Kredit Macet1
Kredit Macet1
Kredit Macet1
Disusun Oleh :
Yustisia Rahayuning Tyas
Aisya Ayu Rahmadiani
Gayatri Dyah Rahmandita
Wulan Purnamasari
HUKUM PERBANKAN C
PENGERTIAN KREDIT MACET
Capacity (Kemampuan)
Penilaian kemampuan dapat diperoleh dengan meneliti tentang keahlian calon debitur dalam bidang
usahanya dan kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan dibiayainya
dikelola oleh orangorang yang tepat, sehingga dalam jangka waktu tertentu mampu melunasi atau
mengembalikan pinjamannya.
Capital (Modal)
Penilaian modal dilakukan oleh bank dengan menganalisis terhadap posisi keuangan secara menyeluruh
mengenai masa lalu dan yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan calon
debitur dalam menunjang pembiayaan proyek atau usaha calon debitur yang bersangkutan.
Condition (Kondisi)
Penilaian kondisi ekonomi dilakukan oleh bank dengan menganalisis keadaan pasar di dalam dan di luar
negeri, baik masa lalu maupun yang akan datang, sehingga masa depan pemasaran dari hasil proyek
atau usaha calon debitur yang dibiayai dapat pula diketahui.
PRINSIP LAINNYA
Disamping prinsip 5c, ada pula prinsip lain, seperti prinsip 3R dan 7P. Prinsip 3R terdiri dari
Return
Yaitu penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan calon peminjam setelah
mendapatkan kredit, apakah hasil tersebut cukup untuk menutup hasil pinjaman serta
sekaligus memungkinkan pula usahanya untuk berkembang terus.
Repayment
Sebagai kelanjutan dari return diatas, yang kemudian diperhitungkan kemampuan, jadwal serta
jangka waktu pengembalian kembali kredit.
• Party (golongan)
• Purpose (tujuan)
• Payment (pembayaran kembali)
• Profitability (kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan)
• Protection (perlindungan)
• personality (kepribadian)
• prospect (prospek usaha)
Personality
Kriteria pertama adalah personality, yaitu kepribadian dari calon peminjam yang
mengajukan kreditnya. Kriteria ini hampir sama dengan kriteria character dari prinsip 5C
yang telah dijelaskan diatas, dimana melihat bagaimana keseluruhan kepribadian nasabah
mencakup sikap dan perilakunya sehari-hari.
Party
Yang kedua dalam prinsip 7P adalah party, dimana calon peminjam dimasukkan ke dalam
beberapa golongan yang terkait dengan kondisi keuangannya. Biasanya pihak bank
mengklasifikasikan nasabah berdasarkan modal yang dimiliki, kepribadian, loyalitas, dan lain
sebagainya. Dengan adanya perbedaan klasifikasi dan golongan ini, akan ada perbedaan
pula dalam pemberian fasilitas kredit nantinya.
Purpose
Kriteria yang ketiga adalah purpose, yaitu apa tujuan dari calon peminjam dalam
mengajukan kreditnya pada lembaga keuangan. Pihak bank perlu mengetahui untuk apa
dana tersebut akan digunakan, misalnya untuk modal usaha, investasi, biaya pendidikan,
atau justru kegiatan konsumtif. Hal ini juga akan menyesuaikan dengan fokus dari bank atau
lembaga keuangan tersebut, misalnya jika bank tersebut berfokus pada pengelolaan modal
maka akan tepat bagi nasabah yang mengajukan kredit untuk usaha.
Prospect
Kriteria keempat dari prinsip 7P adalah prospect, yaitu bagaimana prospek dari usaha yang dijalankan oleh
calon peminjam. Tentu saja prinsip ini berlaku khusus bagi nasabah yang mengajukan pinjaman untuk modal
usaha atau bisnis yang dikelolanya. Dengan mengetahui apakah usaha dan bisnis tersebut memiliki prospek ke
depan yang bagus atau tidak, maka bank pun dapat memprediksi bagaimana perkiraan kemampuan bayar dari
nasabah.
Payment
Masih berkaitan dengan kriteria sebelumnya, kriteria yang kelima ini juga bertujuan mengukur bagaimana
kemampuan bayar dari calon peminjam. Prinsip payment dilihat dari sumber pendapatan nasabah, kelancaran
usaha yang dijalankan, hingga prospek dari usaha tersebut. Dengan begitu, pihak bank atau lembaga keuangan
dapat menilai apakah nasabah tersebut memang dapat membayar kreditnya atau tidak.
Profitability
Kriteria keenam adalah profitability, dimana pihak bank melihat bagaimana kemampuan calon peminjam dalam
menghasilkan keuntungan atau laba. Sama seperti beberapa kriteria sebelumnya, kriteria ini lebih dikhususkan
pada nasabah yang meminjam untuk keperluan usahanya. Semakin tinggi tingkat profitability dari calon
peminjam, maka akan semakin tinggi pula kemungkinan kredit yang diajukan dapat disetujui bank.
Protection
Tidak jauh berbeda dengan kriteria collateral pada prinsip 5C, kriteria protection ini juga mengacu pada jaminan
yang dapat diberikan oleh calon peminjam. Selain jaminan berupa barang seperti aset rumah atau
perusahaan, protection ini juga dapat berupa jaminan asuransi yang dimiliki oleh nasabah.