Kompetensi Kepala Sekolah Dan Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Terhadap Kinerja Sekolah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DAN IMPLEMENTASI

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH TERHADAP KINERJA SEKOLAH


DI SD NEGERI KECAMATAN PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL

Lasdi 1) Nurkolis 2) Ngasbun Egar 2)


1)
Guru di Kabupaten Tegal
2)
Universitas PGRI Semarang

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh kompetensi kepala sekolah


terhadap kinerja sekolah, 2) pengaruh implementasi manajemen berbasis sekolah
(MBS) terhadap kinerja sekolah, dan 3) pengaruh kompetensi kepala sekolah dan
implementasi MBS terhadap kinerja sekolah pada SD Negeri di Wilayah Kecamatan
Pagerbarang Kabupaten Tegal. Jenis penelitian ini kuantitatif inferensial dengan
rancangan penelitian korelasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru kelas di SD Negeri UPTD Dikpora
Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal menggunakan teknik sampel proporsional
pada 67 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, teknik analisis data
menggunakan regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada pengaruh yang positif dan signifikan
kompetensi kepala sekolah terhadap kinerja sekolah, 2) ada pengaruh yang positif
dan implementasi MBS terhadap kinerja sekolah, dan 3) ada pengaruh yang positif
dan signifikan secara simultan kompetensi kepala sekolah dan implementasi MBS
terhadap kinerja sekolah pada SD Negeri di Wilayah Kecamatan Pagerbarang
Kabupaten Tegal dengan kontribusi sebesar 41,9%, sedangkan sisanya 58,1%
dipengaruhi oleh variabel lain seperti kepuasan kerja guru, kinerja guru, kompetensi
pedagogik dan lain sebagainya yang tidak diteliti.

Kata kunci: kompetensi kepala sekolah, manajemen berbasis sekolah, kinerja


sekolah

PENDAHULUAN
Sekolah merupakan salah satu sarana untuk membangun masyarakat. Sekolah
juga dapat dikatakan sebagai agent of change masyarakat bahkan dunia. Manusia
Indonesia yang diharapkan saat ini adalah manusia yang mampu mengembangkan
keseluruh potensi yang dimilikinya, seperti halnya yang tercantum pada Undang-
undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang
menyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

267
Kinerja adalah unjuk kerja, prestasi kerja, tampilan hasil kerja, capaian dalam
memperoleh hasil kerja, tingkat kecepatan/ efisiensi/ prosuktivitas/ efektivitas dalam
mencapai tujuan. Kinerja merupakan status kondisi dari suatu pelaksanaan kerja
dalam mencapai tujuan, sasaran atau sesuatu yang diinginkan. Kinerja sekolah
ditunjukkan dengan berbagai ukuran keberhasilan atau tingkat capaian kineija
tertentu dalam mencapai tujuan atau sasaran, yang diukur dengan ukuran kinerja
(performance measure) ataupun indikator kinerja (performance indicator). Kinerja
sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah.
Kesimpulannya, esensi dari kinerja sekolah adalah keberhasilan yang diraih oleh
sekolah yang diukur dengan indicator keberhasilan sekolah untuk meningkatkan
proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar
Muttaqin (2010: 2).
Terkait dengan itu, seorang pakar manajemen pendidikan dari Amerika Serikat,
Sammon (1994 dalam Kusdyah, 2007: 76), merekemondasikan dalam sebuah
penelitiannya bahwa efektivitas dan kemajuan sekolah di Negara-negara modern itu
karena dibangun mulai dari sisi kepemimpinan dan penataan kembali
manajemennya. Kedua variabel yang saling berkaitan ini diyakininya dapat
menyulap lembaga pendidikan dari yang biasa menjadi luar biasa, yang stagnan
menjadi yang maju. Dengan demikian, lembaga pendidikan yang unggul dapat
tercapai apabila dalam lembaga tersebut didukung oleh kepemimpinan dan
manajemen yang baik, kokoh, dan tangguh. Sebaliknya, jika kepemimpinan kepala
sekolah tidak disertai dengan manajemen yang baik, tentu akan melahirkan kepala
sekolah yang buruk dan tidak becus untuk diamanahi mengelola lembaga pendidikan.
Kepala sekolah dasar yang berkompetensi yaitu yang responsif terhadap
berbagai perubahan yang berlangsung dalam kehidupan. Sekolah membutuhkan
seseorang yang dapat mengadaptabilitas perubahan kedalam kehidupan organisasi.
Adaptabilitas organisasi terhadap perubahan harus difasilitasi oleh kompetensi yang
memadai dari seorang kepala SD. Kepala SD secara memadai memiliki kemampuan
mengelola kehidupan organisasi dan menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
Dalam kenyatannya, kepala SD di Indonesia pada umumnya memiliki otonomi
terbatas untuk mengelola sekolah dan mengalokasikan dana yang yang diperlukan.
Dengan demikian dapat kita pahami bahwa kemampuan kepala SD untuk

268
meningkatkan efektivitas sekolah masih belum optimal. Demikian pula derajat
otonomi kepala SD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masih bersifat
perpanjangan tangan tingkat atas (Hardjosoedarmo, 2008: 76).
Berdasarkan peringkat nilai SD ke Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2014/2015
UPTD Dikpora Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal dengan peringkat tertinggi
adalah 33 dan peringkat terendah 704, artinya masih dalam peringkat yang masih
rendah dan hasil akreditas menunjukkan bervariatif ada akreditas A hanya tiga SD
Negeri Randusari 01, SD Negeri Surokidul 02 dan SD Negeri Jatiwangi 03 dengan
peringkat tertinggi yaitu 33 dari 731 Sekolah dasar se-kabupaten Tegal. Hasil
peringkat sekolah menunjukkan bahwa hanya empat Sekolah Dasar Negeri di
wilayah kecamatan Pagerbarang yang menempati peringkat atau ranking 100 besar
sekolah dasar negeri se-kabupaten Tegal, adapun sisanya menduduki peringkat 100
ke atas, hal ini berarti kinerja sekolah yang masih kurang pada Sekolah Dasar Negeri
di wilayah kecamatan Pagerbarang.
Kinerja sekolah merupakan representasi dari kinerja semua sumber daya yang
ada di sekolah dalam melaksanakan tugas sebagai upaya mewujudkan tujuan
sekolah. Kinerja sekolah diperoleh dari keseluruhan kinerja sumber daya sekolah
yang saling terkait, yaitu: kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, peserta
didik, dan komite sekolah. Suhardiman (2012: 149) menyatakan bahwa kinerja
sekolah adalah prestasi yang telah dicapai sekolah yang besangkutan. Prestasi
tersebut meliputi prestasi-prestasi di bidang akademik dan non-akademik. Prestasi itu
sebagai hasil kerja kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, penjaga, komite
sekolah, dan unsur lain yang ada di sekolah.
Kompetesi kepala sekolah kemampuan atau kecakapan yang diperlihatkan oleh
kepala sekolah dalam memfasilitasi pengembangan sekolah, membantu, membina,
menjamin bahwa manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah,
bekerja sama dengan stake holder, memberi contoh (teladan) tindakan berintegritas,
memahami, menanggapi, dan mempengaruhi lingkungan politik, sosial, ekonomi,
dan budaya yang lebih luas (Zawir, 2012: 2).
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Menurut Rohiat (2009: 14),
manajemen sekolah adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki
sekolah. Hal ini berarti manajemen sekolah sebagai pengelolaan sekolah yang

269
dilakukan dengan dan melalui sumber daya yang dimiliki sekolah untuk mencapai
tujuan sekolah. Manajemen pendidikan umumnya dan manajemen sekolah
khususnya merupakan pengelolaan institusi (sekolah) yang dilakukan dengan dan
melalui pendidik dan tenaga kependidikan untuk mencapai tujuan sekolah secara
efektif dan efisien.

METODE
Pendekatan pada penelitian ini termasuk kedalam penelitian kuantitatif dengan
jenis penelitian korelasional.

Kompetensi Kepala Sekolah


1. Kepribadian Kinerja Sekolah
2. Kewirausahaan 1. Standar input,
3. Manajerial mencakup aspek
4. Supervisi tenaga pendidik dan
5. Sosial kependidikan, aspek
kesiswaan, aspek
sarana dan
pembiayaan,
Manajemen Berbasis Sekolah 2. Standar proses
1. Partisipasi masyarakat diwadahi mencakup, aspek
melalui komite sekolah kurikulum dan bahan
2. Tansparansi pengelolaan sekolah ajar, aspek PBM, aspek
3. Program sekolah realistik penilaian, aspek
4. Pemahaman stakeholder visi dan manajemen dan
misi sekolah kepemimpinan
5. Lingkungan fisik sekolah nyaman, 3. Standar output,
terawat. mencakup dua aspek
6. Iklim sekolah kondusif dan prestasi belajar siswa,
7. Berorientasi mutu aspek prestasi pendidik
8. Efektivitas dan efisiensi pendidikan dan kepala sekolah,
9. Tata pengelolaan sekolah yang baik serta aspek prestasi
10. Adanya pemerataan pendidikan sekolah.

Gambar Kerangka pikir penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh guru kelas di SD Negeri UPTD
Dikpora Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal yang berjumlah 207 guru. Sampel
ditetapkan berjumlah 67 responden. Teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan metode proporsional random sampling yaitu teknik sampling yang

270
dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam
populasi. Penelitian dilaksanakan pada tahun akademik 2016-2017.
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
angket (kuesioner). Kuesioner penelitian ini menggunakan skala Likert, yaitu untuk
mengukur mengenai sikap, pendapat dan persepsi guru tentang masalah yang
menjadi variabel penelitian yang terdiri atas variabel.
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis butir, skor yang ada
pada tiap butir dikorelasikan dengan rumus uji korelasi Product Moment dari Karl
Pearson. Pernyataan pada kuesioner dinyatakan valid atau tidak, apabila nilai r
yang diperoleh (rhitung) dibandikan dengan (rtabel) dengan taraf signifikan 5% apabila
rhitung > rtabel lebih besar dari 0,361. Uji reliabilitas intrumen menggunakan teknik
Cronbach Alpha. Nilai batas yang digunakan adalah nilai r product moment pada
taraf signifikasi 5%. Jika harga r hitung> 0,70 maka instrument tersebut reliable,
dan sebaliknya jika harga r hitung< 0,70 maka dikatakan instrument tersebut tidak
reliabel.
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data suatu variabel
penelitian mengikuti distribusi data yang normal atau tidak. Uji normalitas data
penelitian ini menggunakan uji normalitas “goodness of fit” dari Kolmogorov-
Smirnof, karena data penelitian berskala ordinal (Santoso, 1999: 311). Data
dikatakan berdistribusi normal jika nilainya > 0,005. Uji linieritas bertujuan untuk
mengetahui apakah dua variabel yaitu variabel bebas dengan variabel terikat
mempunyai hubungan yang linear. Untuk mengetahui linier atau tidak dapat
dilakukan dengan melihat pada angka siginifikansi Deviation From Linearity. Jika
siginifikansi Deviation From Linearity lebih besar dari 0,05 (> 0,05), berarti
mempunyai hubungan linier.
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu
variabel bebas dengan satu variabel terikat. Dalam penelitian ini analisis regresi
sederhana digunakan untuk menguji hipotesis tunggal antara satu variabel bebas (X)
dengan satu variabel terikat (Y) yaitu: dengan persamaan regresi dirumuskan
Yˆ = a + bX. Regresi ganda dalam penelitian ini dignakan untuk menguji hipotesis
dua atau lebih variabel bebas (X) dengan satu variabel terikat (Y) dengan persamaan
Y = a + b1 X1 + b2 X2 .

271
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kompetensi Kepala Sekolah diperoleh dari 25 item kuesioner, nilai rata-rata
(mean) 103,07 median 103 dan simpangan baku 10,63 dengan distribusi data pada
kelas interval 93,1-103,1 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi
kepala sekolah dalam kategori sedang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
indikator terendah adalah supervisi kepala sekolah dengan skor rata-rata 269,
sedangkan indikator dengan skor tertinggi adalah kepribadian kepala sekolah dengan
skor rata-rata 283.
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah diperoleh dari 40 item kuesioner,
dengan nilai rata-rata (mean) 165,58 median 165 dan simpangan baku 15,09 dengan
distribusi data pada kelas interval 153,5 – 166,6 dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa implementasi manajemen berbasis sekolah dalam kategori sedang. Indikator
implementasi manajemen berbasis sekola yang terendah adalah efektivitas dan
efisiensi pendidikan yaitu dengan skor rata-rata 266, sedangkan indikator dengan
skor tertinggi adalah adanya pemerataan pendidikan dengan skor rata-rata 289.
Kinerja Sekolah diperoleh dari 40 item kuesioner dengan nilai rata-rata (mean)
160,16 median 160 dan simpangan baku 13,04 pada kelas interval 150,9 – 163,2
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implementasi manajemen berbasis
sekolah dalam kategori sedang. Indikator kinerja sekolah yang terendah adalah
indikator standar output yaitu dengan skor 258, sedangkan indikator dengan skor
tertinggi adalah standar input yaitu sebanyak 282.
Regresi Berganda: Pengaruh kompetensi kepala sekolah dan implementasi
manajemen berbasis sekolah terhadap kinerja sekolah pada SD Negeri di Wilayah
Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal.
Tabel 1. Hasil Uji Regresi Berganda
b
ANOVA
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 4701.253 2 2350.627 23.046 .000
Residual 6527.941 64 101.999

Total 11229.194 66
a. Predictors: (Constant), Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah, Kompetensi Kepala
Sekolah
b. Dependent Variable: Kinerja Sekolah

272
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara serentak
atau bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Dari hasil uji regresi
linier berganda diperoleh nilai Fhitung sebesar 23,046 dan nilai probabilitas sebesar
0,000 < 0,05 artinya H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh
signifikan secara simultan antara kompetensi kepala sekolah dan implementasi
manajemen berbasis sekolah terhadap kinerja sekolah pada SD Negeri di Wilayah
Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal.
Tabel 2. Koefisien Regresi Berganda
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 68.047 13.848 4.914 .000

Kompetensi Kepala Sekolah .418 .192 .341 2.180 .033


Implementasi Manajemen Berbasis .296 .135 .342 2.186 .032
Sekolah
a. Dependent Variable: Kinerja Sekolah

Berdasarkan tabel di atas disusun persamaan sebagai berikut Ŷ = 68,047 +


0,418X1 + 0,296X2+e Persamaan regresi di atas, dapat dijelaskan beberapa hal,
sebagai berikut kinerja Sekolah tanpa Kompetensi Kepala Sekolah dan Implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah telah ada koefisien regresi sebesar 68,047. Apabila
Kompetensi Kepala Sekolah meningkat sebesar satu-satuan atau satu tingkat, maka
akan meningkatkan Kinerja Sekolah pada SD Negeri di Wilayah Kecamatan
Pagerbarang Kabupaten Tegal sebesar 0,418 kali dengan asumsi variabel yang
lainnya tetap atau nol. Apabila implementasi manajemen berbasis sekolah meningkat
sebesar satu-satuan atau satu tingkat, meningkatkan Kinerja Sekolah pada SD Negeri
di Wilayah Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal sebesar 0,296 kali dengan
asumsi variabel yang lainnya tetap atau nol.
Tabel 3. Hasil Koefisien Determinasi
b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .647 .419 .400 10.09946
a. Predictors: (Constant), Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah, Kompetensi Kepala
Sekolah
b. Dependent Variable: Kinerja Sekolah
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan nilai R2 adalah 0,419 berarti variabel
yang dipilih pada variabel independen (kompetensi kepala sekolah dan implementasi

273
manajemen berbasis sekolah) dapat menerangkan variasi variabel dependen (kinerja
sekolah) dengan kontribusi 41,9%, sedangkan sisanya 58,1% dipengaruhi oleh
variabel lain.
Pengaruh Kompetensi Kepala Sekolah (X1) Terhadap Kinerja Sekolah (Y).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh Kompetensi Kepala Sekolah
terhadap Kinerja Sekolah pada SD Negeri di Wilayah Kecamatan Pagerbarang
Kabupaten Tegal mempunyai nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. Dengan
demikian hipotesis (H1) yang menyatakan Kompetensi Kepala Sekolah
mempengaruhi Kinerja Sekolah terbukti benar. Hal ini berarti bahwa Kompetensi
Kepala Sekolah yang baik akan berdampak pada kinerja sekolah.
Berdasarkan hasil uji t-test diketahui bahwa kepemimpinan mempunyai
sumbangsih sebesar 0,751 kali satuan dan positif, artinya semakin tinggi
kepemimpinan kepala skeolah maka semakin tinggi juga kinerja sekolah, demikian
juga sebaliknya semakin rendah kompetensi kepala sekolah maka semakin rendah
kinerja sekolah, dengan konstribusi pengaruh kompetensi kepala sekolah sebesar
37,5% terhadap kinerja sekolah.
Terkait dengan kontribusi kompetensi kepala sekolah terhadap kinerja sekolah,
diperoleh hasil data penelitian yaitu; hubungan antara kompetensi kepala sekolah
dengan kinerja sekolah adalah sebesar 0.613 dan termasuk pada hubungan yang
sedang. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa koefisien determinasi sebesar 0,375
berarti bahwa kontribusi kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru
adalah 37,5%. Angka ini menunjukkan bahwa kompetensi manajerial kepala sekolah
memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam meningkatkan kinerja sekolah.
Secara umum skor yang diperoleh dari jawaban responder terhadap kompetensi
kepala sekolah adalah sedang. Dari sini dapat dipahami bahwa tingkat kompetensi
kepala sekolah pada SD Negeri di Wilayah Kecamatan Pagerbarang Kabupaten
Tegal menurut para guru pada umumnya berada pada kelompok sedang dan masih
harus ditingkatkan.
Hasil penelitian ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh penelitian yang
dilakukan oleh Muttaqin (2010) bahwa terdapat pengaruh kompetensi kepala smp
terhadap kinerja sekolah pada SMP Negeri di Kabupaten Tasikmalaya, kepala
sekolah yang memiliki kompetensi yang baik yaitu sesuai dnegan kompetensi kepala

274
sekolah menurut Permendiknas No. 13 tahun 2007 harus memiliki lima kompetensi
utama, yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervise
akademik, dan sosial maka dapat meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam
mengelola sekolahnya sehingga kinerja sekolah yang dharapkan dapat tercapai
dengan optimal.
Demikian juga penelitian yang dilakukan Usman (2013) tentang pengaruh
kompetensi manajerial dan kompetensi supervisi kepala sekolah terhadap kinerja
sekolah sekolah menengah pertama negeri Se-Kabupaten Tanggamus. Berdasarkan
hasil penelitian disimpulkan bahwa kompetensi manajerial kepala sekolah
memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja sekolah SMP Negeri di
Kabupaten Tanggamus sebesar 78,0%.
Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Saepudin
(2014), bahwa terdapat hubungan Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dengan
Mutu Guru di Madrasah Aliyah Nurul Huda Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi dan
akan tetapi tidak sama dengan penelitian Ibrohim (2015) yang menyatakan
kepemimpinan kepala sekolah tidak berpengaruh terhadap kinerja guru yang
berdampak pada kinerja sekolah.
Terkait dengan itu, seorang pakar manajemen pendidikan dari Amerika
Serikat, Sammon (1994 dalam Kusdyah, 2007: 76), merekemondasikan dalam
sebuah penelitiannya bahwa efektivitas dan kemajuan sekolah di Negara-negara
modern itu karena dibangun mulai dari sisi kepemimpinan dan penataan kembali
manajemennya. Kedua variabel yang saling berkaitan ini diyakininya dapat
menyulap lembaga pendidikan dari yang biasa menjadi luar biasa, yang stagnan
menjadi yang maju. Dengan demikian, lembaga pendidikan yang unggul dapat
tercapai apabila dalam lembaga tersebut didukung oleh kepemimpinan dan
manajemen yang baik, kokoh, dan tangguh.
Pengaruh Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (X2) Terhadap Kinerja
Sekolah (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara satistik terdapat pengaruh
yang signifikan implementasi manajemen berbasis sekolah terhadap kinerja sekolah
(p value 0,00), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implementasi manajemen
berbasis sekolah yang baik maka akan meningkatkan kinerja sekolah pada SD Negeri
di Wilayah Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal. Sekolah sudah melakukan

275
dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia melalui pembagian tugas pada
komponen satuan pendidikan. Kemudian membuat dan memiliki beberapa pedoman
yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis termasuk peraturan
akademik, struktur organisasi dan uraian tugas staf tiap komponen sekolah. Namun,
pedoman-pedoman dan informasi sekolah tersebut tak mudah diakses oleh publik.
Berbagai pedoman tersebut seharusnya mudah diakses oleh pihak yang
berkepentingan. Hal ini, sesuai dengan prinsip transparansi MBS.
Berdasarkan hasil penelitian pada SD Negeri di Wilayah Kecamatan
Pagerbarang Kabupaten Tegal, mengenai Implementasi Manajemen Berbasis
Sekolah dalam peningkatan kinerja sekolah diketahui bahwa dengan Implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah salah satunya perencanaan program dalam perumusan
visi, misi, dan tujuan sekolah sudah melibatkan seluruh pihak yang berkepentingan,
terutama dewan guru dan komite sekolah. Dalam hal ini, komite sekolah sudah
berkontribusi untuk memberikan masukan. Begitu juga, dalam merumuskan
kebijakan dan program pendidikan termasuk RKT, dan RKAS, seluruh tim
pengembang sekolah sudah berpartisipasi aktif.
Danim (2007: 108) mengatakan bahwa: pekerjaan pertama kepala sekolah
dalam menerapkan MBS adalah meyakinkan sebanyak mungkin guru bahwa mereka
mempunyai kewajiban, kesempatan, dan tantangan untuk terlibat dalam aneka bentuk
perencanaan dan pemecahan masalah yang sampai sekarang dikerjakan oleh
administrator. Dengan demikian, mereka yang terlibat (terutama para guru)
diharapkan dapat mengetahui bagaimana kebijakan sekolah dan tumbuh rasa tujuan
sekolah yang tertulis di dinding sekolah sudah menunjukkan berjalannya usaha
sosialisasi kepada warga sekolah dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Hasil penelitian ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang
dilakukan oleh Muttaqin (2010) bahwa terdapat pengaruh implementasi manajemen
berbasis sekolah terhadap kinerja sekolah pada SMP Negeri di Kabupaten
Tasikmalaya, implementasi manajemen sekolah dilakukan dalam usaha
meningkatkan kinerja sekolah meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
dan pengawasan, maka berpengaruh pada esensi kinerja sekolah yaitu proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat terlaksana dan mencapai hasil yang
diharapkan sesuai dengan tujuan awal.

276
Penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sunanto (2015)
tentang Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan Pada SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh, hasil penelitian
menunjukkan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Program kerja kepala
madrasah dalam kegiatan pendidikan difungsikan dengan baik dan benar, hanya saja
dalam aspek manajemen tenaga kependidikan, manajemen keuangan, dan
pembiayaan perannya belum dijalankan secara optimal; (2) Strategi penerapan
manajemen berbasis sekolah dilakukan melalui: (a) tahapan sosialisasi, (b)
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah, (c) melibatkan sejumlah sumber daya
pendidikan untuk ketercapaian program sekolah, (d) melakukan analisis SWOT
terhadap program pendidikan yang sudah dilaksanakan, (e) penyusunan rencana dan
program kerja peningkatan mutu, dan (f) pelaksanaan program dan evaluasi; dan (3)
Kendala yang dihadapi kepala madrasah dalam menerapkan manajemen berbasis
sekolah antara lain kemandirian sekolah dan manajemen pengelolaan anggaran
belum dilaksanakan secara transparan dan akuntabel.
Pengaruh Kompetensi Kepala Sekolah (X1) dan Implementasi Manajemen
Berbasis Sekolah (X2) terhadap Kinerja Sekolah. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara simultan terdapat pengaruh secara serentak atau bersama-sama
berpengaruh Kompetensi Kepala Sekolah dan Implementasi Manajemen Berbasis
Sekolah terhadap Kinerja Sekolah pada SD Negeri di Wilayah Kecamatan
Pagerbarang Kabupaten Tegal. Hal ini mengandung arti bahwa jika Kompetensi
Kepala Sekolah dan Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah meningkat maka
Kinerja Sekolah pun akan meningkat.
Hasil analisis hipotesis tentang pengaruh kompetensi kepala sekolah dan
implementasi manajemen berbasis sekolah, terhadap kinerja sekolah membuktikan
terdapat pengaruh yang signifikan di antara variabel-variabel tersebut, di mana hasil
koefisien korelasi jamak yang diperoleh adalah r yx = 0,647 yangn berarti
mempunyai hubungan yang kuat dengan koefisien determinasinya adalah r2 = 0,419.
Hal ini berarti Kompetensi Kepala Sekolah dan Implementasi Manajemen Berbasis
Sekolah secara bersamasama memberikan kontribusi sebesar 41,9% terhadap Kinerja
Sekolah, sedangkan sisa yang lainnya ditentukan oleh faktor-faktor yang lain, yang
ikut mempengaruhi kinerja sekolah. Ini berarti bahwa 41,9% variasi yang terjadi

277
pada kinerja sekolah dapat dijelaskan oleh kompetensi kepala sekolah dan
implementasi manajemen berbasis sekolah secara bersama-sama melalui hubungan
linier Ŷ = 68,047 + 0,418X1 + 0,296X2+e Persamaan regresi tersebut mempunyai arti
bahwa kinerja Sekolah tanpa Kompetensi Kepala Sekolah dan Implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah telah ada koefisien regresi sebesar 68,047. Apabila
Kompetensi Kepala Sekolah meningkat sebesar satu-satuan atau satu tingkat, maka
akan meningkatkan Kinerja Sekolah pada SD Negeri di Wilayah Kecamatan
Pagerbarang Kabupaten Tegal sebesar 0,418 kali dengan asumsi variabel yang
lainnya tetap atau nol dan apabila implementasi manajemen berbasis sekolah
meningkat sebesar satu-satuan atau satu tingkat, meningkatkan Kinerja Sekolah pada
SD Negeri di Wilayah Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal sebesar 0,296 kali
dengan asumsi variabel yang lainnya tetap atau nol.
Berdasarkan temuan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Kinerja
Sekolah pada SD Negeri di Wilayah Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal dapat
ditingkatkan melalui perbaikan Kompetensi Kepala Sekolah dan Implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah. Kepemimpinan seorang kepala sekolah dapat
diperbaiki dengan cara menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan
nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga
kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik. Sebagaimana
diketahui dalam organisasi persekolahan, jika guru dan staff dalam bekerja merasa
tenang, aman, puas, maka guru akan senang bekerja sehingga dalam proses belajar
mengajar mempunyai dampak positif terhadap Kinerja Sekolah pada SD Negeri di
Wilayah Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal.
Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Habib (2016)
tentang Efektivitas Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah dalam Perspektif
Balanced Scorecard Terhadap Mutu Pembelajaran Siswa Kelas XI dan Kelas XII di
MAN Maguwoharjo Sleman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara
penerapan manajemen berbasis sekolah dalam perspektif balanced scorecard yang
meliputi perspektif pelanggan (X1), perspektif keuangan (X2), perspektif proses
internal (X3), serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (X4) dengan mutu
pembelajaran (Y) tidak berpengaruh secara langsung, namun dimediasi/diintervensi
oleh budaya madrasah (Z).

278
Hasil penelitian ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang
dilakukan oleh Muttaqin (2010) bahwa terdapat terdapat pengaruh yang signifikan
antara kompetensi kepala SMP dan implementasi manajemen sekolah terhadap
kinerja sekolah sebesar 39,50%, sedangkan sisanya sebesar 61,50% dipengaruhi oleh
faktor lain. Melalui tahapan implementasi manajemen sekolah dengan didukung oleh
kompetensi kepala sekolah yang baik, maka berdampak pada kinerja sekolah yang
baik yaitu proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat terlaksana dan mencapai
hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan awal.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan: Kompetensi Kepala Sekolah pada SD Negeri di Wilayah
Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal dengan nilai rata-rata 103,07 yang berarti
bahwa kompetensi kepala sekolah dalam kategori sedang dengan indikator skor
tertinggi adalah kepribadian kepala sekolah dan skor terendah supervisi kepala
sekolah. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dengan skor rata-rata 165,68
dalam kategori sedang dengan indikator terendah adalah efektivitas dan efisiensi
pendidikan dan tertinggi adanya pemerataan pendidikan. Kinerja Sekolah dengan
skor rata-rata 160,6 dalam kategori sedang dengan indikator terendah adalah tentang
standar output dan indikator dengan skor tertinggi adalah standar input. Ada
pengaruh yang positif dan signifikan Kompetensi Kepala Sekolah terhadap Kinerja
Sekolah pada SD Negeri di Wilayah Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal
dengan pengaruh sebesar 37,5%. Ada pengaruh yang positif dan signifikan
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja Sekolah pada SD
Negeri di Wilayah Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal dengan pengaruh
sebesar 37,5%. Ada Pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan
Kompetensi Kepala Sekolah dan Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah
terhadap Kinerja Sekolah pada SD Negeri di Wilayah Kecamatan Pagerbarang
Kabupaten Tegal dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. dengan kontribusi
41,9%, sedangkan sisanya 58,1% diterangkan oleh variabel lain seperti kepuasan
kerja guru, kinerja guru, kompetensi pedagogik dan lain sebagainya yang tidak
diteliti.

279
Saran: Kepala sekolah dalam hal ini selaku pemimpin sekolah harus
meningkatkan kompetensi kepala sekolah terutama pada supervisi agar selalu dapat
mengatur dan mengawasi kinerja staff dan guru dalam meningkatkan kinerja sekolah
yang terjadwal secara periodik dan berkelanjutan. Kepala sekolah meningkatkan
penerapan manajemen berbasis sekolah terutama pada peningkatan efektivitas dan
efisiensi pendidikan, yaitu pengaturan jumlah guru dalam mengajar siswa serta
menciptakan lingkungan fisik sekolah nyaman, terawat sehingga dapat meningkatkan
kinerja sekolah. Kinerja sekolah hasus ditingkatkan dengan mencapai hasil output
siswa berupa nilai akhir yang memuaskan dengan pendekatan pembelajaran yang
efektif dan efisien pada siswa juga diperlukan untuk memberikan bimbingan khusus
pada siswa yang mempunyai kemampuan kurang.
Guru harus memahami tuntutan standar profesi yang ada jika ingin
meningkatkan profesionalismenya. Ini harus menjadi prioritas utama karena sebagai
tenaga profesional seorang guru harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi
secara global dan tuntutan masyarakat yang menghendaki pelayanan yang lebih baik
walaupun kepala sekolah tidak rutin melakukan supervisi pendidikan sehingga dapat
menghasilkan output siswa yang baik. Guru hendaknya membangun hubungan
kesejawatan yang baik dan luas dengan sesama guru melalui jaringan kerja atau
networking.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Hardjosoedarmo. 2008. Total Quality Manajemen. Yogyakarta. ANDI

Haryoto, 2008. Manajemen Pendidikan di Era Reformasi. Jurnal Pendidikan


Penabur. 6 (V) 76-86).

Ibrohim. 2015. Pengaruh Kompetensi Profesional Dan Motivasi Kerja Terhadap


Kinerja Guru Dimoderasi Kepemimpinan Kepala Sekolah.

Juliandi. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Bisnis. Bandung:


Citapustaka Media Perintis.

Kusdyah, Ike. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : ANDI

280
Mangkunegara, Prabu. 2010. Manajemen Sumber daya Manusia perusahaan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Moeljono, Djokosantoso. 2007. Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi. PT.


Elex Media Komputindo. Jakarta

Mulyasa, Eli. 2012. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja


Rosdakarya.

Notoatmodjo, Sukijo. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta

Nurkolis, Hanif. 2005. Teori dan Praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah,.
Grasindo, Jakarta

Riduwan, 2013. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung:


Alpafeba

Rohiat. 2009. Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktek. Bandung: PT. Refika
Aditama

Rohimat, 2008. Manajemen Sekolah. Bandung : PT. Refika Aditama

Sedarmayanti. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Refika


Aditama

Soegito. 2013. Total Quality Management di perguruan tinggi. Semarang: Penerbit


Widya Karya.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung:


Alfabeta.

Suhardiman. 2012. Studi Pengembangan Kepala Sekolah Konsep dan Aplikasi.


Jakarta: PT. Rineka Cipta

Sukardjo & Ukim. 2009. Landasan Pendidikan. Konsep dan Aplikasinya. Jakarta :
Raja Grafindo

Tangkilisan, Hessel. 2007. Manajemen Publik. Jakarta: PT.Grasindo.

Umar, Husein. 2004. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta, Raja
Grafindo Persada

Usman, Husaini. 2008. Sekolah yang Inovatif. Jurnal Pendidikan Inovatif. 3 (2) 51-
58

Yuwono, dkk. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Zawir, Yazid. 2012. Kompetensi Kepala Sekolah. Jakarta: PT.Grasindo.

281

Anda mungkin juga menyukai