemenkes RI Padang
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling berketergantungan (Kemenkes
RI,2016). Keluarga memiliki tugas dalam mendidik, menjaga dan merawat
anggota keluarganya, terlebih lagi pada remaja yang masih sangat
memerlukan pengawasan yang lebih, agar remaja tersebut tidak terbawa
pengaruh yang buruk akibat pergaulan yang bebas dilingkungan
sekitarnya.
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak- anak menuju masa
dewasa. Anak – anak mengalami pertumbuhan cepat disegala bidang.
Tahap ini merupakan tahap yang paling kritis, karna merupakan tahap
transisi dari masa anak- anak ke masa dewasa. Pada masa ini, rasa keingin
tahuannya sedang bangkit atau meningkat. Keinginan untuk mencari jati
diri dan mendapat pengakuan dari keluarga serta lingkungan sedang
tinggi-tingginya. Hal tersebut bisa dikarenakan beberapa hal antara lain,
rasa keingintahuan yang sangat besar, ikut-ikutan teman, rasa solidaritas
antar teman yang begitu kuat, serta faktor dari dalam rumah atau
keluarga yang kurang perhatian. Anak remaja biasanya memiliki
keinginan untuk mencari tau sesuatu yang tidak di ketahuinya
(Simangunsong, 2015).
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan obat atau bahan berbahaya.
Selain “Narkoba”, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan
singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif. Pada Undang-
undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika disebutkan bahwa
narkotika disatu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat dibidang
narkoba tahun 2017 sebanyak 3.376.115 orang pada rentang usia 10-59
tahun. Pada tahun 2018 terdapat 914 kasus dengan 1.355 tersangka
penyalahgunaan Narkotika, angka penyalahgunaan Narkoba di kalangan
pelajar di tahun 2018 (dari 13 ibukota provinsi di Indonesia ) mencapai
angka 2,29 juta orang. Salah satu kelompok masyarakat yang rawan
terpapar penyalahgunaan narkoba adalah mereka yang berada pada rentang
usia 15-35 tahun atau generasi milenial.
Pada tahun 2015 terdapat 63.352 jiwa penyalahgunaan Napza. Dari data
ini sebanyak 20.096 jiwa penyalahguna Napza pada remaja. Meningkat
dari data 2014 sebanyak 2.606. jiwa ( BNNP, 2016). Dan pada tahun 2019
menurut Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatra barat didapatkan
jumalah kasus sebanyak 245 kasus dengan jumlah pemakai terbanyak pada
daerah kota padang yaitu sebanyak 150 kasus yang didominasi oleh jenis
kelamin laki-laki sebanyak 130 orang, dan perempuan 20 orang, dari total
245 kasus didapatkan 31 remaja yang melakukan penyalahgunaan Napza
ditahun 2019. Sedangkan ditahun 2020 didapatkan jumlah kasus sebanyak
ada kepuasan tersendiri. Keluarga yang tidak utuh dan faktor ekonomi
membuat remaja tersebut mudah terjerumus dalam penyalahgunaan
Narkoba.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah uraikan diatas, maka perumusan
masalah ini adalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga pada
Remaja dengan Perilaku NAPZA di wilayah kerja Puskesmas Kuranji
Kota Padangpada Tahun 2021?”
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada remaja dengan
perilaku NAPZA pada Tahun 2021.
2. Tujuan khusus
a. Mampu mendeskripsikan pengkajian Asuhan Keperawatan keluarga
pada remaja dengan perilaku NAPZA di wilayah kerja Puskesmas
Kuranji Kota Padang Tahun 2021
b. Mampu mendeskripsikan diagnosa Asuhan Keperawatan keluarga
pada remaja dengan perilaku NAPZA di wilayah kerja Puskesmas
Kuranji Kota Padang Tahun 2021
c. Mampu mendeskripsikan intervensi Asuhan Keperawatan keluarga
pada remaja dengan perilaku NAPZA di wilayah kerja Puskesmas
Kuranji Kota Padang Tahun 2021
d. Mampu mendeskripsikan tindakan Asuhan Keperawatan keluarga
pada remaja dengan perilaku NAPZA di wilayah kerja Puskesmas
Kuranji Kota Padang Tahun 2021
e. Mampu mendeskripsikan hasil evaluasi Asuhan Keperawatan
D. MANFAAT
a. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengalaman nyata dalam memberikan
Asuhan Keperawatan Keluarga pada Remaja dengan Prilaku NAPZA
b. Bagi Institusi/ Poltekkes Kemenkes RI Padang
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan oleh
Mahasiswa Prodi D-III Keperawatan Padang untuk penelian
selanjutnya.
c. Bagi Keluarga
Diharapkan dapat dijadikan sebagai pemebelajaran agar lebihberhati-
hati dalam memilih pergaulan untuk anak
A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai
peran masing- masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman,
2010). Menurut bailon yang dikutip (Efendi, 2015) menjelaskan
keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan satu budaya.
Sedangkan menurut Departemen Kesehatan dalam (Sudiharto, 2012)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan. Sedangkan, Menurut Johnson
(1992 dalam Padila, 2012) keluarga adalah kumpulan dua orang atau
lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang
terlibat dalam kehidupan terus menerus, yang tinggal dalam satu atap,
mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu
orang dengan lainnya.
2. Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2010), lima fungsi dasar keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi Afektif, adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta
kasih, serta saling menerima dan mendukung. Orang tua
bertanggung jawab penuh dalam menciptakan hubungan interaksi
yang harmonis dalam keluarga. Jika fungsi keluarga tidak afektif
seperti kesibukan orang tua dan ditambah dengan komunikasi yang
kurang baik pada anak khususnya anak remaja, akan mengakibatkan
remaja tidak diperhatikan oleh orang tua sehingga individu mencari
perhatian dari luar keluarga yaitu lingkungan, apa bila lingkungan
tidak baik makan remaja tersebut akan mudah terpengaruh atau
terjerumus dalam kenakalan remaja seperti Penyalahgunaan NAPZA
( Idrawati, 2019)
b. Fungsi Sosialisasi, adalah proses perkembangan dan perubahan
individu keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan
belajar berperan di lingkungan sosial. Interaksi sosialisasi pada
lingkungan teman sebaya sangat mempengaruhi karna adanya
penyesuaian diri pada norma/aturan/ nilai yang sudah ditetapkan
dalam interaksi teman sebaya. Hal ini memberikan kecemasan
bagaimana orang lain memberikan penilaiann pada diri individu,
serta keinginan yang kuat untuk dapat menyesuaikan diri dengan
kelompok, meniru selera dan gaya, dan perilaku teman sebaya
membuat anak mudah terpengaruh kepada hal yang negatif seperti
penyalahgunaan Napza pada remaja.
c. Fungsi Reproduksi, adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsunga
n keturunan dan untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga. Menjamin kontinuitas antar generasi
3. Bentuk Keluarga
Beberapa bentuk keluarga menurut (Sudiharto, 2012) adalah sebagai
berikut:
a) Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang dibentuk
karena ikatan perkawinan yang direncanankan yang terdiri dari
suami,istri dan anak-anak, baik karenan kelahiran (natural)
maupun adopsi.
b. Kaluarga asal (Family of origin), merupakan suatu unit
keluarga tempat asal seseorang dilahirkan.
c. Keluarga besar (Extended Family), keluarga inti ditambahkan
keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya kakek,
nenek, paman, bibi dll yang tinggal dalam satu rumah.
d. Keluarga berantai, (Sosial family), keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan suatu keluarga inti.
e. Keluarga duda/ janda, keluarga yang terbentuk karena
perceraian dan atau kematian pasangan yang dicintai.
f. Keluarga komposit (composite family),keluarga dari
perkawinan poligami dan hidup bersama.
g. Keluarga kohabitasi (cohabitation), dua orang menjadi satu
keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak. Di
Indonesia bentuk keluarga ini tidak lazim dan bertentangan
dengan budaya timur. Namun lambat tahun keluarga kohabitasi
ini mulai dapat diterima.
h. Keluarga inses (incest family), seiring dengan perkembangan
jaman dan pengaruh informasi yang kuat, dijumpai adanya
bentuk keluarga yang tidak lazim, misalnya anak perempuan
menikah dengan ayah kandungnya, ibu menikah dengan anak
laki-laki, paman menikah dengan keponakannya dll.
b) Non Tradisional
a. Unmaried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri
4. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (2010) dalam Harnilawati (2013)struktur keluarga
sebagai berikut :
1) Pola Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara jujur, terbuka, tidak melibatkan emosi, konflik selesai dan
ada hierarki kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengiriman yakni
mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta
dan menerima umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesan,
memberikan umpan balik, dan valid. Komunikasi dalam keluarga
dikatakan tidak berfungsi jika tertutup, adanya isu atau berita
negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan selalu mengulang isu dan
pendapat sendiri. Komunikasi yang tidak baik tersebut membuat
remaja lebih memilih untuk bergaul dan berbagi cerita dengan
teman sebayanya yang ia yakini bahwa teman sebayanya lebih
mengerti dirinya dan selalu ada untuknya dibandingkan dengan
orangtuanya (Surbakti, 2018).
2) Struktur peran
adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal
B. KONSEP REMAJA
1. Pengertian Remaja
Menurut Golinko, kata “remaja” berasal dari bahasa Latin, yaitu
adolescence yang berarti to grow atau to grow maturity. Banyak tokoh
yang mendefinisikan tentang remaja, seperti Debrun mendefinisikan
remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dan
dewasa(Jahja, 2011).Salah satu pakar psikologi perkembangan
Hurlock 2002 dalam buku (Octavia, 2020) menyatakan bahwa masa
remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan
berakhir pada saat mencapai usia dewasa secara hukum, masa remaja
awal dimulai pada saat anak-anak mulai matang secara seksual yaitu
pada usia 13 sampai dengan 17 tahun, sedangkan masa remaja akhir
meliputi periode setelahnya sampai dengan 18 tahun, yaitu usia
dimana seseorang dinyatakan dewasa secara hukum.
2. Tahun-Tahun MasaRemaja
Batasan usia masa remaja menurut buku (Octavia, 2020) Awal masa
remaja berlangsung dari mulai umur 13-16 tahun atau 17 tahun, dan
akhir masa remaja bermula dari usia 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu
usia matang secara hukum. Dengan demikian akhir masa remaja
merupakan periode yang sangat singkat pada kalangan remaja. Dan
dapat di kategorikan sebagai berikut:
a. Masa remaja awal : 13 tahun atau 14 tahun sampai 17 tahun, terjadi
perubahan fisik yang sangat cepat dan mencapai puncaknya.
Terjadi juga ketidak seimbangan emosional dan ketidak stabilan
dalam banyak hal. Mencari identitas diri dan hubungan sosial yang
berubah.
b. Masa remaja akhir : 17 tahun sampai 20 tahun, pada masa remaja
akhir remaja selalu ingin jadi pusat perhatian, ingin menonjolkan
diri, idealis, mempunyai cita-cita tinggi, dan ingin mencapai
ketidaktergantungan emosional. Pada masa ini di tandai oleh sifat-
sifat negatif pada remaja sehingga seringkali masa ini disebut masa
negatif dengan gejala seperti tidak tenang, kurang suka bekerja,
pesimis, mudah putus asa dan mudah terbawa pengaruh negatif
seperti kenakalan remaja dengan penyalahgunaan Napza.
3. TahapanRemaja
Menurut (Sarwono, 2011) ada tiga tahap perkembangan remaja dalam
proses penyesuaian diri menuju dewasa, antara lain:
a. Remaja awal (EarlyAdolescence)
Masa remaja awal berada pada rentang usia 10-13 tahun ditandai
4. Ciri-ciri Remaja
Menurut (Potter, 2010) ciri – ciri remaja sebagai berikut:
4) Kenakalan Remaja
Menurut Jansen 1985 dalam (Sarwono 2012), membagi kenakalan
remaja ini menjadi empat jenis yaitu :
a) Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain:
perkelahian, pemerkosaan, perkosaan, perampokan,
pembunuhan, dan penyalahgunaan Napza
b) Kenakalan yanh menimbulkan korban materi: perusakan,
pencurian, pencopetan, pencopetan, dll
c) Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak
orang lain: pelacuran, penyalahgunaan obat
d) Kenakalan yang melawan status, misalnya melanggar
peraturan sekolah seperti membolos, menyontek, tawuran dll.
C. KONSEP NAPZA
1. Pengertian Napza
2. Sejarah NAPZA
(Sofiyah, 2011)Narkotika dan zat adiktif lainnya yang termasuk dalam
golongan Napza ternyata sudah dikenal dan digunakan sejak dahulu
kala.Bangsa sumeria adalah bangsa yang pertama kali mengenal
candu.Pada saat itu, candu digunakan sebagai penghilang rasa sakit
dan obat tidur.
a. Narkotika
Pada undang-undang RI No.22 tahun 1997 tentang Narkotika,
bahwa narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
hingga menghilangkan nyeri dan menyebabkan ketergantungan
(Alifia,2011)
Narkotika dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :
a) Narkotika Golongan I
Narkotika yang digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan
bukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi
sehingga dapat menimbulkan ketergantungan bagi pemakainya.
Contoh : ganja, kokain , opiate, heroin dll
b) Narkotika Golongan II
Narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi menjadi ketergantungan bagi para pemakainya. Contoh :
morfin, pethidin,betametadol
c) Narkotika Golongan III
Narkotika yang digunakan dalam terapi atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai dayaaktif
yang ringan yang dapat menyebabkan ketergantungan. Contoh :
kodein
b. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis
bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada kesehatan mental
c. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah zat atau bahan kimia yang apabila masuk
kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh, terutama
susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan perubahan aktivitas
mental, emosional dan perilaku. Apabila digunakan secara terus
menerus akan dapat menyebabkan kecanduan. Zat adiktif yang
dimaksud disini adalah zat selain narkotika dan psikotropika yang
a. Lingkungan sosial
b. Kepribadian
1. Rendah diri : perasaan rendah diri di dalam pergaulan di
masyarakat ataupun di lingkungan sekolah , kerja dan
sebagainya. Mereka mengatasi masalah tersebut dengan cara
menyalahgunakan narkotika, psikotropika maupun Minuman
kerasa yang dilakukan untuk menutupi kekurangan mereka
tersebut sehingga mereka memperoleh apa yang diinginkan
seperti lebih aktif dan berani.
2. Emosional dan Mental : pada masa-masa ini biasanya remaja
ingin lepas dari segala aturan-aturan dari orang tua mereka, dan
akhirnya sebagian tempat pelariannya yaitu dengan
menggunakan Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.
Lemahnya mental remaja akan lebih mudah dipengaruhi oleh
perbuatan-perbuatan negatif sepeti penyalahgunaan Napza.
a. Data Umum
1. Nama kepalakeluarga
Menyebutkan nama kepala keluarga, orang yang bertanggung
jawab atas kebutuhan keluarganya dan juga mangatur hal-hal
yang berhubungan dengan keluarga seperti kegiatan keluarga
dalam mencegah perilakuNAPZA.
2. Alamat
Alamat yaitu dimana sebuah keluarga menetap dengan tempat
tinggal, hal ini juga mempengaruhi keluarga dengan lingkungan
tempat tinggal yang tidak baik seperti penyalahgunaan NAPZA.
5. Komposisi keluarga
Menjelaskan anggota keluarga : Nama, umur, pendidikan,
Pekerjaan dan status imunisasi anggota keluarga, komposisi
keluarga terdiri dari Genogram 3 generasi.
6. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis atau tipe keluarga beserta
kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe
keluarga tersebut. Biasanya remaja dengan penyalahgunaan
Napza memiliki tipe keluarga the single parent family yaitu
hanya memiliki salah satu dari kedua orang tua.
7. Suku
Data ini menjelaskan mengenai suku bangsa anggota keluarga
dan budaya terkait dengan kesehatan.Suku bangsa yang
dimaksud seperti jawa, sunda, batak, dan lain-lain (Widyanto,
8. Agama
Agama yang dianut sesorang sangat berpengaruh terhadap
apa yang dilakukan orang tersebut, seperti lemahnya iman
akan membuat seseorang menjadi mudah terhasut dengan
hal-hal negative seperti penyalahgunaan Napza.
(Susanto, 2012)
c. Strukur kekuatankeluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk mengubah sikap. Peran
orang tua sangat berpengaruh dalam kehidupan dan
perkembangan anak, orang tua yang tegas dan disiplin serta
bijaksana dapat menuntun anak untuk menjauhi prilaku
yang menyimpang pada anak seperti penyalahgunaan Napza
diusia remaja.(Padila,2012)
d. Struktur peran
Menjelaskan peran masing-masing anggota keluarga di
suatu keluarga, struktur peran dalam keluarga
mempengaruhi sikap atau karakter remaja dalam keluarga
itu sendiri. Struktur peran dalam keluarga yang baik dapat
menuntun anak menjauhi penyalahgunaan Napza pada
remaja (Padila,2012)
a. Kepala
b. Mata
c. Hidung
d. Mulut
e. Leher
f. Paru-paru
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler
g. Jantung
Auskultasi : Normal
h. Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar, simentris, berat badan menurun
Palpasi : Hepar tidak teraba
Perkusi : Suatu Timpani
Auskultasi : Bising usus normal
i. Ektrmitas atas dan bawah
Biasanya tremor, adanya bekas suntikan, dan adanya bekas
sayatan tangan dan kaki.
Tabel 2.1
Skala Untuk Menentukan Prioritas
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat Masalah
Skala : Wellness
Aktual 3 1
Resiko 2
Potensial 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala : Mudah 2
2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicagah
Skala : Tinggi 3
1
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Skala : Segera 2
1
Tidak perlu 1
Tidak dirasakan 0
Cara skoring:
a) Tentukan skor untuk setiap kriteria
b) Skor dibagi dengan makna tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
Skor x Bobot
Angka Tertinggi
c) Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang
direncanakan oleh perawat untuk membantu keluarga dalam
mengatasi masalah keperawatan dengan melibatkan anggota keluarga
(SIKI, 2018).
Tabel 2.2
1.Gali tentang
b.Keluarga b.Tanda dan gejala
pengetahuan
mampu resiko perilaku
keluarga tentang
menyebutkan 3 kekerasan
tanda gejala
dari 5 tanda
1.Wajah merah Resiko prilaku
gejala prilaku
2.Agresif kekerasan pada
kekerasan pada
napza
Napza 3.Pandangan tajam 2.Diskusikan
1.Muka merah
4. Merusak barang bersama keluarga
2.Agresif
yang ada disekitar mengenai tanda
3.Pandangan Tajam
gejala Resiko
5. Mengancam prialku kekerasan
pada Napza
3.Tanyakan
Kembali kepada
keluarga
mengenai tanda
gejala resiko
prilaku kekerasan
pada Napza
4.Berikan pujian
kepada keluarga
1.Gali tentang
Koping tidak efektif Setelah dilakukan Setelah dilakukan a.Keluarga mampu a.Pengertian koping
pengetahuan
berhubungan dengan tindakan tindakan tindakan keperawatan menjelaskan pengertian tidak efektif adalah
keluarga tentang
ketidak adekuatan keperawatan selama selama 1x30 menit koping tidak efektif ketidakmampuan
koping tidak
sistem pendukung 2 minggu diharapkan keluarga dengan bahasa sendiri: menilai atau merespon
efektif
(D.0096) diharapkan keluarga mampu mengenali stressor/
Ketidakmampuan 2.Diskusikan
dapat masalah kesehatan ketidakmampuan
menilai atau merespon bersama keluarga
memahamimasalah menggunakan sumber-
stressor/ mengenai koping
koping tidak efektif sumber untuk
ketidakmampuan tidak efektif
1.Keluarga dan memecahkan masalah
menggunakan sumber- 3.Tanyakan
klien mampu
sumber untuk Kembali kepada
mengenali apa
memecahkan masalah keluarga
itu koping tidak
efektif dan mengenai tanda
penanggulangan gejala gangguan
nya identitas diri
4.jangan lupa
Berikan pujian
kepada keluarga
klien
1.Gali tentang
b.Keluarga mampu b. Penangulangan pada
pengetahuan
menyebutkan 2 dari 2 remaja dengan koping
cara penanggulangan keluarga tentang
tidak efektif adalah
koping tidak
koping tidak efektif
1. Memperoleh efektif
1. Memperoleh dukungan yang 2.Diskusikan
dukungan yang kuat kuat dari keluarga bersama keluarga
dari keluarga mengenai
2. Mengajarkan
2. Mengajarkan teknik teknik pengelolaan penanggulangan
pengelolaan stres stres koping tidak
efektif
3. Tanyakan
Kembali kepada
keluarga
mengenai cara
penanggulangan
koping tidak
efektif
4. jangan lupa
Berikan pujian
kepada keluarga
klien
1.Gali tentang
2.Setelah Kunjungan Keluarga mampu Akibat dari masalah
pengetahuan
selama 1x30menit menyebutkan 2 dari koping tidak efektif
keluarga tentang
diharapkan keluarga 3akibat dari koping
1. Remaja tidak mampu koping tidak
mampu memutuskan tidak efektif pada
mengatasi masalahnya efektif
tindakan yang tepat remaja
untuk mengatasi koping 2. Tidak mampu 2.Diskusikan
1.Remaja tidak mampu
tidak efektif dengan memenuhi peran yang bersama keluarga
mengatasi masalahnya
menyebutkan akibat dari diharapkan sesuai mengenai akibat
keluarga
pujian atas
jawaban yang
benar
Keluarga mampu Cara pencegahan/ 1. Kaji
3.Setelah kunjungan
menyebutkan 2 dari 3 penanganan remaja pengetahuan
1x30menit diharapkan
perawatan yang dapat dengan gangguan pola keluarga
keluarga Mampu merawat
dilakukan pada remaja tidur merawat
anggota keluarga dengan
dengan gangguan pola 1. Mengatur jadwal pasien dengan
gangguan pola tidur
tidur tidur dengan gangguan pola
1.Mengatur jadwal membuat catatan tidur
tidur dengan atau kegiatan 2. Diskusikan
membuat catatan sehari-hari dari pagi bersama
atau kegiatan sehari- hari hingga malam keluarga cara
hari dari pagi hari hari merawat
hingga malam hari 2. Kontrol anggota
2.Kontrol Lingkungan dengan keluarga
Lingkungan dengan membuat gangguan pola
membuat lingkungan lingkungan atau tidur dengan
atau kamar menjadi kamar menjadi lembar balik
nyaman untuk tidur nyaman untuk tidur 3. Evaluasi
3.mengatur suasana pengetahuan
dalam rumah yang keluarga
baik dengan merawat
menghindari anggota
konflik dalam keluarga
keluarga gangguan pola
tidur
4. Berikan
respon positif
terkait
pernyataan
benar keluarga
keluarga.
3. Motivasi
keluarga untuk
rutin
melakukan
pemeriksan
kesehatan
4.memberikan
reinforcemet
pada tindakan
yang benar
Harga diri Setelah 1.Setelah Mengenal masalah harga HArga diri rendah 1.Gali
rendah dilakukan dilakukan diri rendah kronis kronis adalah evaluasi pengetahuan
kronis tindakan tindakan dengan bahasa sendiri : atau perasaan negatif keluarga
berhubungan tindakan keperawatan Harga diri rendah terhadap diri sendiri mengenai Harga
dengan keperawata selama 30menit kronis adalah perasaan atau kemampuan klien diri rendah
kurangnya n selama 2 diharapkan tidak berharga dan tidak seperti tidak berarti, kronis
pengakuan minggu keluarga mampu berarti yang tidak berharga, yang 2.menjelaskan
dari orang diharapkan mengenali berkepanjangan berlangsung dalam kepada keluarga
lain keluarga masalah waktu yang lama dan mengenai harga
(D.0086) dapat kesehatan terus menerus diri rendah
memahami kronis
masalah 3.Diskusikan
Harga diri kembali bersama
rendah keluarga
kronis mengaenai harga
diri rendah
kronis
4. berikan pujian
atas jawaban
yang benar
jawaban keluarga
4.Evaluasi apa
yang telah
dilakukan oleh
penderita dan
keluarga
5.ulangi
penjelasan jika
ada hal-hal yang
terlupakan
Keluarga memodifikasi Cara memodifikasi Dengan
4.Setelah kunjungan
lingkungan dengan lingkungan yang baik menggunakan
selama 1x30 menit
1.Memanfaatkan untuk anak dengan Leflet dan lembar
keluarga mampu
sarana dan prasarana harga diri rendah 1.Diskusikan
modifikasi lingkungan
yang aman pada remaja di lingkungan rumah 1.Memanfaatkan bersama keluarga
2.Suasana rumah sarana dan prasarana mengenai
dengan harga diri rendah
kronis tenang dan tidak di lingkungan rumah lingkungan yang
ada konflik. 2.Suasana rumah nyaman
3.Menciptakan tenang dan tidak 2.memotivasi
lingkungan yang ada konflik. keluarga untuk
nyaman untuk 3.Menciptakan menciptakan
keluarga lingkungan yang lingkungan yang
nyaman untuk nyaman
keluarga 3.Evaluasi kepada
kelurga mengenai
memodifikasi
lingkungan
4. berikan pujian
pada tindakan
yang benar
3. Motivasi
keluarga untuk
rutin
melakukan
pemeriksan
kesehatan
memberikan
reinforcemet
pada tindakan
yang benar
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan perawatan adalah upaya perawat untukn membantu
kepentingan klien, keluarga, komunitas dengan tujuan untuk
meningkatkan kondisi fisik, emosional, serta budaya dan lingkungan,
tempat mereka mencari bentuan. Tindakan keperawatan adalah
implementasi/ pelaksaan dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik.
Implementasi adalah suatu proses pelaksanaan terapi keperawatan
keluarga berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui
pemanfaatan sumber-sumber yang dimiliki keluarga. Implementasi
diprioritaskan sesuai dengan kemampuan keluarga dan sumber yang
dimiliki oleh keluarga (Jhonson&Leny, 2010).
Implementasi keperawatan yang ditujukan pada keluarga meliputi:
a. Meningkatkan kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah penyakit dan kebutuhan kesehatan dengan cara
memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan
tentang kesehatan, mendorong sikap emosi yang sehat terhadap
masalah penyakit yang diderita anggota keluarga
b. Membantu keluarga untuk memutuskan cara perawatan penyakit
yang tepat untuk individu dengan cara mengidentifikasi
konsekuensi jika tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi
sumber-sumber yang dimilki keluarga, mendiskusikan tentang
konsekuensi tiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakit dengan cara mendemosntrasikan cara perawatan dan
pencegahan penyakit.
d. Membantu keluarga menemukan cara bagaiama membuat
lingkungan menjadi sehat, dengan cara menemukan sumber-
sumber yang dapat digunakan keluarga, melakukan perubahan
lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada dengan cara mengenalkan fasilitas yang ada di
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki populasi
yang digunakan untuk penelitian. Pemilihan sampel mengacu pada
teknik sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu(Wiratna, 2014). Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling.
Sampel yang didapat peneliti berdasarkan data dari Yayasan Pelita
Jiwa Insani yang beralamat tinggal diwilayah Kerja Puskesmas
Kuranji didapatkan 1 orang sampel. Oleh karna itu peneliti mengambil
sampel tersebut untuk menjadi responden dalam penelitian.
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Pengumpulan data
pada responden dimulai dengan melakukan pengkajian sampai evaluasi.
Instrument yang digunakan adalah format pengkajian asuhan keperawatan
keluarga. Data yang didapatkan melalui wawancara dan anamnesa antara
lain data umum, riwayat dan tahap perkembanagan keluarga, struktur
keluarga, fungsi keluarga, stressor dan koping keluarga serta harapan
keluarga. Data yang didapatkan melalui observasi antara lain pemeriksaan
fisik dan perilaku remaja dengan NAPZA. Untuk melengkapi data
pengkajian awal pada responden, alat bantu yang digunakan peneliti
stetoskop, tensimeter, alat ukur BB dan TB(Wiratna, 2014).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pihak lain, tidak
G. Prosedur Penelitian
Adapun langkah – langkah pengumpulan data yang dilakukan oleh
peneliti:
1. Peneliti meminta surat rekomendasi pengambilan data dan surat izin
penelitian dari institusi pendidikan Poltekkes Kemenkes RI Padang ke
Dinas Kesehatan Kota Padang
2. Peneliti mendatangi Dinas Kesehatan Kota Padang dan menyerahkan
surat izin peneliti dari institusi untuk mendapatkan surat rekomendasi
ke Puskesmas Kuranji Kota Padang
3. Peneliti mendatangi Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatra
Barat dengan menyerahkan surat penelitian dari Poltekkes Kemenkes
RI Padang untuk meminta data Angka kejadian Napza di Sumatra
Barat selama tiga tahun terakhir
4. Peneliti mendatangi Puskesmas Kuranji Kota Padang dan
menyerahkan surat rekomendasi dan surat izin penelitian dari Dinas
Kota Padang
5. Peneliti meminta izin ke Kepala Puskesmas Kuranji Kota Padang
6. Penulis mendatangi untuk mengetahui hasil skrining penyalahgunaan
napza dalam 3 bulan terakhir diwilayah kerja Puskesmas Kuranji Kota
Padang
7. Peneliti mendatangi Yayasan Pelita Jiwa Insani untuk mengetahui
jumlah data pada 3 tahun terakhir serta 3 bulan terkahir yang berada
diwilayah Kerja Puskesmas Kuranji Kota Padang
H. Hasil Analisis
Data yang peneliti temukan saaat pengkajian dikelompokkan dan dianalisis
berdasarkan data subjektif dan objektif yang ditemukan dengan membuat
analisa data. Setelah membuat analisa data penulis langsung merumuskan
diagnosis keperawatan, setelah itu melakukan prioritas masalah untuk
menyusun dan menentukan diagnosis yang diutamakan. Setelah itu peneliti
melakukan implementasi sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan
dan dilanjutkan dengan melakukan evaluasi keperawatan. Setelah itu
peneliti melakukan dokumentasi keperawatan. Analisis selanjutnya
peneliti membandingkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan sesuai
dengan teori dan penelitian terdahulu.
BAB IV
DESKRIPSIKAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kasus
Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada keluarga ibu A
khususnya pada anak F dengan prilaku Napza pada remaja. Kunjungan
dimulai pada tanggal 19 April 2021 sampai dengan 6 Mei 2021dengan
kunjungan 1 kali sehari selama 12 hari. Berikut peneliti akan
mendeskripsikan hasil penelitian secara narasi.
1. Pengkajian Keperawatan
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 19 april 2021 dirumah
ibu A didapatkan data, anak F berusia 14 tahun yang tinggal bersama
dengan ibu dan ke tiga saudaranya, anak F adalah anak ke 4 dari 5
bersaudara. Anak pertama sudah menikah dan tinggal bersama
suaminya, anak ke dua masih tinggal bersama ibu A dan mempunyai
usaha menjahit dirumahnya yang dilakukan bersama dengan ibunya,
anak ke tiga bekerja sebagai buruh harian lepas bersama dengan
ayahnya, anak ke 4 yaitu anak F yang sudah tidak bersekolah dan
anak ke lima masih bersekolah disalah satu sekolah dasar
ditempatnya.
Peran anak F dalam keluarga sampai saat ini masih berjalan dengan
baik. Klien memiliki hubungan yang cukup baik dengan anggota
keluarga, ibu A mengatakan hubungan anak F dengan lingkungannya
kurang berjalan dengan baik dikarnakan anak F yang kurang
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dikarnakan anak F yang
jarang pulang kerumah dan lebih memilih bermain dengan teman-
temannya atau pergi bermain game online di warnet.
2. Diagnosis Keperawatan
Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Ny.A khususnya anak F
perawat mendapatkan diagnosis pada anak A diantaranya :
a. Koping tidak efektif berhubungan dengan Kurang informasi
keluarga dalam masalah remaja dengan perilaku NAPZA.
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga pada Remaja dengan
perilaku NAPZA.
c. Manajement keluarga tidak efektif berhubungan dengan
banyaknya tuntutan dalam keluarga
Setelah didapatkan diagnosis keperawatan keluarga, selanjutnya
perawat memprioritaskan masalah berdasarkan sifat masalah,
kemungkinan masalah dapat diubah, potensial untuk dicegah dan
menonjolnya masalah dan didapatkan masalah utama adalah Koping
tidak efektif berhubungan dengan Kurang informasi keluarga
dalam masalah remaja dengan perilaku NAPZA. Data yang
mendukung diagnosa ini adalah data objektif di antaranya Anak F
memakai Napza jenis ganja (Penyalahgunaan Zat), Perilaku tidak
asertif pada anak F, Anak F mengatakan enggan untuk berpartisipasi
atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Dan pada data
subjektif di dapatkan diantaranya Anak F mengatakan ia tidak
mampu mengatasi masalah yang ia hadapi, Keluarga Anak F
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawaran dibuat perawat berdasarkan diagnosa yang
telah didapatkan, lalu dibuat intervensi untuk memecahkan masalah
yang telah didapatkan, berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus
yang dilengkapi dengan kriteria.
4. Impelementasi Keperawatan
Implementasi yang dilakukan pada keluarga ibu A khususnya anak I
yaitu berdasarkan intervensi yang telah dibuat berdasarkan diagnosis
yang ditetapkan. Diagnosis yang pertama yaitu Koping tidak efektif
berhubungan dengan Kurang informasi keluarga dalam
masalah remaja dengan perilaku NAPZA. Implememtasi yang
dilakukan pada tanggal 21 April 2021 yaitu menanyakan kepada
keluarga mengenai pengertian, penyebab, tanda gejala Napza, serta
membimbing keluarga bagaimana cara mengambil keputusan untuk
merawat anggota keluarga yaitu dengan menjelaskan kepada
keluarga mengenai perawatan penyalahgunaan Napza, setelah itu
menjelaskan cara pencegahan penyalahgunaan Napza. Pada tanggal
22 April 2021 menjelasakan tentang cara mengembil keputusan pada
anggota keluarga yang melakukan penyalahgunaan Napza.
Selanjutnya pada tanggal 23 April 2021 perawat mengajarkan
keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara
mengikuti kegiatan spiritual didalam rumah, mengembangkan
potensi dan bakat anak, berbicara dan berkomunikasi dari hati ke
hati, memberikan perhatian yang lebih kepada anak-anaknya,
meluangkan waktu untuk anak, serta mengajarkan akhlak yang baik
5. Evaluasi Keperawatan
B. Pembahasan Kasus
Setelah dilakukan penerapan asuhan keperawatan keluarga anka F
dengan masalah remaja dengan perilaku Napza diwilayah kerja
Puskesmas Kuranji kota padang, maka pada bab pembahasan ini penulis
akan menjabarkan adanya kesesuaian maupun kesenjangan yang
1. Pengkajian
Pada pengkajian tanggal 19 april 2021 didapatkan hasil pada
keluarga ibu A khususnya anak F berusia 14 tahun, ia merupakan
anak ke empat dari lima bersaudara. Anak F sekarang sudah tidak
bersekolah, dikarnakan sering bolos sekolah, tidak belajar dengan
baik. Anak F mulai mengkonsumsi ganja saat berumur 13 tahun,
dikarnakan keluarga yang tidak utuh dan sibuk, keingintahuan yang
tinggi, faktor ekonomi serta pengaruh lingkungan dan ajakan teman.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian,
diagnosa keperawatan, pernyataan keluarga dan perencanaan
keluarga, dengan merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi
intervensi alternative dan sumber, serta menentukan prioritas,
intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi dirancang
bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja
(Friedman, 2010). Pembahasan intervensi dalam keperawatan
keluarga meliputi tujuan umum, tujuan khusus, kriteria hasil dan
kriteria standar. Dalam mengatasi masalah ini peran perawat adalah
memberikan asuhan keperawatan keluarga untuk mencegah
komplikasi lebih lanjut ( Friedman,2010).
4. Implementasi keperawatan
Implementasi dari diagnosis pertama yaitu Koping tidak efektif
berhubungan dengan Kurang informasi keluarga dalam
masalah remaja dengan perilaku NAPZA.Pada partisipan yaitu
sesuai dengan TUK 1 mengenal masalah kesehatan, Pada tanggal 21
April 2021 dilakukan kunjungan kerumah keluarga ibu A yaitu
melakukan penyuluhan dan pendidikan kesehatan tentang remaja
dengan prilaku Napzayaitu yaitu bahan/zat/ obat yang bila masuk
5. Evaluasi Keperawatan
Pada diagnosis pertama Koping tidak efektif berhubungan dengan
Kurang informasi keluarga dalam masalah remaja dengan
perilaku NAPZA.Saat dilakukan evaluasi kepada klien dan keluarga
mengatakan sudah mengetahui pengertian, tanda gejala, dan
pencegahan penyalahgunaan Napza. Terlihat anak F dan keluarga
dapat menjawab pertanyaan yang diberikan setelah diberkan
penyuluhan mengenai Napza. Partisipan mengatakan sudah mampu
untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah remaja
dengan perilaku NAPZA seperti kegiatan spiritual didalam rumah,
mengembangkan potensi dan bakat anak, berbicara dan
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan keluarga
pada keluarga ibu A khusunya anak F dengan masalah prilaku Napza
pada remaja diwilayah kerja Puskesmas Kuranji Kota Padang tahun
2021, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi Institusi Puskesmas Kuranji Kota Padang
Melalui institusi pelayanan kesehatan Puskesmas Kuranji Kota
Padang diharapkan agar dapat melanjutkan tindakan keperawatan
dalam pemeliharaan kesehatan remaja dengan penyalahgunaan
Napza, misalnya seperti melakukan penyuluhan kepada sekolah-
sekolah mengenai bahaya Napza atau bisa melakukan kunjungan
kerumah wargauntuk meningkatkan mekanisme koping pada
remaja dengan menggali hal-hal posistif dalam remaja atau
pengembangan minat dan bakat pada remaja, serta
mengoptimalkan melakukan edukasi kepada keluarga untuk
menciptakan lingkungan yang baik aman dan nyaman untuk anak,
melakukan edukasi kepada keluarga untuk lebih memahami masa
perkembangan remaja dengan lebih meningkatkan komunikasi
antar keluarga dan menerapkan hal-hal positif yang diajarkan
kepada anak, sehingga anak-anak paham cara mensiasati atau
mencegah bahaya Napza dikalangan remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Alifia, U. (2020). Apa itu Narkotika dan Napza (A. T. Editor (ed.)). PT. Bengawan
Ilmu.
Badan Narkotika Nasional. (2020). AWAS NARKOBA MASUK DESA. BNN RI.
Efendi. (2015). Keperawatan Kesehatan Komunitas. In Salemba Medika, Jakarta.
Friedman. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
EGC.
Friedman. (2015). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset , Teori dan Praktik. In
Majalah Kedokteran Andalas.
Harnilawati. (2013a). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. pustaka As Salam.
Harnilawati. (2013b). Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Sulawesi: Pustaka As
Salam.
Hasan, M. (2021). Hubungan Antara Faktor teman sebaya dengan Penyalagunaan
Napza di Kota Batu. Jurnal Keperawatan Jiwa, 9, 483.
Mei Wulandari, C., Ajeng Retnowati, D., Judi Handojo, K., Farmasi Jember, A., Jl
Pangandaran No, I., & Indonesia, J. (2015). FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA MASYARAKAT
DI KABUPATEN JEMBER. Jurnal Farmasi Komunitas.
Setiyani, A., & Keliat, B. A. (2019). Motivasi Remaja untuk Mengikuti Program
Rehabilitasi Napza. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
https://doi.org/10.48144/jiks.v12i2.169
Simangunsong, J. (2015). Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja (Studi Kasus
pada Badan Narkotika Nasional Kota Tanjungpinang). E-Journal UMRAH.
Sofiyah. (2011). Mengenal Napza dan Bahayanya. Be Champion.
Sudarsono. (1989). Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja.
Sudiharto. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural.
Surbakti. (2018). Kenakalan Orang Tua Penyebab Kenakalan Remaja. PT Elex
Media Komputindo.
Suryani, K., Hardika, B. D., & Rini, M. T. (2020). Studi Fenomenologi: Pengalaman
Remaja dalam Menggunakan Narkoba. Jurnal Keperawatan Silampari.
https://doi.org/10.31539/jks.v4i1.1601
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. In DPP
PPNI.
115
Wirdhana, I., Muin, M, E., Windrawati, W., Hendardi, A., Nuranti, A., Trihantoro, D.,
Angkawijaya, A., Isyanah, A., Suparyati, R., Marifah, K., Kusumastuti, I.,
Suharno, R., Soetriningsih, Zuhdi, A., Setiadi, E., & Susilo, P. (2013). Delapan
Fungsi Keluarga. In Direktorat Bina Ketahanan Remaja.
Zaidin, A. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga.
Zulfa, K., & Purwandari, E. (2016). Pola Keluarga Remaja Berisiko Penyalahgunaan
Napza. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi.
https://doi.org/10.23917/indigenous.v1i1.3716
116
Lampiran 1
117
Lampiran 2
118
Lampiran 3
119
Lampiran 4
120
Lampiran 5
121
122
Lampiran 6
123
Lampiran 7
124
125
Lampiran 8
126
Lampiran 9
127
Lampiran 10
128
Lampiran 11
PENGKAJIAN KELUARGA
I. DATA UMUM
1. Nama Keluarga (KK) : Ny. A
2. Alamat dan telepon : Korong Gadang, Kuranji Kota Padang
3. Komposisi Keluarga
No. Nama Hub dg KK TTL/Umur Pendidikan
1. Ny. A Ibu 23-11-1974 SLTA
2. An.A Anak 29-06-1998 SLTA
3. An. Z Anak 22-03-2003 SLTA
Genogram :
129
Keterangan :
: : Laki-laki : Klien
: Perempuan : Cerai
: Perempuan meninggal
4. Tipe keluarga
Tipe keluarga Ny. A adalah Single Parent yaitu suatu rumah tangga yang
terdiri dari salah satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/ angkat)
yang disebabkan oleh perceraian atau kematian.
5. Suku
Keluarga An. F Memiliki suku minang. Keluarga mengatakan masih
memegang atau menganut kebiasaan dalam adat mereka. Begitu juga
dengan cara mendidik anak – anaknya.
6. Agama
Keluarga Ny. A memiliki agama islam, serta rajin melaksanakan sholat 5
waktu sesuai dengan kaidah-kaidah dalam agama islam
7. Status Sosek Keluarga
Ny. A memiliki 5 orang anak. Anak pertama sudah berkeluarga dan
tinggal bersama suaminya, anak ke 2 mempunyai usaha menjahit yang
dikerjakan bersama dengan ibunya dirumah dengan penghasilan kurang
lebih Rp. 2.000.000 /bulan, anak ke 3 terkadang membantu ibunya dengan
bekerja sebagai buruh harian lepas bersama ayah kandungnya dengan
penghasilan kurang lebih Rp. 1.000.000/bulan, sedangkan anak ke 4 yaitu
An. F sudah berenti sekolah sejak SMP dan anak ke 5 masih bersekolah.
keluarga Ny. A sibuk bekerja jadi untuk waktu libur digunakan untuk
beristirahat. An. F mengatakan orang tua terlalu sibuk sehingga waktu
untuk bercengkrama tidak ada, sehingga An.F lebih sering menghabiskan
waktu diluar. Anggota keluarga sibuk dengan urusan masing - masing
sehingga waktu untuk menyampaikan masalah tidak ada.
III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah (Termasuk Denah)
Keluarga mengatakan rumah yang dimilikinya keluarga Ny.A adalah
sebuah kontrakan, dimana rumah tersebut terdiri dari 2 lantai. Lantai 1
terdapat 1 ruang dapur, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi serta 1 ruangan
untuk usaha menjahit. Sedangkan dilantai 2 terdapat 3 kamar tidur dan 1
kamar mandi. Sumber air yang digunakan keluarga adalah air PAM, jarak
antar septic tank dengan wc kurang lebih 10 meter, serta pembuangan
limbah rumah tangga keluarga mengalir dengan baik kedalam got yang
kondisinya cukup baik.
Lantai I Lantai II
R4
R3 R5 R6
R8
R2 R1
Keterengan :
Tangga R7
3. Struktur peran
Ny. A berperan sebagai ayah dan ibu untuk semua anak-anaknya, Ny.A
juga berperan sebagai pengatur dan pengontrol pemasukan dan
pengeluaran keluarga serta mengurus pekerjaan rumah. Sedangkan Anak-
anak membantu orang tua dan berperan dalam memperbaiki kehidupan
serta ekonomi dengan belajar dengan baik dan giat. Keluarga Ny. A belum
mengetahui peran peran sebagai orang tua denggan remaja perilaku
NAPZA.
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Keluarga mengatakan mereka menghargai satu sama lain dimana mereka
sama-sama merasakan perasaan memiliki dan saling menjaga dan
mendukung satu sama lain.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga mengatakan hubungan keluarga dengan tetangga berjalan dengan
baik dan lancar serta tidak ada masalah, keluarga juga sering mengikuti
kegiatan yang ada dirumahnya, tetapi An. F mengatakan ia jarang bahkan
tidak pernah mengikuti kegiatan yang ada dilingkungannya ia lebih
memiih pergi berkumpul dengan teman-temannya atau bermain game
diwarnet atau mengurung diri dikamar, terkadang ia juga merasa malu
dengan teman-teman yang lain karna ia sudah berhenti sekolah.
3. Fungsi Ekonomi
Ny.A mengatakan penghasilannya hanya cukup untuk kehidupan sehari-
hari, Ny. A mengatakan akan membeli sesuatu berdasarkan kebutuhkan
bukan karena keinginan.
4. Fungsi Reproduksi
Ny. A mengatakan ia memiliki 5 orang anak dari pernikahan dengan Tn.
H sebelum akhirnya mereka berpisah. Sebelumnya tidak ada anggota
keluarga yang mengalami masalah penyalahgunaan Napza
5. Fungsi Perawatan Keluarga (5 Tugas Perawatan Kesehatan Keluarga)
Harapan dari keluarga Ny. A semoga An. F bisa lebih bertanggung jawab atas
dirinya sendiri, tidak mencoba kembali dengan penyalahgunaan Napza, dan
tidak terjerumus didalam hal dengan perilaku menyimpang yang tidak baik.
An.F berharap semoga ia tidak menggunakan zat-zat berbahaya lainnya. An.
F ingin sembuh dan menjalankan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya
serta dapat bersekolah kembali.
136
ANALISA DATA
No. Data Masalah Penyebab
1. Data Subjektif Koping tidak Kurang informasi
Anak F mengatakan ia tidak efektif keluarga dalam
mampu mengatasi masalah masalah remaja
yang ia hadapi dengan perilaku
Keluarga Anak F NAPZA
mengatakan khawatir dengan
masa depann anak F
Keluarga Anak F
mengatakan anak F lebih
suka bermain dibandingkan
mengikuti aktivitas sosial
dilingkungan
Ny. A mengatakan anak F
sering berbohong kepada
dirinya jika ditanya mengenai
sekolahnya
Keluarga mengatakan jika
dirumah anak F lebih suka
menyediri dikamar
dibandingkan berkumpul
dengan keluarganya
Data Objektif
Anak F memakai Napza jenis
ganja (Penyalahgunaan Zat)
Perilaku tidak asertif
Anak F mengatakan enggan
untuk berpartisipasi atau
bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar
2. Data Subjektif Gangguan pola Ketidakmampuan
Anak F mengatakan sulit tidur keluarga
untuk tidur merawat anggota
Anak F mengatakan sering keluarga pada
terjaga dimalamhari Remaja dengan
Anak F mengatakan jam perilaku NAPZA
tidur tidak teratur dan
sering tidak pulang
kerumah akibat ajakan
temannya untuk berkumpul
hingga larut malam
Sering merasakan sakit
kepala
Data objektif
Mata tampak merah akibat
pola tidur yang tidak teratur
Anak F tampak
140
kurangbergairah
Anak F tampak tidak
bersemangat
melakukanaktivitas
Wajah tampak lemas
3. Data subjektif : Manajemen Banyaknya
kesehatan keluarga tuntutan dalam
Keluarga mengatakan
tidak efektif keluarga
terlalu sibukbekerja
Keluarga mengatakan
belum mengetahui peran
sebagai orang tua
menyikapi perilakuanak
– anaknya
Keluarga mengatakan tidak
mengetahui cara merawat
anggota keluarga pada
remaja dengan
perilakuNAPZA
Data objektif :
Keluarga anak F
khususnyaibu A terlalu
sibuk bekerja
Kurangnya komunikasi
antar keluarga
Keluarga yang tidak utuh
Keluarga terlihat tidak
memahami cara merawat
anggota keluarga pada
remaja dengan perilaku
NAPZA.
141
PRIORITAS MASALAH
1. DX : Koping tidak efektif berhubungan dengan kurang informasi
keluarga dalam masalah remaja dengan prilaku Napza
No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran
1. Sifat Masalah 1 3/3x1 =1 Anak F mengatakan
Aktual = 3 ia tidak mampu
Resiko = 2 mengatasi masalah
Potensial = 1 yang ia hadapi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Rencana Evaluasi Rencana
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar Tidakan
Koping tidak Setelah Dalam 1. Keluarga mampu 1.Napza adalah singkatan 1) Membina
efektif dilakukan kunjungan menyebutkan pengertian dari hubungan
berhubungan tindakan selama 1x 30 NAPZA (Narkotika,Psikotropika salingpercaya
dengan kurang keperawata menit NAPZA yaitu obat yang dan Zat Adiktif lainnya) 2) Gali
informasi n selama 2 keluarga terbuat dari tumbuhan adalah bahan/zat/obat yang pengetahuan
keluarga dalam minggu, dapat : apabila disalagunakan bila masuk ke dalam tubuh tentangNAPZA
masalah remaja diharapkan 1.Mengenal akan menimbulkan dapat merusak system saraf 3) Diskusikan
dengan perilaku keluarga masalah gangguan pada sistem dan menyebabkan bersama keluarga
Napza klien dapat tentang syaraf otak dan ketergantungan mengenai
memahami NAPZA organtubuh pengertian,
NAPZA dan a. penyebab, tanda
akibatnya Menyebutkan dan gejala,
pengertian penyebab, akibat,
NAPZA, tanda dan cara
gejala, pencegahan
penyebab, NAPZA
akibat, dan 4) Tanyakan
cara kembali kepada
pencegahan keluarga
penyalahgunaa mengenai
n NAPZA pengertian,
penyebab,
tanda, akibat, dan
cara pencegahan
NAPZA
5) Berikan pujianatas
146
jawaban keluarga
danklien
6) Edukasi
tentang
penyalahgunaan
NAPZA,tanda
gejala dan
upaya pencegahan
4) Berikan
Reinforcement
positif kepada
keluarga
ekonomi
tercukupi tetapi
seorang remaja
kurang
memperoleh
perhatian yang
cukup
darikeluarga
b.Faktor ekternal
a) Pergaulan, teman
sebaya
mempunyai
pengaruh yang
kuat bagi
terjerumusnya
seorang remaja
kedalam lembah
NAPZA
b) Sosial masyarakat
yang berpengaruh
terhadaplingkungan
proses identifikasi
ini karna
pembentukan
identitas diri
sangat
berpengaruh pada
kehidupan remaja
nantinya
sosial, meningkatan
kegiatan spiritual
3.Keluarga 3. Keluargamampu Cara penanganan dan 1) Jelaskan pada
mampu menyebutkan 3 dari 4 pencegahan remaja Keluarga tentang
melakukan perawatan yang dapat dengan perilaku NAPZA Perawatan dan
perawatan dilakukan pada remaja dapat dilakukan sebagai pencegahan
terhadap berperilaku NAPZA berikut: penyalahgunaan
remaja yang a. Keluarga a. Keluarga dapat NAPZA
berperilaku dapat meningkatkan 2) Diskusikan
NAPZA meningkatkan kegiatan spiritual dengan keluarga
a. kegiatan dalam kelurga untuk
Menjelaskan spiritual dalam b. Melakukan memutuskan apa
cara merawat kelurga kegiatan kegiatan yang akan
remaja dengan b. Melakukan sosial dan dilakukan
perilaku kegiatan kegiatan pengembangan padapencegahan
NAPZA sosial dan bakat Dan perawatan
pengembangan perilakuNAPZA
bakat 3) Motivasi keluarga
untuk melakukan
perawatan
4) Berikan
reinforcement
positif atas
jawaban dan
aktivitas keluarga.
4.Keluarga Keluarga mampu Lingkungan yang baik 1) Diskusikan
dapat memodifikasi lingkungan bagi penyalahgunaan dengan keluarga
Memodifikasi dengan baik NAPZA cara memelihara
lingkungan a. Memanfaatkan a) Keluarga yang taat lingkungan yang
yang baik sarana dan melakukan kegiatan nyaman dan
152
Gangguan pola Setelah Dalam 1. keluarga dapat mengerti 1.Gangguan pola tidur 1. Gali pengetahuan
tidur dilakukan kunjungan mengenai gangguann pola adalah kesukaran dalam keluarga mengenai
berhubungan tindakan selama 1x 30 tidur memulai dan gangguan pola tidur
dengan keperawata menit a. Gangguan pola tidur mempertahankan tidur yang terjadi didalam
Ketidakmampu n selama 3 keluarga adalah gangguan kualitas sehingga tidak dapat keluarga
153
an keluarga minggu, dapat : dan kwantitas waktu tidur memenuhi kebutuhan tidur 2. gali pengetahuan
merawat diharapkan 1.Keluarga akibat dari faktor yang adekuat keluarga mengenai
anggota keluarga dank lien eksternal pengertian gangguan
keluarga pada Klien dapat dapa pola tidur, penyebab,
Remaja dengan memahami Mengenal tanda gejala dan akibat
perilaku Napza gangguan masalah dari gangguan pola
pola tidurdan tentang tidur
akibatnya gangguan 3. Diskusikan bersama
pola tidur keluarga mengenai
gangguan pola tidur
a.Keluarga 4. Berikan
dapat reinforcement
menyebutkan positifpada jawaban
apa itu yang tepat
gangguan
pola tidur,
penyebab
gangguan
pola tidur,dan
akibat dari
gangguan
pola tidur
154
tidak efektif,
penyebab
manajement
keluarga
tidak efektif b.Keluarga mampu b.Penyebab Manajement 1. gali pengetahuan
menyebutkan 4 dari 7 kesehatan keluarga tidak keluarga tentang
Penyebab Manajement efektif manajement keluarga
keluarga tidak efektif a)kompleksitas system tidak efektif beserta
a)kompleksitas system pelayanan kesehatan penyebabnya
pelayanan kesehatan b)kompleksitas program 2. diskusikan bersama
b)kompleksitas program perawatan/pengobatan keluarga mengenai
perawatan/pengobatan c)konflik pengambilan manajement keluarga
c)konflik pengambilan keputusan tidak efektif beserta
keputusan d)kesulitas ekonomi penyebabnya
d)kesulitas ekonomi e)banyak tuntutan 3. motivasi keluarga
f) konflik keluarga untuk meningkatkan
g) ketidakadekuatan manajement keluarga
keterampilan komunikasi 4.Berikan
reinforcement positif
terhadap tindakanbenar
2.Mengambil keluarga mampu Keluarga menyatakan 1. Gali pengetahuan
keputusan memutuskan tindakan keputusan dalam mengatasi keluarga mengenai
dalam yang bisa diambil dalam Manajemen keluarga tidak Manajemen keluarga
melakukan pengambilan keputusan efektif. Yaitu dengan tidak efektif
tindakan adalah dengan meluangkan waktu untuk 2. Jelaskan kepada
kesehatan meluangkan waktu untuk keluarga,seling keluarga mengenai
untuk keluarga, saling berkomunikasi antar manajemen keluarga
manajemen berkomunikasi antar keluarga,serta saling tidak efektif dan
keluarga tidak keluarga dan saling menghargai dan membimbing keluarga
efektif menghormati antar menghormati dalam mengambil
159
A:
Masalah teratasi, dimana
162
Keluarga dapat
menerima hal yang
sudah dijelaskan perawat
kepada keluarga
A:
Masalah teratasi, dimana
keluarga mampu menjaga
lingkungan dengan
nyaman dan aman untuk
anak F yang mengalami
gangguan pola tidur
P:
Lanjut ke TUK 5, keluarga
dapat memanfaatkan fasilitas
kesehatan.
TUK 5 S: 30 April 2021
Menggali pengetahuan Keluarga dapat
keluarga tentang fasilitas menyebutkan manfaat
kesehatan dan manfaat fasilitaskesehatan.
pelayanankesehatan Keluarga dapat
Mendiskusikan dengan mengetahui saat diskusi
keluarga tentang fasilitas untuk memanfaatkan
kesehatan dan fasilitaskesehatan.
memanfaatkan O:
fasilitaskesehatan. Keluarga memperhatikan
Motivasi keluarga saatdiskusi
dalam memanfaatkan Keluarga aktif
pelayanan kesehatan dalamberdiskusi.
secararutin. Terdapat kontak mata
Memberikan pujian positif saatberdiskusi.
170
P:
Lanjut ke TUK 5, keluarga
dapat memanfaatkan fasilitas
kesehatan.
TUK 5 S: 6 Mei 2021
Menggali pengetahuan Keluarga dapat
keluarga tentang fasilitas menyebutkan manfaat
kesehatan dan manfaat fasilitaskesehatan.
pelayanankesehatan Keluarga dapat
174
Lampiran 12
Lampiran 13
APA SAJA FAKTOR BERISIKO
APA ITU NAPZA??? TERHADAP PENYAAHGUNAAN
UPAYA PENYELAMATAN GENERASI NAPZA??
MUDA MELALUI PENYULUHAN
PENYALAHGUNAAN NARKOBA
A. Faktor Internal
1) Kurang menghayati nilai-nilai
agama
2) Ketidakutuhan keluarga (broken
home by death)
Napza (singkatan dari 3) Ekonomi cukup, tetapikurang
narkotika, psikotropika memperoleh perhatian yang
dan bahan adiktif cukup dari keluarga
ANNISA RATU SALMA
183110164 berbahaya lainnya) adalah
3A bahan/zat yang jika
dimasukkan dalam tubuh
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG manusia, baik secara
oral/diminum, dihirup,
PRODI D-III KEPERAWATAN
maupun disuntikan, dapat
TAHUN 2020 mengubah pikiran, suasana
B. Faktor Eksternal
hati atau perasaan, dan 1) Pergaulan
perilaku seseorang. 2) Social/masyarakat
DAMPAK PENYALAHGUNAAN
CIRI-CIRI PENGGUNA NAPZA NAPZA UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU NAPZA