Wa0002.
Wa0002.
Wa0002.
1.HAIKAL
2. MUHAMMAD SULFADLI
3. SULAIMAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA
(APBN).
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun
tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya makalah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca.
MAUMERE, JANUARI 2023
DAFTAR ISI
A. KATA PENGANTAR
B. DAFTAR ISI
C.PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Masalah
D. BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian APBN
3. AFungsi APBN
5. Jenis APBN
1. Saran
2. Daftar pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar Belakang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat utama
pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk
mengelola perekonomian negara. Sebagai alat pemerintah APBN bukan hanya
menyangkut keputusan ekonomi, namun juga menyangkut keputusan politik.
Dalam konteks ini, DPR dengan hak legislasi, penganggaran, dan pengawasan yang dimilikinya perlu
lebih berperan dalam mengawal APBN sehingga benar-benar dapat secarefektif menjadi instrumen
untuk mensejahterakan rakyat dan
sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup
untuk publik, namun sebaliknya pada sektor pemerintahan atau publik anggaran
justru harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik dan didiskusikan dengan
Penganggaran sektor publik terkait dalam proses penentuan jumlah alokasi dana
untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter. Tahap penganggaran
menjadi sangat penting, karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi
B RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kenaikan biaya APBN Terhadap perekonomian
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian APBN
Menurut Undang-undang No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 1 ayat 7, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara atau disingkat APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan
negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Melansir dari situs Kemdikbud, APBN disusun dengan sejumlah tujuan. Pertama, untuk mengatur
pendapatan dan pengeluaran negara dalam melaksanakan tugas kenegaraan agar dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Selain itu, untuk meningkatkan produksi dan kesempatan kerja agar
kesejahteraan rakyat dapat terpenuhi.
Tujuan penyusunan APBN lainnya adalah untuk meningkatkan transparansi pemerintah kepada DPR dan
masyarakat, sekaligus meningkatkan koordinasi antar bagian di dalam pemerintahan.Tak hanya itu,
APBN juga bertujuan menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang serta jasa publik
melalui proses yang lebih prioritas.
3. Fungsi APBN
Selain pengertian dan tujuan APBN, detikers perlu mengetahui enam fungsi APBN yang harus
dijalankan oleh Kementerian Keuangan, seperti:
1. Fungsi Alokasi
Fungsi alokasi adalah fungsi penyediaan barang publik atau public good provision). Fungsi ini dilakukan
agar pemerintah dapat membagi-bagi pendapatan negara yang diterima sesuai dengan target sasaran.
Misalnya menetapkan anggaran untuk belanja gaji pegawai, belanja barang, dan anggaran
pembangunan suatu proyek.
2. Fungsi Distribusi
Fungsi ini bertujuan untuk penyaluran dana kepada masyarakat berdasarkan alokasi yang sudah
ditetapkan. Selain itu, agar pemerintah dapat menyalurkan pendapatan negara secara adil dan merata
antar wilayah.
3. Fungsi Stabilisasi
Fungsi stabilisasi memiliki arti bahwa anggaran negara berfungsi untuk menjaga keseimbangan antara
masyarakat melalui intervensi. Misalnya, saat terjadi inflasi yang mana harga barang dan jasa cenderung
naik. Maka, pemerintah dapat menstabilkan perekonomian dengan cara menaikkan pajak agar jumlah
uang beredar dapat dikurangi, dan harga-harga kembali turun.
4. Fungsi Otorisasi
Fungsi ini berarti anggaran negara adalah tonggak atau pokok pelaksanaan pendapatan dan belanja
dalam setiap tahunnya. Adanya fungsi ini membuat pembelanjaan dan pendapatan negara bisa
dipertanggungjawabkan pada rakyat.
5. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan APBN adalah untuk mengalokasikan sumber daya sesuai yang direncanakan setiap
tahunnya. Jika perencanaan pembelajaran sudah ada, pemerintah bisa menambah rencana yang
mendukung pembelajaran itu. Misalnya, persiapan untuk membantu proyek pembangunan waduk
senilai 10 milyar.
6. Fungsi Pengorganisasian
Pada fungsi pengorganisasian, anggaran negara sebagai pedoman untuk menyimbangkan berbagaii pos
yang ada agar semua kepentingan dapat berlangsung dengan baik.
7. Fungsi Pengawasan
Fungsi terakhir, artinya anggaran negara harus menjadi pedoman dalam menilai apakah kegiatan
pemerintah telah diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan atau tidak. Dengan begini,
rakyat mampu menilai apakah tindakan pemerintah sudah sesuai atau belum dengan APBN.
Sumber penerimaan atau pendapatan keuangan APBN ini didapat dari beberapa sumber.
Pendapatan ini bisa diperoleh dari dalam negeri maupun luar negeri. Sumber dana anggaran APBN
adalah sebagai berikut:
1. Penerimaan Perpajakan
Penerimaan perpajakan adalah semua bentuk penerimaan dari pajak dalam negeri dan pajak
perdagangan internasional. Pajak dalam negeri terdiri dari pajak penghasilan migas dan nonmigas, pajak
pertambahan nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), cukai, dan lainnya. Pajak perdagangan
internasional yaitu bea masuk dan pajak/pungutan ekspor.
Semua bentuk penerimaan oleh negara dalam bentuk penerimaan dari sumber daya alam, bagian
pemerintah dari laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan penerimaan negara bukan pajak lainnya.
3. Hibah
Penerimaan hibah artinya semua yang berasal dari sumbangan swasta dalam negeri, sumbangan swasta
dan pemerintah luar negeri.
5.Jenis APBN
1. Belanja negara :
Belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan pemerintah pusat, baik yang
dilaksanakan di pusat maupun di daerah. Belanja pemerintah pusat dalam APBN antara lain belanja
pegawai, belanja barang, belanja modal, pembiayaan bunga utang, subsidi BBM dan subsidi non-BBM,
belanja hibah, belanja sosial (termasuk penanggulangan bencana), dan belanja lainnya.
2. Pembiayaan negara :
Pembiayaan dalam negeri meliputi pembiayaan perbankan dalam negeri dan pembiayaan non
perbankan dalam negeri (hasil pengelolaan aset, pinjaman dalam negeri neto, kewajiban penjaminan,
surat berharga negara neto, dan dana investasi pemerintah). Sedangkan pembiayaan luar negeri
meliputi penarikan pinjaman luar negeri yang terdiri atas pinjaman program dan pinjaman proyek,
penerusan pinjaman, dan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri yang terdiri atas jatuh tempo dan
moratorium.
3. Pendapatan pajak
Pendapatan pajak dalam negeri terdiri dari pendapatan pajak penghasilan (PPh), pendapatan pajak
pertambahan nilai (PPN) dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah, pendapatan pajak bumi dan
bangunan, pendapatan cukai, pendapatan pajak lainnya. Selanjutnya pendapatan pajak internasional
pendapatan bea masuk dan pendapatan bea keluar.
Di dapat melalui penerimaan perpajakan dan penerimaan bukan pajak. Penerimaan perpajakan untuk
APBN adalah biasanya melalui kepabean dan cukai, penerimaan pajak, dan hibah. Selain itu, pendapatan
negara juga didapat melalui penerimaan negara bukan pajak dan lainnya. Contoh pendapatan badan
layanan umum (BLU), pendapatan sumber daya alam (SDA), pendapatan dari kekayaan negara dan
hibah yang didapat.
PNBP berasal dari penerimaan sumber daya alam dan gas bumi (SDA migas), penerimaan sumber daya
alam non-minyak bumi dan gas bumi (SDA non migas), pendapatan bagian laba BUMN. Kemudian
pendapatan laba BUMN perbankan, pendapatan laba BUMN non perbankan, PNBP lainnya, pendapatan
dari pengelolaan BMN, pendapatan jasa pendapatan bunga pendapatan kejaksaan dan peradilan dan
hasil tindak pidana korupsi dan lain-lain.
Secara umum, pengaruh APBN terhadap kondisi perekonomian suatu negara dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat sehingga dapat diketahui besaran GNP dari tahun
ke tahun.
2. Menciptakan kestabilan keuangan atau kestabilan moneter suatu negara, karena jumlah uang yang
beredar di masyarakat dapat diatur.
3. Menimbulkan investasi masyarakat, karena industri kecil dalam negeri dapat difasilitasi dan
dikembangkan.
4. Memperlancar distribusi pendapatan, sehingga negara dapat mengetahui sumber penerimaan dan
penggunaan dana tersebut untuk pembelajaan pegawai, belanja barang dan sebagainya.
5. Memperluas kesempatan kerja, karena peningkatan akan mengakibatkan peningkatan peluang kerja.
APBN disusun menggunakan dasar rancangan UU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU
APBN) yang dibuat Presiden dibantu Menteri Keuangan. RUU APBN yang telah selesai dibuat diajukan
kepada DPR. Apabila RUU APBN disetujui akan disahkan menjadi UU APBN.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.
Anggaran adalah perencanaan yang rinci untuk masa depan yang dinyatakan
secara kuantitatif dan lebih spesifik memperlihatkan bagaimana sumber daya didapat
dan digunakan pada periode tertentu dengan mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang di
. SARAN
Atas dasar implikasi dari hasil pembahasan di atas, maka peneliti memberikan
semakin lebar defisit neraca jasa yang harus ditanggung oleh neraca transaksi
berjalan.
pembiayaan defisit dapat ditutup oleh surat berharga negara (SBN). Akan
tetapi penggunaan surat berharga negara (SBN) harus tetap dikontrol agar
Daftar pustaka
Mardiasmo(, 2005). Penganggaran sektor publik terkait dalam proses penentuan jumlah alokasi dana
untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter. Tahap penganggaran