Pеrtеmuan 6 - Kebijakan Dan Perencanaan Kredit
Pеrtеmuan 6 - Kebijakan Dan Perencanaan Kredit
Pеrtеmuan 6 - Kebijakan Dan Perencanaan Kredit
PЕRTЕMUAN 6
A. TUJUAN PЕMBЕLAJARAN
B. URAIAN MATЕRI
1. Kebijakan Kredit
Sebelum fasilitas kredit diberikan, maka bank harus yakin bahwa
kredit yang diberikan akan kembali, keyakinan tersebut diperoleh dari hasil
penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan, untuk mendapatkan
nasabah yang benar - benar layak untuk diberikan pinjaman, dilakukan
dengan analisis 5 C dan 7 P, penilaian dengan analisis 5 C menurut Kasmir
(2008:117) adalah sebagai berikut :
a. Character Character merupakan sifat atau watak seseorang, siafat atau
watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat
dipercaya. Pemberian kredit didasari atas dasar kepercayaan yang berasal
dari pihak bank bahwa peminjam mempunyai moral, watak maupun sifat-sifat
pribadi yang positif dan kooperatif. Disamping itu, peminjam mempunyai
tanggung jawab, baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia,
kehidupannya sebagai anggota masyrakat maupun dalam menjalankan
usahanya. Karakter ini merupakan faktor dominan sebab walaupun calon
debitur tersebut mempunyai itikad baik untuk mampu dan menyelesaikan
utangnya, namun jika tidak memiliki itikad baik tentu akan membawa
berbagai kesulitan bagi bank di kemudian hari.
b. Capacity
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam
membayar kredit, dari penilaian dapat terlihat kemampuan nasabah / kreditur
dalam mengelola bisnis, kemampuan ini dihubungkan dengan pendidikan dan
Univеrsitas Pamulang Angga Pratama, S.E., M.M.
2. Perencanaan Kredit
Kegiatan awal dari proses perkreditan di bank adalah dengan
membuat proses perencanaan kredit. Proses ini diperlukan karena
merupakan awal dari manajemen perkreditan, dimana tujuan, strategi untuk
mencapai tujuan, sasaran, dan program perkreditan ditentukan melalui
proses perencanaan.
Dengan proses perencanaan kredit ini, diharapkan bisa dievaluasi
apakah kegiatan perkreditan mencapai tujuan dan sasaran yang telah
diinginkan oleh pimpinan manajemen dalam organisasi perbankan, sehingga
tidak ada satupun kegiatan dalam proses operasional perbankan yang tidak
melalui proses perencanaan yang matang meskipun dalam persiapan
proses perencanaan tersebut sangatlah sederhana.
Dengan demikian, untuk kegiatan usaha nasabah bank yang
sederhana sekalipun akan memerlukan rencana kerja, sehingga semakin
rumit sautu kegaitan usaha yang akan dilakukan, rencana kerja yang harus
disusun pun semakin rumit pula sesuai dengan kebutuhan dan kondisi bisnis
perkrediatan tentunya.
Kegiatan perkreditan yang dijalankan oleh suatu bank merupakan
kegiatan bisnis yang paling dominan dan merupakan sektor pendapatan
terbesar bagi bank dalam menghasilkan keuntungan. Tentunya untuk
menjalankan kegiatan perkreditan ini diperlukan proses perencanaan yang
matang dan terorganisir. Karena dalam kegiatan perkreditan ini, juga banyak
ditemui risiko- risiko yang bila tidak diminimalisir serta dikendalikan dengan
proses perencanaan kredit yang matang, tentunya akan berdampak pada
kelangsungan hidup bank tersebut.
Perencanaan perkreditan ini meliputi kegiatan-kegiatan menentukan
tujuan pemberi kredit, bagaimana menetapkan sasaran, program dari sektor-
sektor ekonomi mana yang akan dibiayai. Oleh karena itu, perencanaan
kredit berupa kajian bagaimana dan ke arah mana penyaluran kredit ini akan
dilakukan. Dilihat dari sisi jangka waktu, perencanaan kredit ini meliputi
perencanaan jangka pendek ( biasanya ± 1 tahun ), perencanaan jangka
Univеrsitas Pamulang Angga Pratama, S.E., M.M.