Fungsi Supervisi Kepala Sekolah
Fungsi Supervisi Kepala Sekolah
Fungsi Supervisi Kepala Sekolah
1
Sekolah sebagai organisasi yang menjalankan proses pendidikan dengan segala fungsi
dan hasilnya, mempunyai perangkat yang mewujudkan fungsi dan tugasnya melalui
manajemen pendidikan yang digunakan. Sebagai pelaksana manajerial sekaligus leader
dalam organisasi sekolah adalah kepala sekolah. Kepala sekolah adalah kunci sukses
dan tidaknya dalam terlaksananya pendidikan. Sehubungan dengan jabatan kepala
sekolah ini, menurut Rahim (2002, hlm. 17) menyatakan bahwa kepala sekolah adalah
figur yang paling menentukan bagi maju mundurnya sebuah sekolah, kepala sekolah
sebagai leader sekaligus manajer dari sebuah sekolah memiliki peran yang sangat
penting bagi keberhasilan sebuah sekolah.
Banyak tugas yang harus diemban oleh kepala sekolah, salah satunya menurut
Azhari (2004, hlm. 3) adalah melakukan pengawasan atau supervisi dalam kaitannya
dengan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru. Adapun tujuan dari
diadakannya supervisi ini agar guru-guru mampu bersikap inovatif dalam mengajar dan
mendidik sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, sebagaimana dinyatakan
Sahertian (2008, hlm. 163) bahwa kepala sekolah dan para pengawas harus mampu
membina guru-guru agar peka dan peduli terhadap perubahan serta berusaha untuk
bersikap inovatif ddan selalu mengembangkan kualitas sumber daya dalam mengajar
dan mendidik.
Seluruh aktivitas yang dilakukan kepala sekolah tidak dapat dilakukan sendiri.
Kepala sekolah membutuhkan bantuan dari kolega yang ada dalam organisasi sekolah,
tanpa adanya kerjasama antara kepala sekolah dan pembantu-pembantunya (wakil
kepala sekolah, guru, staf tata usaha) tidak akan dapat menjalankan fungsi manajerial
dengan baik, bahkan akan gagal dalam menjalankan fungsi manajerial.
Seorang kepala sekolah dituntut pengetahuan yang mapan, bidang kerja yang
ditekuni membutuhkan pemahaman pengelolaan organisasi sekolah secara aksimal dan
2
mempunyai kompetensi serta keahlian di bidangnya. Kepala sekolah yang profesional
harus memiliki kemampuan konseptual dan teknikal.
Kemampuan konseptual adalah kepala sekolah harus mampu membuat persepsi
organisasi suatu sistem, memahami perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi
sekolah apabila program yang dibuat tidak sesuai dengan rencana yang dibuat bersama,
mengkoordinasikan semua kegiatan dan kepentingan organisasi. Kemampuan ini
digunakan agar kepala sekolah sebagai manajer mampu bekerja sama, memimpin
kelompok dan memahami anggota individu dan kelompok.
Kemampuan teknikal adalah kemampuan kepala sekolah dalam menggunakan
alat, prosedur dan teknik di bidang khusus, misalnya teknik penyusunan program,
berupa program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, teknik
perencanaan anggaran dan teknik-teknik lain yang berkaitan dengan pengelolaan
organisasi sekolah.
Kepala sekolah menjadi motor penggerak organisasi dalam kegiatan manajemen
secara umum, mampu menghasilkan proses pendidikan berkualitas yang dilaksanakan
oleh guru sebagai pelaksana proses pendidikan dan pembelajaran.
Menurut Suryadi (2009, hlm. 3) peningkatan mutu pendidikan yang secara
khusus atas dalam wilayah makro dapat terlihat dalam mutu pembelajaran, oleh karena
itu peningkatan mutu hasil pembelajaran berarti memaksimalkan pencapaian tujuan
pembelajaran sebagai keluaran (ouput) hasil berupa pengetahuan, sikap dan
keterampilan serta dampak (outcome) yang bisa memenuhi kebutuhan warga belajar
untuk meningkatkan mutu hidup (quality of life).
Dikemukakan oleh Mulyasa (2003, hlm. 11) sekolah diharapkan dapat
melakukan proses pembelajaran yang efektif, dapat mencapai tujuan yang diharapkan,
materi yang diajarkan relevan dengan kebutuhan masyarakat, berorientasi pada hasil
(output), dan dampak (outcome), serta melakukan penilaian, pengawasan, dan
3
pemantauan berbasis sekolah secara terus menerus dan berkelanjutan. Hal tersebut
diperlukan terutama untuk menjamin mutu secara menyeluruh (total quality) dan
menciptakan proses perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement),
karena perbaikan tidak mengenal kata berhenti.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidik yang paling berperan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan, sebagaimana yang termaktub dalam pasal 12
ayat 1 PP 28 tahun 1990, bahwa: Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelengara
kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan
pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.
Menurut Sahertian (2008, hlm. 10) ada enam (6) fungsi kepemimpinan sebagai
supervisor, yang salah satunya adalah pemimpin membantu dalam mengembangkan
keterampilan dan memperlengkapi stafnya. Maksudnya supervisor dalam melakukan
tanggung jawabnya, harus mampu mengembangkan potensi kreatifitas dari orang yang
dibina melalui cara mengikutsertakan orang lain untuk berpartisipasi bersama dengan
usaha-usaha kreatifitas dan mengubah ke arah perbaikan serta bekerja dengan komitmen
yang tinggi terhadap usaha bersama tersebut. Di sinilah letaknya fungsi supervisi
tersebut.
Sebagai leader, kepala sekolah dalam mewujudkan kinerja yang maksimal
dengan hasil yang optimal, mempunyai salah satu peran yang melekat pada dirinya
adalah mensupervisi perjalanan kegiatan organisasi baik individu (guru) dan staf, yang
dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Sementara di sudut lain, salah satu unsur yang selalu terkait dengan mutu
pendidikan adalah kualitas guru, baik guru umum maupun guru Pendidikan Agama
Islam. Menurut Ali (1996, hlm. 4) guru adalah komponen pendidikan yang memegang
peranan sentral dalam proses belajar mengajar. Guru yang berkualitas tentu bukan hanya
mampu menguasai materi pengajaran, akan tetapi harus mampu meningkatkan kualitas
4
siswa agar mampu memicu prestasi dalam rangka memenangkan persaingan memasuki
jenjang pendidikan selanjutnya. Penilaian guru bukan lagi berdasarkan kepada apa yang
diketahuinya, melainkan apa yang secara nyata ditampilkan. Begitu juga sebagian
masyarakat cenderung lebih melihat apa yang dilakukan seorang guru. Untuk memenuhi
kriteria tersebut, karena itu perlu dilakukan pembinaan terhadap kemampuan secara
terus menerus menuju tingkatan yang profesional secara optimal yang dilakukan oleh
kepala sekolah sebagai leader dan supervisor.
Sebagai profesi, kemampuan guru juga erat kaitannya dengan keberhasilan guru
sebagai seorang pendidik, di mana guru yang memiliki kompetensi keguruan secara
matang akan berpeluang menjadi guru yang profesional (Danim, 2010, hlm. 55). Salah
satu kompetensi keguruan tersebut adalah kompetensi padagogik. Profesionalitas guru
sangat dibutuhkan dalam mewujudkan dan mengembangkan sumber daya manusia
Indonesia melalui pendidikan. Oleh karena itu penulis tertarik dan memandang perlu
untuk mengkaji apakah para guru Penddikan Agama Islam (PAI) sudah memiliki
profesionalitas guru ini dalam menjalankan profesinya.
Berdasarkan pengamatan pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 5, 6, dan
7 Maret 2013) yakni pengamatan sementara peneliti, temuan yang berkaitan dengan
peran supervisi kepala sekolah SMA Negeri 1 Kecamatan Muara Dua tahun
pembelajaran 2012-2013, ternyata kepala sekolah belum memiliki perencanaan program
supervisi khusus untuk peningkatan pengembangan strategi pembelajaran guru
Pendidikan Agama Islam (PAI) dan melaksanakan program supervisi khusus terhadap
guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan menggunakan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat.
Sementara temuan (pengamatan tanggal 5, 6, dan 7 Maret 2013) yang berkaitan
dengan peningkatan pengembangan strategi pembelajaran guru Pendidikan Agama
Islam (PAI) SMA Negeri 1 Kecamatan Muara Dua tahun pembelajaran 2012-2013
5
berupa berkas dokumen pembuatan perencanaan perangkat pembelajaran khususnya
yang berkaitan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kemampuan strategi
pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) belum optimal. Analisa sementara
atas temuan ini didasarkan pada ketidak selarasan/ketidak sesuaian antara metode
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan prosedur atau langkah-langkah
teknik yang harus ditempuh untuk menerapkan metode pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI).
Berdasarkan pengamatan yang berkaitan dengan belum maksimalnya peran
supervisi kepala sekolah SMA Negeri 1 Kecamatan Muara Dua dalam usaha
peningkatan pengembangan strategi pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam (PAI),
peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang bagaimana kondisi yang sebenarnya
dengan mengambil judul penelitian Fungsi Supervisi Kepala Sekolah dalam
Peningkatan Pengembangan Strategi Pembelajaran Guru Pendidikan Agama Islam
(PAI) di SMA Negeri 1 Kecamatan Muara Dua OKU Selatan tahun pembelajaran
2013-2014.
Identifikasi Masalah
Dari hasil pelaksanaan pra pengamatan yang dilakukan di lokasi penelitian dan kondisi
pembinaan strategi pembelajaran
2.
6
3.
4.
5.
Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak melebar dan tidak meluas, maka penulis membatasi masalah
yang akan diteliti hanya pada hal-hal yang berkaitan dengan fungsi kepala sekolah
sebagai supervisor dalam peningkatan pengembangan strategi pembelajaran guru
Pendidikan Agama Islam (PAI) Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 1
Kecamatan Muara Dua tahun pembelajaran 2013-2014, demikian pula pembatasan
lokasi penelitian ini hanya di SMA Negeri 1 Kecamatan Muara Dua tahun pembelajaran
2013-2014 dengan alasan efisiensi waktu dan biaya dalam pelaksanaannya.
Untuk menjawab permasalahan tersebut secara operasional diajukan batasan
masalah penelitian dengan pengelompokkan sebagai berikut.
1.
a
aspek-aspek apa saja yang dibina oleh kepala sekolah untuk meningkatkan
pengembangan strategi pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam
pelaksanaan di kelas,
7
c
Rumusan Masalah
Untuk memberi arah pada penelitian yang akan penulis lakukan, maka dirumuskanlah
permasalahannya sebagai berikut.
1.
2.
Bagaimana supervisi kepala sekolah terhadap guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
di SMA Negeri 1 Kecamatan Muara Dua tahun pembelajaran 2013-2014?
3.
8
4.
Apa saja faktor pendukung dan penghambat supervisi kepala sekolah dalam
meningkatkan pengembangan strategi pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam
(PAI) di SMA Negeri 1 kecamatan Muara Dua tahun pembelajaran 2013-2014?
2.
3.
4.
Adapun kegunaan dari penelitian yang penulis lakukan ini adalah sebagai
berikut.
1.
Bagi ilmu pengetahuan. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan untuk
meningkatkan pengembangan strategi pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam
(PAI).
9
2.
Bagi lembaga. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan pengetahuan
bagi semua fihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan dan dapat dijadikan
masukan bagi sekolah pada umumnya serta bagi para kepala sekolah dan guru
Pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya dalam meningkatkan pengembangan
strategi pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat maksimal.
Defenisi Konseptual
1. Fungsi, yang dimaksudkan dalam tulisan ini mengacu pada prosedur kerja/ kegiatan
(Tola dan Zakaria 2003, hlm. 11-12) yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru
Pendidikan Agama Islam (PAI) yang meliputi:
a. Fungsi penelitian, untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang
situasi pendidikan, maka perlu diadakan penelitian terhadap situasi dan kondisi
tersebut, dengan perosedur:
1)
2)
3)
4)
10
d. Fungsi peningkatan. Upaya perbaikan merupakan proses yang berkesinambungan
yang dilakukan terus-menerus. Supervisi akademik menunjang praktek continuous
quality improvement (CQI). Dalam proses ini, diusahakan agar kondisi yang telah
memuaskan itu supaya dipertahankan bahkan lebih ditingkatkan lagi. Keempat fungsi
tersebut merupakan suatu kesatuan yang berlangsung secara timbal balik (resiprokal).
dan mengarah pada pencapaian sasaran utama supervisi akademik (Aqib 2008, hlm. 32),
yaitu:
1) merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru,
2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat,
3) menindak lanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
2. Supervisi, supervisi yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah supervisi akademik,
yaitu supervisi yang menitikbertakan pengamatan pada masalah akademik, yaitu
yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru untuk membantu siswa/peserta didik ketika sedang dalam proses
pembelajaran (Arikunto 2004, hlm. 5).
3. Strategi pembelajaran adalah prosedur atau langkah-langkah teknis yang harus
ditempuh untuk menerapkan metode pembelajaran tertentu di kelas (Sukardi 2011,
hlm. 17). Dalam konteks belajar-mengajar maka strategi belajar-mengajar adalah
pola umum kegiatan guru yang harus dilalui dalam kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sukardi 2011, hlm. 55).
Tinjauan Pustaka
Dari penelusuran yang penulis lakukan, didapat beberapa penelitian yang membahas
tentang kepala sekolah dan kompetensi guru sebagai berikut.
11
1.
2.
Tesis dengan judul Kinerja Kepala Sekolah dan Pengawas dalam Membina
Kemampuan Mengajar Guru, yang ditulis oleh Kustini (UPI Bandung, 2004),
dalam studi kasus tiga SMU yang ditemukan di kota Bandung yaitu pertama,
Kinerja Kepala Sekolah dalam memberikan Pembinaan Kemampuan Guru
Mengajar di Tiga SMUN Bandung. Inti persoalan yang dibahas dalam penelitian
tersebut berkaitan dengan pembinaan guru mengajar, kemampuan profesinya dan
masih rendahnya frekwensi pembinaannya.
3.
Tesis yang ditulis oleh Ade Darmawan pada tahun 2012 dengan judul: Peran kepala
sekolah madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di madrasah tsanawiyah
negeri Kota Lahat. Penelitian tersebut berangkat dari anggapan tentang peran
kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan diawali dengan peningkatan
kompetensi guru melalui supervisi. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa
kompetensi yang harus dimiliki oleh gurur pesantren meliputi empat kompetensi,
yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan kompetensi profesional. Pola
yang diterapkan untuk mengetahui strategi pengembangan kompetensi guru di sisni
12
adalah memberikan motivasi dan pengarahan secara individu maupun secara
kelompok.
Sedangkan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pengembangan
profesionalitas guru adalah visi dan misi serta kepemimpinan pengasuh pesantren
kepada para guru.
4.
Penulis dapatkan dari internet yaitu penelitian saudari Hanifa Lubis dari Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul: Studi Kompetensi Guru
Pendidikan Agama Islam dalam Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran di SMAN 88
Jakarta (http://www.pdf-search-engine.com). Penelitian saudari Hanifah ini
memaparkan tentang kompetensi guru Pendidikan Agama Islam yang berkaitan
dengan evaluasi pembelajaran di sekolah. Persamaan antara penelitian yang akan
dilakukan penulis dengan Saudari Hanifah adalah sama-sama membahas tentang
kompetensi yang dimiliki guru Pendidikan Agama Islam. Sedangkan perbedaannya
adalah Saudari Hanifah Lubis membahas tentang kompetensi guru PAI dalam hal
pelaksanaan evaluasi pembelajaran, sedangkan penulis membahas tentang peran
kepala sekolah dalam menuingkatkan kompetensi paedagogik guru PAI.
5.
Penelitian terakhir adalah tesis yang ditulis oleh saudara Suyono dari Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang berjudul : Kompetensi Guru Pendidikan Agama
Islam (Studi di SMP Muhammadiyah Surakarta tahun 2009).
Tesis ini
13
Kerangka Teori
Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui optimalisasi peran kepala sekolah,
Anwar dan Amir (2000) mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai pengelola
memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi
profesional guru. Perlu digaris bawahi bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
profesional di sisni, tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata, tetapi
mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan Nasional (Depdiknas, 2006), terdapat
tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai: (1) educator (pendidik); (2) manajer;
(3) administrator; (4) supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim
kerja; dan (7) wirausahawan.
Merujuk kepada tujuh (7) peran kepala sekolah sebagaimana dirinci oleh
Depdiknas di atas, berikutnya akan diuraikan peran kepala sekolah dengan kaitannya
dalam meningkatkan kompetensi paedagogik guru Pendidikan Agama Islam (PAI).
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran,
secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat
dilakukan melalui kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara
langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan
dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (Mulyasa, 2004). Dari hasil supervisi
ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru Pendidikan Agama Islam
(PAI) dalam melaksanakan pembelajaran, - tingkat penguasaan kompetensi guru
Pendidikan Agama Islam (PAI) yang bersangkutan-, selanjutnya diupayakan solusi,
pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya
dalam melaksanakan pembelajaran.
14
Jones, sebagaimana disampaikan oleh Danim (2002) mengemukakan bahwa
menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-perubahan yang cukup besar dalam
tujuan, isi, metode dan evaluasi pengajarannya, sudah sewajarnya kalau para guru
mengharapkan saran dan bimbingan dari kepala sekolah mereka. Dari ungkapan ini,
mengandung makna bahwa kepala sekolah harus betul-betul menguasai tentang
kurikulum sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat memberikan saran dan
bimbingan kepada guru, sementara dia sendiri tidak menguasainya dengan baik.
Ketiga poin di atas pada dasarnya merupakan fungsi umum dari manajemen
yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam kaitannya dengan supervisi akademik.
Namun secara khusus, dalam konteks supervisi akademik ketiga poin tersebut juga
termasuk bagian dari Sasaran Akademik (SA) dari supervisi yang mengacu kepada
pendapat
definisi
Tola dan Zakaria (2003, hlm. 11-12) yang telah penulis singgung pada
konseptual
yang
dalam
pencapaiannya
harus
memperhatikan
dan
15
Strategi Pembelajaran
Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan peserta didik. Dalam definisi tersebut
terkandung makna bahwa dalam pembelajaran tersebut ada kegiatan memilih,
menetapkan dan mengembangkan strategi yang otimal untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diinginkan dalam kondisi tertentu, demikian menurut Muhaimin
(2003, hlm. 83). Sedangkan yang dimaksud dengan strategi pembelajaran adalah suatu
pola umum perbuatan guru sebagai organisasi belajar dengan peserta didik sebagai
subjek belajar di dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Atau karakteristik
abstrak dari serentetan perbuatan guru dan murid dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam defisnisi strategi pembelajaran yang dikemukakan Muhaimin tersebut
terkandung makna bahwa peserta didik tidak terlihat sebagai objek, tetapi lebih dilihat
sebagai subjek yang sedang belajar atau mengembangkan segala potensinya. Karena itu
dalam strategi pembelajaran mengandung harapan agar dapat meningkatkan kadar
belajar peserta didik secara mandiri. Dan sebagai pola umum atau karakteristik abstrak,
maka strategi pembelajaran itu diaktualisasikan dalam bentuk pendekatan, metode dan
teknik/prosedur dalam pembelajaran (Muhaimin 2003, hlm. 83).
Strategi pembelajaran meliputi: stretegi pengorganisasian isi pembelajaran,
strategi penyampaian isi pembelajaran dan strategi pengelolaan pembelajaran. Strategi
pembelajaran merupakan satu dari tiga faktor penting yang terkandung dalam
pembelajaran. Kedua faktor penting lain dalam pembelajaran yaitu kondisi
pembelajaran, yakni faktor yang memengaruhi metode dalam meningkatkan hasil
pemnelajaran, yang meliputi: tujuan (pernyataan tentang hasil belajar apa yang harus
dan diharapkan tercapai) dan karakteristik bidang studi (aspek-aspek mata pelajaran
yang ditekankan dan hendak diberikan kepada atau dipelajari oleh peserta didik);
kendala (keterbatasan sumber-sumber, sperti waktu, media, personalia dan dana/uang);
serta karakteristik peserta didik (aspek-aspek atau kualitas individu peserta didik, seperti
16
bakat, motivasi, dan hasil belajar yang telah dimilikinya), dan hasil pembelajaran, yaitu
yang berkaitan dengan efektivitas, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran (Muhaimin
2003, hlm. 83).
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sebenarnya lebih banyak
menonjolkan aspek nilai, baik nilai ketuhanan maupun kemanusiaan, yang hendak
ditanamkan dan/ atau ditumbuhkembangkan ke dalam diri peserta didik sehingga dapat
melekat pada dirinya dan menjadi kepribadiannya. Berkaitan dengan aspek nilai ini,
menurut Muhadjir (1998) seperti dikutip Muhaimin dalam bukunya Paradigma
Pendidikan Islam (2001, hlm. 172-173) terdapat empat (4) strataegi yang dapat
digunakan dalam pembelajaran nilai, yaitu:
1.
strategi tradisional,
2.
strategi bebas,
3.
4.
strategi transinternal.
17
Ketiga, pembelajaran nilai dengan menggunakan strategi reflektif adalah dengan
jalan mondar-mandir antara menggunakan pendekatan teoritik ke pendekatan empirik,
atau mondar-mandir antara pendekatan deduktif dan induktif (Muhadjir, 1988).
Keempat, pembelajaran nilai dengan menggunakan strategi transinternal merupakan
cara untuk membelajarkan nilai dengan jalan melakukan transformasi nilai, dilanjutkan
dengan transaksi dan transinternalisasi. Dalam hal ini, guru dan peserta didik samasama terlibat dalam proses komunikasi aktif, yang tidak hanya melibatkan komunikasi
verbal dan fisik, tetapi juga melibatkan komunikasi batin (kepribadian) antara keduanya
(Muhaimin 2001, hlm. 173).
Metodologi Penelitian
1. Jenis dan Sumber data
a.
Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Data kualitatif berupa supervisi
kepala sekolah dan pengembangan strategi pembelajaran guru Pendidikan
Agama Islam (PAI).
b.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer yaitu data yang
diambil langsung dari sumbernya yaitu dari kepala sekolah dan guru Pendidikan
Agama Islam (PAI) yang berjumlah empat orang. Sedangkan sumber data
sekunder adalah wakil kepala sekolah, serta staf pegawai yang ada di SMA
Negeri 1 Kecamatan Muara Dua tahun pembelajaran 2013-2014. Data sekunder
penelitian ini juga bersumber dari catatan-catatan dan dokumen-dokumen yang
ada di sekolah-sekolah tersebut.
18
2. Unit analisis dan Informan
a.
Unit analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru yang mengajar
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 1 Kecamatan
Muara Dua tahun pembelajaran 2013-2014 yang dalam hal ini berjumlah empat
(4) orang.
b. Informan
Informan utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Disamping itu juga
melibatkan wakil kepala sekolah, guru dan staf (sebagai informan penunjang)
SMA Negeri 1 Kecamatan Muara Dua tahun pembelajaran 2013-2014.
3. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa teknik berikut ini
a. Wawancara adalah mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan secara
langsung ditujukan kepada orang yang paling banyak mengetahui permasalahan
yang diteliti, dalam hal ini wawancara dilakukan kepada kepala sekolah dan
wakil kepala sekolah. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan supervisi
dalam peningkatan kompetensi bidang pengembangan strategi pembelajaran
guru Pendidikan Agama Islam (PAI).
b. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejalagejala yang diteliti (Usman 2000, hlm. 54). Observasi ini dilakukan untuk
mengetahui secara langsung keadaan umum sekolah yang menjadi objek
penelitian dan secara khusus mengamati perencanaan supervisi, pelaksanaan dan
evaluasi kepala sekolah terhadap guru PAI, dan guru PAI dalam pengembangan
strategi pembelajaran mata pelajaran agama Islam.
c. Dokumentasi, secara khusus dimanfaatkan untuk menghimpun data tentang
perencanaan supervisi kepala sekolah terhadap guru PAI, dan perencanaan
19
pengembangan strategi pembelajaran guru PAI pada mata pelajaran agama
Islam, juga menghimpun dokumen tasi tentang jumlah guru, siswa, dan pegawai
sekolah secara umum
4. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif,
mengikuti konsep yang ditawarkan Miles, Huberman dan Spradley.
Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009 hlm. 183) mengemukakan bahwa
aktifitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus pada setiap tahapan penelitian hingga mencapai ketuntasan, dan datanya
sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis datanya adalah pertama, data reduction (reduksi
data) langkah ini dilakukan dengan cara membuat rangkuman terhadap fokus masalah
penelitian, yakni fungsi supervisi kepala sekolah dalam peningkatan pengembangan
strategi pembelajaran guru PAI di SMA Negeri 1 Muara Dua Oku Selatan, kedua, data
display (Penampilan data), langkah ini dilakukan dengan cara setelah data direduksi,
kemudian dibuat bentuk matrik-matrik dan grafik untuk memudahkan menguasai data,
dan ketiga, conclusion drawing/verification (mengambil kesimpulan dan verifikasi).
Kesimpulan merupakan hasil temuan yang diperoleh peneliti selama mengadakan
penelitian di lapangan, sedangkan verifikasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data
baru apabila masih diperlukan.
Sementara pendekatan analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan triangulasi. Triangulasi adalah suatu pendekatan analisa data yang
mensintesa data dari berbagai sumber. Istilah triangulasi pertamakali diperkenalkan oleh
N. K. Denzin (1978) dengan mengadopsi peristilahan dari dunia navigasi dan militer,
yang merujuk pada penggabungan berbagai metode dalam suatu kajian tentang satu
gejala tertentu. Keandalan dan kesahihan data dijamin dengan membandingkan data
yang diperoleh dari satu sumber atau metode tertentu dengan data yang didapat dari
20
sumber atau metode lain. Konsep ini dilandasi asumsi bahwa setiap bias yang inheren
dalam sumber data, peneliti, atau metode tertentu, akan dinetralkan oleh sumber data,
peneliti atau metode lainnya. Istilah yang dikemukakan oleh Denzin dikenal sebagai
penggabungan antara metode kualitatif dan metode kuantutatif yang digunakan secara
bersama- sama dalam suatu penelitian
Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan penelitian ini, maka dibuatlah sistematika penulisan
sebagai berikut:
Bab
21
supervisi kepala sekolah dan peningkatan strategi pembelajaran guru Pendidikan Agama
Islam (PAI) di SMA Negeri 1 Kecamatan Muara Dua tahun pembelajaran 2013-2014.
Bab 5 Penutup, bab terakhir ini berisikan kesimpulan dari keseluruhan analisa
data yang sudah dilakukan dalam penelitian ini dan beberapa saran.
22
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, 2008. Standar Kualifikasi, Kompetensi, Sertifikasi Guru-Kepala Sekolah
Pengawas. Bandung, Yrama widya.
Arikunto, Suharsimi, 1996. Pengelolahan Kelas dan Siswa: Sebuah Pendekatan
Evaluatif. Jakarta, PT. Raja Grafindo Pesada.
Arikunto, Suharsimi 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Rineka Cipta,
Jakarta.
Azwar, Saifuddin, 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset.
Daryanto, 2001. Administrasi Pendidikan. Jakarta, Rineka Cipta.
Fattah, Nanang 1996. Landasan Manajemmen Pendidikan, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Hubermen, A. Michael dan Miles 1992. Analisa Data Kuantitatif, Terj. Tjetjep Rohedi:
UI Press. Jakarta.
Ilyas, Yasmin, 1999. Kinerja Teori Penilaian dan Pemikiran. Jakarta, Universitas
Indonesia.
Kountur, Ronny, 2004. Metode Penelitian. Jakarta, PPM.
Lincoln, Yvonna S., dan Egon Guba, 1985. Naturalistic Inquiry. Baverly Hills, Sage
Publication.
Maslow, Abraham, 1970. Motivation and personality. New York, Harper & Row,
Publishers, Inc.
Murniati AR.2004.pembinan Kemampuan Propesional Guru oleh Kepala SMAN dan
pengawas Di perwakilan Sameuleu Kabupaten Aceh barat. Jakarta, Tesis Program
Pasca Sarjana Universitas pendidikan Indonesia.
Nawawi, Nawawi 1989. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Haji Masagung,
Jakarta.
Muhaimin, 2001. Paradigma Pendidikan Islam, Remaja Rosda Karya, Bandung.
------------- 2003. Arah Baru Pengemabangan Pendidikan Islam, Nuansa, Jakarta.
Niam, Asrorun. 2006. Membangun profesionalitas Guru, Jakarta, eLSAS.
Poernoto, S 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah, IKIP Jakarta.
Purwanto, Ngalim 1979. Administrasi Pendidikan, Mutiara, Jakarta.
------ 1999. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung.
23
Patton 1999. Keterampilan Kepemimpinan, Terjemahan Anita B. Harianto, Mitra Media,
Jakarta.
Pidarta, Made tt. Pengelolaan Kelas, Usaha Nasional, Surabaya.
Rahman, Nazarudin, 2004. Paradigma Holistik Pengembangan Madrasah. Palembang,
Pusat Pengembangan Madrasah (PPM) Kanwil Dep. Agama Propinsi Sumatra Selatan.
Rivai, Veithzal, 2009. Education Management.analisis Teori dan Praktek. Jakarta
Rajawali Pers.
Rohani, Ahmad 1991. Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah,
Bumi Aksara, Jakarta.
Robins, 1996. Perilaku Organisasi, Prenhallindo, Jakarta.
Sahertian,Piet A.2000. Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta, Rineka Cipta.
Soetopo, Hendiyat, Wasty Soemanto, 1988, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan.
Jakarta, Bina Aksara.
Sugandha 1995. Tipe-Tipe Kepemimpinan, Bumi Aksara, Jakarta.
Subari, 1994. Supervisi pendidikan, (Dalam rangka perbaikan situasi mengajar). Jakarta,
Bumi Aksara.
Subroto, Suryo 1976. Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan Sekolah Dasar Roda
Pengetahuan, Rineka Cipta, Jakarta.
Supandi 1986. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Universitas Terbuka, Jakarta.
Tannenbaum 1985. Dimensi Administrasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya.
24
OUT LINE
Bab
1. PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
Identifikasi dan Batasan masalah
Rumusan masalah
Tujuan dan kegunaan penelitian
Tinjauan pustaka
Metodologi penelitian
Batasan studi
Sistematika penulisan
2. SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Pengertian supervisi
Tugas dan fungsi supervisi
Peran supervisi kepala sekolah
Pengertian strategi pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI)
Pentingnya strategi pembelajan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Macam-macam strategi pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI)
3. DESKRIPSI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 MUARA
DUA OKU SELATAN DAN SUBJEK PENELITIAN
Sejarah berdiri
Letak geografis
Struktural organisasi
Sarana dan prasarana
Kurikulum
Kegiatan penunjang
Kepala Sekolah
Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
4. FUNGSI
SUPERVISI
KEPALA
SEKOLAH
DAN
STRATEGI
PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI
1 MUARA DUA OKU SELATAN
Peran kepala sekolah SMA Negeri 1Muara Dua Oku Selatan
Strategi pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 1 Muara Dua
Oku Selatan
5. PENUTUP
Simpulan...................................................................................................
Rekomendasi.............................................................................................
25
Alya, Qonita (penyusun). 2009. Kamus Bahasa Indonesia, Bandung, Indahjaya
Adipratama.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta,
Rineka Cipta.
Aqib, Zainal. 2008. Standar Kualifikasi- Kompetensi- Sertifikasi Guru- Kepala
Sekolah- Pengawas, Bandung, Yrama Widya.
Fathurrahman, Pupuh, dan M. Sobry Sutikno. 2007.
Bandung, Refika Aditama.