Uas Ikd 2 (Muhammad Jihant)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

STIKES GRIYA HUSADA SUMBAWA


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
Terakreditasi BAN PT No.628/SK/BAN-PT/Ak/PK/P/PT/XII/2019
Jl. Lingkar Kebayan-Sumbawa Besar, Telp: 0818 0552 3900
Email: [email protected], webs: https://stikes-ghs.ac.id

SOAL UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2020


Mata Kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar II
Dosen pengapung : Didincermin Ajaib, S.Kep.,Ns.,M.Kes
Jumlah SKS : T:3
Hari/Tanggal UAS : Selasa, 30-06/2020

1. Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap keperawatan periopeaktif


2. Jelaskan peran perawat instrumen dan peran perawat sirkuler
3. Sebutkan metode umum sterilisasi
4. Sebutkandan dan jelaskan strategi pencegahandan pengendalian
infeksi
5. Sebutkan dan jelaskan karakteristik status nutrisi
6. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan cairan dan elektrolit
7. Sebutkan dan jelaskan gangguan eliminasi urine
8. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi alvi
9. Sebutkan dan jelaskan aspek moral
10. Sebutkan dan jelaskan cara menangani gangguan eliminasi alvi

SELAMAT BEKERJA
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
STIKES GRIYA HUSADA SUMBAWA
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
Terakreditasi BAN PT No.628/SK/BAN-PT/Ak/PK/P/PT/XII/2019
Jl. Lingkar Kebayan-Sumbawa Besar, Telp: 0818 0552 3900
Email: [email protected], webs: https://stikes-ghs.ac.id

NAMA : MUHAMMAD JIHANT KHUDZAIFAH

NIM : IPA19008

MATA KULIAH : ILMU DASAR KEPERAWATAN II

Jawaban:

1) a. Tahap pra operasi.

Tahap ini merupakan tahap awal dari keperawatan periopertif. Kesuksesan tindakan
pembedahan secara keseluruhan sangat tergantung pada tahap ini, kesalahan yyang
dilakukan pada tahap ini akan berakibat fatal pada tahap berikutnya. Bagi perawat
perioperative tahap ini di mulai pada saat pasien diserah-terimakan dikamar operasi dan
berakhir pada saat pasien dipindahkan ke meja operasi.

b. Tahap intra operasi.

Tahap ini dimulai setelah pasien dipindahkan ke meja operasi dan berakhir ketika pasien
dipindahkan ke ruang pemulihan. Aktivitas di ruang operasi difokuskan untuk perbaikan,
koreksi atau menghilangkan masalah-masalah fisik yang mengganggu pasien tanpa
mengenyampingkan psikologis pasien. Diperlukan kerjasama yang sinergis antar anggota
tim operasi yang disesuaikan dengan peran dan tanggung jawab masing-masing. Salah
satu peran dan tanggung jawab perawat adalah dalam hal posisi pasien yang aman untuk
aktifitas pembedahan dan anestesi.

c. Tahap pasca operasi.

Keperawatan pasca operasi adalah tahap akhir dari keperawatan perioperatif. Selama
tahap ini proses keperawatan diarahkan pada upaya untuk menstabilkan kondisi pasien.
Bagi perawat perioperative perawatan pasca operasi di mulai sejak pasien dipindahkan ke
ruang pemulihan sampai diserah-terimakan kembali kepada perawat ruang rawat inap
atau ruang intensif.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
STIKES GRIYA HUSADA SUMBAWA
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
Terakreditasi BAN PT No.628/SK/BAN-PT/Ak/PK/P/PT/XII/2019
Jl. Lingkar Kebayan-Sumbawa Besar, Telp: 0818 0552 3900
Email: [email protected], webs: https://stikes-ghs.ac.id

2) A. Perawat instrumen bertanggung jawab dalam menejemen sirkulasi dan suplai alat-
alat instrumen, mengatur alat-alat yang akan dan telah digunakan serta menjaga
kelengkapannya, mempertahankan integritas lapangan steril dan berbagai tanggung
jawab lainnya dalam sebuah tindakan operasi.

mana idealnya masing – masing peran memiliki tugas dan tanggung jawab khusus.

B. Perawat sirkuler memiliki tugas antara lain menyalakan lampu operasi, melayani
penambahan instrument, alat – alat selama operasi berlangsung dan mengikat jas
operator (dokter bedah), perawat asisten dan instrumentator.

3) Metode sterilisasi :
 Metode Panas Kering
 Metode Kimiawi
 Sterilisasi Sinar UV
 Penyaringan
 Gas
4) Strategi pencegahan dan pengendalian infeksi :

1.)peningkatan daya tahan panjamu,dapat pemberian imunisasi aktif(contoh paksinasi


B),atau pemberian imunisasi pasif(imonugiobulin).
2.)inaktifasi agen penyebap infeksi,dapat di lakukan metode pisik atau kimiawi.contoh
metode fisik adalah (pasteurisasi atau sterilisasi) dan memesak makanan
seperlunya.metode kimiawi termasuk klorinasi air,disinfeksi
3.)memutus mata rantai penularan.merupakan hal yang paling mudah untuk mencegah
penularan penyakit infeksi,tetapi hasilnya bergantung kepada ketaatan petugas dalam
melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan.
5) Karakteristik status nutrisi :

a) Body Mass Index (BMI)


Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI
dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji
kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.
b) Ideal Body Weight (IBW)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
STIKES GRIYA HUSADA SUMBAWA
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
Terakreditasi BAN PT No.628/SK/BAN-PT/Ak/PK/P/PT/XII/2019
Jl. Lingkar Kebayan-Sumbawa Besar, Telp: 0818 0552 3900
Email: [email protected], webs: https://stikes-ghs.ac.id

Merupakan perhitungan barat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan
ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10%
dari jumlah itu.
6) Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan eletrolit :
 Usia
 Jenis kelamin
 Ses – sel lemak
 Stres
 Sakit
 Temperature lingkunga
 Diet
7) Gangguan eliminasi urine :

1. Retensi yaitu adanya penumpukan urine didalam kandung kemih


danketidaksanggupan kandung kemih untuk mengosongkan diri.

2 Inkontinensia urineyaitu ketidaksanggupan sementara atau


permanenototsfingtereksternal untuk mengontrol keluarnya urine dari kandung kemih.

3. Enuresis Sering terjadi pada anak-anak, umumnya terjadi pada malamhari


(nocturnal enuresis), dapat terjadi satu kali atau lebih dalamsemalam.

4. Urgency adalah perasaan seseorang untuk berkemih.

5. Dysuria adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih

6. Polyuria Produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal,seperti


2.500ml/hari, tanpa adanya peningkatan intake cairan.

7. Urinari suppresi adalah berhenti mendadak produksi urine

8) Faktor – fator yang mempengaruhi eliminasi Alvi :


 Usia
 Diet
 Usupan cairan
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
STIKES GRIYA HUSADA SUMBAWA
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
Terakreditasi BAN PT No.628/SK/BAN-PT/Ak/PK/P/PT/XII/2019
Jl. Lingkar Kebayan-Sumbawa Besar, Telp: 0818 0552 3900
Email: [email protected], webs: https://stikes-ghs.ac.id

 Aktifitas
 Pengobatan
 Gaya hidup
 Penyakit
 Nyeri
9) Moral berasal dari nilai tentang sesuatu, yang menekankan tiga komponen moral yang
baik, yaitu moral knowing (pengetahuan tentang moral), moral feeling (perasaan
tentang moral), dan moral action (perbuatan moral), yang diperlukan agar anak
mampu memahami, merasakan, dan mengerjakan nilai-nilai kebajikan. Istilah lainnya
adalah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
10) Cara menangani gangguan eliminasi Alvi :

a.       Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan


Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan merupakan cara yang dilakukan untuk
mengambil feses sebagai bahan pemeriksaan, yaitu pemeriksaan lengkap dn pemeriksaan
kultur (pembiakan).
1.       Pemeriksaan feses lengkap merupakan pemeriksaan feses yang terdiri atas
pemeriksaan warna, bau, konsisten, lendir, darah, dan lain-lain.
2.       Pemeriksaan feses kultur merupakan pemeriksaan feses melalui biakan feses
melalui biakan dengan cara toucher (lihat prosedur pengambilan feses melalui tanggan).
b.      Menolong buang air besar dengan menggunakan pispot

Menolong buang air besar dengan mengunakan pispot merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu buang air besar secara sendiri dikamar
kecil dengan cara membantu menggunakan pispot (penampung) untuk uang air besar
ditempat tidur, dengan tujuan memenuhi kebutuhan eliminasi alvi.
C. Mengeluarkan feses dengan jari
Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukkan jari kedalam rectum pasien
cara ini digunakan untuk mengambil atau mengahancurkan masa feses sekaligus
mengeluarkannya.indikasi tindakan ini apabila massa feses terlalu keras dan dalam
pemberian enema  tidak berhasil,konstipasi serta terjadi pengerasan feses pada lansia
yang tidak mampu di keluarkan.

Anda mungkin juga menyukai