Ariska Jurnal Analisa Kelayakan Proyek Usaha O'chicken

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Agribisnis Vol 20 No.

2 Desember 2018 ISSN P: 1412 – 4807 ISSN O: 2503-4375

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA FRANCHISE O’CHICKEN


DI KELURAHAN SIMPANG TIGA KECAMATAN BUKIT RAYA KOTA PEKANBARU

Indah Marianju Nauli𝟏, Yusmini𝟐, Susy Edwina𝟐


Program Studi Agribisnis, Jurusan Agribisnis
Falkutas Pertanian Universitas Riau, Kode Pos 28293, Pekanbaru
[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan finansial dan kepekaan terhadap perubahan
harga input dan output waralaba bisnis franchise O’Chicken di Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan
Bukit Raya Kabupaten Pekanbaru. Survei dilakukan pada bulan November 2017, untuk
mengumpulkan data primer dan sekunder. Data dianalisis dengan menggunakan kriteria investasi
yaitu NPV, Net B/C, IRR dan Pay Back Period. Hasil penelitian menunjukkan usaha ini secara
ekonomi layak karena memiliki nilai NPV positif sebesar Rp.883.637.518,- Net B/C lebih besar dari
satu yaitu 3,35, nilai IRR lebih besar dari Social Opportunity Cost of Capital (SOCC), dengan
pengembalian investasi yang panjang atau Pay Back Period selama 4 tahun 3 bulan. Analisis
sensitivitas terhadap kenaikan harga input bahan baku daging ayam adalah 31,60%, dan penurunan
skala produksi sebesar 11,21% lebih besar dari break event point, jika kenaikan diatas persentase
tersebut maka usaha ini tidak layak untuk dijalankan karena NPV <0.

Kata kunci: kelayakan finansial, usaha, waralaba, ayam organik

PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam jangka panjang dan
merupakan fenomena penting yang di alami dunia belakangan ini. Menurut Benjamin (2007) sebuah
negara akan dinilai sukses apabila negara tersebut mampu menyediakan lapangan kerja, menurunkan
kemiskinan serta meningkatkan taraf hidup manusia seperti di negara belahan Eropa dan Amerika
Serikat. Namun, untuk menciptakan itu semua sebuah negara harus menciptakan iklim investasi yang
baik, dan mampu mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia
dalam kurun waktu tiga tahun mengalami peningkatan. Tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada tahun 2015 sebesar 4,88 persen, tahun 2016 sebesar 5,03 persen dan pada tahun 2017 sebesar
5,07 persen (BPS, 2018).
Perkembangan perekonomian di Indonesia juga didukung oleh perusahaan yang memberikan
kontribusinya untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia yang salah satu perusahaan tersebut adalah
perusahaan ritel yang berbasis waralaba. Jenis bidang usaha waralaba ini bermacam-macam yang
salah satunya yaitu usaha waralaba pada bisnis kuliner siap saji.
Usaha kuliner siap saji juga merupakan bagian dari usaha yang harus memperhatikan kepuasan
terhadap konsumen. Setiap konsumen memiliki selera masing-masing yang dipengaruhi oleh gaya
hidup dan pola kosumsi yang bergeser dalam mengikuti trend yang sedang terjadi dan berkembang.
169 | Analisis Kelayakan Finansial Usaha Franchise O’chicken Di Kelurahan Simpang Tiga
Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru
Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P: 1412 – 4807 ISSN O: 2503-4375

Trend dapat merambat dengan cepat dengan cepat ke segala jenis kebutuhan manusia, salah satu trend
yang sedang berkembang saat ini sering disebut dengan “back to nature”. Salah satu elemen yang
mendasari munculnya “back to nature” ialah pola hidup sehat yang akrab dengan lingkungan, telah
menjadi trend baru dan telah melembaga secara internasional yang mengisyaratkan jaminan bahwa
produk pertanian dan pertenakan yang menghasilkan bahan pangan harus beratribut aman dikonsumsi
(food safety attributes), kandugan nutrisi tinggi (nutritional attributes), dan ramah lingkungan (eco-
labelling attributes).
Munculnya pemikiran pola hidup sehat maka terciptalah makanan berlabel ‘Organik’, mulai
dari sayur, buah, beras dan ayam organik. Ayam organik yaitu ayam yang diternakkan secara alami.
Ayam organik biasa juga disebut dengan ayam herbal atau ayam probiotik adalah ayam boiler / ayam
potong yang dibudidaya dan setelah menetas hingga panen dengan menggunakan pakan khusus
(jagung, dedak, tepung ikan, dll) Sehingga bisnis waralaba (franchise) yang menggunakan pola hidup
sehat berbasis organik adalah franchise O’Chicken.
Usaha kuliner franchise O’Chicken merupakan usaha bisnis waralaba yang berkembang di Kota
Pekanbaru sejak tahun 2015. Usaha ini memiliki 7 outlet yang tersebar di Kota Pekanbaru yaitu di
Kecamatan Tampan, Kecamatan Payung Sekaki, Kecamatan Tenayan Raya, Kecamatan Sail,
Kecamatan Rumbai, Kecamatan Sidomulyo dan Kecamatan Bukit Raya. Outlet franchise O’Chicken
di Kecamatan Bukit raya merupakan outlet yang memiliki sakala usaha terbesar dibandingkan outlet-
outlet yang lainnya. Kuliner ini menyediakan menu makanan yang siap saji seperti ayam goreng
organik, tomyam, burger, kentang goreng dan sup ayam organik. Kuliner ayam organik di franchise
O’Chicken ini mempunyai tempat yang cukup besar dengan meja dan kursi yang tersusun rapi dan
nyaman. Fasilitas yang tersedia di usaha ini merupakan bentuk pelayanan/service kepada para
konsumen agar konsumen merasa puas dan nyaman saat berada di franchise O’Chicken.
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, seiring dengan prospek pasar yang bagus
masyarakat semakin menyukai mengkonsumsi O’Chicken ini sehingga produsenpun meningkatkan
produksinya. Oleh karena itu usaha ini perlu dilakukan perhitungan aspek finansial untuk
pengembangan usahanya dimasa yang akan datang. Aspek finansial ini dapat dilihat dari biaya-biaya
yang digunakan selama operasional usaha serta pendapatan yang diperoleh.
Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis kelayakan finansial usaha franchise
O’Chicken di Kelurahan Simpang Tiga Kota Pekanbaru dan (2) Mengetahui pengaruh perubahan
harga input dan output terhadap kelayakan finansial usaha franchise O’Chicken di KelurahanSimpang
Tiga Kota Pekanbaru.

170 | Analisis Kelayakan Finansial Usaha Franchise O’chicken Di Kelurahan Simpang Tiga
Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru
Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P: 1412 – 4807 ISSN O: 2503-4375

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di franchise O’Chicken di Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Bukit
Raya Kota Pekanbaru pada Bulan November 2017.

Metode Pengambilan Data


Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode studi kasus dengan mengadakan
pengamatan langsung di lapangan, mencari informasi kepada informan, yaitu pengusaha, manajer
dan karyawan uasaha francise O’Chicken dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu.

Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder, dimana data
primer diperoleh berupa data langsung yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara
dengan pemimpin atau manajer usaha franchise O’Chicken dan karyawan bagian produksi, dengan
menggunakan kuesioner yang berupa data biaya investasi, dan data biaya operasional yaitu biaya
sewa bangunan, pembelian bahan baku, biaya komunikasi, biaya listrik, biaya transportasi, biaya
keamanan, biaya perawatan, biaya kebersihan dan upah tenaga kerja. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Pekanbaru.
Analisis Data
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif, yaitu analisis kelayakan
finansial usaha franchise O’Chicken di Kelurahan Simpang Baru. Analisis kelayakan finansial ini
menggunakan perhitungan kriteriakriteria investasi antara lain Net Present Value (NPV), Internal
Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), dan analisis sensitivitas.

1. Tingkat Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga – harga secara umum dan terus – menerus
(kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh faktor – faktor tertentu
(Muchtar et al, 2016). Analisis tingkat inflasi digunakan untuk proyeksi biaya dimasa yang akan
datang pada beberapa koefisien teknis lainnya seperti perhitungan biaya reinvestasi peralatan, biaya
operasional, proyeksi harga input dengan menggunakan rata – rata tingkat inflasi sebesar 6,67%.

171 | Analisis Kelayakan Finansial Usaha Franchise O’chicken Di Kelurahan Simpang Tiga
Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru
Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P: 1412 – 4807 ISSN O: 2503-4375

2. Discount Factor
Discount Factor adalah menghitung nilai sekarang dari nilai uang yang akan datang jika
diketahui besarnya tingkat bunga dan lamanya periode (Pasaribu, 2012). Rumus discount factor
adalah:
1
𝑃=𝐹
(1 + 𝑖)𝑛
Dimana:
P = Nilai sekarang (Rp)

F = Nilai uang yang akan datang (Rp)


I = Tingkat bunga (12%, merupakan rata – rata tingkat suku bunga bank yang berlaku di
Kecamatan Bukit Raya)
N = Umur usaha franchise O’Chicken

3. Biaya penyusutan
Biaya penyusutan adalah biaya yang dibebankan pada konsumen melalui perhitungan harga
pokok produksi. Biaya penyusutan juga dianggap sebagai laba dalam perhitungan rugi karena dan
yang disisihkan sebenarnya merupakan penerimaan penguasaha yang dapat digunakan pada berbagai
kepentingan. Metode penyusutan dalam penelitian ini menggunakan metode garis lurus ( straight line
method ), dikarenaka umur ekonomis pada usaha belum habis tetapi umur proyeksi usaha franchise
O’chicken sudah selesai. Rumus biaya penyusutan adalah:

P = ( B-S)/n .................................................... (3-1)


Dimana :
P = jumlah penyusutan per tahun (Rp/tahun).
B = harga beli peralatan (Rp/tahun).
S = nilai sisa (Rp/tahun)
n = umur ekonomis peralatan

4. Analisis Kriteria Investasi


a. Net present value(NPV)
Net Present Value (NPV) adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh
investasi pada tingkat bunga tertentu. Rumus yang digunakan dalam penghitungan NPV adalah
sebagai berikut :
NPV = ∑𝑡=0
𝑛 (𝐵𝑡 − 𝐶𝑡)⁄(1 + 𝑖)𝑡

Dimana:
Bt = Benefit dalam usaha franchiseO’Chicken pada tahun ke-t (Rp/tahun)
Ct = Biaya total yang dikeluarkan dalam usaha franchiseO’Chicken
pada tahun ke-t (Rp/tahun)
n = Umur ekonomis usaha (tahun)
172 | Analisis Kelayakan Finansial Usaha Franchise O’chicken Di Kelurahan Simpang Tiga
Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru
Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P: 1412 – 4807 ISSN O: 2503-4375

i = Compound rate atau tingkat suku bunga (%)


t = Tahun (1,2,3,...)

Kriteria penilaian sebagai berikut:


NPV > 0 : Usaha franchiseO’Chicken yang diusahakan dikatakan layak/untung
NPV < 0 : Usaha franchiseO’Chicken yang diusahakan dikatakan tidak layak/rugi
NPV = 0 : Usaha franchiseO’Chicken yang diusahakan berada pada titik impas
b. Internal Rate of Return (IRR)
Nilai Internal Rate of Return (IRR) digunakan untuk mengetahui tingkat keuntungan bersih
atau investasi yang dilakukan dalam usaha franchiseO’Chicken. Internal Rate of Return (IRR) dapat
dihitung menggunakan rumus berikut:
𝑁𝑃𝑉1
IRR = i1 + [ + (𝑖 − 𝑖1)]
𝑁𝑃𝑉1−𝑁𝑃𝑉2 2

Dimana:
NPV1 = Nilai NPV positif
NPV2 = Nilai NPV negative
i1 = Tingkat Compound rate yang menghasilkan NPV positif
i2 = Tingkat Compound rate yang menghasilkan NPV negatif
Kriteria penilaian sebagai berikut :
IRR > r : Usaha franchiseO’Chicken yang diusahakan dikatakan layak/untung
IRR < r : Usaha franchiseO’Chicken yang diusahakan dikatakan tidak layak/ rugi
IRR = r : Usaha franchiseO’Chicken yang diusahakan berada pada titik impas

c. Net Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)


NetBenefit Cost Ratio (B/C Ratio) adalah nilai perbandingan antara jumlahpresent value yang
bernilai positif (pembilang) dengan present value yang bernilai negatif (penyebut). Net B/C ratio
menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah.
Proyek dinyatakan layak untuk dilaksanakan apabila nilai B/C ratio lebih dari satu. Secara sistematis
dapatdirumuskan sebagai berikut :
𝒏 𝒏
∑𝒕−𝟏 𝑵𝑩𝟏(+) ∑𝒕−𝟏 (𝑩𝒕−𝑪𝒕)⁄(𝟏+𝒊)𝒕(+)
Net B/C Ratio = ∑𝒏 𝑵𝑩𝟏 (−) − )𝒕
∑𝒏 (𝑩𝒕−𝑪𝒕)⁄(𝟏+𝒊 (−)
𝒕−𝟏 𝒕−𝟏
Dimana:

173 | Analisis Kelayakan Finansial Usaha Franchise O’chicken Di Kelurahan Simpang Tiga
Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru
Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P: 1412 – 4807 ISSN O: 2503-4375
NB = Net benefit usaha
Bt = Pendapatan kotor pada tahun i (Rp/tahun)
Ct = Biaya usaha pada tahun i (Rp/tahun)
i = Compound rate atau tingkat bunga yang berlaku di daerah penelitian
n = Umur usaha franchiseO’Chicken
t = Tahun (1,2,3)
Kriteria penilaian sebagai berikut:
Net B/C > 1 : Usaha franchiseO’Chicken yang diusahakan dikatakan layak/untung
Net B/C < 1 : Usaha franchiseO’Chicken yang diusahakan dikatakan tidak layak/rugi
Net B/C = 1 : Usaha franchiseO’Chicken yang diusahakan berada pada titik impas

d. Pay Back Period (PBP)

Pay Back Period (PBP) adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya arus penerimaan
(cash in flow) secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. Pay Back
Period dapat dihitung dengan rumus :

PBP = Pay Back Period


Tp-1 = Tahun sebelum terdapat Pay Back Period
Ii = Jumlah investasi yang telah di discount
̅iep−1
B = Jumlah benefit yang telah di discount sebelum Pay Back Period
̅p
B = Jumlah benefit pada Pay Back Period

Kriteria penilaian :
- Semakin besar nilai Pay Back Period, semakin lama pengembalian investasi yang ditanamkan
pada usaha franchise O’Chicken
- Semakin kecil nilai Pay Back Period, semakin cepat pengembalian investasi yang ditanamkan
pada usaha franchise O’Chicken

5. Analisis Sensitivitas (Switching Value)


Analisis kepekaan atau analisis sensitivitas merupakan analisis yang digunakan untuk melihat
dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap suatu analisis kelayakan dengan mengubah
variabel – variabel resiko yang dianggap penting dalam suatu usaha. Analisis sensitivitas akan melihat
apa yang akan terjadi dengan hasil kegiatan suatu usaha, jika terjadi perubahan – perubahandalam
dasar – dasar perhitungan biaya dan manfaat. Analisis switching value digunakan untuk mengetahui
tingkat perubahan harga bahan baku dan penurunan volume penjualan, sehingga keuntungan
mendekati normal yaitu NPV sama dengan nol.

174 | Analisis Kelayakan Finansial Usaha Franchise O’chicken Di Kelurahan Simpang Tiga
Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru
Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P: 1412 – 4807 ISSN O: 2503-4375
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisi Kriteria Investasi
Net present value (NPV)
Net Present Value (NPV) merupakan nilai sekarang dari selisih antara benefit (manfaat) dengan
cost (biaya) pada discount tertentu dengan menggunakan SocialOppourtunity of Capital (SOCC)
sebagai Discount Factor (DF) (Pasaribu, 2012). Nilai Net Present Value (NPV) dapat dinyatakan
bahwa usaha Franchise O’Chicken Jalan Utama Kelurahan Simpang Tiga ini layak dilaksanakan
karena NPV yang diperoleh dari perhitungan kriteria investasi lebih besar dari nol (positif).

Tabel 1. Perhitungan net present value (NPV) usaha franchise O’Chicken.


Tahun Net Benefit (Rp) Present Value12% (Rp)
1 2018 (420.521.668) (375.465.775)
2 2019 65.346.409 52.093.757
3 2020 88.360.212 62.893.053
4 2021 164.414.702 104.488.516
5 2022 205.883.852 116.824.027
6 2023 303.526.386 153.775.913
7 2024 273.515.108 123.724.344
8 2025 498.889.846 201.493.242
9 2026 575.843.834 207.655.059
10 2027 733.462.772 236.155.383
Jumlah 2.488.721.452 883.637.518

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)


Net Benefit Cost Ratio dilakukan untuk mengukur berapa beasar manfaat yang dapat diterima
dari setiap investasi yang di keluarkan. Net Benefit Cost Ratio diperoleh dari perbandingan Present
Value positif dengan total Present Value negatif (Ibrahim, 2009).
Tabel 2. Net benefit cost ratio (Net B/C) usaha franchise O’Chicken
Tahun Net Benefit (Rp) Present Value at DF 12% (Rp)
1 2018 (420.521.668) (375.465.775)
2 2019 65.346.409 52.093.757
3 2020 88.360.212 62.893.053
4 2021 164.414.702 104.488.516
5 2022 205.883.852 116.824.027
6 2023 303.526.386 153.775.913
7 2024 273.515.108 123.724.344
8 2025 498.889.846 201.493.242
9 2026 575.843.834 207.655.059
10 2027 733.462.772 236.155.383
Jumlah 2.488.721.452 883.637.518

175 | Analisis Kelayakan Finansial Usaha Franchise O’chicken Di Kelurahan Simpang Tiga
Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru
Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P: 1412 – 4807 ISSN O: 2503-4375

Jumlah Present Value Positif 1.259.103.294


Jumlah Present Value Negatif (375.465.775)
Net B/C 3,35

Internal Rate of Return (IRR)


Internal Rate of Return merupakan suatu tingkat discount rate yang menghasilkan net present
value sama dengan nol. Dengan demikian apabila hasil perhitungan IRR lebih besar dari Social
Opportunity Cost of Capital (SOCC) dikatakan proyek tersebut layak untuk diteruskan, bila sama
dengan SOCC berarti proyek berada pada break event point dan jika kecil dari SOCC maka proyek
tersebut tidak layak untuk diteruskan (Ibrahim, 2009).
Tabel 3. Perhitungan net present value (NPV) pada tingkat bunga 35% dan 40%

Tahun Net Benefit (Rp) Present Value at DF 35% (Rp) Present Value at DF 40% (Rp)
1 2018 (420.521.668) (311.497.532) (300.372.620)
2 2019 65.346.409 35.855.368 33.340.004
3 2020 88.360.212 35.913.311 32.201.243
4 2021 164.414.702 49.500.043 42.798.496
5 2022 205.883.852 45.914.879 38.280.897
6 2023 303.526.386 50.141.098 40.311.433
7 2024 273.515.108 33.469.170 25.946.876
8 2025 498.889.846 45.220.412 33.804.956
9 2026 575.843.834 38.663.468 27.870.990
10 2027 733.462.772 36.478.787 25.356.991
Jumlah 2.488.721.452 59.659.004 (460.733)

Pay Back Period (PBP)


Pay Back Period (PBP) adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya arus
penerimaan (cash in flow) secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present
value. Semakin cepat dalam pengembalian biaya investasi sebuah proyek. maka semakin baik poyek
tersebut karena semakin lancar perputaran modal. Hasil perhitungan Pay back Periodfranchise
O’Chicken ini akan mencapai titik pengembalian investasi pada saat usaha berumur empat tahun tiga
bulan yang artinya bahwa untuk jangka pengembalian modal awal saat pendirian usaha dengan umur
usaha selama 10 tahun berada ketika usaha sudah berjalan selama empat tahun tiga bulan.

176 | Analisis Kelayakan Finansial Usaha Franchise O’chicken Di Kelurahan Simpang Tiga
Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru
Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P: 1412 – 4807 ISSN O: 2503-4375

Tabel 4. Perhitungan payback period (PBP) usaha franchise O’Chicken

Tahun Net Benefit (Rp) Present Value 12% (Rp)


1 2018 (420.521.668) (375.465.775)
2 2019 65.346.409 52.093.757
3 2020 88.360.212 62.893.053
4 2021 164.414.702 104.488.516
5 2022 205.883.852 116.824.027
6 2023 303.526.386 153.775.913
7 2024 273.515.108 123.724.344
8 2025 498.889.846 201.493.242
9 2026 575.843.834 207.655.059
10 2027 733.462.772 236.155.383
Jumlah 2.488.721.452 883.637.518
PBP 4,3

Tabel 5. Nilai kriteria investasi usaha franchise O’chicken periode 2018-2027


Kriteria Investasi Nilai
Net Present Value (NPV) Rp.883.637.518,-
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 3,35
Internal Rate of Return (IRR) 40%
Pay Back Period (PBP) 4 Tahun 3 Bulan

B. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas berguna untuk mengkaji sejauh mana perubahan unsur-unsur dalam aspek
finansial ekonomi berpengaruh terhadap keputusan yang dipilih (Soeharto. 2002). Analisis
sensitivitas ini juga bertujuan untuk menilai. apa yang akan terjadi terhadap analisis kelayakan suatu
usaha apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya (cost) atau manfaat (benefit).Pada
penelitian ini, analisis switching value yang dilakukan adalah dengan menghitung perubahan
maksimum yang dapat terjadi akibat kenaikan harga bahan baku dan penurunan skala produksi.

Analisis sensivitas terhadap penurunan skala produksi


Produksi sangat mempengaruhi tingkat penerimaan suatu usaha. semakin besar tingkat produksi
maka total penerimaan akan semakin besar begitu pula sebaliknya jika produksi menurun maka total

penerimaan akan semakin menurun. Analisis ini akan dilakukan dengan melihat tingkat penurunan
skala produksi sampai usaha berada pada nilai NPV sama dengan nol.
Tabel 6. Analisis sensitivitas pada penurunan skala produksi

Penurunan Skala Produksi (%) NPV (Rp) Net B/C (Rp) IRR (%)

Normal 883.637.518 3,35 40%


11,21% 0 1,00 12%
180 | Analisis Kelayakan Finansial Usaha Franchise O’chicken Di Kelurahan Simpang Tiga
Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru
Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P: 1412 – 4807 ISSN O: 2503-4375

Tabel 2 menunjukkan bahwa setelah dilakukan perhitungan analisis sensitivitas terhadap


penurunan skala produksi dengan menggunakan cara trial and error. usaha franchise O’Chicken
berada pada NPV sama dengan nol apabila terjadi penurunan skala produksi sama sebesar 11,21%
dengan harga jual tetap. Nilai NPV sama dengan nol. maka selama periode 10 tahun umur usaha
pengusaha tidak untung dan tidak rugi. Analisis sensitivitas ini menunjukkan bahwa apabila terjadi
penurunan skala produksi sebesar 11,21% usaha franchise O’Chicken akan berada pada titik impas.
apabila terjadi penurunan skala produksi lebih besar dari 11,21% maka usaha franchise O’Chicken
akan mengalami kerugian dan sebaliknya apabila terjadi penurunan skala produksi dibawah 11,21%
maka usaha franchise O’Chicken masih dapat memperoleh keuntungan.

Analisis sensitivitas terhadap perubahan harga input


Harga input dalam analisis sensitifitas ini yang diubah meliputi harga daging ayam organik
karena danging ayam organik merupakan bahan baku utama dalam kegiatan produksi usaha franchise
O’Chicken dan apabila terjadi kenaikan harga pada bahan baku utama maka sangat berpengaruh
benefit yang akan diperoleh dalam usaha ini. Pada analisis ini akan dilakukan anilisis terhadap
kenaikan kenaikan harga bahan baku daging ayam organik sehingga nilai NPV sama dengan nol,
karena nilai NPV sama dengan nol maka usaha tersebut tidak untung secara finansial.

Tabel 7. Analisis sensitivitas pada kenaikan harga input

Perubahan Harga Input (%) NPV (Rp) Net B/C IRR (%)

31,60% + 0 1.00 12%


Normal 883.637.518 3,35 40%

Tabel 3. menunjukkan analisis sensitivitas terhadap peningkatan harga input dengan


menggunakan cara trial and error sebesar 30,68% persen, maka nilai NPV berubah menjadi Rp.0.-.
Apabila terjadi perubahan harga yaitu kenaikan input sebesar 30,68% dangan biaya lain tetap, harga
produk tetap, dan jumlah produksi tetap yang artinya usaha franchise O’Chicken mengalami titip
impas. Analisis sensivitas ini mnyatakan bahwa apabila selama periode 10 tahun jika terjadi kenaikan
harga ayam organik lebih besar dari 30,68% maka usaha franchise O’Chicken ini dapat dikatakan
akan mengalami kerugian dan sebaliknya jika kenaikan harga daging ayam organik dibawah 30,68%
usaha franchise O’Chicken masih memperoleh keuntungan.

180 | Analisis Kelayakan Finansial Usaha Franchise O’chicken Di Kelurahan Simpang Tiga
Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru
Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P: 1412 – 4807 ISSN O: 2503-4375

DAFTAR PUSTAKA

Asrori, M.I. 2013. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Agroindustri Tahu (Studi Kasus: Agroindustri
Adi Jaya Tahu di Kelurahan Labuh Baru Barat Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru).
Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pekanbaru.

Badan Pusat Statistik. 2018. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. www.bps.go.id. Diakses 6 Juni
2018.

Benjamin, Gunawan. 2007. Pentingnya Pertumbuhan Ekonomi Yang Selaras Dengan Alam. Medan

Ibrahim Y. 2009. Studi Kelayakan Bisni Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta
Muchtar, et al. 2016. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Kencana. Jakarta

Mulyani, Umay. 2016. Skripsi Analisis Kelayakan Finansial Agroindustri Tahu (Studi Kasus
Agroindustri Tahu Bapak Warijan di Desa Rambah Muda Kecamatan Rambah Hilir
Kabupaten Rokan Hulu). Universitas Riau. Pekanbaru

Pasaribu, Ali Musa. 2012. Perencanaan Proyek & Evaluasi Proyek Agribisnis. Lily Publisher.
Makassar

Soeharto, I. 2002. Manajemen Proyek. Erlangga. Jakarta.

Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. CV. Andi Offset. Yogyakarta.

Umar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

180 | Analisis Kelayakan Finansial Usaha Franchise O’chicken Di Kelurahan Simpang Tiga
Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru

Anda mungkin juga menyukai