LK 3.1 Menyusun Best Practice Sosiologi Desiati Saputri

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

NAMA : DESIATI SAPUTRI

NIM : 22425299068
PPG DALJAB KATEGORI 1 GEL. 2 TH.2022
MATA PELAJARAN SOSIOLOGI, UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

LK 3.1 Menyusun Best Practice

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode


Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran

Lokasi SMA Negeri 2 Puding Besar


Lingkup Pendidikan Sekolah Menenah Atas
Tujuan yang ingin dicapai Setelah melaksanakan praktik pembelajaran dengan
menggunakan model Problem Based Learning, peserta
didik dapat meningkatkan tingkat literasi dalam
pembelajaran dan literasi dalam mengerjakan soal,
meningkatkan kemampuannya dalam memahami dan
menuliskan kembali informasi yang didapatkan,
berpikir kritis dan mampu memanfaatkan teknologi
dalam pembelajaran sosiologi dengan materi upaya
mengatasi kekerasan di masyarakat.

Penulis Desiati Saputri, S.Pd


Tanggal 10 Januari 2023
Situasi: A. Kondisi yang menjadi latar belakang masalah
Kondisi yang menjadi latar Pembelajaran sosiologi banyak menyajikan
belakang masalah, mengapa materi yang berkaitan dengan teori dan konsep yang
praktik ini penting untuk membuat siswa merasa dituntut untuk
dibagikan, apa yang menjadi menghafalnya secara baik dan benar. Guru sebagai
peran dan tanggung jawab penyampai materi memiliki peran penting dalam
anda dalam praktik ini. pembelajaran agar siswa dapat memahami materi
yang disampaikan. Oleh karena itu, literasi sangat
dibutuhkan dalam pembelajaran sosiologi, agar
peserta didik dapat dengan mudah memahami
materi sosiologi sehingga melatih mereka dalam
mengerjakaan soal-soal dengan mudah pula. Namun
kadangkala guru mengalami kebingungan dalam
memilih model pembelajaran yang akan digunakan
untuk menyampaikan materi, yang berakibat guru
menggunakan metode yang bersifat monoton, yaitu
menggunakan metode yang berorientasi pada
ceramah guru.
Ketika guru mengajar dengan metode ceramah
tersebut, guru cenderung tidak menggunakan media
pembelajaran sebagai alat pembantu penyampaian
materi. Tingkat literasi dan pemahaman yang
didapatkan siswa pun cenderung kurang, sehingga
siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-
soal HOTS yang berbasis literasi, karena aktivitas
belajar yang dilakukan lebih banyak mendengarkan
guru berbicara di depan kelas.
Kondisi tersebut dialami oleh siswa kelas XI IPS
di SMA Negeri 2 Puding Besar, permasalahan ini
diketahui melalui hasil pengamatan di kelas XI IPS.
Ketika pelajaran sosiologi, siswa seperti sudah
mempersiapkan diri untuk mendengarkan dan
mengerjakan soal yang ada di buku pegangan siswa
atau lembar kerja siswa (LKS) serta merangkum
materi yang diajarkan pada hari itu.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang
dilakukan, beberapa kondisi yang menjadi latar
belakang masalah rendahnya literasi belajar siswa
yaitu:
1. Siswa merasa bosan dengan aktivitas belajar
yang lebih banyak mendengarkan guru
menjelaskan materi sehingga siswa kurang
berliterasi secara mandiri, sehingga siswa
kesulitan dalam menyelesaikan soal HOTS.
2. Siswa belum terbiasa berpikir kritis dalam
menganalisis pembelajaran berbasis HOTS
3. Pembelajaran yang diterapkan di kelas belum
berbasis literasi dan HOTS
4. Kurangnnya pembiasaan materi dan soal
yang mengarah kepada literasi
5. Siswa belum maksimal dalam memanfaatkaan
teknologi dalam kegiatan pembelajaran
Dari poin-poin di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa siswa masih mengalami kesulitan berliterasi
dalam mengikuti pembelajaran sosiologi sehingga
berpengaruh terhadap kesulitan memahami materi,
kesulitan mengerjakan soal, kurangnnya motivasi,
partisipasi dan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran sosiologi. Hal tersebut terjadi karena
guru belum menggunakan model-model pembelajaran
inovatif, tidak menggunakan metode dan media yang
bervariasi pada kegiatan pembelajaran.
B. Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan
Berdasarkan permasalahan di atas, best practice ini
menurut saya penting untuk dibagikan karena saya
rasa banyak rekan guru mengalami permasalahan
yang sama. Sehingga best practice ini diharapkan
bisa memotivasi diri saya sendiri dan juga bisa
menjadi referensi bagi rekan guru yang lain.
C. Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab
anda dalam praktik ini
Peran saya dalam praktik ini adalah sebagai guru
yang mempunyai tanggung jawab untuk membantu
memecahkan permasalahan yang dialami oleh siswa
saat mengikuti pembelajaran sosiologi di kelas dengan
melakukan proses pembelajaran yang efektif
menggunakan model, metode dan media yang tepat
dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai sesuai yang diharapkan.
Tantangan : A. Apa saja yang menjadi tantangan untuk
Apa saja yang menjadi mencapai tujuan tersebut?
tantangan untuk mencapai Berdasarkan hasil pengkajian literatur dan
tujuan tersebut? Siapa saja wawancara, pelaksanaan pembelajaran dengan
yang terlibat? menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning perlu dilakukan untuk mengatasi
permasalah tersebut. Namun terdapat beberapa
tantang yang dihadapi untuk mencapai tujuan dalam
pengaplikasian model pembelajaran tersebut, yaitu:
1. Membutuhkan persiapan yang matang untuk
persiapan teknis, menyiapkan rencana ajar,
konsep, masalah, media dan perangkat
pembelajaran pendukung.
2. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dan
menarik bagi siswa.
3. Sulitnya mencari permasalahan yang sesuai
dengan kebutuhan siswa yang beragam dan
kontekstual.
4. Memerlukan waktu yang cukup panjang dalam
pelaksanaan pembelajaran, terutama pada
model pembelajaran Project Based Learning dan
media yang bervariatif.
5. Sulitnya menumbuhkan motivasi belajar siswa
untuk melakukan literasi melalui proses
pembelajaran yang menyenangkan.
B. Siapa saja yang terlibat?
Yang terlibat adalah guru dan peserta didik kelas XI
IPS SMA Negeri 2 Puding Besar. Dilihat dari
tantangan-tantangan di atas, bisa disimpulkan
bahwa tantangan yang dihadapi melibatkan guru dari
sisi kompetensi yang harus dimiliki seorang guru
yaitu kompetensi pedagogi dan profesional,
sedangkan dari sisi peserta didik adalah motivasi
belajar, berpikir kritis, dan menggunakan teknologi
sebagai sumber belajar.

Aksi : Langkah-langkah yang dilakukan untuk


Langkah-langkah apa yang menghadapi tantangan tersebut sebagai berikut:
dilakukan untuk 1. Guru membuat rencana pembelajaran/RPP
menghadapi tantangan terkait materi upaya mengatasi kekerasan di
tersebut/ strategi apa yang masyarakat, guru juga melakukan beberapa
digunakan/ bagaimana persiapan, diantaranya menggunakan printer
prosesnya, siapa saja yang sekolah untuk mencetak LKPD, meminjam layar
terlibat / Apa saja sumber proyektor, meminjam converter VGA to HDMI
daya atau materi yang sebagai cadangan untuk mendukung media PPT
diperlukan untuk yang akan ditayangkan, menggunakan laptop,
melaksanakan strategi ini menyiapkan kalender, koran bekas, lem, dan
gunting sebagai bentuk antisipasi jika siswa tidak
membawa saat pembelajaran, memberikan
arahan kepada siswa untuk mempersiapkan diri
sebelum pelaksanaan aksi.
2. Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan
media pembelajaran adalah dengan memilih
media pembelajaran yang menarik siswa dalam
berliterasi dan tepat sesuai dengan materi
pelajaran dan karakteristik peserta didik, serta
menerapkan komponen TPACK.
Memanfaatkan aplikasi Canva untuk dalam
membuat media PPT dan LKPD, sehingga tujuan
optimalisasi penggunaan teknologi dalam
pembelajaran dan optimalisasi pembelajaran
HOTS di kelas tercapai.
Media lain yang digunakan adalah Youtube,
digunakan untuk menayangkan video yang
berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan,
sehingga kegiatan belajar semakin
menyenangkan.
Selain itu, dipadukan dengan media kalender dan
koran bekas yang dikreasikan oleh peserta didik.
3. Mencari contoh-contoh kasus kekerasan yang
kontekstual yaitu terjadi di Pulau Bangka, agar
peserta didik dapat mengkaji permasalahan yang
memang terjadi di sekitar tempat tinggal mereka.
4. Di sini guru memilih model pembelajaran problem
based learning, karena diyakini mampu
mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. Adapun
langkah-langkah model Problem Based Learning
yang sudah dilakukan diantaranya:
Langkah-langkah model Problem Based
Learning
• Orientasi Siswa Kepada Masalah
a) Guru memberikan stimulus dengan
menayangkan video dan/atau menyajikan
gambar tentang kasus bully yang terjadi di
sekolah.
b) Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan
dengan video/gambar, bentuk kekerasan apa
yang terjadi? Apakah kekerasan tersebut dapat
diatasi?
c) Guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya, menanggapi maupun berpendapat.
d) Guru menjelaskan materi yang berkaitan
dengan upaya mengatasi kekerasan.
• Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar
a) Siswa dikelompokkan menjadi 5 kelompok.
b) Siswa diberikan LKPD yang berisi masalah
berupa kasus/artikel kekerasan yang terjadi di
Pulau Bangka yang harus dicermati,
dipecahkan sesuai dengan pertanyaan yang
ada pada LKPD.
• Membimbing Penyelidikan Kelompok
a) Dengan menggunakan bahan ajar yang
telah diberikan dan berbagai sumber
lainnya, peserta didik berdiskusi bersama
kelompoknya dengan bimbingan guru
untuk mengumpulkan dan menganalisis
upaya mengatasi masalah kekerasan yang
diberikan.

• Mengembangkan dan Menyajikan Hasil


a) Siswa mengembangkan hasil diskusi dan
dituliskan di lembar kerja/LKPD.
b) Kemudian, lembar LKPD
dikreasikan/ditempel menggunakan media
kalender dan koran bekas. Hasilnya peserta
didik membuat mading, Scrapbook, dan
jemuran baju.
c) Selanjutnya setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi dan
meminta kelompok lain untuk menanggapi
hasil diskusi yang disampaikan oleh
temannya.
d) Sebelum presentasi, tiap kelompok
membacakan pantun terlebih dahulu
sebagai bentuk ice breaking.
• Menganalisis dan Mengevaluasi Proses
Pemecahan Masalah
a) Guru memberikan apresiasi, tanggapan, dan
klarifikasi serta penguatan mengenai materi
upaya mengatasi kekerasan yang terjadi di
masyarakat.
5. Strategi yang dilakukan guru dalam
meningkatkan motivasi siswa adalah dengan
menambahkan kegiatan ice breaking di
pertengahan pembelajaran. Hal tersebut
bertujuan untuk mengurangi rasa bosan siswa
ketika belajar dan meningkatkan keaktifan
dalam pembelajaran.
6. Sumber daya yang diperlukan yaitu pemahaman
atau kompetensi guru dalam memahami sintaks
model pembelajaran terkait materi pembelajaran
upaya mengatasi kekerasan di masyarakat.

Refleksi Hasil dan dampak A. Bagaimana dampak dari aksi dan langkah-
Bagaimana dampak dari aksi langkah yang dilakukan?
dari Langkah-langkah yang Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang
dilakukan? Apakah hasilnya dilakukan dirasa hasilnya efektif dan dapat dilihat
efektif? Atau tidak efektif? dari:
Mengapa? Bagaimana respon 1. Dengan menggunakan model PBL dan
orang lain terkait dengan menerapkan komponen TPACK dalam kegiatan
strategi yang dilakukan, Apa pembelajaran, serta metode dan media
yang menjadi faktor pembelajaran yang bervariasi terdapat perubahan
keberhasilan atau yang signifikan dan hasil yang efektif. Tingkat
ketidakberhasilan dari literasi peserta didik semangkin meningkat baik
strategi yang dilakukan? Apa dalam proses pembelajaran dan lebih mudah
pembelajaran dari mengerjakan soal yang berbasis literasi. Hal
keseluruhan proses tersebut tersebut terlihat dari respons peserta didik yang
antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
seperti tanya jawab saat ditayangkan gambar dan
video. Sangat semangat dalam mengamati gambar
dan video pembelajaran. Peserta didik berusaha
memecahkan persoalan yang ditampilkan di PPT,
video youtube dan LKPD melalui yanya jawab
maupun proses diskusi. Semangat dan antusias
untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya.
Selain itu, kemampuan peserta didik dalam
berpikir kritis semakin terlatih, sehingga sedikit
demi sedikit mampu menyelesaikan
permasalahan soal-soal dengan kritis.
2. Penggunaan metode yang variatif seperti ceramah
bervariasi, diskusi kelompok, dan presentasi,
serta tanya jawab sudah efektif dalam membuat
siswa tidak mudah jenuh saat kegiatan
pembelajaran, peserta didik lebih aktif, dan dapat
mengikuti dengan baik dari proses awal
pembelajaran sampai akhir.
3. Perpaduan penggunaan media pembelajaran yang
berbasis digital dan barang bekas sangat efektif
untuk membantu meningkatkan literasi dan
pemahaman peserta didik akan materi sosiologi.
Hal ini terlihat saat peserta didik dapat dengan
antusias dan fokus dalam mengamati tiap
gambar, video maupun artikel tentang kasus
kekerasan yang diberikan. Pada saat mengerjakan
soal juga peserta didik sudah lebih mudah untuk
memahami, mengamati gambar poster yang ada
pada soal dan menjawab soal yang diberikan
dengan baik. Selain itu, peserta didik juga
menjadi kreatif dalam menyajikan hasil LKPD
terlihat dengan hasil berupa pembuatan mading,
Scrapbook, dan jemuran baju.
B. Bagaimana respon orang lain terkait dengan
strategi yang dilakukan?
• Respons peserta didik terhadap kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model PBL,
metode diskusi dan ceramah bervariasi, media
pembelajarannya menarik dan mudah dipahami
seperti media PPT Canva, gambar, video, LKPD,
serfta kalender dan koran bekas ini adalah sangat
senang, antusias, pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan, dan menjadi ketagihan. Hal ini dapat
dilihat saat kegiatan refleksi akhir pembelajaran
dimana peserta didik memberikan respon positif
bahwa pembelajaran sangat menyenangkan,
tidak monoton, serta menjadi pengalaman baru
dan berharga.
• Respon rekan guru/teman sejawat terhadap
kegiatan pembelajaran dengan model, metode,
dan media yang ada juga sangat menarik.
Menurut mereka, dengan pembelajaran ini dapat
meningkatkan literasi peserta didik terlihat dari
antusias peserta didik dalam mengamati gambar
dan video, serta artikel contoh kasus yang
diberikan. Serta perpaduan media teknologi
dengan barang bekas juga sangat menarik
semangat siswa untuk mengkreasikan LKPD yang
terlihat dari hasil kreasi berupa scarp book,
mading, dan jemuran baju yang sangat menarik
untuk dilihat.

C. Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau


ketidakberhasilan dari strategi yang
dilakukan?

Adapun faktor keberhasilan dalam aksi ini adalah


penggunaan model PBL yang dapat membantu siswa
untuk mengalisis dan memecahkan kasus yang
terjadi, melatih peserta didik untuk berliterasi
dengan mengamati, membaca, sehingga peserta
didik terbiasa untuk mengerjakan soal HOTS. Media
PPT sederhana tetapi menarik yang juga membantu
siswa untuk memahami poin-poin penting dari
materi yang diajarkan. Menampilkan gambar dan
video sebagai bentuk untuk melatih peserta didik
untuk berliterasi sehingga memudahkan dalam
menganalisis materi dan mengerjakan soal.
Kemudian, pengkreasian LKPD dengan media
kalender dan koran bekas yang mendukung siswa
mengembangkan suatu hasil yang menarik untuk
dilihat. Selain itu, penggunaan aplikasi canva,
youtube, dan WAG membantu guru dan siswa dalam
meningkatkan pemanfaatan teknologi dalam
pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan aplikasi
yang digunakan sangat mudah digunakan dan
mendorong siswa lebih kreatif dalam pembuatan
tugas.
Namun, ada beberapa hal yang menjadi perhatian
dari strategi pembelajaran yang sudah dilakukan.
Diantaranya masih ada beberapa siswa yang belum
terlalu fokus dalam mengamati, membaca, dan
menganalisis artikel/soal LKPD yang diberikan guru,
terlihat dari beberapa siswa yang tidak membaca
artikel secara lengkap saat analisis kasus pada
LKDP, serta diperlukan pembagian waktu yang
efektif agar langkah pembelajaran terlaksana dengan
lengkap. Karena pengkreasian LKPD dengan
kalender dan koran bekas memerlukan waktu yang
cukup lama, tetapi secara keseluruhan tingkat
literasi dan pemahaman siswa dalam pembelajaran
maupun mengerjakan soal-soal sudah meningkat
dari pembelajaran sebelumnya.
D. Apa pembelajaran dari keseluruhan proses
tersebut?
Pembelajaran yang bisa diambil dari proses dan
kegiatan yang sudah saya lakukan adalah
guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam memilih
model, metode, dan media pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Guru harus melakukan manajemen pengaturan
waktu yang baik sesuai dengan model pembelajaran
yang dilakukan. Selain itu, guru harus senantiasa
mengembangkan ilmu dan pemahamannya agar
senantiasa searah dengan perkembangan zaman.

Anda mungkin juga menyukai