Bab 1 Resti
Bab 1 Resti
Bab 1 Resti
PENDAHULUAN
karena sektor ini menjadi penyedia pangan utama (Sumastuti, 2010), lebih-
lebih negara yang sedang berkembang, karena memiliki peran ganda yaitu
sebagai salah satu sasaran utama pembangunan dan salah satu instrumen
pangan terutama beras akan selalu menjadi isu strategis, karena menyangkut
karena akan membuat kegaduhan baik dari sisi ekonomi maupuan sosial.
1
2
demikian, lahan tidak saja memiliki nilai ekonomis, tetapi juga sosial, bahkan
daya alam yang bersifat langka karena jumlahnya tidak bertambah, tetapi
melalui pencetakan lahan pertanian baru yang potensial. Di sisi lain, alih
salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan, dalam
pada umumnya.
dengan luas lahan yang diusahakan. Akibatnya, jumlah petani gurem dan
buruh tani tanpa penguasaan/pemilikan lahan di Jawa terus bertambah. Hal ini
dalam negeri. Dalam keadaan jumlah penduduk yang masih terus meningkat
kerisauan akan terjadi keadaan rawan pangan pada masa yang akan datang.
strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis itu antara lain sebagai
penyedia bahan pangan dan bahan baku industri, penyumbang PDB (produk
serta penciptaan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan sektor lainnya. Sektor
budaya dan kelembagaan lokal. Selain itu juga berperan penting dalam
rumah kaca
5
adalah degradasi lahan, alih fungsi lahan subur, dan keterbatasan sumber daya
nonpertanian, c) nilai land rent yang lebih tinggi pada aktivitas nonpertanian,
2004; Wahyunto 2009). Total penyusutan lahan pertanian akibat alih fungsi
(Kementan 2014).
tersebut, yaitu (i) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 tahun 2011 tentang
penetapan dan alih fungsi lahan pertanian; (ii) PP Nomor 12 tahun 2012
LP2B hanya dapat dilakukan untuk kepentingan publik saja sedangkan alih
tersebut belum mampu mengimbangi alih fungsi lahan yang terus terjadi.
lahan sawah yang dikenal dengan program cetak sawah. Program perluasan
sawah atau cetak sawah adalah suatu usaha penambahan luas baku lahan
sawah pada berbagai tipologi lahan yang belum pernah diusahakan untuk
pertanian dengan sistem sawah (Ditjen PSP 2016). Pencetakan Sawah Baru
dilaksanakan dengan latar belakang tingginya alih fungsi lahan sawah yang
dan ketahanan pangan nasional selain itu Program ini dilaksanakan sejalan
upaya untuk memperluas baku lahan sawah menjadi sangat penting dengan
memanfaatkan dan mengelola sumber daya lahan dan air yang ada serta
tahun 2020 ini penambahan luas baku lahan sawah dilaksanakan melalui
dalam program cetak lahan sawah ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini
pangan berarti tercipta kondisi tersedianya pangan yang cukup setiap saat
dalam program ini termasuk dalam aspek fisik yang sangat berkaitan erat
dengan ketersediaan tanah (aset) yang statusnya clear and clean, bebas
dibangunnya sarana dan prasarana irigasi, adanya akses jalan dan lokasi yang
sumber air merupakan satuan komponen yang tidak bisa dipisahkan satu
ini dalam implementasinya. Penyebabnya tidak lain karena pada saat proses
9
dan konektivitas dengan wilayah irigasi dan tadah hujan belum optimal
lahan pertanian tidak sesuai untuk menanam padi, dimana lokasinya yang
belum lagi dalam hal ketersediaan petani yang tidak sesuai untuk
dilaksanakannya kegiatan cetak sawah ini adalah pada tahap Survei dan
Identifkasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL), sehingga peneliti melihat
sawah tersebutkembali menjadi tanah terlantar dan tidak tergarap. Selain itu
Indikator keberhasilan cetak sawah bukan hanya sekedar fisik, namun aspek
dilihat secara detail, artinya program cetak sawah ini pun harus diimbangi
yang meliputi:
tenaga yang dimiliki oleh penulis, maka penelitian ini membatasi masalah
Dengan adanya pembatasan masalah penulis berharap ruang lingkup yang luas akan
mungkin.
masalah yaitu:
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
berikut: