Laporan MMD 3
Laporan MMD 3
Laporan MMD 3
PENGABDIAN MASYARAKAT
“SENAM PENCEGAHAN STROKE TERHADAP PASIEN HIPERTENSI ”
KELOMPOK RW 014
HAMDANI 18210100106
HARIKOH 18210100052
MASKURDIANA 18210100054
TAHUN 2022
Lampiran I
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul : “SENAM PENCEGAHAN STROKE TERHADAP PASIEN
HIPERTENSI”
2. Bidang : Pengabdian Masyarakat
3. Ketua Pelaksana
1. a. Nama : Ade Robiah
b. Jabatan : Mahasiswa
d. Program Studi : Profesi Ners
e. Bidang Keahlian : Nurse
4. Jumlah Anggota : 10 Orang
Nama Anggota : Hamdani
Dede Wita Juwita
Harikoh
Hesty Agustiyani
Prita Agustiyani
Maskurdiani
Ni Luh Sriyastini
Rosda Putra Jaya M
Tin Murtini
Tridara Februaluki
5. Jangka Waktu Kegiatan : 07.00-Selesai
6. Bentuk Kegiatan : Pengabdian masyarakat tentang Senam Pencegahan Stroke
Terhadap Pasien Hipertensi
7. Lokasi Kegiatan : Balai warga RW 014
8. Biaya yang Diperlukan
a. Sumber dari mahasiswa : Rp.
b. Sumber Lain :- Jumlah : -
Mengetahui, Pelaksana
Dosen Pembimbing
Anggota : Hamdani
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur dan kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan laporan Pertanggung Jawaban
kegiatan Pengabdian Masyarakat melalui kegiatan Webinar “Senam Pencegahan Stroke
Terhadap Pasien Hipertensi“ di Desa Sukamaju RW 014 Depok, Kegiatan Pengabdian
Masyarakat ini merupakan salah satu ketentuan untuk memenuhi tugas stase keperawatan
komunitas.
Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah Webinar, termasuk didalamnya dilakukan
pendidikan kesehatan tentang penyakit Hipertensi, pencegahan stroke, jantung koroner, serta
di lakukan demonstrasi rebusan daun salam. yang sudah di lakukan yang sesuai dengan judul
pengabdian masyarakat.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. dosen pembimbing kami
2. ketua RW 014 beserta ibu kader dan warga yang sudah berpartisipasi
3. rekan-rekan sekelompok yang sudah sama-sama berkerjasama
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Seiring bertambahnya usia, seseorang akan mengalami transisi pada tubuh dan
psikisnya. Bertambahnya umur menyebabkan perubahan struktur tubuh, fungsi tubuh, dan
reaksi tubuh. Oleh karena itu, tubuh rentan terhadap penyakit, kemudian tubuh tidak
mampu untuk mempertahankan konsentrasi zat dalam tubuh terhadap stres (Hafdia et al.,
2018).
WHO (World Stroke Organization) menyampaikan bahwa pada tiap tahun ditemukan
13,7 juta kasus baru stroke, dan 5,5 juta kematian yang disebabkan karena penyakit
stroke. Kira-kira 87% kematian dan penyandang disabilitas yang disebabkan karena
stroke terjadi pada negara yang memiliki pendapatan rendah dan menengah (Kemenkes
RI, 2018). Adapun penyebab stroke dikarenakan seseorang mengalami penyakit tidak
menular salah satunya adalah hipertensi dimana penyakit ini menjadi ancaman kesehatan
masyarakat. Seseorang dikatakan menderita hipertensi setelah diukur tekanan darahnya
oleh dokter/perawat. Hipertensi ini memiliki hubungan signifikan dengan beberapa faktor
diantaranya usia, jenis kelamin, jenjang pendidikan, jenis pekerjaan, tempat tinggal,
merokok, konsumsi alkohol, konsumsi sayuran dan buahan, konsumsi kafein, serta
aktivitas sehari-hari (Kemenkes RI, 2019). Tindakan yang dilakukan untuk mencegah
komplikasi hipertensi adalah senam anti stroke. Salah satu keunggulan dari senam ini
adalah dapat dilakukan dengan mudah oleh lansia dan gerakan senam ini sangat
sederhana sehingga lansia dapat mengingatnya (Tul’Aini et al., 2014).
Gerakan senam anti stroke ini dilakukan dengan kekuatan sedang menepak bagian
ekstremitas, pundak, tulang belakang, dan perut. Sebelum melakukan gerakan, lansia
melakukan pemanasan terlebih dahulu dan ditutup dengan pendinginan (Fidyastria,
2017). Penelitian yang dilakukan oleh Melati et al. (2021) ditemukan ada pengaruh senam
anti stroke terhadap penurunan tekanan darah. Senam anti stroke dapat meningkatkan
aktivitas parasimpatis yang menyekresi neurotransmitter asetilkolin (Ach) sehingga
melepaskan nitrat oksida pada sel endotel. Hal ini akan menurunkan kekakuan arteri. Hal
yang sama juga diungkapkan oleh Sumarni et al. (2021). Senam anti stroke dapat
menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi ringan dimana nilai p adalah
0,000. Terjadi penurunan tekanan sistolik dikarenakan Nitric Oxide (NO) dilepaskan,
terjadi degradasi kekauan arteri dan sensibilitas baroreseptor meningkat sehingga
menurunkan aktivitas simpatis.
Berdasarkan studi pendahuluan pada lansia penderita hipertensi di RW 014 desa Sukamaju,
Depok terdapat 15 responden yang memiliki keturunan hipertensi dan 66 responden tidak
memiliki keturunan hipertensi
Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dilakukan kegiatan
pengabdian masyarakat kepada lansia penderita hipertensi dengan mengajarkan senam
anti stroke sebagai salah satu tindakan dalam mencegah komplikasi hipertensi. Selain itu,
diharapkan dengan adanya kegiatan ini maka kader kesehatan setempat dapat
menjadwalkan pelaksanaan senam anti stroke ini sehingga lansia penderita hipertensi
dapat melakukan pencegahan komplikasi hipertensi.
B. PERMASALAHAN MITRA
Pravalensi hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia vukup tinggi. Selain itu,
akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah Kesehatan masyarakat.hipertensi
merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit
jantung dan pembuluh darah. Hipertensi sering tidak menunjukkan fejala, sehingga baru
disadari bila telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau
stroke. Tidak jarang hipertensi ditemukan secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan
Kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain
C. SOLUSI PERMASALAHAN
Salah satu cara untuk dapat meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai hipertensi
ini adalah dengan melakukan penyuluhan / pendidikan kesehatan dan mempraktekan cara
mengatasi kecemasan dengan senam pencegahan stroke, serta mendemonstrasikan cara
mengatasi hipertensi,Jantung koroner dengan rebusan daun salam
D. TARGET DAN LUARAN
1. Target
Target Peserta berjumlah 45 orang yang terdiri dari :
a) Mahasiswa
b) Peserta Masyarakat Warga Sukamaju RW 014
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. HIPERTENSI
Menurut Price (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016), Hipertensi
adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau
tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi
menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit
saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar
resikonya.
Hipertensi merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia karena tingginya
tingkat prevalensi dan berhubungan dengan peningkatan resiko penyakit
kardiovaskular . Hipertensi hampir mempengaruhi 26% dari populasi orang dewasa di
seluruh dunia bahkan pada tahun 2025 diproyeksikan 29% dari populasi dunia (1,56
miliar orang dewasa) akan mengalami hipertensi. Data dari WHO pada tahun 2013
menunjukan bahwa terdapat 9,4 juta warga dunia setiap tahunnya. Presentase penderita
hipertensi saat ini paling banyak terdapat di negara berkembang
Menurut American Heart Association atau AHA dalam Kemenkes (2018),
hipertensi merupakan silent killer dimana gejalanya sangat bermacam-macam
pada setiap individu dan hampir sama dengan penyakit lain. Gejala-gejala tersebut
adalah sakit kepala atau rasa berat ditengkuk. Vertigo, jantung berdebar-debar,
mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging atau tinnitus dan mimisan.
B. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan
(Ardiansyah M., 2012) :
1) Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hiperetnsi yang 90% tidak
diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan
berkembangnya hipertensi esensial diantaranya :
a) Genetik
Individu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi lebih tinggi
mendapatkan penyakit hipertensi.
b) Jenis kelamin dan usia
Lelaki berusia 35-50 tahun dan wanita yang telah menopause berisiko
tinggi mengalami penyakit hipertensi
c) Diit konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak.
Konsumsi garam yang tinggi atau konsumsi makanan dengan
kandungan lemak yang tinggi secara langsung berkaitan dengan
berkembangnya penyakit hipertensi
d) Berat badan obesitas
Berat badan yang 25% melebihi berat badan ideal sering dikaitkan
dengan berkembangnya hipup
e) Gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol
Merokok dan konsumsi alkohol sering dikaitkan dengan berkembangnya
hipertensi karena reaksi bahan atau zat yang terkandung dalam
keduanya.
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya.
Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa penyakit, yaitu:
a) Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang mungkin
terjadi beberapa tingkat pada aorta toraksi atau aorta abdominal.
Penyembitan pada aorta tersebut dapat menghambat aliran darah sehingga
terjadi peningkatan tekanan darah diatas area kontriksi
b) Penyakit parenkim dan vaskular ginjal. Penyakit ini merupakan penyakit
utama penyebab hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler berhubungan
dengan penyempitan satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung
membawa darah ke ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada pasien dengan
hipertensi disebabkan oleh aterosklerosis atau fibrous dyplasia
(pertumbuhan abnormal jaringan fibrous). Penyakit parenkim ginjal terkait
dengan infeksi, inflamasi, serta perubahan struktur serta fungsi ginjal
c) Penggunanaan kontrasepsi hormonal (esterogen).
Kontrasepsi secara oral yang memiliki kandungan esterogen dapat
menyebabkan terjadinya hipertensi melalui mekanisme renin
aldosteronmediate volume expantion. Pada hipertensi ini, tekanan darah
akan kembali normal setelah beberapa bulan penghentian oral kontraseps
d) Gangguan endokrin. Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat
menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenal- mediate hypertension
disebabkan kelebihan primer aldosteron, kortisol, dan katekolam
e) Kegemukan (obesitas) dan malas berolahraga.
f) Stres, yang cenderung menyebabkan peningkatan tekanan darah untuk
sementara waktu
g) Peningkatan tekanan vaskur
h) Merokok
Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin. Peningkatan
katekolamin mengakibatkan iritabilitas miokardial, peningkatan denyut
jantung serta menyebabkan vasokortison yang kemudian menyebabkan
kenaikan tekanan darah
C. Klasifikasi Hipertensi
1. Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. 2016), klasifikasi
hipertensi klinis berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik yaitu :
Terapi komplementer adalah praktik atau perawatan yang telah terbukti secara medis
sebagai pelengkap dari terapi atau pengobatan utama. Terapi ini dapat membantu
meningkatkan kualitas hidup pasien dan membuat pasien merasa lebih sehat. Namun,
sebagai pendukung pengobatan yang bertujuan untuk membantu pasien merasa lebih
baik atau mengatasi efek samping yang muncul akibat pengobatan konvensional.
diduga dapat menurunkan tekanan darah. Penelitian ini merupakan studi literature
penurunan tekanan darah karena didalam daun salam terdapat senyawa flavonoid dan
minyak atsiri yang berperan dalam penurunan tekanan darah, serta dengan rutin
mengkonsumsi juga dapa membantu tubuh untuk membuang kelebihan cairan dan
garam yang berkaitan dengan penurunan tekanan darah.
3. Rebus daun salam dalam air 500 cc sampai air menyusut setengah nya
1. Rutin berolahraga
tekanan darah rata-rata 3,2-4,5 mmHg. Menurunkan berat badan tidak hanya
tekanan darah. Selain garam, membatasi gula dan karbohidrat olahan juga bisa
6. Mengelola stress