Sap Pranikah (Bu Rahma)
Sap Pranikah (Bu Rahma)
Sap Pranikah (Bu Rahma)
KONSELING PRANIKAH
TAHUN 2022
DISUSUN OLEH:
NITA ARTIANA WATI
NIM. 202106090701
NIM : 202106090701
Telah disahkan pada tanggal :
Pembimbing Institusi
IV. Pelaksanaan
Metoda
1. Ceramah
2. Tanya jawab
No Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan 2 menit
a. Menyampaikan salam
b. Menjelaskan tujuan
c. Kontrak waktu
d. Tes awal
2. Kegiatan Inti 33 menit
a. Menjelaskan konsep dan fungsi pernikahan
b. Menjelaskan konsep dan apa yang dibutuhkan
dalam persiapan Pra Nikah
c. Mengedukasi tentang kesehatan reproduksi dan
seksual
d. Menjelaskan tentang kehamilan dan pemilihan
alat kontrasepsi.
3. Penutup 10 menit
a. Tanya jawab
b. Tes akhir
c. Menyimpulkan hasil penyuluhan
d. Memberi salam penutup
VI. Evaluasi
1) Prosedur : Post test
2) Jenis test : Pertanyaan secara lisan
3) Butir Soal : 4 butir
a. Apa dimaksud dengan pernikahan ?
b. Apa yang perlu disiapkan dalam menghadapi pernikahan ?
c. Sebutkan cara untuk mempersiapkan kehamilan ?
d. Sebutkan nutrisi yang dibutuhkan dalam mempersiapkan kehamilan ?
VII. Materi
A. Konsep Pernikahan
Menurut Undang-Undang Pernikahan Pasal 1 No 1 tahun 1974 menyatakan
bahwa pernikahan adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai
suami dan istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Sigelman (2003:37) mendefinisikan pernikahan sebagai
sebuah hubungan antara dua orang yang berbeda jenis kelamin dan dikenal dengan suami
istri.Dalam hubungan tersebut terdapat peran serta tanggung jawab dari suami dan istri
yang di dalamnya terdapat unsur keintiman, pertemanan, persahabatan, kasih sayang,
pemenuhan seksual, dan menjadi orang tua.
B. Fungsi Pernikahan
1. Menumbuhkan dan memelihara cinta serta kasih sayang. Pernikahan memberikan
cinta dan kasih sayang antara suami dan isteri, orang tua dan anak, dan antar
anggota keluarga lainnya. Idealnya pernikahan dapat memberikan kasih sayang
kedua orang tua kepada anaknya sehingga berkontribusi terhadap perkembangan
anak.
2. Menyediakan rasa aman dan penerimaan. Mayoritas orang mencari rasa aman dan
penerimaan, serta saling melengkapi bila melakukan kesalahan sehingga dapat
belajar darinya dan dapat menerima kekurangan pasangannya.
3. Memberikan kepuasan dan tujuan. Berbagai tekanan yang terdapat pada dunia kerja
terkadang menghasilkan ketidakpuasan. Ketidakpuasan tersebut dapat diatasi
dengan pernikahan melalui kegiatan yang dilakukan bersama-sama anggota
keluarga. Dengan pernikahan seseorang juga dipaksa untuk memiliki tujuan dalam
hidupnya.
4. Menjamin kebersamaan secara terus-menerus. Melalui pernikahan rasa
kebersamaan diharapkan selalu didapatkan oleh para anggota keluarga.
5. Menyediakan status sosial dan kesempatan sosialisasi. Sebuah keluarga yang
terikat oleh pernikahan memberikan status sosial pada anggotanya. Anak yang baru
lahir secara otomatis mendapatkan status sosial sebagai seorang anak yang berasal
dari kedua orang tuanya.
6. Memberikan pengawasan dan pembalajaran tentang kebenaran. Dalam pernikahan,
individu mempelajari mengenai peraturan-peraturan, hak, kewajiban serta
tanggung jawab. Pada pelaksanaannya individu tersebut akan mendapatkan
pengawasan dari aturan-aturan tersebut. Individu dalam pernikahan juga
mendapatkan pendidikan moral mengenai hal yang benar atau salah.
C. Persiapan Pranikah
Persiapan pranikah adalah hal-hal yang harus dipersiapkan oleh calon
pengantin (catin) sebelum menikah. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2014)
menjelaskan bahwa hal-hal yang harus dipersiapkan oleh catin sebelum menikah adalah
sebagai berikut:
1. Persiapan Fisik:
a. Pemeriksaan status kesehatan: Tanda-tanda vital (suhu,nadi,frekuensi
nafas,tekanan darah)
b. Pemeriksaan Darah rutin: Hb, Trombosit, Leukosit,
c. Pemeriksaan Darah yang dianjurkan: Golongan Darah dan Rhesus,Gula Darah
Sewaktu (GDS), Thalasemia, Hepatitis B dan C, TORCH (toksoplasmosis,
rubella, cytomegalovirus dan herpes simpleks)
d. Pemeriksaan Urin: urin rutin
2. Persiapan Gizi:
Peningkatan status gizi calon pengantin terutama perempuan melalui
penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan anemia gizi beserta
defisiensi asam folat.
3. Status Imunisasi TT
Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit tetanus
dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi TT untuk mencapai kekebalan
penuh.
4. Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi
a. Pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari.
b. Tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan nonsintetik.
c. Membersihkan organ reproduksi luar dari depan kebelakang dengan
menggunakan air bersih dan dikeringkan menggunakan handuk atau tisu.
d. Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab/bau.
e. Khusus untuk perempuan: Tidak boleh terlalu sering menggunakan cairan
pembilas vagina, dan jangan memakai pembalut tipis dalam waktu lama,
pergunakan pembalut ketika menstruasi dan diganti paling lama setiap 4 jam
sekali atau setelah buang airmemeriksakan diri ke petugas kesehatan.
f. Bagi laki-laki dianjurkan disunat untuk kesehatan.
D. Konsep KIE Catin Kesehatan Reproduksi dan Seksual
1. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dalam Kesehatan
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan baik dalam bentuk
verbal, non verbal maupun emosional antara komunikator kepada komunikan,
sehingga terjadi proses saling berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai
saling pengertian dan saling memiliki (Everett M. Rogers).
Menurut Kementrian Kesehatan dalam Pusat Promosi Kesehatan (2015),
Tujuan KIE dalam kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersigh dan sehat.
b. Meningkatnya peran serta masyarakat, melalui interaksi antara petugas
kesehatan dengan masyarakat, sehingga dapat terbangun hubungan yang baik,
saling menguntungkan, saling mengisi, saling dapat memenuhi harapan dengan
masyarakat.
c. Menyampaikan informasi yang akurat kepada pengambil keputusan untuk
mendapatkan dukungan kebijakan, dana, sarana dan sumberdaya lainnya dalam
mendukung upaya pelayanan kesehatan di puskesmas.
d. Menggalang kemitraan dalam bidang kesehatan
e. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh petugas
puskesmas.
f. Melalui KIE dalam bidang kesehatan dapat dihasilkan hal-hal sebagai berikut:
1) Terjadi perubahan pendapat (opinion change): pengetahuan, ide,
keyakinan dan pemikiran
2) Membangun sikap positif / perubahan sikap (attitude change) pada sasaran
KIE
3) Terjadi perubahan perilaku (behavior change) kearah PHBS
4) Terjadi perubahan terhadap kehidupan sosial (social change) yang lebih
sehat.
2. Fungsi KIE dalam Bidang Kesehatan
a. Menyampaikan informasi (to inform)
b. Mendidik (to educate)
c. Menghibur (to entertain)
d. Mempengaruhi (to influence/ persuasive).
e. Promosi (to promote)
f. Bimbingan (to guidance)
g. Konseling (to councel)
h. Motivasi (to motivate)
i. Memberikan instruksi ( to instructive)
j. Negosiasi (to negosiate)
k. Memprovokasi (to provoke)
l. Meyakinkan (to convince)
3. Prinsip KIE dalam Bidang Kesehatan
a. Tujuan dan sasaran KIE harus jelas.
b. Adanya saling memahami isi pesan saat berkomunikasi.
c. Adanya kesamaan persepsi antara komunikator dan komunikan.
d. Menggunakan berbagai aspek komunikasi :verbal, non-vebal, emosional, isi
pesan serta saluran, media yang digunakan.
e. Menggunakan alat bantu/ media komunikasi yang sesuai dengan keadaan,
kebutuhan dan krakteristik sasaran
4. Jenis KIE dalam Upaya Promosi Kesehatan
a. Berdasarkan proses komunikasi : komunikasi langsung dan tidak langsung.
b. Berdasarkan penyampaian pesan : komunikasi verbal, non-verbal, emosional
c. Berdasarkan arah penyampaiannya : satu arah dan timbal balik
d. Berdasrkan jumlah sasaran : Komunikasi individu, kelompok dan massa
e. Berdasrkan model pendekatan KIE : Komunikasi Risiko, Komunikasi
Persuasif,
f. KPP, Komunikasi Antar dan Lintas Budaya
g. Berdasarkan strategi promkes : advokasi, bina suasana, gerakan pemberdayaan
h. masyarakat dan kemitraan
E. Kesehatan Reproduksi dan Seksual
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2000), kesehatan
reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan
kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi, serta proses reproduksi yang
pemikiran kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit
melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman
(Triwibowo & Pusphandani, 2015).
1. Organ Reproduksi Pria
a. Alat Kelamin Luar
1) Penis berfungsi sebagai alat penetrasi pada vagina wanita saat kopulasi
(persetubuhan).
2) Uretra adalah saluran yang mengantarkan urin dan sperma.
3) Skrotum (zakar) merupakan suatu kantong kulit yang membungkus testis
dan epididimis.
b. Alat Kelamin Dalam
1) Testis
Testis pada pria berjumlah sepasang, berbentuk oval, dan terletak
di skrotum. Dalam testis terjadi proses pembuatan sel kelamin jantan dan
hormon kelamin. Pada testis terdapat pembuluh halus (vas seminiferus)
yang mengandung calon sperma pada bagian dindingnya.Di antara vas
seminiferus terdapat sel bernama sel interstitial yang berfungsi
menghasilkan hormon kelamin, misalnya testosteron.Selain itu, terdapat
sel besar, sel Sertoli yang berguna untuk memberikan makanan bagi
sperma.
2) Epididimis
Epididimis merupakan saluran reproduksi yang berfungsi sebagai
tempat pematangan sperma.Selain itu, epididimis dibentuk oleh saluran
berlekuk-lekuk yang tidak teratur dan juga menjadi tempat penyimpanan
sperma sementara.Saluran yang menghubungkan antara epididimis dan
testis disebut duktus eferen testis.
3) Vas deferens
Saluran ini merupakan lanjutan dari epididimis.Fungsinya adalah
mengangkut sperma menuju vesikula seminalis (kantong sperma).
4) Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin yang dimiliki oleh seorang pria adalah vesikula
seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretral (Cowper).
2. Organ Reproduksi Wanita
a. Alat Kelamin Luar
1) Labia mayora (bibir besar), yaitu struktur terbesar alat kelamin luar
perempuan yang tebal dan berlapiskan lemak. Labia mayora ini
mengelilingi organ pada alat kelamin luar lainnya dan berakhir menjadi
mons pubis.
2) Labia minora (bibir kecil) ialah lipatan kulit yang halus dan tidak memiliki
lapisan lemak.
3) Mons veneris adalah tonjolan lemak yang besar sebagai pertemuan antara
sepasang labia mayora.
4) Klitoris, disebut juga kelentit. Klitoris berupa tonjolan kecil dan
memanjang serta homolog dengan penis pada pria. Sebagian besar
tersembunyi di antara kedua labia minora.
5) Orificium urethrae adalah muara dari saluran kencing yang terleak di
bawah klitoris.
6) Himen sering disebut sebagai selaput dara.
7) Kelenjar reproduksi. Sama halnya seperti pria, wanita juga memiliki
beberapa kelenjar reproduksi, di antaranya adalah kelenjar vestibulari
mayor dan minor serta parauretralis.
b. Alat Kelamin Dalam
1) Ovarium (indung telur)
Ovarium adalah sepasang organ berbentuk oval yang terletak di
rongga perut. Ovarium memiliki struktur berbentuk bulatan-bulatan yang
disebut folikel. Tiap folikel mengandung sel telur (oosit) yang berada pada
lapisan tepi ovarium. Fungsinya adalah memproduksi telur matang untuk
pembuahan dan produksi hormon steroid dalam jumlah besar.
2) Oviduk (Tuba Fallopi)
Oviduk merupakan saluran penghubung antara ovarium dan rahim
(uterus). Di ujungnya terdapat fimbria yang menyerupai jari-jari untuk
menangkap telur yang matang. Oviduk ini berfungsi untuk membawa
sperma dan telur ke tempat terjadinya pembuahan, yaitu ampula tuba.
3) Rahim (Uterus)
Rahim pada wanita hanya ada satu dan tersusun atas otot yang
tebal. Rahim bagian bawah memiliki ukuran yang lebih kecil dan biasa
disebut sebagai leher rahim (cervix). Bagian yang besar dari uterus disebut
dengan corpus uteri. Terdapat tiga lapsan utama uterus, yaitu perimetrium,
miometrium, dan endometrium. Endometrium merupakan lapisan yang
akan mengalami penebalan dan pengelupasan apabila tidak ada
pembuahan. Fungsi utamanya adalah tempat menunjang pertumbuhan dan
perkembangan janin.
4) Vagina
Vagina merupakan alat kelamin wanita yang menghubungkan alat
kelamin luar dengan rahim. Vagina terdiri atas otot yang membujur ke arah
belakang. Dinding vagina banyak memiliki lipatan meskipun lebih tipis
dari rahim. Selain itu, lendir yang dihasilkan dari dindingnya berfungsi
mempermudah persalinan. Fungsi vagina adalah menahan penis saat
berhubungan seksual dan menyimpan semen sementara.
F. Kehamilan
Merencanakan kehamilan dengan baik adalah merupakan keputusan yang
bijaksana demi anda dan anak anda.Yang penting adalah kehamilan benar-benar
diinginkan dan sebaiknya direncanakan untuk memastikan kehamilan yang sehat dan
lancar.
Kesehatan dan perawatan kesehatan yang prima sebelum kehamilan (lazim
disebut sebagai perawatan prakonsepsi) akan membantu anda untuk melewati masa-masa
kehamilan dengan baik.
1. Kunjungan prakonsepsi
Bila anda sedang merencanakan kehamilan, buat perjanjian untuk kunjungan
ke dokter ahli obstetri ginekologi/bidan pilihan anda. Dokter/bidanakan melakukan
identifikasi adanya faktor resiko pada diri anda yang dapat mempengaruhi anda dan
bayi anda nantinya. Kepada anda akan diajukan sejumlah pertanyaan mengenai pola
makan sehari-hari, gaya hidup, riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita,
alat kontrasepsi yang pernah atau sedang digunakan, riwayat kehamilan yang pernah
anda alami dan sejumlah penyakit tertentu dalam keluarga. Bersikap terbuka dan
jujur akan sangat bermanfaat bagi langkah anda dalam mempersiapkan kehamilan.
Anda juga mendapatkan kesempatan untuk memperoleh perawatan khusus yang
diperlukan selama kehamilan.
2. Gaya hidup
Nakes akan memberikan pertanyaan mengenai kehidupan keluarga, riwayat
pekerjaan dan pola gaya hidup anda. Pertanyaan juga akan menyangkut perihal hobi,
kebiasaan, pola makan dan kebiasaan olah raga dan segala sesuatu yang biasa terjadi
dirumah atau di tempat pekerjaan yang diperkirakan dapat mempengaruhi
kehamilan.
3. Pola makan sehari-hari dan nutrisi
Jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung pembuahan antara lain
adalah:
a. VITAMIN B
Merupakan salah satu nutrisi penting yang valid dan tidak dapat ditawar
lagi.Mengingat nutrisi ini merupakan pendukung dan pengatur hormon
reproduksi/ kesuburan.
b. ASAM FOLAT
Nutrisi ini sangat dibutuhkan untuk mencegah kelainan dan perkembangan
tabung otak bakal janin.Asam folat terkandung dalam sayuran berdaun hijau,
biji-bijian, kacang-kacangan, brokoli, asparagus, kacang polong, kacang kapri,
jus jeruk), atau tersedia dalam tablet siap pakai (dapat diperoleh di apotik
terdekat).Asam folat dianjurkan untuk dikonsumsi tiap hari pada saat
mempersiapkan kehamilan dan beberapa bulan pertama setelah terjadinya
kehamilan.
c. VITAMIN C
Termasuk unsur penting untuk peningkat kesuburan, terutama bagi para calon
ayah.Selain itu, vitamin C juga berperan meningkatkan kekebalan tubuh,
faktor pendukung yang dibutuhkan bila kehamilan terjadi.
d. ZAT BESI (Fe)
Calon ibu yang mengalami anemia termasuk dalam kasus sulit hamil.Karena
itu zat besi sebagai unsur peningkat jumlah sel darah merah termasuk unsur
yang penting dibutuhkan.Terdapat pada hati, daging merah (sapi, kambing,
domba), ayam, kacang-kacangan dan sayuran hijau (bayam).
e. ZAT SENG (Zinc)
Zat ini berfungsi meningkatkan kualitas dan kuantitas sperma.Umumnya
terdapat pada kerang, kuning telur, daging merah, biji-bijian, kacang-
kacangan.
f. AIR
Terapi air termasuk salah satu yang kini sedang digalakkan untuk
meningkatkan kesuburan, berpotensi meningkatkan produksi hormon-hormon
kesuburan, testosterone dan estrogen. Dianjurkan minum 8-10 gelas air per
harinya.
7. Lingkungan hidup
Sejumlah bahan yang ada disekitar kita adalah bahan yang dapat
menyulitkan anda untuk menjadi hamil atau memahayakan janin anda bila anda
sedang hamil.Hindarilah hidup dalam lingkungan yang dapat mengganggu fertilitas
atau membahayakn jiwa anak anda.
Bahan kimia yang biasa digunakan dalam bidang fotografi, pelarut cat,
logam berat seperti merkuri atau timbal, pestisida adalah bahan berbahaya bagi
kehidupan kita.
8. Kondisi medis tertentu
Penderita diabetes, hipertensi, kejang dan penyakit jantung atau obesitas
membutuhkan perawatan khusus selama kehamilan.Obat yang biasa anda gunakan
mungkin perlu diganti bila anda menghendaki kehamilan.
Anda harus menceritakan pada nakes bila anda sudah biasa meminum obat-
obat tertentu untuk mempertahankan kesehatan anda atau obat-obat yang mudah
diperoleh secara bebas tanpa resep termasuk diantaranya adalah obat-obat untuk
jerawat, penurun tekanan darah atau untuk mengatasi kejang.
9. Vaksinasi
Infeksi dapat membahayakan ibu ataupun janin. Sejumlah penyakit infeksi
selama kehamilan dapat menyebabkan cacat pada janin .
Vaksinasi dapat mencegah sejumlah penyakit infeksi (lihat kotak
penjelasan).Perlu bagi anda untuk memperoleh jenis vaksinasi tertentu sebelum
kehamilan oleh karena sejumlah vaksin tidak boleh digunakan bila sedang hamil.
10. Infeksi
Infeksi dapat terjadi melalui kontak seksual – penyakit menular seksual,
penyakit ini dapat membahayakan kehamilan. Sejumlah PMS dapat menyebabkan
halangan bagi anda untuk menjadi hamil serta membahayakan kehidupan janin.
Bila anda menduga bahwa anda atau pasangan anda menderita PMS, lakukan
pemeriksaan dan terapi.Pasangan anda juga harus mendapatkan pengobatan.Jangan
melakukan hubungan seksual sebelum masalah PMS yang ada diatasi.
Infeksi HIV – human immunodeficiency virus (HIV) dapat memhayakan ibu
dan janin. Terapi dini dapat membantu untuk mencegah infeksi pada janin. Dengan
alasan ini, dokter mungkin akan menawarkan tes skrining HIV pada anda.
HIV yang merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus
adalah virus penyebab AIDS. Virus ini menyerang dan merusak sistem kekebalan
tubuh sehingga kita tidak bisa bertahan terhadap penyakit-penyakit yang menyerang
tubuh kita. Sistem kekebalan tubuh yang rusak atau lemah akan mudah terserang
penyakit yang ada di sekitar kita seperti TBC, Diare , Sakit kulit, dll
Infeksi HIV ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh manusia. Beberapa
cara yang berisiko menularkan HIV diantaranya:
a. Hubungan seks tidak aman. Pada saat berhubungan seks tanpa kondom, HIV
dapat menular dari darah orang yang terinfeksi, air mani atau cairan vagina
langsung ke aliran darah pasangannya, atau melalui selaput mukosa yang
berada di bagian dalam vagina ,penis atau dubur.
b. HIV dapat menular melalui transfuse darah yang mengandung HIV atau melalui
alat suntik atau alat tindakan medis lain yang tercemar HIV.
c. Selain dari jarum suntik, para pengguna narkoba suntik bergantian juga berisiko
tertular HIV.
d. HIV menular dari ibu ke bayi pada saat kehamilan, persalinan, dan ketika
menyusui (MTCT = Mother To Child Transmition).
Kapankah waktu yang tepat untuk memiliki anak? Pertanyaan ini mungkin
sudah beberapa waktu muncul di benak calon Mama dan calon Papa. Sebenarnya
jawabannya sederhana: tidak ada waktu yang benar-benar tepat untuk memiliki
anak, karena dinamika hidup di lingkungan kerja dan keluarga pasti akan
memunculkan hal lain yang membutuhkan perhatian calon Mama. Tapi sebaliknya,
tidak ada waktu yang salah untuk memiliki anak.
Berikut ini adalah beberapa hal yang disarankan untuk Anda perhatikan jika
Anda ingin mempersiapkan kehamilan:
a. Pertama-tama yang mungkin dilakukan adalah melakukan pemeriksaan
ginekologi dari dokter untuk memastikan tidak ada permasalahan yang akan
mengganggu proses kehamilan. Selanjutnya, seorang wanita harus memahami
riwayat kesehatan keluarganya, termasuk kelainan genetik atau masalah
ginekologi. Untuk beberapa orang yang berisiko tinggi, skrining genetik
mungkin dianjurkan sebelum mencoba untuk hamil. (Skrining genetik
(penapisan genetik) adalah setiap uji laboratorium yang digunakan untuk
langsung mendeteksi kelainan, cacat, atau kekurangan dalam gen atau
kromosom manusia)
b. Selain itu, imunisasi juga harus diperbarui, terutama untuk MMR (Measles
(campak), Mumps (gondongan), dan Rubella (campak Jerman)). Metode
pengendalian kelahiran (misalnya KB) harus dihentikan karena beberapa
metode memerlukan masa tunggu sebelum hamil. Jika Anda menggunakan pil
kontrasepsi, dokter biasanya akan merekomendasikan jenis kontrasepsi lain
selama beberapa siklus menstruasi agar sistem reprosuksi mengembalikan
kondisi hormon ke tingkat normal.
c. Jika Anda tidak mendapatkan menstruasi lagi, segeralah cek kehamilan dan
ingatlah kapan terakhir kali Anda mestruasi. Hal ini penting agar dokter Anda
dapat mengetahui umur janin dan memperkirakan tanggal persalinan Anda.
d. Mempersiapkan masa pra-konsepsi berarti memperkecil kemungkinan risiko
gangguan yang mungkin akan dialami janin. Anda mungkin membutuhkan
beberapa jenis vaksin, dan kemusian perlu menunggu beberapa bulan sebelum
pembuahan disarankan. Jika Anda merencanakan kehamilan pertama setelah
berusia 35 tahun, maka dokter biasanya akan mengantisipasi kemungkinan
gangguan seperti keguguran, dan risiko kerusakan kromosom.
e. Beberapa langkah umum untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan
merupakan ide yang baik untuk mempersiapkan kehamilan. Jalankan gaya
hidup sehat yang tepat untuk masa mempersiapkan kehamilan ini, untuk
meningkatkan kemampuan hamil. Mulailah gaya hidup sehat seperti
berolahraga secara teratur, berhenti merokok, makan makanan yang sehat, dan
menghindari stres.
f. Usahakan untuk mendapatkan tidur berkualitas. Wanita yang sulit hamil
biasanya memiliki hormon leptin yang rendah. Level hormon ini memengaruhi
pengaturan rasa lapar Anda dan berat tubuh. Anda dapat meningkatkan hormon
ini dengan istirahat yang berkualitas. Aturlah waktu tidur Anda. Upayakan
untuk tidur 7-8 jam setiap harinya.
g. Salah satu untuk memaksimalkan kemungkinan kehamilan adalah dengan
menjaga pola makan dan memantau cakupan gizi yang Anda konsumsi sehari-
hari. Gizi dan nutrisi yang optimal akan sangat dibutuhkan untuk mendukung
pembuahan dan perkembangan calon janin. Untuk itu, Anda sebaiknya memilih
makanan yang Anda makan dengan lebih cermat.
11. Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD)
Penyebab kehamilan tidak diinginkan meliputi:
a. Akibat hubungan seks pranikah
b. Akibat gagal/dropout KB
c. Pada unmet need (wanita usia subur yang tidak ingin punya anak tetapi tidak
menggunakan alat kontrasepsi).
Suatu kehamilan yang karena suatu sebab maka keberadaannya tidak
diinginkan oleh salah satu atau kedua orangtua bayi tersebut.beresiko fisik, psikis
dan sosial.
a) Risiko Fisik
Karena faktor psikis ibu hamil dapat mengalami kesulitan dalam persalinan
seperti pendarahan, komplikasi lain (PEB, persalinan prematur, IUGR, CPD)
hingga kematian
b) Risiko Psikis/Psikologis
Dibebani oleh berbagai perasaan yg tdk nyaman (dihantui rasa rendah diri,
bersalah/ berdosa, depresi atau tertekan, pesimis dll) hingga gangguan kejiwaan
yg parah
c) Risiko sosial
Rasa malu dan gunjingan dari masyarakat sekitar bahkan terkadang dari
keluarga terdekat sekalipun.
d) Risiko Ekonomi
Merawat kehamilan, melahirkan dan membesarkan bayi/anak membutuhkan
biaya besar
G. Kontrasepsi
Metode kotrasepsi yang dianjurkan bagi pasangan baru yang ingin menunda
kehamilan adalah sebagai berikut:
1. Modern Jangka Pendek : Pil Kombinasi, Suntik Progestin Kombinasi, Kondom
2. Metode Modern Jangka Panjang : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/IUD,
Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)/Implan Progestin Kombinasi
3. Metode Alamiah : Metode Amenore Laktasi (MAL), Pantang Berkala/ system
kalender, Coitus Interuptus / Senggama Terputus, Pengukuran Suhu Basal, Penilaian
Lendir Vagina.
H. Program KIE Calon Pengantin tentang Kesehatan Reproduksi dan Seksual
Program KIE Kesehatan Reproduksi dan Seksual pada Calon Pengantin
merupakan program Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dengan tujuan
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon
pengantin. Adapun hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Petugas kesehatan memberikan KIE Kesehatan Reproduksi dan Seksual kepada
calon pengantin.
2. Adanya koordinasi antara petugas kesehatandi Puskesmas dan jaringannya dengan
lembaga keagamaan dan instansi terkait lainnya dalam memberikan KIE kesehatan
reproduksi dan seksual bagi calon pengantin.
3. Terlaksananya pemeriksaan kesehatan termasuk pemberian pelayanan imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) bagi calon pengantin. Sasaran dari pelaksanaan program ini
yaitu semua pasangan calon pengantin yang akan menikah.
I. Pelaksanaan KIE Kesehatan Reproduksi dan Seksual pada Calon Pengantin
KIE Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Calon Pengantin dilakukan dengan
menggunakan alat bantu/media KIE yaitu Lembar Balik Kesehatan Reproduksi dan
Seksual bagi Calon Pengantin. Lembar balik tersebut diperuntukkan bagi petugas
kesehatan. Informasi kesehatan reproduksi yang diberikan dalam lembar balik adalah:
1. Persiapan pranikah
2. Kesetaraan gender dalam pernikahan
3. Keluarga berencana
4. Kehamilan, pencegahan komplikasi, persalinan dan pasca salin
5. Infeksi saluran reproduksi, infeksi menular seksual serta hiv dan aids, termasuk
pencegahan penularan hiv-aids dari ibu ke anak (ppia)
6. Informasi tentang deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara gangguan
dalam kehidupan seksual suami istri, dan
7. Mitos pada perkawinan.
Pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual yang diberikan kepada pasangan
calon pengantin adalah:
1. KIE kesehatan reproduksi dan seksual: penyuluhan, konseling
2. Pemeriksaan kesehatan: pemeriksaan fisik dan penunjang (jika diperlukan)
3. Imunisasi Tetanus Toxoid sesuai skrining status TT
Pelaksanaan kegiatan KIE ini bertempat di Puskesmas. Puskesmas berperan
dalam:
1. Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab dan koordinator pelaksanaan
pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin di wilayah
kerjanya.
2. Tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
reproduksi dan seksual bagi calon pengantin (identifikasi klien, koordinasi dengan
stake holder, fasilitasi pertemuan, monitoring, evaluasi dan pelaporan).
Fasilitator pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin
adalah tenaga kesehatan yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di
puskesmas dan jajarannya. Kriteria petugas kesehatan dapat bidan, dokter, dokter gigi,
perawat, sarjana kesehatan masyarakat atau petugas kesehatan yang telah mendapat
orientasi tentang pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin.
Dalam pelaksanaan KIE kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin,
fasilitator dapat meminta bantuan narasumber untuk menyampaikan materi bidang
tertentu.
Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan KIE kesehatan
reproduksi dan seksual bagi calon pengantin adalah:
1. Ruangan atau aula
2. Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, balpoin)
3. Lembar Balik Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Calon pengantin
4. Buku Saku Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Calon pengantin
5. Buku/media kesehatan ibu dan anak seperti Buku KIA, poster gizi dll.
6. Komputer/laptop dan LCD
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan KIE kesehatan reproduksi
dan seksual bagi calon pengantin:
1. Melakukan koordinasi dengan KUA/BP4/Gereja/parisada/vihara setempat untuk
memastikan adanya peran aktif dan dukungan terhadap pelaksanaan kegiatan
tersebut.
2. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan untuk KIE kesehatan reproduksi dan
seksual bagi calon pengantin, misalnya di Puskesmas/Poskesdes/KUA/gereja/
parisada/vihara, dan lain-lain.
3. Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan, serta
mempelajari materi yang akan disampaikan.
Pelaksanaan pertemuan pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon
pengantin dilakukan sesuai kesepakatan antara petugas kesehatan dengan pihak KUA.
Oleh karena itu perlu adanya kerja sama dengan lembaga/kelompok keagamaan
setempat. Alur Pelaksanaan KIE calon pengantin adalah sebagai berikut:
1. Calon pengantin datang ke KUA/Gereja/parisada/vihara untuk mengurus
pernikahannya.
2. Calon pengantin mengisi formulir N1, N2 dan N4 dari kelurahan/desa yang
membawahi tempat tinggal calon pengantin.
3. Calon pengantin membawa surat pengantar yang diperoleh dari
KUA/Gereja/parisada/vihara ke Puskesmas untuk mendapatkan surat keterangan
sehat dan imunisasi TT (melalui skrining status T).
4. Di Puskesmas petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan, KIE kesehatan
reproduksi dan imunisasi TT bila diperlukan.
5. Calon pengantin kembali ke KUA/ Gereja/ parisada/ vihara dengan membawa surat
keterangan sehat dan status imunisasi TT.
6. KUA akan mencatatkan pernikahan pasangan pengantin yang telah menyerahkan
formulir N1, N2, N4, surat keterangan sehat dan imunisasi TT.
7. Untuk pasangan calon pengantin diluar agama Islam, pencatatan pernikahan, sesuai
dengan aturan masing-masing agama.
Untuk memantau perkembangan dan hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan
reproduksi dan seksual bagi calon pengantin perlu dilakukan monitoring dan evaluasi
secara berkala danberkesinambungan. Seluruh pelaksanaan kegiatan pelayanan
kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin dibuatkan pelaporan dan di
dokumentasikan.
Indikator Keberhasilan yang dapat dilihat dari program ini adalah sebagai berikut
:
1. Indikator Input
a. Adanya Petunjuk pelaksanaan KIE lembar balik kesehatan reproduksi dan
seksual bagi calon pengantin dan Buku KIA
b. Adanya petugas kesehatan sebagai fasilitator untuk KIE kesehatan reproduksi
dan seksual bagi calon pengantin
c. Tersedianya anggaran untuk KIE kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon
pengantin
2. Indikator Proses
a. Persentase calon pengantin yang mendapatkan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi dan KIE kesehatan reproduksi dan seksual
b. Persentase fasilitator yang melaksanakan KIE kesehatan reproduksi dan seksual
c. Persentase Puskesmas yang melaksanakan KIE kesehatan reproduksi dan
seksual bagi calon pengantin
3. Indikator Output
Seluruh calon pengantin mendapat KIE Kesehatan reproduksi dan seksual.
Proses pelaksanaan kegiatan KIE kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon
pengantin dilaporkan oleh puskesmas setiap bulan ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
Pelaporan pelayanan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin dijadikan sebagai
dokumen, bahan informasi dan pembelajaran bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Isi
laporan memuat:
1. Waktu pelaksanaan
2. Jumlah peserta (daftar hadir)
3. Fasilitator dan Narasumber
4. Proses pertemuan
5. Masalah dan hasil capaian pelaksanaan
6. Hasil Evaluasi
Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari Puskesmas ke dinas
kesehatan kabupaten/kota kemudian ke dinas kesehatan provinsi untuk selanjutnya ke
Kementerian Kesehatan. Pelaporan dibuat dalam bentuk laporan tahunan.
DOKUMENTASI