239 11003 1 PB
239 11003 1 PB
239 11003 1 PB
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengertahui pengaruh sumber daya manusia bidang akuntansi dan
pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kota Bontang.
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan survei kuesioner. Populasi dalam penelitian ini sebanyak
24 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Sampel ditentukan berdasarkan metode purposive
sampling sebanyak 3 responden setiap SKPD yang terdiri dari krpala bagian, staff pencatatan
keuangan/akuntansi dan staff pemegang kas SKPD.analisis data menggunakan program SPSS versi 20.0.
Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear berganda. Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa sumber daya manusia bidang akutansi dan pemanfaatan
teknologi informasu berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Kata kunci: Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah; sumber daya manusia bidang
akuntansi; pemanfaatan teknolgi informasi
12
Pengaruh sumber daya manusia bidang akuntansi dan pemanfaatan teknologi informasi;
Elies Herawati, Lewi Malisan, Anisa Kusumawardani
PENDAHULUAN
Organisasi sektor publik diartikan sebagai organisasi yang berorientasi pada kepentingan
publik. Organisasi sektor publik berbeda dengan organisasi sektor swasta. Dari sudut pandang ilmu
ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan
usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak
publik (Mardiasmo, 2009:2). Organisasi sektor publik diartikan juga badan usaha yang mayoritas
kepemilikannya di tangan pemerintah. Pemerintah disini bertanggung jawab untuk melakukan
pelayanan publik di berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, perekonomian, keamanan,
kebebasan beragama, politik dan beberapa hal lainnya.
Organisasi sektor publik saat ini tengah menghadapi tekanan untuk lebih efisien dalam
memperhitungkan biaya ekonomi dan biaya sosial, serta dampak negatif atas aktivitas yang dilakukan.
Organisasi sektor publik juga kini diwarnai dengan munculnya tuntutan akuntabilitas atas kegiatan
organisasi-organisasi publik tersebut, baik di pusat maupun di daerah. Akuntabilitas adalah konsep
etika atau pertanggungjawaban yang memuat kewajiban untuk memaparkan atau melaporkan segala
tindakan atau aktivitas yang dilakukan di bidang administrasi keuangan.
Sebagai wujud pertanggungjawaban, upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menyampaikan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. Upaya yang nyata untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah adalah dengan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi
laporan realisasi APBN/APBD, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
Laporan keuangan tersebut disusun dan disajikan sesua dengan standar akuntansi pemerintahan (SAP).
Laporan keuangan merupakan media bagi sebuah entitas dalam hal ini pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan kinerja keuangannya kepada publik. Pemerintah harus mampu menyajikan
laporan keuangan yang mengandung informasi keuangan yang berkualitas. Dalam Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) PP Nomor 71 Tahun 2010 dijelaskan bahwa laporan keuangan berkualitas itu
memenuhi 4 karateristik yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.
Dalam pengelolaan laporan keuangan daerah yag baik, SKPD harus memiliki sumber daya
manusia yang kompeten, yang didukung dengan latar belakang pendidikan akuntansi, sering mengikuti
pendidikan dan pelatihan, dan mempunyai pengalaman di bidang keuangan. Hal tersebut diperlukan
untuk menerapkan sistem akuntansi yang ada. Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten tersebut
akan mampu memahami logika akutansi dengan baik. Kegagalan sumber daya manusia Pemerintah
Daerah dalam memahami dan menerapkan logika akuntansi akan berdampak kekeliruan laporan
keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang ditetapkan pemerintah,
Warisno (2008).
Hal lain yang mungkin mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah adalah
pemanfaatan tekonologi informasi. Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban untuk
mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan Teknologi informasi untuk meningkatkan
kemampuan mengelola keuangan daerah, dan menyalurkan Informasi Keuangan Daerah (IKD) kepada
Pelayanan Publik. Dengan kemajuan teknologi informasi yang pesat serta
potensi pemanfaatannya secara luas, maka dapat membuka peluang bagi berbagai pihak untuk
mengakses, mengelola, dan mendayagunakan informasi keuangan daerah secara
cepat dan akurat. Kewajiban pemanfaatan teknologi informasi oleh Pemerintah dan Pemerintah
Daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah yang merupakan pengganti dari PP No. 11 Tahun 2001 tentang Informasi Keuangan Daerah.
Fenomena laporan keuangan pemerintah daerah merupakan suatu hal yang menarik untuk
dikaji lebih lanjut, karena Laporan Keuangan Pemerintah merupakan bentuk pertanggungjawaban
pemerintah kepada masyarakat serta pihak-pihak yang berkepentingan. Dari berbagai tulisan yang
diambil dari internet, ternyata di dalam laporan keuangan pemerintah daerah masih banyak
penyimpangan-penyimpangan yang berhasil ditemukan oleh BPK dalam pelaksanaan audit laporan
keuangan pemerintah.
13
Volume 1 (1), 2016
Tinjauan pustaka
Teori stewardship (stewardship theory)
Teori ini mengambarkan tentang adanya hubungan yang kuat antara kepuasan dan kesuksesan
organisasi. Sedangkan menurut Murwaningsari (2009) Teori Stewardship berdasarkan asumsi filosofis
mengenai sifat manusia bahwa manusia dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan manusia merupakan
individu yang berintegritas. Menurut Putro (2013) teori stewardship mengasumsikan hubungan yang
kuat antara kesuksesan organisasi dengan kepuasan pemilik. Pemerintah akan berusaha maksimal
dalam menjalankan pemerintahan untuk mencapai tujuan pemerintah yaitu meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Putro (2013) juga menjelaskan apabila tujuan ini mampu tercapai oleh pemerintah maka rakyat
selaku pemilik akan merasa puas dengan kinerja pemerintah. Implikasi teori stewardship terhadap
penelitian ini, dapat menjelaskan eksistensi Pemerintah Daerah sebagai suatu lembaga yang dapat
dipercaya untuk bertindak sesuai dengan kepentingan publik dengan melaksanakan tugas dan fungsinya
dengan tepat, membuat pertanggungjawaban keuangan yang diamanahkan kepadanya, sehingga tujuan
ekonomi, pelayanan publik maupun kesejahteraan masyarakat dapat tercapai secara maksimal. Untuk
melaksanakan tanggungjawab tersebut maka steward mengarahkan semua kemampuan dan keahliannya
agar dapat menghasilkan informasi laporan keuangan yang berkualitas.
Sistem informasi akuntansi
Pengertian sistem informasi menurut Chusing (1994) dalam Azhar dan Susanto (2001)
mengemukakan Sistem Informasi Akuntansi merupakan seperangkat sumber daya manusia dan modal
dalam suatu organisasi yang dibangun untuk menyajikan informasi keuangan yang diperoleh dari
pengumpulan dan pemrosesan data keuangan. Sedangkan Widjajanto (2001) menyatakan bahwa sistem
informasi akuntansi adalah “Susunan berbagai formulir, catatan, peralatan, termasuk komputer dan
perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya, dan laporan yang terkoordinasikan secara
erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan
manajemen”.
Adanya kemajuan dalam hal teknologi informasi tidak hanya dimanfaatkan pada organisasi bisnis
tetapi juga pada organisasi sektor publik, termasuk pemerintahan. Hal ini didukung dalam Peraturan
Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah yang menyebutkan bahwa
untuk menindaklanjuti terselenggaranya proses pembangunan dengan prinsip tata kelola pemerintah
yang baik (Good Governance), pemerintah, dan pemerintah daerah berkewajiban untuk
mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan
mengelola keuangan daerah, dan menyalurkan informasi keuangan daerah kepada pelayanan publik.
Seiring dengan perkembangan zaman tersebut maka Sistem Informasi Akuntansi menjadi
suatu cara dalam memberikan kemudahan dalam hal pengolahan data yang akurat, efisien, dan terjamin
keamanannya, serta sebagai alat komunikasi antar manajemen secara tepat dan terkoordinasi sehingga
dapat mentransformasikan data keuangan menjadi informasi berkualitas yang dibutuhkan.
Sumber daya manusia
Matindas (2002:89) Sumber Daya Manusia adalah suatu kesatuan tenaga manusia yang dalam
organisasi dan bukan hanya sekedar penjumlahan karyawan-karyawan yang ada. Sebagai kesatuan,
sumber daya manusia harus dipandang sebagai suatu sistem di mana tiap-tiap karyawan berfungsi untuk
mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia diukur berdasarkan latar belakang pendidikan yang
diperoleh pegawai.
Warisno (2008:48) Dalam pengelolaan keuangan daerah yang baik, SKPD harus memiliki sumber
daya manusia yang kompeten, yang didukung dengan latar belakang pendidikan akuntansi, sering
mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan mempunyai pengalaman di bidang keuangan. Hal tersebut
diperlukan untuk menerapkan sistem akuntansi yang ada. Sumber daya manusia (SDM) yang kompeten
tersebut akan mampu memahami logika akuntansi dengan baik. Kegagalan sumber daya manusia dalam
pengelolaan keuangan Pemerintah Daerah dalam memahami logika akuntansi akan berdampak pada
kualitas laporan keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah yang
ditetapkan pemerintah.
1. Pendidikan Formal
Tingkat pendidikan seringkali menjadi indikator tingkat intelektual seseorang, semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat intelektual seseorang tersebut dan dapat dengan
mudah dalam melaksanakan tugas yang di embannya. Dalam pengelolaan keuangan daerah yang baik
14
Pengaruh sumber daya manusia bidang akuntansi dan pemanfaatan teknologi informasi;
Elies Herawati, Lewi Malisan, Anisa Kusumawardani
SKPD harus memiliki sumber daya manusia yang kompeten dengan di latar belakangi bidang
pendidikan akuntansi dan keuangan.
2. Pendidikan dan Pelatihan
Dalam pengelolaan keuangan daerah pegawai harus sering mendapatkan pendidikan dan
pelatihan yang berkesinambungan, karena untuk menghasilkan suatu laporan keuangan
pemerintah daerah pegawai harus memahami cara dan proses penyusunan laporan keuangan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang berlaku.
Pengalaman kerja
Dalam penyusunan laporan keuangan daerah, SKPD diharapkan memiliki sumber daya manusia
yang telah memiliki pengalaman kerja yang lebih lama di bidang akuntansi atau keuangan, karena
dalam meyusun laporang keuangan dibutuhkan pegawai yang benar-benar memahami akuntansi
atau keuangan beserta aturan-aturan dalam penyusunan laporan keuangan daerah. Semakin
berpengalaman seorang pegawai dalam bidang akuntansi dan keuangan, maka semakin baik juga
seorang pegawai tersebut dapat menyusun laporan keuangan pemerintah yang berkualitas.
Pemanfaatan teknologi informasi
Menurut Indriasari & Nahartyo (2008) Teknologi informasi selain sebagai teknologi komputer
(hardware dan software) untuk pemrosesan dan penyimpanan informasi, juga berfungsi sebagai
teknologi komunikasi untuk penyebaran informasi. Komputer sebagai salah satu komponen dari
teknologi informasi merupakan alat yang bisa melipatgandakan kemampuan yang dimiliki manusia dan
komputer juga bisa mengerjakan sesuatu yang manusia mungkin tidak mampu melakukannya.
Tersedianya teknologi diharapkan dapat membantu dalam proses pelaporan keuangan sehingga
dapat menghasilkan laporan keuangan yang handal dan tepat waktu. Pemerintah Daerah berkewajiban
untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan daerah, dan menyalurkan informasi keuangan
daerah (IKD) kepada pelayanan publik. Dengan kemajuan teknologi informasi yang pesat serta
potensi pemanfaatannya secara luas, maka dapat membuka peluang bagi berbagai pihak untuk
mengakses, mengelola, dan mendayagunakan informasi keuangan daerah secara tepat dan akurat.
Kewajiban pemanfaatan teknologi informasi oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.
Kualitas laporan keuangan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) merupakan fase terakhir dari proses akuntansi
pemerintah daerah. Laporan keuangan sektor publik pada hakekatnya merupakan suatu bentuk
pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat atas pengelolaan dana publik baik dari pajak, retribusi
atau transaksi lainnya (Masmudi, 2003). Pemerintah memanfaatkan informasi keuangan sebagai alat
pengambilan keputusan dalam penyempurnaan kebijakan, Strategi pengembangan daerah, Perencanaan
dan penganggaran daerah. Para pengguna laporan keuangan sektor publik memerlukan informasi yang
dapat membantunya untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi, sosial- politik dan mengadakan
evaluasi atas penggunaan sumber-sumber oleh pemerintah. Dalam PP Nomor 71 Tahun 2010,
kareteristik kualitatif laporan keuangan merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan
keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, yaitu:
1. Relevan
Informasi dikatakan relavan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi
keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini
dan memprediksi masa depan, serta mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Informasi yang
relavan memiliki unsur-unsur berikut:
a. Manfaat umpan balik (feedback value)
b. Manfaat prediktif (predictive value)
c. Tepat waktu (timelines)
d. Lengkap
2. Andal
Keandalan informasi sangat bergantung pada kemampuan suatu informasi dalam menyajikan
secara wajar keadaan atau peristiwa yang disajikan dengan keadaan yang sebenarnya terjadi.
Keandalan suatu informasi akan berbeda, tergantung pada level pemakai, tingkat pemahaman pada
15
Volume 1 (1), 2016
aturan dan standar yang digunakan untuk menyajikan informasi tersebut. Suatu informasi dikatakan
andal apabila:
a. Dapat diuji kebenarannya (verifiable)
b. Netral
c. Penyajian secara wajar/jujur (representational/faithfulness)
3. Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan
dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada
umumnya.
4. Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan
dalam bentuk serta istilah yang di sesuaikan dengan batas pemahaman para
pengguna.
METODE
Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Data
dikatakan valid apabila korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor setiap
konstruknya signifikan pada level 0,05 atau 0,01 maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid (Ghozali,
2011).
Uji reabilitas
Uji reabilitas dimaksudkan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel. Uji reabilitas diukur dengan uji statistik Cronbach’s Alpha (a), yaitu suatu variabel dikatakan
reliable jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,70 (Ghozhali,
2011).
Uji asumsi klasik
Uji normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu
(residual) memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005). Model regresi yang baik adalah
distribusi data normal atau mendekati normal. Dimana dalam penelitian ini digunakan metode
Kolmograv-Smirnov yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 20.00.
Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya
korelasi antara variabel bebas (independen). Uji Multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya VIF
(Variance Inflation Factors) dan nilai toleransi. Jika nilai toleransi > 0,10 atau sama dengan nilai VIF
< 10, artinya tidak ada korelasi antar variabel bebas atau tidak terjadi multikolinearitas antar variabel
bebas (Ghozali, 2011).
Uji heterokedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika
berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas.
Analisis regresi linear berganda
Analisis regresi linier berganda (multiple regression) dilakukan untuk menguji pengaruh dua atau
lebih variabel independen (explanatory) terhadap satu variabel dependen (Ghozali,
2009). Model regresi berganda dalam pernyataan ini dinyatakan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Y: Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah a: Konstanta
X1: Sumber Daya Manusia Bidang Akuntansi
X2: Pemanfaatan Teknologi Informasi b1, b2: koefisien korelasi
e: Kesalahan residual (error)
Pengujian hipotesis
Untuk menjawab hipotesis penelitian, dilakukan beberapa pengujian yaitu uji Koefisien
Determinasi, Uji Simultan, dan Uji Parsial.
16
Pengaruh sumber daya manusia bidang akuntansi dan pemanfaatan teknologi informasi;
Elies Herawati, Lewi Malisan, Anisa Kusumawardani
17
Volume 1 (1), 2016
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Misda. 2015. Pengaruh Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada SKPD Kota Samarinda).
Skripsi Universitas Mulawarman: Samarinda
Anthony, N., Robert dan Govindarajan. Management Control System. Terjemahan oleh Drs. F.X.
Kurniawan Tjakrawala, M.si., Akt. 2005. Jakarta: Salemba Empat.
Aturahman, Jami. 2015. Pengarug Sumber Daya Manusia Bidang Akuntansi dan Sistem Pengendalian
Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada SKPD Kota
Balikpapan). Skripsi Universitas Mulawarman: Samarinda
Azhar, La Midjan dan Susanto. 2001. Sistem Informasi Akuntansi I dan II, Edisi Ke Sebelas. Bandung:
Lembaga Informatika.
BPK RI. 2014. Penyampaian LPH BPK RI atas LKPD TA 2010, 2011, 2012 dan 2013.
http://www.samarinda.bpk.go.id. Diunduh pada Tanggal 01 Januari 2016.
Donaldson, Lex dan James H. Davis. 1991. Stewardship Theory or Agency Theory: CEO Governance
and Stakeholders Returns. Australian Jurnal of Management, Volume 16, p 49-56.
Darwanis, Desi Dwi Mahayani. 2009. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan
Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Keterandalan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi. Vol. 2 No.2 Hal. 133-151.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19 (Edisi kelima).
Semarang: Universitas Dipenegoro.
Hasibuan, Malayu SP. 2003. Manajamen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Indiasari, Desi
dan Ertambang Nahartyo. 2008. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia,
Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai Informasi
Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Pemerintah Daerah Kota Palembang
dan Kabupaten Ogan Ilir). SNA XI Pontianak. Johnson, Elaine B. 2007. Contextual Teaching and
Learning. Bandung: MLC.
Klik Bontang. 2015. Akhirnya Laporan Keuangan Pemkot Bontang Dapat Predikat Wajar Tanpa
Pengecualian. Diakses pada tanggal 05 Januari 2016, dari (http://www.klikbontang.com.)
Kalimantan News. 2011. Bontang Targetkan Opini “Wajar Tanpa Pengecualian”. Diakses pada tanggal
20 Januari 2016, dari (http:///www.kalimantan-news.com)
Lilrank, Paul. 2003. “The Quality of Information”. International Journal of Quality & Realibility
Management. Vol 20 Iss: 6, pp.691-703.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
M. Manullang & Marihot AMH Manullang. 2001. Manajemen Personalia. Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi. Jakarta: Saleba Empat.
Murwaningsari, Etty. 2009. Hubungan Corporate Governance, Corporate Social Responbility dan
Corporate Financial Performance Dalam Satu Continuum. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol
11, No.1, Mei 2009: 30-41.
Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nurillah, As
Syifa. 2014. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada SKPD Kota
Depok). Skripsi Universitas Diponegoro: Semarang.
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
Putro, Prima Utama Wardoyo, 2013. Pengaruh PDRB dan Ukuran Terhadap Pengendalian Intern
Pemerintah Daerah Dengan PAD Sebagai Variabel Interventing. Skripsi Universitas Negeri
Semarang: Semarang.
Raharja Eko. 2007. Teori Agensi dan Teori Stewardship Dalam Prespektif Akuntansi. Vol.2 No.1 Juni
2007: 37-46.
Robbins SP, dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
18
Pengaruh sumber daya manusia bidang akuntansi dan pemanfaatan teknologi informasi;
Elies Herawati, Lewi Malisan, Anisa Kusumawardani
Roviyantie, Devi. 2011. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Penerapan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Skripsi Universitas
Siliwangi: Tasikmalaya.
Septiani, A. 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan pada
Pasar Modal yang Sedang Berkembang: Prespektif Teori Pengungkapan. Thesis Pasca Sarjana
Universitas Dipenegoro: Semarang.
Soimah, Siti. 2014. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Utara. Skripsi Universitas Bengkulu: Bengkulu.
Sugeng, Imam. 2000. Mengukur dan Mengelola Intelectual Capital. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia. Vol 2.
Untarry, Nurendah Ragillita. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Pengendalian Intern dan
Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah Denga Faktor
Eksternal Sebagai Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang.
Skripsi Universitas Dipenegoro: Semarang
Wahana Komputer. 2003. Promosi Efektif dengan Web. Semarang: Wahana Komputer
Warisno. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi. Tesis Sekolah Pascasarjana USU: Medan.
Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntasi. Jakarta: Erlangga.
Windiastuti, Ruri. 2013. Pengaruh Sumber Daya Manusia Bidang Akuntansi dan Sistem Pengendalian
Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Bandung). Skripsi Universitas Widyatama:
Bandung.
Wilkinson, Josep W. Et al. 2000. Accounting Information System Essential Concept and
Application. John Willey & Sons Inc: New York USA.
Yosefrinaldi. 2013. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Pemanfataan Teknologi Informasi
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan Variabel Intervening Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (Studi Kasus pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Se-Sumatera Barat). Skripsi Universitas Negeri Padang: 2013
Zuliarti. 2012. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan
Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah
Daerah (Studi Pada Pemerintahan Kabupaten Kudus). Skripsi Universitas Muria Kudus:
Semarang.
19