Makalah Pendidikan Karakter 7 Nurul Hikmah Rahmawati
Makalah Pendidikan Karakter 7 Nurul Hikmah Rahmawati
Makalah Pendidikan Karakter 7 Nurul Hikmah Rahmawati
DOSEN PENGAMPU
INDRIATURRAHMI, S.Kom.,M.Pd
DISUSUN OLEH :
NIM : 21241067
KELAS : B (PTI)
Tips memilih metode pembelajaran yang tepat agar efektif dan menyenangkan untuk bisa
menerapkan metode pembelajaran yang tepat, seseorang guru perlu memahami materi yang
akan diberikan, serta karakteristik peserta didik. Artinya, guru disarankan untuk
menggunakan metode pembelajaran yang variatif, sehingga tidak terpaku pada satu jenis saja.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih metode pembelajaran.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih metode pembelajaran.
7. Lakukan evaluasi
Untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau tidak, guru
perlu memberikan evaluasi atau penilaian. Dari sini akan diketahui apakah
kegiatan belajar mengajar sudah berjalan efektif atau belum.
Metode investigasi dapat dilaksanakan secara kelompok atau individu. Metode ini
dilakukan dengan cara melibatkan peserta didik dalam kegiatan investigasi
(penelitian/penyelidikan).
2. Penemuan (Inquiry)
Metode inquiry adalah metode yang melibatkan peserta didik dalam proses
pengumpulan data dan pengujian hipotesis. Guru membimbing peserta didik untuk
menemukan pengertian baru, mengamati perubahan pada praktik uji coba, dan
memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar mereka sendiri. Dalam
metode inquiry, peserta didik belajar secara aktif dan kreatif untuk mencari
pengetahuan.
3. Discovery learning
Metode problem solving sangat potensial untuk melatih peserta didik berpikir
kreatif dalam menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi maupun masalah
kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Di dalam problem
solving, peserta didik belajar sendiri untuk mengidentifikasi penyebab masalah dan
alternatif untuk memecahkan masalahnya. Tugas guru dalam metode problem solving
adalah memberikan kasus atau masalah kepada peserta didik untuk dipecahkan.
6. Problem Posing
Problem posing berasal dari bahasa Inggris yang terdiri atas kata problem dan
pose. Problem posing dalam terjemahan bebasnya berarti pengajuan masalah (soal).
Problem posing menjadi metode pembelajaran kognitif, khususnya pada mata
pelajaran matematika. Setelah guru yakin siswa telah mampu mengerjakan soal-soal
latihan yang diberikan, guru kemudian menugaskan siswa untuk membuat soal-soal
latihan baru yang sesuai dengan soal-soal latihan yang diberikan guru. Metode ini
sangat baik untuk meningkatkan pemahaman siswa pada problem yang sedang
dipelajari karena semakin banyak pengalaman siswa mengerjakan soal maka retensi
ilmu pengetahuan diasumsikan dapat bertahan lebih lama.
7. Mind mapping
Mind mapping merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang digunakan melatih
kemampuan menyajikan isi (content) materi pelajaran dengan pemetaan pikiran (mind
mapping). Mind map dikembangkan oleh Tony Buzan (2002) sejak akhir tahun 1960-
an sebagai cara untuk mendorong peserta didik mencatat hanya dengan menggunakan
kata kunci dan gambar. Kegiatan ini sebagai upaya yang dapat mengoptimalkan
fungsi otak kiri dan kanan, yang kemudian dalam aplikasinya sangat membantu
untuk memahami masalah dengan cepat karena telah terpetakan. Hasil mind mapping
berupa mind map. Mind map adalah suatu diagram yang digunakan untuk
merepresentasikan kata-kata, ide-ide, tugas-tugas, ataupun suatu yang lainnya yang
dikaitkan dan disusun mengelilingi kata kunci ide utama.
Pembelajaran aktif pada prinsipnya sama dengan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) atau
ALIS (Active Learning In School). Adapun prinsip-prinsip dalam pembelajaran aktif yaitu:
1. Prinsip melakukan, yang dalam CBSA disebut belajar sambil bekerja, pada dasarnya
pembelajaran itu harus membuat peserta didik berbuat sesuatu, bukan tinggal diam,
berpangku tangan.
2. Prinsip menggunakan semua alat indra (panca indra), bahwa dalam pembelajaran
hendaknya mengaktifkan semua alat indra untuk memperoleh informasi atau
pengetahuan. Dengan mengerahkan semua indra (sejauh mungkin) peserta didik akan
memperoleh pengetahuan atau informasi yang lebih mengesankan, bukan sekedar
hafalan, dan tidak mudah untuk dilupakan.
3. Prinsip eksplorasi lingkungan, bahwa pembelajaran aktif memanfaatkan lingkungan
sebagai sarana media atau sumber belajar. Lingkungan itu dapat berupa objek (benda-
benda), tempat (situasi dan kondisi), kejadian atau peristiwa dan ide atau gagasan.
a. Kelebihan
1. Siswa dapat belajar dengan cara yang menyenangkan, sehingga materi sesulit apapun
siswa tidak akan merasa sulit.
2. Aktivitas yang ditimbulkan dalam active learning dapat meningkatkan daya ingat
peserta didik, karena gerakan dapat mengikat daya ingat pada memori jangka panjang.
3. Active learning dapat memotivasi siswa lebih maksimal sehingga dapat
menghindarkan siswa dari sikap malas, mengantuk, melamun.
b. Kekurangan
1. Suasana gaduh di kelas akibat dari aktivitas yang ditimbulkan oleh active learning
justru sering kali dapat mengacaukan suasana pembelajaran.
2. Konsep pembelajaran aktif (active learning) menyenangkan juga dapat membuat
siswa lebih cenderung hanya untuk bermain dan melupakan tugas utamanya untuk
belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Admin,(2014), Pengertian Alternatif Metode Pembelajaran, (Online),
https://www.matrapendidikan.com/2014/07/alternatif-metode-pembelajaran.html, diakses
pada 12 Desember 2022.